You are on page 1of 31

PRAKTEK KETERAMPILAN DASAR DALAM KEPERAWATAN 1

ALAT – ALAT KESEHATAN

NAMA : NI MADE DWI PUTRI MULYANI

NIM : 15C11553

KELAS : C

PRODI : ILMU KEPERAWATAN

STIKES BALI

2016/2017
Pemeliharaan Peralatan Dari Logam

Melaksanakan pemeliharaan keperawatan dan alat - alat kedokteran dengan cara


membersihkan, mendesinfektan, menyeterilkan dan menyimpannya. Tujuannya yaitu sebagai
pemeliharaan alat medis dan keperawatan.

Prosedurnya :

- Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi (lebih kurang dari 37 derajat Celcius)
- Lingkungan yang kering kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap air.
- Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi dengan minyak
oli, minyak rem atau parafin cair.

Bagian – bagian pemeliharaan alat – alat perawatan dan kedokteran

1. Peralatan dan bahan baku logam


2. Peralatan dan bahan baku gelas
3. Peralatan dan bahan baku karet/plastik
4. Pemeliharaan sarung tangan (handscoon)

Contoh – contoh alat kesehatan logam

1. Jarum suntik
Alat untuk menyuntik dengan alat suntik (spuit)

Cara sterilisasinya yaitu :

1.1 Menyiapkan sterilisasi jarum


- Kenakan sarung tangan
- Siapkan peralatan sterilisasi. Gunakan penjepit atau sendok steril untuk mengambil jarum dari
alat apapun. Jangan menyentuh jarum yang baru saja disterilkan dengan tangan atau sarung
tangan, karena jarum dapat terkontaminasi lagi. Jika untuk disimpan, masukkan jarum ke dalam
wadah steril.
- Cuci jarum. Sebelum disterilkan, cuci jarum untuk menghilangkan debu, kotoran, atau sisa
darah yang menempel. Langkah ini sangat penting jika jarum sudah pernah digunakan
sebelumnya. Pastikan mencuci bagian dalam jarum jika berongga. Gunakan alat suntik bersih
atau steril untuk membilas bagian dalam jarum dengan air dan sabun.
- Bilas jarum. Setelah mencuci jarum dengan sabun atau desinfektan, bilaslah dengan air steril.
Pastikan untuk menggunakan air steril, alih – alih air suling. Air suling masih dapat
mengandung bakteri. Bilas jarum sampai tidak ada sisa kotoran atau sabun yang tertinggal.

1.2 Mensterilkan jarum


- Gunakan uap. Pada sterilisasi uap dapat menggunakan panci presto dengan tekanan 15Psi (103
kPa) . Diamkan jarum di dalam panci presto pada suhu dan durasi berikut :
*116 derajat Celcius selama 30 menit
* 120 derajat Celcius selama 15 menit
* 127 derajat Celcius selama 10 menit
* 135 derajat Celcius selama 3 menit
Atau dapat juga menggunakan autoclave yang secara khusus dibuat untuk mensterilkan jarum
dan peralatan lain.
- Panggang jarum. Bungkus jarum dengan berlapis – lapis kain bersih. Panggang jarum selama 1
jam pada suhu 170 derajat Celcius. Pastikan untuk memegang jarum di dalam oven cukup
lama. Pemanasan kering dapat menyebabkan jarum menjadi getas.
- Gunakan zat kimia. Rendam jarum di dalam larutan kimia setidaknya selama 20 menit , kecuali
jika menggunakan alkohol yang dapat diminum.

Cara perawatannya yaitu :


- Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi (lebih kurang dari 37 derajat Celcius)
- Lingkungan yang kering kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap air.
- Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi dengan minyak oli,
minyak rem atau parafin cair.

