You are on page 1of 12

ISSN 1693 - 7309

JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN


VOL. XIII NO. 3, DESEMBER 2015

 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN PERILAKU


MEROKOK PESERTA DIDIK LAKI-LAKI DI MTs NEGERI TAMBAK
Sjamsul Huda

 KARAKTERISTIK MIOMA UTERI DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO


BANYUMAS
Islimsyaf Anwar Salim, Irma Finurina

 PENGARUH PENGGUNAAN IUD TERHADAP PENYAKIT KEPUTIHAN DI


PUSKESMAS KEBASAN KABUPATEN BANYUMAS
Mustika Ratnaningsih Purbowati, Dyah Retnani Basuki

 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN KEBISINGAN TERHADAP KELELAHAN


KARYAWAN DI PT. CORONET CROWN PURWOKERTO BANYUMAS
M. Fadhol Romdhoni, Ageng Brahmadhi

 FREKUENSI PEMAKAIAN OBAT-OBATAN HERBAL SEBAGAI FAKTOR PENYEBAB


KETERLAMBATAN PENGOBATAN MEDIS PADA PASIEN KANKER PAYUDARA
Yenni Bahar, Islimsyaf Anwar

 PENGARUH KANDUNGAN TIMBAL DALAM DARAH TERHADAP JUMLAH ERITROSIT


PADA PEKERJA SPBU DI WILAYAH BANYUMAS
Dharma Koosgiarto, Abdul Hakim

 HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI JAJANAN KAKI LIMA TERHADAP PENYAKIT


DIARE PADA ANAK SEKOLAH DASAR
M. Luthfi Almanfaluthi, M. Hidayat Budi

 PENINGKATAN PENGETAHUAN GURU-GURU SD TENTANG DEMAM


CHIKUNGUNYA SEBAGAI PENYAKIT YANG DAPAT MENULAR DI KALANGAN
SISWA
Ragil Setiyabudi

Penerbit :
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISSN 1693 - 7309

JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN


VOL. XIII NO. 3, DESEMBER 2015
Daftar Isi

ARTIKEL PENELITIAN
1. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN RIWAYAT KELUARGA DENGAN 1–8
PERILAKU MEROKOK PESERTA DIDIK LAKI-LAKI DI MTs NEGERI
TAMBAK
Sjamsul Huda

2. KARAKTERISTIK MIOMA UTERI DI RSUD PROF. DR. MARGONO 9 – 19


SOEKARJO BANYUMAS
Islimsyaf Anwar Salim, Irma Finurina

3. PENGARUH PENGGUNAAN IUD TERHADAP PENYAKIT KEPUTIHAN DI 20 – 28


PUSKESMAS KEBASAN KABUPATEN BANYUMAS
Mustika Ratnaningsih Purbowati, Dyah Retnani Basuki

4. HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN KEBISINGAN TERHADAP 29 – 36


KELELAHAN KARYAWAN DI PT. CORONET CROWN PURWOKERTO
BANYUMAS
M. Fadhol Romdhoni, Ageng Brahmadhi

5. FREKUENSI PEMAKAIAN OBAT-OBATAN HERBAL SEBAGAI FAKTOR 37 – 47


PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGOBATAN MEDIS PADA PASIEN
KANKER PAYUDARA
Yenni Bahar, Islimsyaf Anwar

6. PENGARUH KANDUNGAN TIMBAL DALAM DARAH TERHADAP 48 – 57


JUMLAH ERITROSIT PADA PEKERJA SPBU DI WILAYAH BANYUMAS
Dharma Koosgiarto, Abdul Hakim

7. HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI JAJANAN KAKI LIMA TERHADAP 58 – 65


PENYAKIT DIARE PADA ANAK SEKOLAH DASAR
M. Luthfi Almanfaluthi, M. Hidayat Budi

8. PENINGKATAN PENGETAHUAN GURU-GURU SD TENTANG DEMAM 66 – 72


CHIKUNGUNYA SEBAGAI PENYAKIT YANG DAPAT MENULAR DI
KALANGAN SISWA
Ragil Setiyabudi
MEDISAINS Editorial
JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU
KESEHATAN Alhamdulillah dengan mengucap syukur kepada Allah
ISSN : 1693-7309
SWT Jurnal Medisains Vol 13, No 3, Desember 2015 dapat
Pelindung: terbit. Pada terbitan ini kami mempublikasikan judul dan
Rektor Universitas
Muhammadiyah Purwokerto penulis sebagai berikut; Hubungan Pengetahuan dan
Riwayat Keluarga dengan Perilaku Merokok Peserta Didik
Penasehat:
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Laki-Laki Di MTs Negeri Tambak (Sjamsul Huda),
Universitas Muhammadiyah
Purwokerto Karakteristik Mioma Uteri di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Banyumas (Islimsyaf Anwar Salim, Irma
Pemimpin Umum:
Dedy Purwito Finurina), Pengaruh Penggunaan IUD Terhadap Penyakit
Pemimpin Redaksi: Keputihan di Puskesmas Kebasan Kabupaten Banyumas
Ragil Setiyabudi (Mustika Ratnaningsih Purbowati, Dyah Retnani Basuki),
Redaktur Pelaksana: Hubungan Antara Status Gizi dan Kebisingan Terhadap
Sodikin, Siti Nurjanah, Agus S,
Jebul Suroso, Diyah YH, Kelelahan Karyawan Di PT. Coronet Crown Purwokerto
Endiyono, Wilis DP. Banyumas (M. Fadhol Romdhoni, Ageng Brahmadhi),
Sekretariat: Frekuensi Pemakaian Obat-Obatan Herbal Sebagai Faktor
Meida Laely Ramdani
Inggar Ratna Kusuma Penyebab Keterlambatan Pengobatan Medis pada Pasien
Kanker Payudara (Yenni Bahar, Islimsyaf Anwar),
Keuangan:
Alfi Noviyana Pengaruh Kandungan Timbal dalam Darah terhadap
Periklanan dan Promosi: Jumlah Eritrosit pada Pekerja SPBU di Wilayah Banyumas
Bunyamin Muchtasjar (Dharma Koosgiarto, Abdul Hakim), Hubungan Antara
Distribusi dan Pemasaran: Konsumsi Jajanan Kaki Lima terhadap Penyakit Diare
Devita Elsanti
Rr. Dewi Rahmawati AP pada Anak Sekolah Dasar (M. Luthfi Almanfaluthi, M.
Hidayat Budi), Peningkatan Pengetahuan Guru-Guru SD
Alamat Redaksi:
Fakultas Ilmu Kesehatan Tentang Demam Chikungunya sebagai Penyakit yang
Universitas Muhammadiyah
Purwokerto dapat Menular di Kalangan Siswa (Ragil Setiyabudi).
Jl. Let. Jend. Suparjo Rustam Redaksi
KM. 7 Sokaraja 53181
Telp. 0281-6844052, 6844053
Fax.(0281) 6844052

Web & E-mail:


http://jurnalnasional.ump.ac.id/
index.php/medisains
medisainsfikesump@yahoo.com

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan diterbitkan tiga kali dalam setahun (April,
Agustus dan Desember) oleh Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Jurnal ini merupakan sarana penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, riset dan
pengabdian masyarakat serta pemikiran ilmiah dalam bidang kedokteran, keperawatan,
kebidanan, analis kesehatan dan kesehatan masyarakat.
PENGARUH PENGGUNAAN IUD TERHADAP PENYAKIT KEPUTIHAN
DI PUSKESMAS KEBASAN KABUPATEN BANYUMAS

1 1
Mustika Ratnaningsih Purbowati , Dyah Retnani Basuki

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Email: mustikaratnaningsih@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: Pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia memunculkan
berbagai masalah dalam bidang kesehatan yang umumnya dialami oleh banyak wanita. Salah
satu persoalan yang dihadapi oleh wanita sejalan dengan tersosialisasinya program ini di
Indonesia yakni munculnya masalah keputihan pada penggunaan alat kontrasepsi Intra Uterin
Device (IUD). Keputihan adalah sekresi vaginal abnormal pada perempuan. Semakin lama
penggunaan IUD maka semakin beresiko mengalami keputihan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh IUD terhadap penyakit keputihan
di Puskesmas Kebasan Kabupaten Banyumas.
Metode:Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan
metode cross sectional. Teknik sampling menggunakan kuota sampling. Besar sampel adalah
54 akseptor IUD yang memenuhi kriteria restriksi. Teknik pengumpulan data dengan cara
wawancara menggunakan pedoman wawancara. Populasi dalam penelitian ini adalah Akseptor
sampel sebanyak 54 orang menggunakan simple random sampling.
Hasil: Responden dengan lama penggunaan IUD <1 tahun berjumlah 27, responden dengan
lama penggunaan IUD ≥1 tahun berjumlah 27. Responden yang mengalami keputihan
berjumlah 41 responden, yang tidak mengalami keputihan berjumlah 14 responden. Uji Lambda
menghasilkan p-value 0,002 < 0,05 dan nilai r= 0,630.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh penggunaan IUD terhadap penyakit keputihan di Puskesmas
Kebasan Kabupaten Banyumas. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa semakin lama
penggunaan IUD maka semakin beresiko mengalami keputihan.

