Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
DEASY ANDINI ERSYA PUTRI, S.KH
16013010001136
1
BAB 1 PENDAHULUAN
gizinya, bukan saja bagi manusia tetapi juga bagi jasad renik pembusuk,
karena itu susu merupakan komoditi yang sangat mudah rusak, sehingga
kandungan zat gizi yang lengkap seperti protein (3,5%), lemak (3,9%),
laktosa (4,9%), mineral, dan vitamin (0,7%). Sifat zat gizi tersebut mudah
mampu berkembang secara cepat sekali sehingga susu menjadi tidak bisa
diolah lebih lanjut atau tidak pantas lagi dikonsumsi manusia (Winarno,
1993).
2
Jaminan keamanan susu telah menjadi tuntutan masyarakat seiring
jaminan keamanan maka susu akan sulit dipasarkan. Oleh sebab itu, perlu
bahan pangan asal hewan yang Halal, Aman, Utuh dan Sehat (HAUS)
untuk dikonsumsi.
Standard 6006-2008?
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
mengenai peran dan fungsi dokter hewan dalam penjaminan mutu susu
3
sehat, utuh dan halal untuk konsumsi masyarakat sesuai dengan Thai
4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
seekor kambing perah atau lebih, dilakukan secara teratur dan hasilnya
berupa susu segar murni tanpa campuran, tidak dikurangi dan ditambah
ambing, lemak dan bahan kering yang digunakan sebagai kriteria untuk
dalam segi warna dan bentuk globular lemak. Susu kambing memiliki
Selain itu globular lemak susu kambing lebih kecil dari pada susu sapi,
sehingga dapat diminum oleh orang yang alergi terhadap susu sapi, atau
butiran lemak sebesar 2 mikrometer, lebih kecil dari pada ukuran butiran
5
Tabel 2.1 Perbandingan kandungan gizi susu kambing dan susu sapi per 100 gram
(Balivet, 2008).
Kandungan Susu Sapi Susu Kambing
Protein (g) 3.3 3.6
Lemak (g) 3.3 4.2
Laktosa (%) 4,7 4,8
Karbohidrat (g) 4.7 4.5
Kalori (g) 61 69
Phospor (g) 93 111
Kalsium (g) 119 134
Magnesium (g) 13 14
Besi (g) 0.05 0.05
Natrium (g) 49 50
Kalium (g) 152 204
Vitamin A (IU) 126 185
Vitamin B6 0.04 0.05
(mg)
Air (%) 87,2 87,5
Energi (kkal) 66,0 67,0
Berat jenis 1,032 1,032
Derajat 7,1 8,0
keasaman
pH 6,50 6,60
Titik beku -0,524 -0,570
kambing tidak kurang dari 3 hari setelah kelahiran dan pada susu tersebut
tidak dikurangi dan tidak ditambahkan komponen lain serta tidak boleh
somatik sel ambing, lemak dan bahan kering yang digunakan sebagai
2.1.
6
Tabel 2.1 Syarat mutu susu kambing
Susu kambing TAS 6006-2008
Uji Satuan Standard
1. Organoleptik
1.1 Warna Normal,bersih, berwarna
putih
1.2 Bau Aromatis
1.3 Rasa Rasa alami tampa diberi
campuran
1.4 Konsistensi % Normal
2. pH 6,5 – 6,8
%
3. lemak 8,25
4. Alkohol Negatif atau sedikit
5. BKTL 8,25
6. Berat Jenis 1.028
Cemaran mikroba (SNI 7388-2009)
7. Cemaran mikroba
7.1 Alt /TPC(30oC, 72 Koloni/ml 1 x 106
jam)
7.2 Coliform Koloni/ml 2 x 101
7.3 Escherichia coli Koloni/ml 0
7.4 Salmonella sp - Negatif
7.5 S. aureus Koloni/ml 1 x 102
7.6 Campylobacter sp Koloni/ml 0
dilihat dari keadaan susu yang meliputi warna, bau, rasa, dan kekentalan.