2. Pinset
Untuk menjepit, baik benda kecil atau jaringan yang membantu menyingkap kulit sehingga
lapangan pandangan operasi menjadi lebih luas serta untuk memberi tanda sebelum sayatan
dimulai.
Pinset memiliki berbagai macambentuk dan fungsinya antara lain :
a. Pinset sirugis (chirurgische pinset)
Untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan penjahitan luka, memberi tanda pada kulit
sebelum memulai insisi dengan ciri ujung keduanya bergerigi

b. Pinset anatomis
Untuk menjepit kasa sewaktu menekan luka, menjepit jaringan yang tipis dan lunak

c. Pinset splinter
Untuk mengadaptasi tepi – tepi luka (mencegah overlapping). Kedua ujung runcing seperti
ujung tombak

d. Pinset agrave
Untuk menjepit elip pada luka – luka sehingga tidak terbuka, ciri – cirinya yaitu kedua
ujungnya bergerigi dan di bawah kedua gigi terdapat lekukan yang berfungsi untuk tempat
ujung elip supaya dapat ditekan
Cara sterilisasinya yaitu :
- Peralatan yang sudah dipergunakan, dibilas dengan air (sebaiknya dibawah air mengalir) untuk
menghilangkan kotoran yang melekat , kemudian direndam didalam larutan desinfektan sekurang -
kurangnya 2 jam. Khusus peralatan yang telah dipergunakan pada pasien penyakit menular harus
direndam sekurang – kurangnya 24 jam.
- Peralatan disabuni satu per satu kemudian dibilas. Selanjutnya disterilkan dengan cara merebus di
dalam sterilisator yang telah diisi air secukupnya dimasak sampai mendidih. Setelah air mendidih
sekurang – kurangnya 15 menit baru diangkat.
- Peralatan yang sudah disterilkan diangkat atau dipindahkan dengan korentang steril ketempat
penyimpanan yang steril
- Setelah selesai peralatan dibersihkan dan dibereskan serta dikembaikan ke tempat semula.

Cara perawatannya yaitu:


- Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi (lebih kurang dari 37 derajat Celcius)
- Lingkungan yang kering kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap air.
- Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi dengan minyak oli,
minyak rem atau parafin cair.

3. Gunting
Untuk memotong. Jenis – jenis gunting antara lain :
a. Bandage scissors (ing.)
Verbandschaar (beld.) gunting perban atau gaas
Fungsi : memotong perban dan kain kasa

b. Surgical scissors gunting operasi


Fungsi : gunting untuk pembedahan
c. Gunting Nercotomy
Fungsi : untuk memotong jaringan tubuh untuk keperluan praktek

d. Gunting Haectting Up
Fungsi : untuk memotong benang jaitan operasi atau bekas jaitan operasi

e. Gunting Mayo
Fungsi : untuk menggunting kulit bagian luar saat operasi khususnya pada
cedera kepala. Panjang gunting ini 18 cm.

f. Gunting Metzenbaum
Fungsi : untuk menggunting Kulit bagian dalam saat operasi.
Panjangya 14 cm.
Cara sterilisasinya yaitu :

- Gunting yang telah digunakan dibilas di air mengalir agar kototran yang melekat bisa hilang
- Kemudian rendam di dalam larutan desinfektan sekurang – kurangnya 2 jam
- Setelah itu gunting di sabunkan dan di sikat, kemudian di bilas sampai bersih. Selanjutnya
gunting dibungkus dengan kain kasa, kemudian biarlah dimasukkan kedalam sterilisator setelah
air mendidih dan di tunggu selama 3 sampai 5 menit
- Setelah di gunting diangkat menggunakan korentang steril ke tempat yang steril

Cara perawatannya yaitu:


- Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi (lebih kurang dari 37 derajat Celcius)
- Lingkungan yang kering kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap air.
- Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi dengan minyak oli,
minyak rem atau parafin cair.

4. Scalpel blade (pisau bedah)


Untuk membantu dalam proses pembedahan yaitu menyayat berbagai organ atau bagian tubuh
manusia. Mata pisau disesuaikan dengan bagian yang akan disayat
Scalpel memiliki 2 macam bentuk :
a. Pointed (ujungnya runcing , tajam)
b. Bellied (convex)