Kata kunci : keputihan, alat kontrasepsi, IUD

PENDAHULUAN tertentu, menghindari kehamilan yang tidak


Pertumbuhan penduduk di Indonesia diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
meningkat dengan cukup cepat. Hal ini memang sangat diinginkan, mengatur
dapat dilihat dari laju pertumbuhan interval diantara kehamilan, mengontrol
penduduk pada tahun 1971 yang berjumlah waktu kelahiran dalam hubungan dengan
118.000.000 jiwa meningkat pesat menjadi suami istri, menentukan jumlah anak dalam
220.000.000 jiwa pada tahun 2005. keluarga (Anonim, 1990). Kontrasepsi
Berdasarkan Human Development Index berasal dari kata kontra berarti „melawan‟
(HDI) Indonesia hanya berada pada atau „mencegah‟ dan konsepsi adalah
rangking 108 dari 177 negara (Adiningsih, pertemuan antara sel telur yang matang
Sri. 2008). Pemerintah Indonesia berusaha dengan sperma yang mengakibatkan
menekan laju pertumbuhan ini dengan kehamilan (Suratun dkk. 2008).
program Keluarga Berencana. Keluarga Intra Uterin Device (IUD) atau juga
Berencana adalah suatu tindakan yang dikenal sebagai alat kontrasepsi dalam
membantu individu atau pasangan suami Rahim (AKDR) merupakan pilihan
untuk mendapatkan objektif-objektif kontrasepsi yang efektif, aman, dan

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 20


M R Purbowati | Pengaruh penggunaan IUD terhadap Penyakit Keputihan

nyaman bagi banyak wanita. Saat ini IUD radang panggul yang berlarut-larut dan
merupakan pemakaian kontrasepsi tidak dapat menyebabkan kemandulan
permanen yang paling banyak digunakan (infertilitas) karena kerusakan dan
(Irianto Koes, 2014). Alat ini merupakan tersumbatnya saluran telur (Pribakti, 2012)
metode kontrasepsi reversibel yang paling Penelitian dengan judul “Hubungan
sering digunakan di seluruh dunia, namun Penggunaan dan Lama Penggunaan Jenis
beberapa tahun terakhir ini pola pemakaian Kontrasepsi Hormonal dengan Kejadian
IUD di Indonesia cenderung menurun, Keputihan pada Akseptor Keluarga
menurut SDKI 2007 4,9 persen dan Berencana di Wilayah Kerja Puskesmas
menurun lagi menjadi 3,9 persen Kartasura Sukoharjo” dengan hasil
(Christiani, Charis, 2012). IUD merupakan penelitian menunjukkan bahwa terdapat
metode kontrasepsi jangka panjang yang hubungan penggunaan jenis kontrasepsi
dapat digunakan hingga waktu 8 tahun dan hormonal dengan kejadian keputihan (P
memiliki tingkat efektivitas tinggi (97 – 99 value = 0,012) (Sari KS, Suryani ES, dan
%) sebagai salah satu metode antisipasi Handayani R, 2010). Penelitian dengan
laju pertumbuhan penduduk yang sangat judul “Gambaran Keluhan-keluhan Akibat
cepat. Namun pada tahun 2011 persentase Alat Kontrasepsi IUD pada Akseptor IUD di
penggunaan IUD masih menempati Wilayah Kerja Puskesmas Sukajadi Kota
peringkat ketiga di Indonesia. Bandung didapatkan hasil terdapat keluhan
Berdasarkan survei Badan akseptor KB IUD antara lain perubahan
Kependudukan dan Keluarga Berencana siklus menstruasi, peningkatan jumlah
Nasional (BKKBN) secara nasional tercatat darah menstruasi, spooting, dismenorhe,
akseptor KB baru pada tahun 2014 adalah gangguan hubungan seksual, leukorea,
sejumlah 8.500. 247 jiwa. Akseptor baru dan perubahan tekanan darah (Intan SK.,
IUD di Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 Tanti KD., Sunarmani., 2007)
berjumlah 32.420 jiwa (BKKBN. 2014). Efek Puskesmas Kebasan merupakan
samping dari pemakaian IUD diantaranya salah satu Puskesmas yang berada di
adalah keputihan. Lama penggunaan jenis Kabupaten Banyumas. Akseptor IUD di
kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan wilayah kerja Puskesmas Kebasan adalah
hormon estrogen dan progesteron yang 100 orang sedangkan akseptor yang
dapat mengakibatkan terjadinya keputihan mengalami keputihan adalah 54 orang
karena kelebihan hormon estrogen dan (51,3%). Hasil penelitian kepada 7 orang
progesterone (Wiknjosastro, Hanifa, dkk, akseptor KB IUD, didapatkan hasil terdapat
1999).. Apabila menimbulkan keluhan yang 3 responden (40%) yang mengalami
hebat, dipertimbangkan untuk keputihan dengan lama penggunaan < 1
pengangkatan IUD (Irianto Koes, 2014). tahun dan terdapat 3 responden (60%)
Kasus IUD dengan keputihan (leukorea) yang mengalami keputihan dengan lama
jika tidak ditangani dengan baik dan benar penggunaan ≥ 1 tahun. Berdasarkan uraian
akan menimbulkan komplikasi penyakit di atas, maka peneliti bermaksud mengkaji

