You are on page 1of 12

PENGARUH KOMBINASI TEKNIK RELAKSASI BENSON DAN

AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN


HIPERTENSI PRIMER DI RSUD Dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO
WONOGIRI

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :
MARETA OVY YULIA
S12.024

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016
Pengaruh Kombinasi Teknik Relaksasi Benson dan Aromaterapi Lavender
terhadap Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Primer di RSUD Dr. Soediran
Mangun Sumarso Wonogiri

Mareta Ovy Yulia1) Anita Istiningtyas2) Ratih Dwi Lestari P.U 3)


1)
Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
2) 3)
Dosen Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Abstrak
Penderita Hipertensi di dunia diperkirakan 1 milyar penduduk dan menyebabkan
kematian sebanyak 8 juta/tahun. Tekanan darah yang tidak menurun setelah diberikan
pengobatan dapat menyebabkan komplikasi dan meningkatkan mortalitas dan
morbiditas. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Kombinasi Teknik
Relaksasi Benson dan Aromaterapi Lavender terhadap Tekanan Darah pada Pasien
Hipertensi Primer di RSUD Wonogiri.
Desain penelitian ini menggunakan pre eksperimental dengan pre and post test without
control. Populasi penelitian adalah pasien hipertensi primer di Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Soediran Mangun Suwarso Wonogiri. Sampel 23 responden dengan teknik
purposive sampling. Alat pengukuran menggunakan tensimeter digital dan SOP. Analisis
data menggunakan Uji Wilcoxon dan paired t-test.
Intervensi diberikan 2 kali sehari dalam 3 hari berturut-turut selama 10-20 menit. Pretest
dilakukan sebelum intervensi pertama dan postest diukur setelah intervensi pada hari
ketiga.
Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik
pada pasien hipertensi primer sebanyak 100% di RSUD Wonogiri, dengan P Value 0.000
(p<0.05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada penurunan yang bermakna antara tekanan
darah sistolik dan diastolik pada sebelum dan sesudah pemberian kombinasi terapi
relaksasi benson dan aromaterapi lavender di RSUD Wonogiri tahun 2016.

Kata Kunci : Hipertensi Primer, Teknik Relaksasi Benson, Aromaterapi Lavender

Abstract

One billion people world-wide are suffering from hypertension, a serious medical
condition which causes 8 million/ year death. Nondecreasing blood pressure after

1
medication may lead to complication and increase mortality and morbidity. The present
research aims at finding out the influence of combination of Benson’s relaxation
technique and lavender aromatherapy on blood pressure of patients with essential
hypertension at the Regional Public Hospital of Wonogiri.
The research applied pre-experimental research design with pre-and posttest without
control group. Its population includes patients with essential hypertension at dr. Soediran
Mangun Sumarso Regional Public Hospital of Wonogiri. Samples of 23 respondents were
taken using purposive sampling technique. Measuring apparatus includes digital
tensiometer and SOP. Data were then analyzed using Wilcoxon test and paired t-test.
Intervention was given twice a day in three days for 10-20 minutes. Pretest was
conducted during the first intervention and posttest was measured after intervention on
the third day.
The research findings indicate that there has been a decrease on systolic and diastolic
blood pressure of essential hypertension patients at Regional Public Hospital of
Wonogiri of 100% with p-value of 0.000 (p<0.05).
It can be concluded that there has been a significant decrease on both systolic and
diastolic blood pressure prior to and after the provision of the combination of Benson’s
relaxation technique and lavender aromatherapy at Regional Public Hospital of
Wonogiri in 2016.