Selain scalpel yang dimaksud diatas, ada pula istilah – istilah :

a. Scalpel blade
Pisau saja tanpa pegangan atau gagangnya
b. Scalpel handle

Pegangannya saja tanpa pisau


Terdapat berbagai macam ukuran dan bahan. Ada yang terbuat dari plastik dan
stainless steel dan juga terdapat yang steril dan non-steril. Terdapat jenis-jenis scalpel yang
mempunyai nama dan kegunaannya tersendiri, misalnya:

a. Fistula Knife c. Dura Knife

b. Cone Knife

d. Trigeminal Knife e. Myomatome f. Resection Knife

g. Meniscus Knife h. Tenotome i. Tonsil Knife


Cara sterilisasinya yaitu :
- Direndam dalam larutan clorin -/+ 10 menit
- Setelah direndam, disabun dan disikat hingga bersih
- Bilas (menggunakan air yang mengalir) dan dikeringkan
- Kemudian direbus dalam air mendidih -/+ 30 menit, atau masukkan dalam sterilisator (alat
pensteril) selama 15-20 menit

Cara perawatannya yaitu :


- Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi (lebih kurang dari 37 derajat Celcius)
- Lingkungan yang kering kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap air.
- Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi dengan minyak oli,
minyak rem atau parafin cair.

5. Speculum
Untuk memeriksa/melihat bagian yang berada di dalam liang rongga tsb.
Jenis – jenis speculum yaitu :
a. Nasal speculum
Fungsi : untuk memeriksa rongga hidung

b. Ear speculum
Fungsi : untuk memriksa rongga telinga

c. Rectum speculum
Fungsi : untuk memeriksa lubang anus/rectal
d. Vaginal speculum
Fungsi : untuk memriksa lubang vagina

Cara sterilisasinya yaitu :


- Rendam speculum di dalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit. Larutan clorin juga disebut
dengan kaporit (kalsium hipoklorit) yang digunakan sebagai agen pemutih atau desinfektan.
Senyawa ini adalah komponen yang digunakan dalam pemutih komersial, larutan pembersih, dan
desinfektan untuk air minum, sistem pemurnian air kolam)
- Setelah direndam kemudian dibersihkan dengan menggunakan air bersih mengalir
- Keringkanlah speculum menggunakan kain bersih
- Setelah kering masukkan speculum pada air mendidih dan biarkan sampai 20 menit

Cara perawatannya yaitu :


- Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi (lebih kurang dari 37 derajat Celcius)
- Lingkungan yang kering kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap air.
- Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi dengan minyak oli,
minyak rem atau parafin cair.

6. Nierbeken (bengkok)
Untuk tempat alat – alat yang sudah terpakai saat menolong persalinan/merawat luka, dsb
Cara sterilisasinya yaitu :
- Direndam dalam larutan clorin -/+ 10 menit
- Setelah direndam, disabun dan disikat hingga bersih
- Bilas (menggunakan air yang mengalir) dan dikeringkan menggunakan kain bersih

Cara perawatannya yaitu :

- Setelah digunakan pastikan bengkok dicuci bersih menggunakan sabun lalu dikeringkan dan
simpan dalam kondisi keirng dan bersih. Jangan menyimpan dalam kondisi basah, terkena darah,
cairan antiseptik atau bahan lainnya.
- Simpan bengkok tersebut dalam wadah dengan dilapisi kain untuk menjaga tetap kering
- Jika sterilisasi menggunakan bahan kimia seperti clorin jangan merendam bengkok kedalam
cairan DDT tersebut terlalu lama karena dapat mengakibatkan perubahan warna menjadi sedikit
hitam kusam, maksimal 20 menit. Klorin adalah bahan kimia yang bersifat korosif
- Setelah disterilkan menggunakan cairan clorin bilaslah dengan air matang untuk
mempertahankan kondisi sterilnya
- Jika disterilkan dengan merebus atau uap panas juga jangan terlalu lama, maksimal 20 menit. Hal
ini untuk menghindari nierbeken menjadi kusam atau berwarna kehitaman

7. Cucing (kom)
Untuk merendam kapas. Biasanya digunakan sebagai tempat steril ataupun tidak steril
dalam proses perawatan luka, mengangkat drain, mengganti balutan pada pasien dengan
luka ganggren, persiapan sirkumsisi. Selain itu berguna untuk merendam jari atau tangan,
atau kom khusus untuk lengan atau kaki, atau bak rendam atau bak duduk.

8.
9.
10.