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 21


M R Purbowati | Pengaruh penggunaan IUD terhadap Penyakit Keputihan

lebih lanjut tentang pengaruh penggunaan melewati cavum uteri, mempengaruhi


IUD terhadap kejadian keputihan di wilayah fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum
kerja Puskesmas Kebasan Kabupaten uteri, AKDR bekerja terutama mencegah
Banyumas. sperma dan ovum bertemu, AKDR
METODE membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
Kontrasepsi adalah mencegah reproduksi perempuan sehingga
bertemunya sperma dengan ovum, mengurangi kemampuan sperma untuk
sehingga tidak terjadi pembuahan yang fertilisasi. Sifat-sifat dari cairan uterus
mengakibatkan kehamilan (Irianto Koes, mengalami perubahan-perubahan pada
2014). Akseptor KB baru adalah akseptor pemakaian AKDR yang menyebabkan
yang baru pertama kali menggunakan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus,
alat/obat kontrasepsi atau pasangan usia Produksi lokal prostaglandin yang
subur yang kembali menggunakan alat meninggi, yang menyebabkan sering
kontrasepsi setelah melahirkan atau adanya kontraksi uterus pada pemakaian
abortus, serta Akseptor drop-out adalah AKDR yang dapat menghalangi nidasi,
akseptor yang menghentikan pemakaian serta Sebagai metode biasa (yang
kontrasepsi lebih dari 3 bulan (BKKBN, dipasang sebelum hubungan seksual
2008). terjadi) AKDR mengubah transportasi tuba
Kontrasepsi IUD merupakan alat dalam rahim dan mempengaruhi sel telur
kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam dan sperma sehingga pembuahan tidak
rongga rahim, terbuat dari plastik fleksibel. terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (yang
Beberapa jenis IUD dililit tembaga atau dipasang setelah hubungan seksual terjadi)
tembaga bercampur perak, bahkan ada AKDR mencegah terjadinya implantasi atau
yang disisipi hormon progesteron. IUD ada penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke
yang berbentuk spiral dan ada yang dalam dinding Rahim (Arum, Dyah Setya
berbentuk huruf T. IUD mengandung Noviawati dan Sujiyatini, 2009)
progestin yang menekan perkembangan Keputihan adalah sekresi vaginal
kesuburan dalam rahim4. IUD merupakan abnormal pada perempuan, yaitu bila
alat kontrasepsi yang sangat efektif, kondisinya terlalu banyak, gatal, bau, dan
reversibel dan berjangka panjang. Dapat menyakitkan (Mumpuni Y, dan Wulandari
dipakai oleh semua perempuan usia A, 2010). Gejala keputihan dibagi 2
reproduksi, namun tidak boleh dipakai oleh kelompok yaitu keputihan fisiologis dan
perempuan yang terpapar infeksi menular keputihan patologis. Keputihan fisiologis
seksual (Saiffuddin AB, Affandi B, adalah keputihan yang terjadi beberapa
Baharuddin, dan Soekir S, 2010). saat menjelang dan sesudah menstruasi,
Mekanisme Kerja IUD adalah : AKDR maupun saat terangsang secara seksual.
yang mengeluarkan hormon akan Cairan dari vagina berwarna bening, tidak
mengentalkan lender serviks sehingga berwarna, tidak berbau, tidak gatal, cairan
menghalangi pergerakan sperma untuk bisa sedikit, bisa cukup banyak. Keputihan

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 22


M R Purbowati | Pengaruh penggunaan IUD terhadap Penyakit Keputihan

patologis adalah keputihan yang keputihan (Sulistyawati, Ari. 2009).