Keywords : Essential Hypertension, Benson’s Relaxation Technique, Lavender


Aromatherapy

PENDAHULUAN dalam terjadinya hipertensi esensial,


Hipertensi masih tetap seperti : faktor genetik, stress dan
menjadi masalah hingga saat ini, psikologis, serta faktor lingkungan dan
karena beberapa hal seperti diet (peningkatan penggunaan garam
meningkatnya prevalensi hipertensi, dan berkurangnya asupan kaliun atau
masih banyaknya pasien hipertensi kalsium) (Yessie&Andra, 2013).
tidak terjadi penurunan tekanan darah Penderita Hipertensi di dunia
yang belum mendapat pengobatan diperkirakan 1 milyar penduduk, dimana
maupun yang telah diobati tetapi tidak dua pertiganya terdapat di negara-
terjadi penurunan tekanan darah, selain negara berkembang. Hipertensi
itu juga adanya komplikasi yang dapat menyebabkan 8juta/tahun penduduk di
meningkatkan mortalitas dan morbiditas seluruh dunia meninggal setiap
(Yogiantoro, 2007). tahunnya, hampir 1,5 juta penduduk
Hipertensi primer saat ini diantaranya terdapat di kawasan Asia
mencapai 90% kasus. Sampai saat ini tenggara. WHO mencatat pada tahun
belum diketahui penyebabnya secara 2012 terdapat 839 juta kasus penderita
pasti. Beberapa faktor yang berpengaruh hipertensi dan diperkirakan meningkat

2
menjadi 1,15 milyar pada 2009, jumlah kasus penyakit hipertensi
tahun 2025 atau sekitar 29% dari total di Kabupaten Wonogiri terus mengalami
penduduk dunia. (Triyanto, 2014). peningkatan. Pada tahun 2005 jumlah
Prevalensi hipertensi di kasusnya sebanyak 18,23%, tahun 2006
Indonesia berdasarkan hasil sebanyak 18,26% kasus, tahun 2007
pengukuran menurut usia ≥18 tahun sebanyak 19,61% kasus, tahun 2008
sebesar 25,8%, sejumlah 9,4% yang di sebanyak 12,64% kasus, dan pada tahun
diagnosis tenaga kesehatan dan terdapat 2009 sebanyak 31,25% kasus, dimana
0,1 % yang minum obat sendiri selama kurun waktu 5 tahun tersebut
sedangkan 0,7% yang mempunyai terjadi peningkatan jumlah kasus sebesar
tekanan darah normal tetapi sedang 71,45%. Data kasus penyakit tidak
minum obat hipertensi (Kemenkes RI, menular di Puskesmas dan di Rumah
2013). Sakit di Provinsi Jawa Tengah tahun
Prevalensi kasus hipertensi 2008 menyebutkan bahwa kasus
primer dari tahun ke tahun di Provinsi hipertensi esensial di Kabupaten
Jawa Tengah terus mengalami Wonogiri sebanyak 29.940 atau 3,41%
peningkatan, hal ini dapat dilihat dari dari 35 Kabupaten/Kota di seluruh Jawa
prevalensi hipertensi tahun 2006 yaitu Tengah. Sehingga Kabupaten Wonogiri
sebesar 1,87%. Meningkat pada tahun masuk dalam 10 besar jumlah kasus
2007 menjadi 2,02% dan pada tahun hipertensinya se-Jawa Tengah.
2008 meningkat kembali menjadi Kabupaten Wonogiri terletak pada
3,30%. Peningkatan kasus ini daerah pegunungan dengan mata
disebabkan antara lain karena rendahnya pencaharian sebagian besar
kesadaran masyarakat untuk penduduknya adalah petani dipedesaan
memeriksakan tekanan darah secara dini (Dinkesprov Jateng, 2009).
tanpa harus menunggu adanya gejala. Teknik relaksasi benson
Selain itu paparan faktor risiko pola merupakan pengembangan metode
makan yang tidak sehat dan kurangnya respon relaksasi dengan melibatkan
olahraga juga bisa memicu peningkatan faktor religius (faith factor). Benson &
kasus tersebut (Dinkesprov Jateng, Proctor 2000,dalam Purwanto, 2006
2009: 34-35). menjelaskan bahwa relaksasi Benson
Laporan kasus penyakit tidak akan menghambat aktifitas saraf
menular berdasarkan Kabupaten/Kota simpatis yang dapat menurunkan
Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2005- konsumsi oksigen oleh tubuh dan

