Professional Documents
Culture Documents
2. Atur Routerboard agar mendapat DHCP Cliet dari ISP ( IP – DHCP Client)
5. Atur DHCP Server agar client mendapat akses internet (IP – DHCP Server )
2. Sampai langkah ini, web-proxy pada Router Mikrotik sudah aktif sebagai
Regular HTTP Proxy. Dengan kata lain jika PC Client ingin menggunakan
service proxy ini, maka harus disetting secara manual pada web browser
masing-masing client dengan menunjuk ip-mikrotik port 8080.
Agar tidak perlu setting web-browser client satu per satu, ubah web-proxy
Mikrotik agar berfungsi sebagai Transparent Proxy. Implementasinya,
gunakan fitur NAT untuk membelokan semua traffic browsing HTTP (tcp
80) yang berasal dari client ke fitur internal web-proxy yang sudah
diaktifkan sebelumnya.
3. Untuk membuatnya masuk pada menu IP->Firewall->NAT->Klik “+”.
Selanjutnya, karena semua traffic HTTP dari client sudah masuk ke web-
proxy, maka bisa dilakukan manajemen. Salah satunya adalah melakukan
blocking akses client ke website tertentu.
Blokir Website (HTTP)
Kemampuan ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan blocking traffic client yang
akan melakukan download untuk extention file tertentu, misal .iso, .exe, .zip, dsb.
Jika blocking URL didefinisikan pada parameter dst-host, pemblokiran file extention
dapat didefinisikan pada parameter Path dengan action=deny. Gunakan wildcard
(*) untuk menggantikan semua karakter di depan dan belakang file extention.
Sama halnya dengan Firewall Filter, NAT, Simple Queue, dsb, rule web-proxy access
akan dibaca secara berurutan mulai dari rule no. 0.