disebabkan oleh kuman, bakteri, jamur atau Pemakaian kontrasepsi dalam jangka
infeksi campuran. Keputihan bisa juga panjang atau waktu yang lama akan
disebabkan adanya rangsangan mekanis menyebabkan dosis hormon progesteron
oleh alat-alat kontrasepsi sehingga menjadi lebih tinggi di dalam tubuh wanita
menimbulkan cairan yang berlebih8. Keluar yang menggunakan alat kontrasepsi
cairan berlebihan yang keruh dan kental hormonal, dan hal ini akan menyebabkan
dari vagina, berbau busuk, anyir, amis, wanita mengalami efek samping yang
terasa gatal. Lendir yang keluar bisa ditimbulkan hormon progesteron
berwarna keruh, kecoklatan, kuning, atau diantaranya adalah keputihan atau fluor
berwarna hijau. Warna ini biasanya albus. Ketidakstabilan ekosistem pada
tergantung pada jenis organisme penyebab vagina juga menyebabkan keputihan,
infeksi atau radang yang terjadi pada organ kestabilan ekosistem vagina dapat
reproduksi. Lendir tersebut dapat dipengaruhi sekresi (keluarnya lendir dari
menyebabkan rasa gatal dan pedih, uterus), status hormonal (masa pubertas,
sehingga menyebabkan vagina menjadi kehamilan, menopause), benda asing (IUD,
kemerahan (Nurchasanah, 2009) tampon, dan obat yang dimasukkan melalui
Hubungan KB IUD dengan Kejadian vagina), penyakit akibat hubungan seksual,
Keputihan adalah Adanya IUD dapat obat-obatan (kontrasepsi), diet
menimbulkan terjadinya reaksi terhadap (kebanyakan karbohidrat, kurang vitamin)
benda asing dan memicu pertumbuhan (Pudiastuti RD, 2011)
jamur kandida yang semula saprofit Pada penelitian menunjukkan bahwa
menjadi patogen sehingga terjadi pemakaian alat kontrasepsi hormonal
kandidiasis vagina dengan gejala timbulnya meningkatkan risiko kejadian kandidiasis
keputihan yang berlebih. Keputihan bisa vaginalis sebesar 2.39 kali dibandingkan
muncul karena terjadinya infeksi. Infeksi ini pemakaian kontrasepsi mekanis (Anindita,
timbul jika penyebabnya (bakteri atau W. dan Martini, S. 2006). Kontrasepsi
mikroorganisme) masuk melalui prosedur hormonal menyebabkan perubahan-
medis, seperti insersi IUD yang tidak perubahan disaluran reproduksi yang
mengikuti prosedur aseptik yang benar memudahkan timbulnya infeksi saluran
serta infeksi pada saluran reproduksi reproduksi. Keputihan dapat dicegah
bagian bawah yang terdorong sampai ke dengan menjaga kebersihan genitalia,
servik atau sampai pada saluran reproduksi memilih pakaian dalam yang tepat,
bagian atas (Kasdu, D, 2008) menghindari faktor risiko infeksi seperti
Menurut teori terjadinya keputihan berganti ganti pasangan seksual, serta
dalam menggunakan kontrasepsi hormonal pemeriksaan ginekologi secara teratur
.
disebabkan karena hormon progesteron (Shadine M. 2010). Hipotesis ada
mengubah flora dan pH vagina, sehingga Pengaruh hubungan lamanya penggunaan
jamur mudah tumbuh dan menimbulkan IUD dengan kejadian keputihan di wilayah

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 23


M R Purbowati | Pengaruh penggunaan IUD terhadap Penyakit Keputihan

kerja Puskesmas Kebasan Kabupaten populasi). Biasanya yang dihubungi adalah


Banyumas. subjek yang mudah ditemui, sehingga
Penelitian ini menggunakan desain pengumpulan datanya mudah. Hal
penelitian analitik dengan pendekatan terpenting yang diperhatikan disini adalah
metode cross sectional untuk mencari terpenuhinya jumlah (quota) yang telah
pengaruh hubungan lamanya penggunaan ditetapkan (Arikunto, S. 2010). Dalam
IUD dengan kejadian keputihan, dan penelitian ini menggunakan sampel
tempat penelitiannya di wilayah kerja sebesar 54 responden yang terbagi
Puskesmas Kebasan Kabupaten menjadi 27 responden dengan lama
Banyumas. Populasi target dalam penggunaan IUD < 1 tahun dan 27
penelitian ini adalah semua akseptor KB responden dengan lama penggunaan IUD ≥
IUD, dan Populasi aktual dalam penelitian 1 tahun keputihan dari efek samping KB
ini adalah akseptor KB IUD di wilayah kerja IUD. Apabila Uji Lambda menghasilkan p-
Puskesmas Kebasan Banyumas. Sampel value < 0.05 maka menunjukkan adanya
dalam penelitian ini adalah akseptor KB hubungan yang signifikan antara lamanya
IUD di wilayah kerja Puskesmas Kebasan. penggunaan IUD dengan kejadian
Dalam penelitian ini menggunakan sampel keputihan, namun apabila p-value > 0.05
sebesar 54 responden. Teknik sampling maka tidak ada hubungan yang signifikan.
nonrandom merupakan teknik pengambilan HASIL
sampel dalam penelitian ini (Sugiyono, Penelitian ini dilakukan untuk
2010). mengetahui hubungan antara lamanya
Penelitian ini menggunakan non penggunaan KB IUD dengan kejadian
random sampling, yaitu sampel kuota atau keputihan. Penelitian ini dilakukan pada
Quota sampling. Teknik sampel ini tanggal 1 Maret – 30 September 2015
dilakukan tidak mendasarkan diri pada dengan subjek akseptor KB IUD yang telah
strata atau daerah, tetapi mendasarkan diri dipilih melalui teknik sampling quota
pada jumlah yang sudah ditentukan. Dalam sampling sejumlah 54 akseptor KB IUD di
mengumpulkan data peneliti menghubungi wilayah kerja Puskesmas Kebasan
subjek yang memenuhi persyaratan ciri-ciri Banyumas dengan menggunakan
populasi, tanpa menghiraukan dari mana instrumen penelitian berupa pedoman
asal subjek tersebut (asal masih dalam wawancara.