3
selanjutnya otot-otot tubuh atas beberapa kandungan seperti
menjadi relaks sehingga menimbulkan monoterpene hidrokarbon, camphene,
perasaan tenang dan nyaman. limonene, geraniol lavandulol, nerol dan
Terapi relaksasi benson mampu sebagian besar mengandung linalool
menurunkan kadar kortisol yaitu hormon dan linalool asetat dengan jumlah
stress yang berkontribusi besar dalam sekitar 30-60% dari total berat
tekanan darah tinggi, selain itu relaksasi minyak, dimana linalool merupakan
Benson juga efektif untuk kandungan aktif utama untuk relaksasi
menurunkan rasa nyeri. Kelebihan (Nuraini, 2014). Aromaterapi lavender
latihan tehnik relaksasi dari pada latihan bekerja dengan merangsang sel saraf
yang lain adalah latihan relaksasi lebih penciuman dan mempengaruhi sistem
mudah dilakukan bahkan dalam kondisi kerja limbik dengan meningkatkan
apapun serta tidak memiliki efek perasaan positif dan rileks.
samping, disamping itu lebih mudah Aromaterapi lavender bekerja dengan
dilaksanakan oleh pasien, menekan mempengaruhi tidak hanya fisik tetapi
biaya pengobatan, dan dapat digunakan juga tingkat emosi (Setiono dan
untuk mencegah terjadinya stress Hidayati, 2005). Manfaat pemberian
(Yosep, 2007). aromaterapi lavender bagi seseorang
Aromaterapi dapat adalah dapat menurunkan kecemasan,
mempengaruhi lymbic system di otak nyeri sendi, tekanan darah tinggi,
yang merupakan pusat emosi, suasana frekuensi jantung, laju metabolik, dan
hati atau mood, dan memori untuk mengatasi gangguan tidur (insomnia),
menghasilkan bahan neurohormon stress dan meningkatkan produksi
endorpin dan encephalin, yang bersifat hormon melatonin dan seretonin
sebagai penghilang rasa sakit dan (Setiono & Hidayati, 2005).
seretonin yang berefek menghilangkan Hasil Studi Pendahuluan di
ketegangan atau stress serta kecemasan Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
(Perez, 2003). Soediran Mangun Sumarso Wonogiri
Aromaterapi lavender berasal didapatkan bahwa pada bulan januari
dari sari minyak pada pucuk bunga 2016 terdapat 25 penderita hipertensi
lavender yang bersifat menenangkan primer, pada bulan februari 2016
dan memberikan kesegaran (Purwanto, terdapat 16 penderita hipertensi primer,
2013, hlm51). Minyak lavender dan pada bulan maret 2016 terdapat 28
memiliki banyak potensi karena terdiri penderita hipertensi primer dengan rata-

4
rata 23 kasus dalam perbulan. dr. soediran mangun sumarso
Kejadian banyak dialami pada laki-laki wonogiri.
dan perempuan yang berusia >35tahun. METODE PENELITIAN
Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Jenis penelitian ini adalah
Soediran Mangun Sumarso Wonogiri kuantitatif. Desain pre-eksperimental
pemberian terapi farmakologi bagi dengan rancangan penelitian pre and
penderita hipertensi primer berupa post test without control.
kaptopril sebanyak 1-2 kali/hari dan Populasi penelitian ini adalah
dilanjutkan dengan terapi non pasien hipertensi primer di Rumah
farmakologi berupa kombinasi terapi
Sakit Umum Daerah dr. Soediran
relaksasi benson dan aromterapi
Mangun Suwarso Wonogiri dengan
lavender yang diberikan 2 kali dalam
umur >35 Tahun, yang berjumlah 69
sehari selama 10-20 menit, minimal 4
orang pada 3 bulan terakhir saat studi
jam setelah minum obat pagi pukul
pendahuluan.
07.00 WIB dan 4 jam setelah minum
obat sore pukul 17.00 WIB yang Sampel sebanyak 23
berguna untuk menghilangkan pengaruh responden, dengan kriteria inklusi
dari terapi farmakologi. Hasil dari pasien rawat inap minimal selama 3
wawancara dengan salah satu perawat di hari perawatan di RSUD dr. Soediran
Bangsal Teratai Rumah Sakit Umum Mangun Sumarso, pasien rawat inap
Daerah Dr. Soediran Mangun Sumarso di RSUD dr. Soediran Mangun
Wonogiri mengatakan belum
Sumarso pada periode Mei-Juni,
mengetahui tentang Teknik Relaksasi
pasien yang menderita hipertensi
Benson dan Aromaterapi terhadap
primer yang tidak diketahui
Tekanan Darah pasien Hipertensi
penyebabnya dan bukan merupakan
Primer.
komplikasi atau akibat dari penyakit
Tujuan penelitian adalah
lainnya., pasien laki- laki maupun
untuk mengetahui pengaruh
perempuan yang mengalami
kombinasi teknik relaksasi benson
hipertensi primer dengan usia > 35
dan aromaterapi lavender terhadap
Tahun, pasien yang bersedia menjadi
tekanan darah pada pasien hipertensi
responden, penderita hipertensi
primer di rumah sakit umum daerah
ringan-sedang, pasien yang beragama