Hasil uji susu dikatakan menyimpang apabila susu memiliki rasa seperti
pahit, asin, dan amis. Susu sangat cepat mengalami kerusakan akibat
7
Apabila pH susu dibawah 6,5 maka dapat dikatakan kualitas susu
asam memiliki koloidal protein yang tidak stabil sehingga tidak dapat
sapi perah yang meliputi segala aktivitas teknis dan ekonomis dalam
2011).
a. Kesehatan Ternak
8
Hazard atau bahaya yang berkaitan dengan keamanan pangan
asal ternak dapat terjadi pada setiap mata rantai meliputi penyakit
food borne diseases dan kontaminan bahan kimia atau bahan toksik
mengingat susu yang baik berasal dari sapi yang sehat. Poin
penggunaan obat -obatan serta bahan kimia secara aman (FAO and
IDF, 2011).
b. Higiene Pemerahan
9
dibawa ke dalam farm. Pakan yang diberikan harus memenuhi
d. Kesejahteraan Ternak
diantaranya :
1. Bebas dari rasa lapar dan haus. Sapi perah yang dipelihara
kebutuhan.
dan beristirahat.
penderitaan psikologis.
10
5. Bebas untuk mengekspresikan tingkah laku alamiah. Ruang
e. Lingkungan
Oleh karena itu penerapan GFDP yang baik dan benar harus
tidak ada dampak buruk terhadap lingkungan (FAO and IDF, 2011).
baik dari segi ekonomi ataupun dari segi sosial. Menurut FAO
11
BAB 3 METODE PENELITIAN
NIM : 160130100011036
Email : ersyadeasy@gmail.com
12
2. Melaksanakan diskusi kelompok dan dengan dokter hewan
pembimbing koasistensi
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah beker glass
dan sampel susu kambing. Pengujian meliputi warna, bau, rasa dan
konsistensi.
Cara kerja:
13
3.4.2 Uji Kebersihan / Penyaringan (SNI 01-2782-1998, Metoda Pengujian
Susu Segar)
Prinsip kerja dari uji kebersihan adalah kotoran yang terdapat di dalam
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah tabung
Cara kerja :
Interpretasi hasil :
saring
3.4.3 Uji Berat Jenis (SNI 01-2782-1998, Metoda Pengujian Susu Segar)
Prinsip kerja dari uji berat jenis adalah benda padat yang dicelupkan ke
14
Cara kerja:
(1,0…).
Perhitungan :
BJ = n + {(T-27,5) x 0,0002}
Keterangan :
Dengan pH strip
15
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah sampel susu
Cara kerja :
Interpretasi hasil :
Prinsip kerja dari uji didih adalah kestabilan kasein susu akan berkurang
jika susu menjadi asam sehingga susu yang tidak baik akan pecah atau
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalahsampel susu
Cara kerja :
Interpretasi hasil :
16
o positif : terdapat gumpalan atau butiran halus pada dinding tabung.
3.4.6 Uji Alkohol (70%) (SNI 01-2782-1998, Metoda Pengujian Susu Segar)
Prinsip kerja dari uji alkohol adalah kestabilan sifat koloid susu tergantung
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah tabung reaksi,
Cara kerja :
Interpretasi hasil :
dinding tabung
17
3.4.7 Uji Titrasi Keasaman Soxhlet Henkel (SNI 01-2782-1998, Metode
Pengujian Susu Segar)
Prinsip kerja uji titrasi keasaman soxhlet henkel adalah jumlah ml NaOH
0,25 N yang diperlukan untuk menetralisasi asam yang berada dalam 100
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah sampel susu
kambing, buret dengan skala 0,05-0,01 ml, 2 tabung erlenmeyer 100 ml,
Cara kerja :
sudah tercapai bagian antara asam dan basa. Jumlah NaOH 0,25 N
ml.
