You are on page 1of 6

TEKNIK PENGENDALIAN PENYAKIT PASCA PANEN BAHAN

SIMPAN PADA MANUSIA, HEWAN DAN TUMBUHAN

MAKALAH

OLEH:

FIFI ANNA SARI SIMANJUNTAK


150301259
AGROTEKNOLOGI / HPT

MATA KULIAH HAMA DAN PENYAKIT BENIH DAN BAHAN SIMPAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
Gejala Penyakit Tanaman Akibat Kekurangan Unsur Hara

Gejala kahat hara yang timbul disebabkan karena kebutuhan hara tidak

terpenuhi baik dari tanah maupun dari pemberian pupuk. Tanaman kekurangan

unsur hara tertentu, maka gejala defisiensi yang spesifik akan muncul. Metode

visual ini sangat unik karena tidak memerlukan perlengkapan yang mahal dan

banyak serta dapat digunakan sebagai penunjang informasi yang sangat penting

untuk perencanaan pemupukan pada musim berikutnya bagi teknik- teknik

diagnostik lainnya. Kahat hara yang dapat di deteksi dini dapat diatasi dengan

penambahan pupuk.

Gejala Kekurangan N

Pada tanaman masih muda seluruh permukaan daun berwarna hijau

kekuningan. Daun berwarna kuning pada ujung daun dan melebar menuju tulang

daun. Warna kuning membentuk huruf V. Gejala nampak pada daun bagian

bawah, karena N sifatnya mobil dalam tanaman, gejala kahat N ini berangsur-

angsur akan merambah ke daun-daun di atasnya. Daun tua akan mati dan tanaman

yang kekurangan N akan tumbuh kerdil, pembungaan terlambat, dan pertumbuhan

akar terbatas sehingga produksi rendah.

Gejala Kekurangan P

Kahat fosfor umunya sudah tampak waktu tanaman masih muda. Gejala

awal dimulai dengan daun yang berwarna ungu-kemerahan. Hasil tongkol

menunjukkan tongkolnya kecil dengan ujung janggel melengkung. Suhu tinggi

dan udara kering dapat menyebabkan kahat P, meskipun P dalam tanah cukup.

Kahat P menyebabkan pemasakan biji menjadi lambat dan produksi rendah.


Gejala Kekurangan K

Kahat kalium dimulai dengan warna kuning atau kecoklatan sepanjang

pinggir daun pada daun tua. Warna tersebut akan berkembang kearah tulang daun

utama dan pada daun-daun di atasnya. Gejala umum kahat K lainnya adalah warna

coklat tua pada buku batang bagian dalam dan dapat diketahui dengan mengiris

batang secara memanjang. Ukuran tongkol kadang-kadang tidak terlalu

dipengaruhi seperti halnya pada kahat N dan P, tetapi biji-biji pada jagung tidak

berkembang dan tongkol jagung memiliki banyak klobot dengan biji sedikit

sebagai akibat kahat K.


Gejala Penyakit Tanaman Akibat Kekurangan Unsur Hara Mikro dan
Logam Berat

Logam berat merupakan komponen alami tanah. Elemen ini tidak dapat

didegradasi maupun dihancurkan. Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh

manusia melalui makanan, air minum, atau udara. Logam berat seperti tembaga,

selenium, atau seng dibutuhkan tubuh manusia untuk membantu kinerja

metabolisme tubuh. Akan tetapi, dapat berpotensi menjadi racun jika konsentrasi

dalam tubuh berlebih. Logam berat menjadi berbahaya disebabkan sistem

bioakumulasi, yaitu peningkatan konsentrasi unsur kimia didalam tubuh mahluk

hidup.

Telah diteliti pengaruh timbal (Pb) dan kadmium (Cd) terhadap

pertumbuhan tanaman kedelai ( Glycine max (1.) Merr.) dengan kultur

hidroponik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pb dan Cd yang masing-masing

diberikan berupa larutan PbEDTA dan CdC12 , di dalam larutan nutrisi Rorison

dapat menimbulkan gejala keracunan pada tanaman kedelai umur 17 hari. Gejala

keracunan Pb tampak pada daun muda yang mengalami klorosis di antara urat

daun. Perlakuan dengan Pb masing-masing 45 dan 85 ppm selama 18 hari menye -

babkan keracunan dan sangat nyata mempengaruhi penurunan berat kering akar

dan konsentrasi klorofil a daun. Keha - diran Pb 100 dan 300 ppm menurunkan

persentase perkecam - bahan biji di dalam cawan Petri, menghambat pertumbuhan

akar sekunder serta menimbulkan klorosis pada daun unifo - lium kecambah.

Kedelai yang keracunan Cd berwarna merah kecoklatan pada batang,

tangkai dan urat daun, daun keri - ting dan berorientasi vertikal, sudut daun

mengecil, pucuk dan daun muda mengalami klorosis serta tanaman kerdil. Logam
Cd sebanyak 0,9 ppm menimbulkan keracunan pada tanaman muda, sangat nyata

menghambat penambahan tinggi, menurun - kan berat kering tanaman serta

mengurangi konsentrasi klorofil daun muda. Logam Cd 1,0 dan 9,0 ppm tidak

menurunkan persentase perkecambahan biji yang berarti tetapi nyata mengganggu

pemanjangan epikotil dan pertumbuhan akar ke - cambah. Walaupun Pb dan Cd

dapat diakumulasi di pucuk ke - cambah, tetapi pemanjangan hipokotil dan

biomasa pucuk ti- dak terpengaruh. Kehadiran Pb berlebih di dalam larutan nutrisi

dapat mengubah akumulasi Mg dan Fe tanaman, se - dangkan logam Cd

mengubah akumulasi Ca, Mg, Fe dan Mn ta - naman muda. Di dalam penelitian

ini, tingkat keracunan gangguan pertumbuhan, penurunan biomasa dan besarnya

akumulasi Cd atau Pb ini berkorelasi positif dengan konsen - trasi ke dua logam

berat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Arisoesilaningsih Endang , 1986. Pengaruh Timbal dan Kadium Terhadap


Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merr.). THESIS.
Institut Teknologi Bandung.

Erawati , 2010. Identifikasi Gejala Kekurangan Unsur Hara Pada Tanaman


Jagung. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian. Nusa Tenggara Barat.

You might also like