5
islam, pasien yang tidak Berdasarkan tabel 1. bahwa karakteristik
alergi terhadap aromaterapi, pasien responden menurut usia menunjukkan

yang minum obat kaptopril. Kriteria rerata usia responden yang mengalami
hipertensi primer adalah 47,57 tahun,
eksklusi meliputi pasien dengan
sebagian besar responden berada pada
hipertensi berat, pasien dengan
masa lansia akhir (46-55 tahun) yaitu
Hipertensi Sekunder, pasien yang
sebanyak 14 responden (60,9%),
mempunyai komplikasi penyakit lain
responden pada masa dewasa akhir (36-
(jantung koroner, stroke, dan acute 45 tahun) sebanyak 8 responden
miokard infark), pasien dengan (34,8%), dan responden pada masa
Gagal Ginjal Kronik, pasien yang lansia akhir (56-65 tahun) sebanyak 1
tidak bersedia menjadi responden. responden (4,3%). Hal ini sejalan
Teknik pengumpulan sampel dengan teori yang mengatakan bahwa
menggunakan purposive sampling. tekanan darah dewasa meningkat seiring
Instrumen yang digunakan dengan bertambahnya umur, pada lansia
untuk pengumpulan data adalah tekanan darah sistoliknya meningkat
tensimeter digital dan sop kombinasi sehubungan dengan penurunan
teknik relaksasi benson dan aromaterapi elastisitas pembuluh darah (Potter &
lavender. Perry,2005). Hipertensi primer muncul
Analisa data menggunakan uji antara usia 30-50 tahun dan angka
wilcoxon dan sampel paired t-test kejadian meningkat pada usia 50-60
dengan tingkat kepercayaan 95% / α = tahun daripada usia 60 tahun keatas
5%. (Black & Hawk, 2009). LeMone &
HASIL DAN PEMBAHASAN Burke (2008) mengatakan bahwa
Karakteristik responden hipertensi esensial (primer)
Tabel 1. Karakteristik Responden mempengaruhi usia pertengahan dan
berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin dewasa tua. WHO tahun 2012
Usia Frekuensi Presentase menyebutkan bahwa hipertensi
%
Dewasa awal 0 0 mempengaruhi lebih dari satu dari tiga
Dewasa akhir 8 34,8
Lansia awal 14 60,9 orang dewasa berusia 25 tahun keatas,
Lansia akhir 1 2,3
Jenis kelamin
atau sekitar satu miliar orang di seluruh
Laki – Laki 13 56,5 dunia. Berdasarkan tabel 1. didapatkan
Perempuan 10 43,5
bahwa Sebagian besar responden adalah
laki-laki sebanyak 13 responden (56,5%)