3.4.8 Uji Kadar Lemak Susu (Metode Gerber) (SNI 01-2782-1998, Metode
Pengujian Susu Segar)
Prinsip kerja dari uji kadar lemak adalah penambahan H2SO4 pekat pada
susu akan merombak dan melarutkan kasein serta protein susu yang lain.
18
sehingga butir-butir lemak menjadi lebih besar yang berupa cairan jernih
di atas H2SO4
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah tabung
mL, 11 mL, kain lap, sumbat karet, larutan H2SO4pekat 92%, larutan
Cara kerja :
Keterangan :
BK : Bahan kering
19
L : Lemak (%)
al., 2014)
Rumus BKTL :
BKTL = BK - L
Keterangan :
L : Lemak
Keterangan :
L : Kadar lemak
o Prinsip kerja uji CMT adalah Pereaksi CMT akan bereaksi dengan DNA
dari inti sel somatis sehingga akan terbentuk massa kental, semakin kental
o Alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah paddle,
20
o Cara kerja :
o Interpretasi hasil :
menghitung jumlah sel somatis dan bakteri dalam 0,01 ml susu dengan
o Alat dan bahan yang digunakan adalah object glass, kertas breed, ose
o Cara kerja :
21
di udara selama 5-10 menit, kemudian difiksasi dengan api bunsen.
Keterangan :
F : Faktor mikroskop
o Prinsip dari metode TPC adalah apabila sel mikroba yang masih hidup
o Alat dan bahan yang digunakan adalah cawan petri, pipet ukur, tabung
o Cara kerja :
22
Dilakukan pengenceran susu 10-1dengan memasukkan 1 mL susu ke
dan ditambahkan ke dalam 9 mL larutan BPW 0,1% pada tabung reaksi lain
ke dalam cawan petri yang berbeda. Setiap pengenceran yang dituang pada
cawan petri, dibuat duplo.Kemudian media VRB cair yang telah didinginkan
hingga suhu 45oC dituangkan sebanyak 10-15 mL. Kemudian cawan petri
media padat.Setelah agar VRB memadat, ditambahkan 3-4 ml agar VRB cair
ke dalam cawan petri yang berbeda. Setiap pengenceran yang dituang pada
hingga suhu 45oC dituangkan sebanyak 10-15 mL. Cawan petri digerakkan
diinkubasi dengan posisi terbalik dalam inkubator suhu 37oC selama 24 jam.
Jumlah koloni dihitung setiap seri pengenceran dengan tally counter. Dipilih
23
3.4.15 Uji Salmonella sp. (SNI 2897:2008, Metoda Pengujian Cemaran
Mikroba dalam Daging, Telur, dan Susu, serta Hasil Olahannya).
o Prinsip pengujian ini yaitu pertumbuhan Salmonella pada media selektif
Salmonella sp., Proteus sp. dan Shigella sp. muncul sebagai koloni yang
tidak berwarna. Produksi H2S oleh Salmonella sp. mengubah pusat koloni
o Alat dan Bahan yang digunakan di dalam pengujian ini adalah cawan petri,
o Cara kerja :
24
3.4.16 Uji E.coli (SNI 2897:2008, Metoda Pengujian Cemaran Mikroba dalam
Daging, Telur, dan Susu, serta Hasil Olahannya).
o Prinsip kerja uji E.coli adalah media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
gelap dengan kilap logam, sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh
o Alat dan dan bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah Cawan
dalam BPW, sampel susu kambing dan media Eosin Methylene Blue Agar
(EMBA).
o Cara kerja :
o Sampel susu kambing segar yang sudah diencerkan dalam larutan BPW
25
BAB 4 PEMBAHASAN
26
6. pH 6,5-6,8 7
7. Uji Cemaran
Mikroba:
a. TPC Premium: > 5 x 104 3,65 x 106
Good: 5 x 104 - 105
Standard: 106 – 1.5
x 106
b. Cemaran - (SNI) Positif
Salmonella
c. Cemaran E.colli - (SNI) Positif
8. Residu Negatif Tidak ada residu
Antibiotik antibiotik
ciprofloxacin
9. Sel somatis Premium: < 7 x 105 3,8 x 104
5
Good: 7 x 10 - 10
6 (premium)
6
Standard: > 10 -
6
1.5 x 10
Pada Uji warna, sampel susu kambing segar adalah putih kekuningan.