Tabel 1. Distribusi frekuensi berdasarkan status keputihan


Status keputihan Frekuensi Persentase (%)
Keputihan 40 70
Tidak Keputihan 14 30
Total 54 100

Tabel 1 menunjukkan bahwa Hubungan lamanya penggunaan KB IUD


sebagian besar responden mengalami dengan kejadian keputihan di wilayah kerja
keputihan sebanyak 41 responden (70%). Puskesmas Kebasan Kabupaten

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 24


M R Purbowati | Pengaruh penggunaan IUD terhadap Penyakit Keputihan

Banyumas dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut:


Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan hubungan lamanya penggunaan IUD dengan
Keputihan

Status keputihan
Lama penggunaan IUD Total r p value lamda
Ya Tidak
f(%) f(%) f(%)
<1 tahun 7(27,6) 20(83,3) 27(100) 0,630 0,002
≥1 tahun 25(96,3) 2(6,70) 27(100)

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat Salah satu alat kontrasepsi yang sering
diketahui bahwa sebagian besar responden digunakan adalah IUD. Efek samping yang
dengan lama penggunaan KB IUD ≥1 tahun sering ditimbulkan dari penggunaan IUD
mengalami keputihan dan sebagian besar salah satunya adalah keputihan. Wanita
responden dengan lama penggunaan KB yang umum mengalami keputihan adalah
IUD <1 tahun tidak mengalami keputihan. wanita usia 23-33 tahun (Khamees, S.S.
Tingkat signifikansi 0,002 (p<0.05) 2012)
dengan koefisien korelasi 0,630 hasil Usia 20-35 tahun merupakan kelompok
analisis ini menunjukkan bahwa terdapat Pasangan Usia Subur (PUS) yang
korelasi yang bermakna antara dua variabel merupakan sasaran langsung untuk
yang diuji dengan kekuatan korelasinya mewujudkan Keluarga Kecil yang Bahagia
kuat. dan Sejahtera (NKKBS). Distribusi
PEMBAHASAN frekuensi berdasarkan paritas atau jumlah
Dalam penelitian ini, peneliti membagi anak menunjukkan bahwa sebagian besar
responden menjadi 2 bagian yang sama responden mempunyai 2 anak, yaitu
dalam hal lama penggunaan KB IUD. Lama sebanyak 41 responden (70%). Penelitian
penggunaan <1 tahun dan ≥1 tahun yang menyatakan bahwa 80% kasus
masing-masing adalah sebanyak 27 kanker serviks terjadi pada perempuan
responden (50%), sehingga total jumlah yang memiliki paritas >3 kali meningkatkan
responden adalah sebanyak 54 responden. risiko kanker serviks sebesar 5.5 kali lebih
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih besar (Setyawati1, Udi, et al, 2011) Dari
mengetahui perbedaan lama penggunaan pemaparan diatas dapat disimpulkan
IUD dengan kejadian keputihan yang bahwa usia reproduksi dan jumlah paritas
ditimbulkan. dapat mempengaruhi munculnya keluhan
Sebanyak 54 akseptor KB IUD yang keputihan pada akseptor KB IUD. Menurut
menjadi responden penelitian merupakan penelitian menyimpulkan bahwa ada
wanita usia reproduksi yaitu 20-35 tahun. hubungan antara personal hygiene perineal
Usia reproduksi merupakan usia yang pada wanita usia subur dengan kejadian
paling baik dalam kehamilan dan keputihan. Perawatan organ genetalia
persalinan, sehingga banyak wanita yang sangatlah penting, karena salah satu faktor
menggunakan alat kontrasepsi untuk penyebab terjadinya keputihan adalah
mengatur jarak kehamilan dan persalinan. personal hygiene (Hidayati, Ratna, 2009).