6
dan responden perempuan sebanyak 10 melaporkan bahwa di Indonesia proporsi
responden (43,5%). Tingginya risiko laki-laki pada kelompok hipertensi lebih
laki-laki untuk mengalami hipertensi tinggi dibanding kelompok non-
primer sebagaimana yang ditemukan hipertensi dan laki-laki secara bermakna
dari hasil analisis ini, sejalan dengan beresiko hipertensi 1,25 kali dari pada
penemuan Zambir Setiawan, 2008. Laki- perempuan. Hal ini sesuai dengan
laki lebih banyak mengalami pernyataan Smeltzer&Bare (2001)
kemungkinan hipertensi primer daripada bahwa laki-laki lebih beresiko menderita
perempuan, seringkali dipicu oleh hipertensi dibanding perempuan.
perilaku tidak sehat seperti merokok, Tekanan darah pada wanita akan
zat-zat kimia beracun didalam rokok meningkat secara signifikan setelah
seperti nikotin dan karbon monoksida menopause.
yang dihisap melalui rokok yang masuk Tabel 2. Uji Normalitas data Variabel
ke dalam aliran darah dapat merusak Selisih Tekanan Darah Sistolik dan
lapisan endotel pembuluh darah arteri Diastolik Sebelum dan Sesudah
dan mengakibatkan proses diberikan Intervensi
artereosklerosis, dan tekanan darah No Variabel Shapiro-Wilk
1 Tekanan Darah 0.099
tinggi (Direktorat Pengendalian Sistolik
2 Tekanan Darah 0,033
Penyakit Tidak Menular, 2006: 20).
Diastolik
Konsumsi alkohol yang berlebihan
mennyebabkab peningkatan kadar Berdasarkan Tabel 2. hasil uji
kortisol, dan peningkatan volume sel normalitas menunjukkan bahwa variabel
darah merah serta kekentalan darah tekanan darah sistolik sebelum dan
yang berperan dalam menaikan tekanan sesudah dilakukan intervensi memiliki
darah, rendahnya status pekerjaan, data yang distribusi normal. Sementara
kurang nyaman terhadap pekerjaan dan itu variabel tekanan darah diastolik
pengangguran yang menyebabkan stress. sebelum dan sesudah dilakukan
Stress yang dialami seseorang akan intervensi memiliki data yang tidak
membangkitkan saraf simpatis yang terdistribusi normal.
akan memicu kerja jantung dan Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tekanan
menyebabkan peningkatan tekanan Darah
darah. No Var Pre test Post test
Frek % Frek %
Penelitian ini sama dengan penelitian 1 Sistolik 23 100 0 0
>139 mmHg
oleh Rahajeng & Tuminah (2009) yang <139mmHg 0 0 23 100

7
2 Diastolik 23 100 0 0 dilakukan kombinasi terapi relaksasi
>89 mmHg
<89 mmHg 0 0 23 100 benson dan aromaterapi lavender
sebelumnya (pre) adalah 95,22 mmHg,
Berdasarkan tabel 3. hasil pre test dengan nilai median = 94 mmHg, modus
dikatakan hipertensi jika tekanan darah = 93 mmHg, serta SD = 4,045.
sistolik nya >139 mmHg dengan 23 Penelitian yang dilakukan oleh Aryana
responden dengan prosentase 100% dan (2013) tentang pengaruh relakasi benson
setelah intervensi (posttest) sebanyak 23 terhadap penurunan stress
responden dengan prosentase 100% merekomendasikan adanya latihan
mengalami penurunan tekanan darah benson relaksasi selama rata-rata 5 kali
sistolik nya. Hasil pre test dikatakan dalam seminggu. Latihan ini selain
hipertensi jika tekanan darah diastolik menurunkan stress juga dapat
nya > 89 mmHg dengan 23 responden meningkatkan kemampuan fisik dan
dengan prosentase 100% dan setelah kemampuan psikis. Beberapa pasien
intervensi (posttest) sebanyak 23 yang peneliti wawancarai lebih lanjut
responden dengan prosentase 100% tetang efek benson relaksasi
mengalami penurunan tekanan darah menyampaikan benson relaksasi tidak
diastoliknya. hanya menurunkan ketegangan psikis
Tabel 4. Analisis Rerata hasil dan fisik saja akan tetapi juga
Pengukuran Tekanan Darah Sistolik dan meningkatkan keyakinan terhadap
Diastolik Total Sebelum Intevensi. kesembuhan penyakit karena salah satu
Variabel Post isi benson relaksasi adalah memohon
Mean Median Modus SD
TD 137,26 137 138 1,322 kesembuhan terhadap Tuhan Yang
Sistolik
Maha Kuasa.
TD 82,43 81 81 3,396
Diastolik Tabel 5. Analisis Rerata hasil
Pengukuran Tekanan Darah Sistolik dan
Berdasarkan tabel 4. menunjukkan rerata
Diastolik Total Setelah Intevensi.
tekanan darah sistolik total sebelum
(pre) dilakukan kombinasi terapi Variabel Pre
Mean Median Modus SD
relaksasi benson dan aromaterapi TD 150,87 149 145 5,075
Sistolik
lavender adalah 150,87 mmHg, dengan TD 95,22 94 93 4,045
Diastolik
nilai median = 149 mmHg, modus = 145
mmHg serta SD = 5,075. Rerata tekanan
Berdasarkan tabel 5. menunjukkan rerata
darah diastolik kelompok yang
tekanan darah sistolik total sesudah

