Professional Documents
Culture Documents
Perenungan tentang alam raya telah dimulai sebelum masehi, yaitu zaman filsafat Yunani
Thales (625 – 546 SM), menduga alam raya ini berasal dari air. Menurutnya, air
adalah pokok pangkal dari segala sesuatu yang ada dan akan berakhir kembali
Anaximandros (610 – 547 SM) salah seorang filosof, murid Thales, berpendapat
bahwa alam berasal dari sesuatu yang bernama “apeiron”, yaitu sesuatu yang
tidak dapat dirupakan dengan apapun yang ada di alam raya ini.
menjelaskan bahwa barang yang merupakan asal alam raya ini adalah satu dan
Heraklitos (540 – 480 SM) mengemukakan bahwa unsur asal alam ini adalah api yang
memiliki sifat dinamis, karena itu alam ini tidak tetap, semuanya bergerak dan terus
bergerak.
Parmenides (540 SM) menyatakan bahwa alam raya ini serba tetap dan segala yang
pandangan yang menyebutkan bahwa alam raya ini terdiri atas empat unsur, yaitu udara,
api, air, dan tanah yang masing-masing memiliki sifat dingin, panas, basah, dan kering.
Pikiran Empedokles ini banyak mempengaruhi pemikiran para ahli filsafat sampai abad
ke 18.
“Dan Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, adapun arasy-nya
telah tegak pada air untuk menguji siapa di antara kalian yang lebih tinggi amalnya.”
Istilah enam hari (sittati ayyam) dalam ayat di atas bukanlah enam hari dalam arti
periode.
Hal ini berarti alam diciptakan Allah secara bertahap dalam periode-periode
tertentu.
misalnya :
bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”.
QS. Al-Anbiya, 21 : 30
“Apakah manusia-manusia yang ingkar itu tidak menyaksi-kan (mengetahui) bahwa langit
dan bumi (jagat raya ini) adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan keduanya. Dan
dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa- kah mereka tiada beriman?”
QS. Adz-Dzariyat, 51 : 47
“Dan langit (samaa’) itu Kami bangun dengan kekuatan dan sesungguhnya Kamilah yang
meluaskannya”.
Seorang ahli fisika: “Baiquni” menemukan makna bahwa sekitar 15 milyar tahun yang
lalu, alam semesta ini, energi materi (ardh = bumi) beserta ruang dan waktu (sama) keluar
dari satu titik dengan kekuatan yang sangat dahsyat dan dengan temperatur yang sangat
tinggi. Dengan demikian tidak ada suatu apapun yang lebih padu daripadanya.
“Allah yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu tidak sekali-kali akan
melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah itu sesuatu kepincangan (sesuatu yang tidak
seimbang); maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu menampakkan sesuatu keretakan? Maka
pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan
suatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan lemah dan payah.”
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah terciptanya langit dan bumi, dan perbedaan
bahasa dan warna kulitmu; sungguh dalam hal ini terdapat tanda-tanda bagi orang yang berilmu”.
Ayat di atas mengemukakan bahwa alam semesta ini berjalan dengan kokoh,
Alam dalam pandangan Islam adalah makhluk Allah yang diperuntuk-kan bagi manusia
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan meninggikan sebagian
dari kamu atas sebagian yang lain beberapa tingkat, untuk mengujimu atas apa yang telah
Allah mengajarkan manusia untuk mengenal alam sekelilingnya dengan baik, dalam
firman-Nya :
“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
Proses alamiah (hukum alam), didalam Islam disebut ‘Sunnatullah’ adalah hukum-hukum
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit, dan langit itu masih merupakan
asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: Datanglah kamu keduanya menurut
perintahKu dengan suka hati atau terpaksa, keduanya menjawab: Kami datang dengan
suka hati.”
Alam raya ini seyogyanya didayagunakan dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan seluruh
“Tuhan telah menundukkan bagimu apa saja yang ada di langit dan di bumi secara
kesuluruhannya.”
Asal usul manusia dalam pandangan Islam tidak terlepas dari figur Adam sebagai
manusia pertama. Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah di muka bumi
sebagai khalifah di muka bumi, firman Allah dalam QS. Al-Baqarah, 2 : 30:
“Dan Ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di muka bumi orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah?. Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.”
QS. Al-Baqaroh, 2 : 31 – 33 :
kepada para malaikat, seraya berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama-nama benda itu,
Mereka menjawab: Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang
telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh Engkaulah yang Maha Mengetahui Lagi
Maha Bijaksana.
Allah berfirman: Hai Adam beritahukan kepada mereka nama-nama benda ini. Setelah
langit dan bumi serta mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan”.
Proses penciptaan manusia selanjutnya melalui proses pencampuran bahan dari laki-laki
dan perempuan :
QS.Al-Mukminun, 23 : 12 :
“ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari
tanah.”
QS.Al-Mukminun, 23 : 13 :
“ Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim).”
QS.Al-Mukminun, 23 : 14 :
“ Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maha
QS.As-Sajdah, 32 : 8 – 9 :
“ Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani).
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)-Nya dan
Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur.”
Karena manusia berasal dari tanah, maka iblis tidak mau bersujud di hadapan manusia,
“….. Iblis berkata: Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api,
Tubuh memiliki daya yang bersifat fisik, seperti mendengar, melihat, mencium,
A’raf, 7 : 172):
“ Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah
Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. Kami
lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami
(bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Allah).”
QS.Al-A’raf, 7 : 179 :
“ Sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan
manusia.
Mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah)
dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunaka untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). Mereka itu bagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-
yang dinamis.
kepada Allah.
Sebagai ‘Abdullah berarti hamba, yaitu orang yang ta’at dan patuh kepada perintah
Allah.
QS.Fathir, 35 : 39 :
“ Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barang siapa yang kafir,
maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak
lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhannya, dan kekafiran orang-orang kafir
QS.Ath-Thin, 95 : 5 :
QS.Ali-Imran, 3 : 112 :
“ Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang
kepada tali Allah dan tali manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan
mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan
membunuh para Nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka
peraturan mengenai perintah dan larangan Tuhan yang dibawa oleh utusan-Nya untuk seluruh
manusia
Pertama, tata keyakinan atau credial, yaitu bagian dari agama yang paling mendasar
berupa keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural, Dzat Yang Maha Mutlak
Kedua, tata peribadatan atau ritual, yaitu tingkah laku dan perbuatan-perbuatan
manusia dalam berhubungan dengan dzat yang diyakini sebagai konsekuensi dari
manusia dengan manusia, atau manusia dengan alam lainnya, sesuai dengan keyakinan
Manusia adalah makhluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang sangat baik, ciptaan
Potensi yang dimiliki manusia tidak mampu menjawab semua problematika yang datang
Badan (raga)
Akal
Rasa
Kepercayaan