koloid lemak, kalsium kaseinat dan kalsium fosfat. Bahan utama yang
riboflavin. Susu adalah bahan yang sangat mudah menyerap bau dari
dalam susu karena adanya laktosa. Rasa air susu bervariasi ada yang hambar,
sedikit manis, manis, asam, asin ataupun pahit. Perubahan warna, bau dan
rasa yang terjadi pada susu dapat disebabkan oleh adanya mikroba yang
mencemari air susu, baik yang terkontaminasi pada saat penanganan susu
27
(dari pemerahan sampai pengemasan) maupun susu yang berasal dari ternak
Pada Uji Kebersihan, susu kambing segar tampak bersih dan putih
dengan butiran lemak, tidak ada kotoran dan benda-benda asing yang terlihat
dalam air susu. Faktor yang menyebabkan susu kotor dapat dipengaruhi oleh
proses sebelum pemerahan baik kebersihan kandang dan alat yang digunakan
28
Pada uji alkohol, susu kambing segar mengalami penggumpalan. Susu
fisiologis hewan tersebut tidak normal, tidak stabilnya kasein serta terjadinya
susu yang jumlahnya mencapai kira-kira 80% dari total protein. Kasein
terdapat dalam bentuk kasein kalsium. Senyawa kompleks dari kalsium fosfat
micelles.
Pengujian derajat asam dan uji pH erat hubungannya dengan kerusakan susu.
menyebabkan terjadinya susu yang asam. Hal ini terjadi karena adanya
karena dalam susu yang baru diperah mengandung asam laktat (Susilorini dan
Sawitri, 2007).
Berat jenis susu ini dibawah standard yaitu 1,025 bila dibandigkan
jenis atau berat jenis merupakan perbandingan berat dari sejumlah volume
29
Namun rendahnya berat jenis juga bisa disebabkan oleh rendahnya bahan
kering susu seperti lemak dan protein. Hal ini dibuktikan pada uji lemak,
bahan kering tanpa lemak dan protein dengan metode Gerber. Kadar lemak,
bahan kering tanpa lemak dan protein dalam presentase yang rendah yang
Gambar 4.3 hasil positif E coli pada media EMBA (kiri); hasil positif Salmonella
pada media SSA (kanan).
Uji kesegaran susu yang didapatkan tidak segar di buktikan dengan uji
yaitu didapatkan 3,65 x 106, pada uji media selektif terhadap E. coli dan
Salmonella didapatkan hasil yang positif (Gambar 4.3). Susu segar tidak
Kebanyakan E.coli tidak berbahaya tetapi beberapa spesies E.coli seperti tipe
30
O157:H7 dapat mengakibatkan keracunan makanan pada manusia yaitu diare
2012). Salmonella sp. merupakan bakteri berbahaya yang dapat mencemari susu.
Bakteri tersebut dikeluarkan dari saluran pencernaan hewan atau manusia bersama
dengan feses. Oleh karena itu, produk yang berasal dari peternakan rentan
telah melaporkan kontaminasi Salmonella sp. pada susu (Sarati 1999). Pada uji
residu antibiotik, tidak terdapat adanya residu antibiotik ciprofloxacin pada susu.
