You are on page 1of 10

DESALINASI AIR LAUT: dari air garam menjadi air bersih layak minum

Posted on February 24, 2013 Updated on March 23, 2013


Salam,

PPMI Jeddah

—————————————————————————————————————
————–

Bagi yang tinggal atau pernah tinggal di daerah gurun seperti di Saudi Arabia dan sekitarnya,
pasti pernah terbesit dalam benak kita, darimanakah sumber air yang sehari-hari kita
konsumsi?? Sedangkan kita sadar bahwa daerah yang kita tinggali sebagian besar adalah
gurun pasir… Tentunya ada teknologi dibalik ini. Mari simak artikel dibawah ini:

KRISIS AIR

Selain disebabkan oleh lokasi geografis, keterbatasan akses pada sumber air bersih telah
menjadi masalah global. Krisis air bersih telah menjadi ancaman hampir di seluruh belahan
dunia. Hal ini terjadi karena sumber air alami tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan yang kian
meroket dengan tingginya laju pertumbuhan populasi manusia dan semakin gencarnya
industrialisasi di berbagai bidang. Dalam hal ini, industri beperan khususnya pada pencemaran
sumber air bersih dari limbah buangannya.

Keberadaan air bersih di bumi ini ternyata tidaklah banyak. Pada gambar di bawah ini terlihat
bahwa air bersih berada dalam porsi sangat terbatas dibandingkan dengan sumber air lainnya
(air laut). Dalam jumlah ini, terhitung pula porsi air yang tercemar limbah, sehingga netto air
bersih semakin kecil jumlahnya.

komposisi
air di bumi

Dari gambar diatas, air laut jelas menjadi potensi yang sangat besar jika dapat dimanfaatkan
untuk bahan baku air bersih. Dengan adanya inovasi teknologi, proses produksi air bersih dan
layak minum yang berasal dari air laut dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi
desalinasi air laut.

AIR LAYAK MINUM dari AIR LAUT?

Air laut telah menjadi bahan baku produksi air bersih bahkan sejak 60-an tahun yang lalu
melalui proses desalinasi. Desalinasi air laut merupakan istilah umum yang menggambarkan
penyisihan kandungan garam dan pengotor lainnya yang secara alami terdapat pada air laut.

Proses produksi air bersih dengan metode desalinasi dilakukan melalui beberapa tahapan,
meliputi: pengambilan air laut, pengolahan awal air laut, proses pemisahan garam, dan
pengolahan akhir.

Pengambilan air laut

Tahapan paling awal dalam proses desalinasi adalah pengambilan air laut sebagai bahan baku
proses. Metode yang umum dilakukan adalah dengan pemasangan pipa kearah laut hingga jarak
beberapa kilometer dari pantai. Hal ini dilakukan untuk memperoleh air laut dengan kualitas
baik yang terhindar dari pergerakan sedimen permukaan yang umumnya terjadi pada laut
kedalaman dangkal. Laju alir pengambilan air laut dilakukan secara lambat untuk mencegah
masuknya biota laut ke dalam pipa.

metode pengambilan air laut dengan pipa

Metode diatas menjadi pilihan utama karena kemudahan pemasangan sistem. Namun, dalam
hal kinerja, teknik tersebut sangat sensitif dengan perubahan kondisi air laut yang terjadi seiring
dengan perubahan musim dan iklim. Pencegahan biota laut untuk masuk ke dalam sistem juga
tidak seefektif yang diharapkan.
pengambilan air laut dengan
beach well – dari http://www.scwd2desal.org

Metode alternatif yang sedang ramai diperbincangkan adalah dengan memanfaatkan kondisi
geologi lokal pantai untuk menyaring air laut dengan sistem sumur (beach wells). Dengan
metode ini, air laut diekstraksi dari lapisan bawah permukaan (subsurface) pantai. Selain itu,
teknologi yang sedang dikembangkan adalah tipe gallery dengan struktur menyerupai
penyaringan pasir yang dipasang di permukaan bawah laut (seabed) untuk mendapatkan bahan
baku dengan kualitas tinggi. Metode-metode diatas tercakup dalam sistem subsurface intake.

pengambilan air laut dengan gallery – dari http://www.scwd2desal.org

Pengolahan awal

Pengolahan awal bertujuan untuk mengkondisikan bahan baku, dalam hal kandungan pengotor,
agar ramah bagi proses utama desalinasi. Pengotor yang biasa terkandung dalam air laut
mencakup makromolekul (pasir dan biota laut termasuk ikan, alga dll.) dan mikromolekul
(unsur penyebab sedimentasi, kristalisasi dan fouling). Teknik yang dilakukan pada umumnya
mencakup koagulasi-flokulasi-sedimentasi (coagulation-flocculation-sedimentation),
membrane tekanan rendah (low pressure membrane), penyaringan dengan media (media filter)
dan catridge filter.

