Professional Documents
Culture Documents
Menurut Parwoto (1997), aplikasi dari pembangunan bertumpu pada masyarakat dalam
kegiatan pembangunan diwujudkan melalui pembangunan partisipatif dimana tiap tahapan
pembangunan mulai dari pengenalan permasalahan dan perumusan kebutuhan, perencanaan
dan pemrograman, pelaksanaan, pengoperasian dan pemeliharaan merupakan kesepakatan
bersama antar pelaku yang terlibat.
Menurut Siswanto (1997), secara empirik banyak studi menunjukkan bahwa masyarakat lebih
mampu mengidentifikasi, menilai dan memformulasikan permasalahannya baik fisik, sosial
kultural maupun ekonomi dan kesehatan lingkungan, membangun visi dan aspirasi dan
kemudian memprioritaskan, intervensi, merencana, mengelola, memonitor dan bahkan
memilih teknologi yang tepat.
Pengelolaan pembangunan akan jauh lebih baik, jika sejak awal sudah
melibatkan/mengikutsertakan masyarakat sebagai pihak yang menikmati hasil pembangunan
tersebut dalam setiap tahap jenis kegiatan pembangunan. Karena hasilnya akan dapat sesuai
dengan aspirasi, kebutuhan nyata, kondisi sosial budaya, kemampuan masyarakat (Jayadinata,
1999).
Diperlukannya peranserta masyarakat dalam pembangunan menurut Rukmana (1993), karena :
Masyarakat berhak untuk ikut terlibat dalam hal-hal yang menyangkut dengan kehidupan
mereka, berhak terlibat dalam keputusan-keputusan dan keberadaan mereka sehari-hari dan
tentunya untuk masa depan mereka;
Jika masyarakat benar-banar diberi kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembangunan
perkotaan, dapat diperkirakan jalannya pembangunan akan berlangsung lebih efisien dan
efektif, sehingga terjadi peningkatan kualitas atau pemanfaatan atau pemeliharaan prasarana
lingkungan secara lebih optimal.
Korten (1984), Bryant dan White (1987) dan Moeljarto (1987) dalam Supriatna (2000; 149-150)
menyatakan bahwa salah satu unsur penting dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan
program pembangunan adalah dilibatkannya kelompok sasaran dan lembaga swadaya
masyarakat yang terdapat pada kelompok sasaran tersebut dalam mengelola program
pembangunan. Hal ini ditujukan agar program tersebut tidak mengalami gangguan atau gagal
mencapai tujuan dan sasarannya.
Konsep Pembangunan Yang Berakar Pada Masyarakat
Namun, selain nilai fisik di atas, ada pula nilai-nilai intrinsik dalam masyarakat yang juga
menjadi sumber keberdayaan, seperti nilai kekeluargaan, kegotong-royongan, kejuangan, dan
yang khas pada masyarakat kita, kebinekaan. Keberdayaan masyarakat adalah unsur-unsur
yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan (survive), dan dalam pengertian yang
dinamismengembangkan diri dan mencapai kemajuan. Keberdayaan masyarakat ini menjadi
sumber dari apa yang di dalam wawasan politik pada tingkat nasional kita sebut ketahanan
nasional. Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat
lapisan masyarakat kita yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari
perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.
Birokrasi ini harus dapat berjalan efektif, artinya mampu menjabarkan dan melaksanakan
rumusan-rumusan kebijaksanaan publik (public policies) dengan baik, untuk mencapai tujuan
dan sasaran yang dikehendaki. Dalam paham bangsa Indonesia, masyarakat adalah pelaku
utama pembangunan, sedangkan pemerintah (birokrasi) berkewajiban untuk mengarahkan,
membimbing,serta menciptakan iklim yang menunjang. Selanjutnya berturut-turut akan
dibahas tujuan pembangunan, konsep pemberdayaan masyarakat dalam konteks
perkembangan paradigma pembangunan, pendekatan, aspek kelembagaan beserta
mekanismenya serta strategi dalam mewujudkannya.Bahasan ini akan ditutup dengan kajian
beberapa kasus sebagai ilustrasi.
Daftar Pustaka
Handrianto, D. 1996. Peremajaan Pemukiman Dengan Pendekatan Yang Bertumpu Pada
Masyarakat Sebagai Alternatif Penanganan Pemukiman Kumuh, Jurnal PWK, nomor 22,
September 1996, Bandung.
Jayadinata, 1999. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan dan Wilayah.
Penerbit ITB, Bandung.
Pemberdayaan Masyarakat di Indonesia. Perpud, Jakarta.
Parwoto, MDS. 1997. “Pembangunan Partisipatif”, Makalah pada Lokakarya Penerapan Strategi
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pembangunan Perumahan dan Pemukiman, 15 – 16 Juli
1997, BK4N, Jakarta.
Siswanto. A. 1997. “Melalui Pembangunan Komunitas Membangun Sektor Perumahan dan
Pemukiman”, Makalah pada Lokakarya Penerapan Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Pembangunan Perumahan dan Pemukiman, 15 – 16 Juli 1997, BK4N, Jakarta.
Rukmana, N. 1993. Manajemen Pembangunan Prasarana Perkotaan. LP3ES, Jakarta.
Soetrisno, L. 1995. Menuju Masyarakat Partisipatif. Kanisius, Yogyakarta.
Subhan (2005), Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Program Pengembangan Prasarana Perdesaan
(P2D) Dengan Pola Kerjasama Operasional (KSO) Kasus Kabupaten Tabalong Kalimantan
Selatan, Tesis-S2 UGM Tahun 2004
Sumodiningrat, G., 1999. Pemberdayaan dan JPS. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sumodiningrat, G., 2001. Responsi Pemerintah Terhadap Kesenjangan Ekonomi. Studi Empiris
Pada Kebijaksanaan dan Program Pembangunan Dalam Rangka
Supriatna, T. 2000. Strategi Pembangunan dan Kemiskinan. PT. Rineka Cipta, Jakarta.