Pada uji mastitis yaitu California Mastitis Test dan metode breed didapatkan
hasilnya negatif terhadap adanya mastitis. Pada sapi yang terserang mastitis,
susunya biasanya mengandung sel-sel darah putih dalam jumlah tinggi. Setelah
pewarnaan dengan biru metilen, sel-sel darah putih akan terlihat sebagai sel yang
bulat atau berbentuk tidak teratur, bewarna biru dengan ukuran lebih besar
perlu dilakukan. Aspek-aspek good milking practice antara lain adaah sanitasi
kualitas susu yang dihasilkan baik dan bisa bertahan lama. Penerapan sistem
sudah diatur dalam Good Farming Practice (GFP), Good Handling Practice
31
Analisa Good Dairy Farming Practices (GDFP) adalah standar yang
seharusnya dimiliki oleh peternakan pemerahan. Aspek GDFP antara lain adalah
dan atapnya adalah genteng. Dalam satu kandang berisi 15 ekor kambing ettawa.
penyakit dan mengurangi stres. Bibit kambing ettawa adalah peranakan ettawa.
lokal tidak dilakukan. Terbukti dengan letak kandang yang berdampingan dengan
Program manajemen kesehatan seperti isolasi hewan yang sakit dan kontrol oleh
yang diduga mengalami penyakit dilakukan oleh dokter hewan dinas setempat.
Poin kedua yaitu aspek higiene pemerahan. Pada saat pemerahan diakukan
dengan baik dan tidak melukai ternak sehingga meminimalisir kontaminasi yang
32
cairan pembersih tidak diketahui. Proses pemerahan kurang memperhatikan
higienitas karena area kandang masih agak kotor ketika memerah sehingga rawan
dilakukan, susu tidak didinginkan terlebih dahulu dan kemasannya tidak dalam
kondisi higienis. Susu dalam milk can langsung diantar pada agen susu tanpa
rantai dingin.
Poin ketiga yaitu aspek pakan dan air. Peternakan ini sudah memiliki
pasokan air yang memenuhi persyaratan. Manajemen nutrisi, irigasi dan hama
pada pakan tidak begitu diperhatikan. Peternakan memiliki data catatan pakan
dan bahan yang diterima dari pemasok, peternakan ini juga memiliki sistem untuk
merekam dan melacak pakan atau bahan pakan yang diterima, namun dalam
penerapannya tidak begitu disiplin; sehingga catatan ada yang tidak lengkap.
menjamin hewannya bebas dari rasa haus, lapar dan malnutrisi. Peternaka ini
menyediakan pakan dan air yang cukup untuk masing-masing hewan. Hewan juga
satu sama lain dan diberi atap agar terhindar dari panas matahari dan hujan,
namun karena kandang semi terbuka; sehingga hujan, angin dan satwa lain bisa
masuk. Hewan juga sudah dipastikan bebas dari rasa sakit dan penyakit, setiap ada
hewan yang menunjukkan gejala sakit atau terluka langsung dilaporkan pada
tenaga kesehatan hewan dinas setempat. Hewan juga sudah dipastikan ebas dari
rasa takut dengan menyediakan pekerja yang kompeten dan tepat, sehingga
terwujud keamanan antara hewan dan manusia. Hewan juga dipastikan dapat
33
mengeskpresikan perilakunya, dimana kandang yang luas memungkinkan hewan
penggunaan sumber energi secara tepat. Sistem pengolahan limbah juga tidak
langsung menjualnya.
peternakan ini adalah peternakan keluarga. Pemilik juga sebagai pekerja. Tugas-
tugas peternakan telah dilakukan dengan aman dan memiliki prosedur walapun
asal sampel susu yang perlu diperbaiki untuk menunjang kualitas susu yang baik
dan layak untuk dikonsumsi masyarakat. Poin-poin GDFP yang belum terpenuhi
ini sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan susu yang telah dilakukan. Maka
34
dapat dikatakan bahwa penerapan GDFP sangat penting untuk menunjang kualitas
35
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dengan tingginya tingkat cemaran dan hasil positif terhadap biakan bakteri
Salmonella dan E. coli pada media selektif. Pada uji mastitis didapatkan
susu ini bebas dari infeksi mastitis. Susu sampel ini sebaiknya tidak
dikonsumsi.
5.2 Saran
36
DAFTAR PUSTAKA
37