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 25


M R Purbowati | Pengaruh penggunaan IUD terhadap Penyakit Keputihan

Menurut penelitian stress merupakan salah mengalami keluhan keluarnya cairan dari
satu faktor yang dapat menyebabkan vagina yang semakin banyak dan
keputihan fisiologis selain penggunaan KB menyebabkan keputihan setelah
IUD (Andrews, G. 2010). pemakaian KB IUD. Selain mengeluarkan
Hubungan Lama Penggunaan KB IUD hormon, KB IUD juga menebalkan lendir
.
dan Kejadian Keputihan pada akseptor KB serviks
IUD menunjukkan bahwa terdapat 7 Penggunaan alat kontrasepsi dalam
responden (27,6%) mengalami keputihan rahim (AKDR), dapat menimbulkan
dan 20 responden (83,3%) tidak mengalami terjadinya reaksi terhadap benda asing dan
keputihan dengan lama penggunaan <1 memicu pertumbuhan jamur kandida yang
tahun. Berdasarkan hasil penelitian 21 semula saprofit menjadi patogen sehingga
responden yang tidak mengalami keluhan terjadi kandidiasis vagina dengan gejala
pengeluaran cairan dari saluran kelamin ini timbulnya keputihan yang berlebihan
dikarenakan beberapa faktor diantaranya (Darmani, Endang Herliyanti. 2003). Dari
selalu menjaga kebersihan vaginanya hasil penelitian dapat diketahui bahwa
dengan baik dan melakukan pencegahan lamanya penggunaan KB IUD
keputihan yang lain seperti tidak memakai mempengaruhi terjadinya keluhan
celana dalam yang ketat dan tidak keputihan. Hasil penelitian tersebut
menggunakan pembersih vagina secara dikuatkan dengan hasil analisis bahwa
berlebihan. signifikansi lambda yang dihasilkan adalah
Hasil tabulasi silang menunjukkan 0,002 (p<0,05) dan nilai r menunjukkan
bahwa sebanyak 7 responden dengan lama 0,630 dengan demikian ada hubungan
penggunaan kontrasepsi KB IUD <1 tahun yang bermakna antara lamanya
mengalami keputihan (27.6%). penggunaan KB IUD dengan kejadian
Berdasarkan hasil penelitian responden keputihan pada akseptor IUD. Keeratan
yang mengalami keputihan ini dikarenakan hubungan yang dihasilkan adalah kuat.
kurang menjaga kebersihan vagina dengan Berdasarkan hasil analisis tersebut maka
baik dan kurang melakukan tindakan Ho diterima.
pencegahan keputihan. Hal ini disebabkan Penggunaan AKDR merupakan faktor
karena Puskesmas Ngoresan belum predisposisi terjadinya keputihan. Faktor-
menetapkan SOP (Standart Operational faktor yang menyebabkan keputihan
Prosedur) dalam pemberian konseling fisiologis selain penggunaan KB IUD yaitu
mengenai efek samping KB IUD terutama siklus haid, metode kontrasepsi pil, hasrat
keputihan kepada calon akseptor. Akseptor seksual, kehamilan dan stress serta faktor
dengan lama penggunaan ≥1 tahun yang penyebab keputihan patologis selain
mengalami keluhan keputihan yaitu penggunaan KB IUD yaitu infeksi (virus,
sebanyak 25 responden (96,3%) dan 2 jamur, dan bakteri), konsumsi antibiotik,
responden (6,70%) tidak mengalami penggunaan celana dalam yang ketat dan
keputihan. Sebagian besar responden

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 26


M R Purbowati | Pengaruh penggunaan IUD terhadap Penyakit Keputihan

penggunaan pembersih vagina secara Journal of Public Health. Vol. 3. No. 1.