8 8
(post) dilakukan kombinasi terapi akibat perangsangan langsung
relaksasi benson dan aromaterapi adalah hipotalamus. Efek yang diawali dari
= 137,26 mmHg, dengan median = 137 amigdala kemudian dikirim melalui
mmHg, modus = 138 mmHg, dan SD = hipotalamus meliputi peningkatan atau
1,322 dan rerata tekanan darah diastolik penurunan tekanan arteri, meningkatkan
nya setelah dilakukan intervensi adalah atau penurunan denyut jantung. Minyak
= 82,43 mmHg, dengan median = 81 esensial lavender meningkatkan efek
mmHg, modus = 81 mmHg, dan SD = gamma-aminobutyric acid (GABA) di
3,396. Penelitian Chuang et al. (2014) amigdala (Peng, Koo, dan Yu, 2009).
terhadap 100 pekerja spa juga GABA adalah neurotransmiter yang
mendapatkan hasil yang sama. Rata-rata bersifat inhibitori pada sistem saraf
penurunan tekanan sistolik dan diastolik pusat. Dalam hal ini, salah satu
pada menit ke-15 adalah 0,81 mmHg komposisi utama minyak esensial
dan 0,45 mmHg, sementara rata-rata lavender, yaitu linalool, akan berikatan
penurunan denyut jantungnya adalah dengan reseptor GABA(A) (Xu et al.,
1,08 kali/menit. Penelitian Seo (2009) 2008).
dalam Chuang et al. (2014) juga Tabel 6. Analisis Perbandingan Rerata
melaporkan ada hubungan antara Tekanan Darah Sistolik Diastolik
inhalasi minyak esensial dengan sebelum dan sesudah diberikan
penurunan tekanan darah dan denyut intervensi
jantung pada siswi SMA. Chuang et al. Variable Mean SD P.Value
Tekanan Darah
(2014) mengakatan bahwa pemaparan Sistolik 150,87 5,075
Sebelum Intervensi 137,26 1,322 0,000
aromaterapi selama satu jam dapat Sesudah Intervensi
Tekanan Darah
meredakan stres sehingga efektif dalam Diastolik 95,22 4,045
menurunkan tekanan darah dan denyut Sebelum Intervensi 82,43 3,396 0,000
Sesudah Intervensi
jantung. Perangsangan area preoptik
pada hipotamalus akan menyebabkan Berdasarkan tabel 6. menggunakan uji
penurunan tekanan arteri dan frekuensi Sampel Paired t-test P Value (Sig.)
denyut jantung (Guyton dan Hall, 2008). <0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Amigdala mempunyai banyak sekali Seperti yang kita ketahui apabila P
hubungan dua jalur dengan hipotalamus Value (Sig.) > 0,05 maka H0 diterima
seperti juga dengan daerah sistem limbik dan H1 ditolak. Berdasarkan
lainnya. Pada umumnya, perangsangan menggunakan uji Wilcoxon P Value
pada amigdala dapat menyebabkan efek (Sig.) <0,05 maka H0 ditolak dan H1