contoh rangkaian proses pengolahan awal – dari http://www.wateronline.com

Proses pengolahan awal menjadi kunci penting lancarnya proses desalinasi karena menentukan
stabilitas dan kinerja proses dengan semakin tingginya kualitas air umpan. Dari segi ekonomi,
proses pengolahan awal terhitung hampir mencapai 30% dari keseluruhan biaya proses.
Penghematan biaya dalam proses pengolahan awal sangat mungkin dilakukan dengan aplikasi
alternatif pengambilan air laut seperti yang dijelaskan sebelumnya. Dengan bahan baku yang
kualitasnya lebih baik saat, proses pengolahan awal akan lebih ringan sehingga mengurangi
konsumsi bahan kimia proses serta mengurangi jumlah peralatan proses dan pada
akhirnya menurunan biaya operasional serta meningkatkan performa dan stabilitas proses.

Proses Inti

Pada tahapan ini, bahan baku yang telah mengalami pengolahan awal akan mengalami proses
penyisihan garam sehingga menghasilkan air bersih. Berdasarkan teknik pemisahan garamnya,
proses desalinasi dikategorikan menjadi dua: berbasis panas dan berbasis membran.

Pada proses berbasis panas, bahan baku dikondisikan mendidih pada tekanan rendah sehingga
menghasilkan uap air pada temperatur rendah. Pada proses ini, hanya air saja yang mengalami
penguapan, sehingga setelah pengumpulan dan pengkondensasian uap, akan dihasilkan air
bersih tanpa garam dan pengotor. Multistage flash distillation dan multi effect distillation
adalah contoh teknologi desalinasi dengan berbasis panas.
skema pemisahan air laut berbasis panas – dari
http://www.roplant.org

Berbeda halnya pada proses diatas yang menggunakan energi panas untuk pemisahan garam
dari air laut, teknologi membran menggunakan energi tekanan. Membran adalah istilah umum
untuk saringan tipis yang memfasilitasi pemisahan secara selektif – hanya bahan-bahan tertentu
yang dapat dilewatkan dan ditahan oleh membran ini. Tipe membran yang digunakan sangat
bergantung pada aplikasi. Khusus untuk desalinasi, digunakan reverse osmosis (RO)
membrane dengan karakter tak berpori yang mampu melakukan pemisahaan pada level ion,
termasuk garam dengang komposisi utama ion natrium dan klorida.
proses pemisahan dengan berbagai tipe membran – dari http://www.intechopen.com

Penyaringan dengan membran RO dilakukan dengan cara menekan bahan baku air laut pada
permukaan membran sehingga melewatkan air murni pada sisi produk, sementara menahan
kandungan garam dan pengotor lainnya ke aliran buangan. Produk air yang dihasilkan sangat
murni dengan konsentrasi ion yang sangat rendah.

Pengolahan akhir

Kondisi air murni dengan konsentrasi ion rendah dalam produk desalinasi perlu disesuaikan
agar nyaman saat dikonsumsi dan tidak merusak pipa distribusi. Untuk konsumsi, air murni
tidak berasa, perlu adanya penambahan mineral supaya rasanya sesuai dengan kualitas air
minum: rasa menyegarkan dari air berasal dari kandungan mineral. Kandungan ion yang
minimal dapat memicu proses korosi pada pipa distribusi karena kecenderungan pengikatan
ion-ion metal pipa agar keseimbangan kimia air tercapai. Pada tahapan akhir penambahan
mineral dilakukan pada aliran produk sehingga dihasilkan produk air bersih dengan kualitas air
minum.

Proses desalinasi air laut hingga saat ini terus berkembang di seluruh dunia untuk memenuhi
kebutuhan air bersih dan mengentaskan permasalahan krisis air. Kegiatan penelitian sangat
intensif dilakukan dan menyeluruh pada setiap tahapan proses untuk menjadikan proses ini
lebih ramah lingkungan, hemat energi dan murah. Proses ini juga cocok untuk
diimplementasikan di Indonesia yang merupakan negara maritime dengan garis pantai yang
panjang. Studi mengenai energi yang berujung pada kelayakan ekonomi perlu di lakukan lebih
lanjut pada implementasi proses ini.

You might also like