You are on page 1of 3

TELINGA TENGAH

1
Nasofaring

Fungsi telinga tengah :


1. Pendengaran
2. Keseimbangan membantu telinga dalam
Sistem di dalam cavum timpani seperti alveolus  terjadi pertukaran
oksigen  mungkin untuk memenuhi kebutuhan mukosa
Telinga tengah terdiri dari :
1. Tuba auditiva
2. Rongga mastoid : menyimpan cadangan udara
a. Sklerotik (sel sedikit) berisi sedikit cadangan udara  faktor resiko
patologi telinga tengah
b. Pneumatik (sel banyak) berisi banyak cadangan udara
3. Cavum timpani (CT) : berisi udara yang akan diserap mukosa

Tuba eustachii terbuka saat : menelan, mengunyah, menguap


Mengapa selalu tertutup?
1. Mempertahankan tekanan antara cavum timpani dan lingkungan
2. Jika terbuka akan terdengar suara gemelutuk gigi (suara saat mengunyah)

PRINSIP UTAMA :
1. Udara di kavum timpani terserap mukosa jika udara terserap terus, maka
untuk mempertahankan volume cavum timpani memerlukan udara yaitu
dengan membuka tuba eustachii bisa membuka udara
masukseimbang
2. Kejadian patologis telinga tengah  berkaitan dengan gangguan pertukaran
gas (bergantung pada gangguan tuba auditiva dalam membuka dan
menutup)
3. Tekanan negatif menyedot, tekanan positif  mendorong
4. Telinga tengah itu steril

Tuba lebih banyak menutup. Jika diperlukan untuk membuka, tetapi lama dalam
membukanya  terjadi perbedaan tekanan dengan lingkungan sekitar, padahal
mukosa terus mengabsorbsi udara di cavum timpani  tekanan cavum timpani
makin (-) :
1. Kompensasi : rongga mastoid mengeluarkan cadangan udara ke cavum
timpani membran timpani tidak perlu retraksi
2. Tanpa kompensasi : udara di cavum timpani habis  tuba belum membuka
dan cadangan rongga mastoid habis  retraksi membran timpani untuk
mengurangi volume rongga timpani  volume rongga timpani berkurang
 tekanan (-) di CT berkurang  :
a. Tuba membuka dan sebelumnya sudah terjadi retraksi membran timpani
 timbul gejala intermitten (hilang-timbul) Tuba Oklusi (retraksi
MT, tanpa cairan), belum patologis
b. Tuba tidak membuka  cavum timpani makin (-) dan telinga hanya
mengandalkan elastisitas MT  MT bisa robek, tapi sebelumnya ada
kompensasi lain yaitu proses TRANSUDASI

TRANSUDASI
Tekanan CT makin (-)  CT menyedot mukosa  mukosa mengeluarkan air 
plasma dan air masuk ke CT  mengurangi volume CT sehingga mengurangi
tekanan negatif di CT lama kelamaan CT tidak bertekanan (-), sehingga kekuatan
menyedot air menjadi lemah air keluar semakin sedikit, hingga terjadi
keseimbangan antara tekanan yang makin lemah dan keluar air yang semakin
sedikit  Otitis Media Serosa/Efusi (retraksi MT, ada cairan)

Otitis Media Akut (OMA)


 OMA biasa berkaitan dengan ISPA atau pilek
 Pada orang ISPA atau pilek, ketika menelan  tuba akan membuka karena ada
reflek otot palatum mole yang bergerak ke atas untuk menutup nasofaring
ada udara yang di dorong ke nasofaring  udara makin banyak dan terjebak di
nasofaring karena sumbatan hidung (tekanan +) karena telinga tengah sudah
bertekanan negatif (menyedot) dan nasofaring bertekanan positif (mendorong)
 lendir dan bakteri masuk dengan mudah ke dalam telinga tengah (cavum
timpani yang telah berisi transudat) melalui tuba yang sedang membuka 
bakteri berinvasi ke mukosa
 Bakteri invasi ke mukosa  oedem (banyak terisi air di submukosa) karena
vasodilasi pembuluh darah akibat inflamasi  jarak sel endotel pada dinding
makin jauh  pori-pori membesar akan ada perpindahan air dan sel imun
dari pembuluh darah ke submukosa karena protein (tu. Albumin) pindah ke
submukosa  pada titik tertentu tekanan hidrostatik menyebabkan air dan
protein keluar lewat antar sel epitel ke cavum timpani  selama reaksi
inflamasi berlangsung, eksudasi terus berlanjut  bulging membran timpani -
 timbul gejala permanen Otitis Media Akut

You might also like