9
diterima. Seperti yang kita ketahui SARAN
apabila P Value (Sig.) > 0,05 maka H0 1. Bagi Peneliti Selanjutnya
diterima dan H1 ditolak. Hasil statistik Bagi penelitian selanjutnya
pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa ada diharapkan penelitian ini dapat
perbedaan yang bermakna antara dijadikan sebagai evidence based,
tekanan darah sistolik dan diastolik pada practice dan Sebagai tambahan
sebelum dan sesudah pemberian informasi untuk mengembangkan
kombinasi terapi relaksasi benson dan penelitian lebih lanjut dari teknik
aromaterapi lavender. relaksasi benson dan aromaterapi
SIMPULAN lavender bagi penderita hipertensi
1. Hasil rerata usia responden yang didalam lingkup masyarakat atau
mengalami hipertensi primer adalah komunitas tanpa ada nya faktor
47,57 tahun dan sebagian besar perancu (terapi farmakologi) yang
responden yang mempunyai menghambat jalan nya penelitian.
hipertensi primer adalah laki-laki
sebesar 56,5% dan perempuan DAFTAR PUSTAKA
43,5%. Benson, H.,& Proctor, W. (2000).
2. Hasil rerata tekanan darah sistolik Dasar-dasar Respons Relaksasi.
dan diastolik sebelum dilakukan Bandung : Kaifa
kombinasi terapi relaksasi benson Black, J.M & Hawks, J.H. 2009.
dan aromaterapi lavender adalah Medical Surgical Nursing Clinical
150,87/95,22 mmHg. Management for Positive
3. Hasil rerata tekanan darah sistolik Outcomes. Eight Edition. Elseveir
dan diastolik sesudah dilakukan Saunders: Singapura.
kombinasi terapi terapi relaksasi Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri,
benson dan aromaterapi lavender 2009, Profil Kesehatan Kabupaten
adalah 137,26/82,43 mmHg Wonogiri Tahun 2008, Wonogiri:
4. Hasil analisis menunjukkan bahwa DKK.
ada perbedaan yang bermakna antara Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,
tekanan darah sistolik dan diastolik 2009, Profil Kesehatan Provinsi
pada sebelum dan sesudah pemberian Jawa Tengah Tahun 2008,
kombinasi terapi relaksasi benson Semarang:Dinas Kesehatan
dan aromaterapi lavender. Provinsi Jawa Tengah., 2007,
Profil Kesehatan Provinsi Jawa

10
Tengah Tahun 2, Semarang: Dinas Rahajeng, E. 2009. Pravelensi
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Hipertensi dan Determinannya.
Dinkes Propinsi Jawa Tengah. 2012. Jakarta : Majalah Kedokteran
Profil Propinsi Jawa Tengah Indonesia
Tahun 2012. Semarang : Dinkes Setiono, M dan Hidayati, N.S. 2005.
Jateng. Terapi Alternatif dan Gaya Hidup
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Sehat. Yogyakarta : Pradipta
Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Publishing.
Badan Penelitian dan Triyanto E, 2014. Pelayanan
Pengembangan Kesehatan. Keperawatan Bagi Penderita
Diakses melalui Hipertensi Secara Terpadu.
www.litbang.depkes.go.id/rkd201 Yogyakarta: Graha Ilmu
3/Laporan_Riskesdas2013.pdf Yessie&Andra. 2013. KMB 1
Nuraini, D. (2014). Aneka Manfaat Keperawatan Medikal Bedah
Bunga UntukKesehatan. (Keperawatan Dewasa).
Yogyakarta: Gaya Media. Yogyakarta: Nuha Medika.
Purwanto, Budhi. (2013). Herbal dan Yogiantoro M. 2007. Hipertensi
keperawatan komplementer Essensial dalam Buku Ajar Ilmu
(Teori, praktik, hukum dalam Penyakit dalam. 1st ed. Jakarta :
asuhan keperawatan). Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Nuha Medika. Dalam FKUI, hal : 599-603.

11

You might also like