Juli. hal:24-28
berlebih (Handayani Sri, 2010).
Anonim, 1990. WHO Expert Committe on
Berdasarkan hasil penelitian akseptor Specifications for Pharmaceutical
Preparations, Thirty-first report.
yang tidak mengalami keluhan keputihan
Geneva, World Health
dikarenakan selalu menjaga kebersihan Organization.Annex 1.
Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian :
vaginanya dengan baik dan melakukan
Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi
pencegahan keputihan yang lain seperti Revisi). Jakarta : Rineka Cipta. hal:18-
22
tidak memakai celana dalam yang ketat,
Arum, Dyah Setya Noviawati dan Sujiyatini,
tidak menggunakan pembersih vagina 2009. Panduan Lengkap Pelayanan
KB Terkini. Yogyakarta: Nuha Medika.
secara berlebihan, tidak mengalami stress,
hal 29-30
tidak mengalami infeksi vagina, dan tidak BKKBN, 2008. KB Sebagai Suatu
Kebutuhan.
mengonsumsi obat antibiotik. Akseptor rajin
http://www.bkkbn.go.id.2008.
melakukan kunjungan ulang, satu bulan BKKBN. 2014. Laporan Program KB
Nasional Tahun 2014.
paska pemasangan, tiga bulan kemudian,
www.BKKBN.go.id. Diunduh tanggal
setiap enam bulan berikutnya, dan satu 23 januari 2014
Christiani, Charis, 2012. Faktor – Faktor
tahun sekali. Semua hal tersebut dapat
Yang Mempengaruhi Pemakaian
mencegah munculnya keputihan, sehingga Metode Jangka Panjan (MKJP)
Provinsi Jawa Tengah. Semarang:
akseptor KB IUD tidak mengalami keluhan
Jurnal Ilmiah Universitas 17 Agustus
keputihan. Terdapat hubungan 1945. hal: 26-28
Darmani, Endang Herliyanti. 2003.
penggunaan jenis kontrasepsi hormonal
Hubungan Antara Pemakaian
dengan kejadian keputihan pada akseptor AKDR Dengan Kandidiasis Vagina Di
RSUP Dr. Pringadi Medan (online),
KB (p value = 0,002).
http://library.usu.ac.id/ diunduh
KESIMPULAN tanggal 3 Maret 2014
Handayani Sri, 2010. Buku Ajar Pelayanan
Hasil analisis data dengan uji lambda
Keluarga Berencana. Yogyakarta:
penelitian dapat disimpulkan bahwa Pustaka Rihama. hal: 19-22
Hidayati, Ratna, 2009. Metode Dan
terdapat pengaruh antara lama
Tekhnik Penggunaan Alat
penggunaan IUD dengan kejadian Kontrasepsi. Jakarta: Salemba
Medika. hal:22-29
keputihan pada akseptor IUD di wilayah
Intan SK., Tanti KD., Sunarmani., 2007.
kerja Puskesmas Kebasan Banyumas Potensi Likopen Dalam Tomat untuk
Kesehatan, Balai Besar Penelitian dan
termasuk terjadinya efek samping dari
Pengembangan Pascapanen
penyakit keputihan ini. Pertanian. hal:32-36
Irianto Koes, 2014. Ilmu Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Masyarakat. Bandung: Alfabeta. hal
Adiningsih, Sri. 2008. Satu Dekade Pasca- 31-37
Krisis Indonesia.Yogyakarta: Kanisius. Kasdu, D, 2008. Solusi Problem Wanita
hal: 40-43 Dewasa. Jakarta: Puspa Swara,
Andrews, G. 2010. Buku Ajar Kesehatan Anggoru IKAPI, hal:9-12
Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta: Khamees, S.S. 2012.Characterization of
Penerbit Buku Kedokteran EGC.. vaginal discharge among women
hal:11-19 complaining of genital tract infection.
Anindita, W. dan Martini, S. 2006. Faktor International Journal Of Pharmacy &
Risiko Kejadian Kandidiasis Vaginalis Life Sciences.Vol. 3, No. 10. Oktober.
pada Akseptor KB .The Indonesian

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 27


M R Purbowati | Pengaruh penggunaan IUD terhadap Penyakit Keputihan

Mumpuni Y, dan Wulandari A, 2010. Cara


Jitu Mengatasi Gizi Lebih. Yogyakarta:
Nuha Medika. hal:21-23
Nurchasanah, 2009. Ensiklopedia
Kesehatan Wanita. Yogyakarta :
Familia. hal:44-48
Pribakti. 2012. Tips dan Trik Merawat
Organ Intim. Jakarta: Sagung Seto.
Pudiastuti, R.D. 2011. Buku Ajar
Kebidanan Komunitas. Yogyakarta:
Nuha Medika. hal:31-33
Saiffuddin AB, Affandi B, Baharuddin,
dan Soekir S, 2010. Buku Pedoman
Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.. hal:40-44
Sari KS, Suryani ES, dan Handayani R,
2010. Hubungan Konseling Keluarga
Berencana (KB) dengan
Pengambilan Keputusan Pasangan
Usia Subur (PUS) dalam Penggunaan
Alat Kontrasepsi. Jurnal Ilmiah
Kebidanan, Vol.1 No. 1. hal:32-38
Setyawati1, Udi, et al, 2011. Hubungan
Indeks Massa Tubuh dengan Densitas
Mineral Tulang pada Perempuan
Dewasa Muda. Jakarta: Jurnal
Penelitian Gizi dan Makanan.Vol.34,
No.2. hal:93-103
Shadine M. 2010. Mengenal Penyakit
Hipertensi, Diabetes, Stroke, Jakarta:
PT. Gramedia. hal:21-22
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian
Kesehatan. Bandung: Alfabeta. hal 33-
38
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan pada Ibu Nifas.
Yogyakarta: Andi Offset. hal:21-24
Suratun dkk. 2008. Pelayanan Keluarga
Berencana dan Pelayanan
Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info
Media. hal:20-22
Wiknjosastro, Hanifa, dkk, 1999. Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirikardjo.
hal:43-44

MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 13 No 3, DESEMBER 2015 | Halaman 28

You might also like