Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN UMUM
4
5
Tabel. 2.1. Alat-alat berat yang umum digunakan pada pekerjaan pemindahan
tanah
Jenis Pekerjaan Jenis Alat Jenis Attachment
Pengupasan Top Soil Bulldozer Angle Blade, Straight
(Stripping) Blade
Pemotongan /penggalian Bulldozer Angle Blade, Shear Blade
Excavator
Scraper
Grader
Dragline
Penggaruan (Ripping) Bulldozer Ripper
Penumpukan Bulldozer Angle Blade, Straight
(Stockpilling) Dozer Shovel Blade
Wheel Loader
Pemuatan (Loading) Dozer Shovel
Wheel Loader
Excavator
Power Shovel
Motor Scraper
Dimana ketinggian alat alat angkut dan truk adalah sama. Cara ini dipakai pada
alat muat power shovel (Ganbar 2.3 b.).
(a) (b)
Gambar 2.3. Cara Pemuatan Material (Sumber : Application Engineering
Dept. PT United Tractors, Tbk.)
2.6. Produktivitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), produktivitas adalah
kemampuan untuk menghasilkan sesuatu, daya produksi, dan keproduktifan.
Sedangkan menurut Kamus Pertambangan, produktivitas adalah kinerja produksi
dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja atau kemampuan alat-alat produksi.
Dalam menentukan durasi suatu pekerjaan maka hal-hal yang perlu diketahui
adalah volume pekerjaan dan produktivitas alat tersebut. Produktivitas alat
bergantung pada kapasitas dan waktu siklus alat. Umumnya waktu siklus alat
ditetapkan dalam menit sedangkan produktivitas alat dihitung dalam
produksi/jam. Suatu pekerjaam terdapat lebih dari suatu jenis alat yang dipakai.
15
Umumnya alat yang dipakai adalah excavator untuk menggali, loader untuk
memindahkan hasil galian kedalam wadah truck, dan truck digunakan untuk
pemindahan tanah. Karena ketiga jenis contoh tersebut mempunyai produktivitas
yang berbeda-beda, maka perlu diperhitungkan masing-masing alat (Kholil, A,
2012).
Menurut Tenriajeng T, Produktivitas Power Shovel dapat dihitunng
dengan menggunakan rumus:
KB x BF x 3600 x FK
𝑃= (2-1)
CT
𝐶 = 𝑛 𝑥 𝐾𝐵 𝑋 𝐵𝐹 (2-3)
Dimana :
P = Produksi per-jam (m3/jam)
C = Kapasitas Vessel
KB = Kapasitas Bucket
BF = Bucket Factor
n = Jumlah pengisian
CT = Cycle time (menit)
adalah material yang telah mengembang karena digali. Dan alat-alat itu sanggup
membawa material tersebut sebesar kapasitas munjung (heaped capacity). Jadi
kalau kapasitas munjung dikalikan dengan faktor pengembangan material
diangkutnya diperoleh “pay yard” capacity. Menurut Prodjosumarto (1993)
Faktor-faktor tersebut dapat dipakai rumus :
𝑉𝑏
𝑆𝐹 = 𝑥 100% 2-4
𝑉𝑙
TABEL 2.3
Dimana :
CT = Waktu daur alat gali-muat, detik
T1 = Waktu menggali material, detik
T2 = Waktu putar dengan wadah terisi, detik
T3 = Waktu menumpahkan muatan, detik
T4 = Waktu putar dengan wadah kosong, detik
(bentukm ukuran, dan spesifikasi) alat angkut yang digunakan dalam kondisi
medan yang ada sehingga dapat menjamin serta menunjang segi keamanan dan
keselamatan operasi pengangkutan. Gemoteri jalan tersebut merupakan hal yang
mutlak harus dipenuhi ( Indonesianto Y ,2005).
Adapun faktor-faktor yang merupakan gemoteri penting yang akan
mempengaruhi keadaan jalan angkut adalah lebar jalan, jari-jari tikungan dan
kemiringan jalan angkut.
Keterangan :
L = lebar jalan angkut minimum, meter
n = jumlah jalur
Wt = lebar alat angkut (total), meter
Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar dari pada lebar pada
jalan lurus. Untuk jalur ganda, lebar minimum pada tikungan dihitung dengan
mendasarkan pada :
1. Lebar jejak ban
2. Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan belakang
saat membelok
3. Jarak antara alat angkut pada saat bersimpangan
4. Jarak (spasi) alat angkut terhadap tepi jalan
Perhitungan terhadap lebar jalan angkut pada tikungan atau belokan dapat
menggunakan rumus : ( Indonesianto Y ,2005).
𝑊 = 𝑛 (𝑈 + 𝐹𝑎 + 𝐹𝑏 + 𝑍) + 𝐶 2-8
1
𝐶 = 𝑍 = 2 (𝑈 + 𝐹𝑎 + 𝐹𝑏) 2-9
Keterangan :
W = lebar jalan angkut pada tikungan, meter
N = jumlah jalur
U = jarak jejak roda kendaraan, meter
Fa = lebar juntai deapn, meter (dikoreksi dengan sinus sudut belok roda
depan)
Fb = lebar juntai belakang, meter (dikoreksi dengan sinus sudut belok roda
depan)
Ad = jarak as roda depandengan bagian depan truck, meter
Ab = jarak as roda belakang dengan bagian belakang truck, meter
α = sudut penyimpangan (belok) roda depan
C = jarak antara dia truck yang akan bersimpangan, meter
Z = jarak sisi luar truck ke tepi jalan, meter
23
Keterangan :
∆h : beda tinggi anatra dua titik yang diukur
∆x : jarak datar antara dua titik yang diukur
Secara umum kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh
alat angkut besarnya berkisar anatra 18% - 10%. Akan tetapi untuk jalan naik
maupun turun pada bukit lebi aman kemiringan jalan maksimum 8% atau 4,5°
.
2.9. Match Factor
24
Match Factor atau Faktor keserasian yaitu kombinasi alat muat dengan
alat angkut. Sejmlah alat angkut (truck) bekerja melayani sejumlah alat muat,
serasi apabila produksi alat muat sama dengan produksi alat angkut (truck).
Menurut Indonesianto (2005) diperoleh rumus :
𝑁𝑇 𝑥 𝐶𝐿
𝑀𝐹 = 2-10
𝑛𝐿 𝑥 𝐶𝑡
Keterangan :
MF = Match Factor
NT = jumlah truck
CL = Waktu edar alat muat
nL = jumlah alat muat
Ct = waktu edar truck
Keserasian kerja diantara alat muat dan alat angkut berpengaruh terhadap
faktor kerja dimana hubungan yang tidak serasi tersebut akan menurunkan faktor
kerja itu sendiri. Faktor kerja alat muat dan alat angkut akan mencapai 100% bila
MF = 1, sedangkan bila MF < 1 maka faktor kerja alat angkut = 100% dan faktor
kerja alat muat < 100% sebaliknya MF>1 maka faktor kerja alat muat = 100% dan
faktor kerja alat angkut < 100%.