Cara sterilisasinya yaitu :


- Direndam dalam larutan clorin -/+ 10 menit
- Setelah direndam, disabun dan disikat hingga bersih
- Bilas (menggunakan air yang mengalir) dan dikeringkan menggunakan kain bersih
Cara perawatannya yaitu :

- Setelah digunakan pastikan cucing dicuci bersih menggunakan sabun lalu dikeringkan dan
simpan dalam kondisi keirng dan bersih. Jangan menyimpan dalam kondisi basah, terkena darah,
cairan antiseptik atau bahan lainnya.
- Simpan cucing tersebut dalam wadah dengan dilapisi kain untuk menjaga tetap kering
- Jika sterilisasi menggunakan bahan kimia seperti clorin jangan merendam cucing kedalam cairan
DDT tersebut terlalu lama karena dapat mengakibatkan perubahan warna menjadi sedikit hitam
kusam, maksimal 20 menit. Klorin adalah bahan kimia yang bersifat korosif
- Setelah disterilkan menggunakan cairan clorin bilaslah dengan air matang untuk
mempertahankan kondisi sterilnya
- Jika disterilkan dengan merebus atau uap panas juga jangan terlalu lama, maksimal 20 menit. Hal
ini untuk menghindari nierbeken menjadi kusam atau berwarna kehitaman

8. Bak Instrumen
Untuk meletakkan atau menyiapkan alat-alat steril atau instrument yang akan
digunakan untuk melaksanakan tindakan keperawatan atau tindakan medis tertentu.

Cara sterilisasinya yaitu :


- Direndam dalam larutan clorin -/+ 10 menit
- Setelah direndam, disabun dan disikat hingga bersih
- Bilas (menggunakan air yang mengalir) dan dikeringkan menggunakan kain bersih

Cara perawatannya yaitu :

- Setelah digunakan pastikan bak instrumen dicuci bersih menggunakan sabun lalu dikeringkan
dan simpan dalam kondisi keirng dan bersih. Jangan menyimpan dalam kondisi basah, terkena
darah, cairan antiseptik atau bahan lainnya.
- Simpan bak instrumen tersebut dalam wadah dengan dilapisi kain untuk menjaga tetap kering
- Jika sterilisasi menggunakan bahan kimia seperti clorin jangan merendam bak instrumen
kedalam cairan DDT tersebut terlalu lama karena dapat mengakibatkan perubahan warna menjadi
sedikit hitam kusam, maksimal 20 menit. Klorin adalah bahan kimia yang bersifat korosif
- Setelah disterilkan menggunakan cairan clorin bilaslah dengan air matang untuk
mempertahankan kondisi sterilnya
- Jika disterilkan dengan merebus atau uap panas juga jangan terlalu lama, maksimal 20 menit. Hal
ini untuk menghindari nierbeken menjadi kusam atau berwarna kehitaman

9. Bak Spuit

Alat untuk menampung spuit yang masih steril. Bentuknya persegi empat, berisi tutup
di atasnya, bahan berupa aluminium atau stainless steel dan berukuran lebih kecil dari
bak instrument.Tujuannya untuk memudahkan membawa alat dan menjaga kesterilan
alat-alat tersebut. Bentuknya persegi empat , berisi tutup di atasnya, bahan berupa
aluminium atau stainless steel.

Cara sterilisasinya yaitu :


- Direndam dalam larutan clorin -/+ 10 menit
- Setelah direndam, disabun dan disikat hingga bersih
- Bilas (menggunakan air yang mengalir) dan dikeringkan menggunakan kain bersih

Cara perawatannya yaitu :

- Setelah digunakan pastikan bak spuit dicuci bersih menggunakan sabun lalu dikeringkan dan
simpan dalam kondisi keirng dan bersih. Jangan menyimpan dalam kondisi basah, terkena darah,
cairan antiseptik atau bahan lainnya.
- Simpan bak spuit tersebut dalam wadah dengan dilapisi kain untuk menjaga tetap kering
- Jika sterilisasi menggunakan bahan kimia seperti clorin jangan merendam bak spuit kedalam
cairan DDT tersebut terlalu lama karena dapat mengakibatkan perubahan warna menjadi sedikit
hitam kusam, maksimal 20 menit. Klorin adalah bahan kimia yang bersifat korosif
- Setelah disterilkan menggunakan cairan clorin bilaslah dengan air matang untuk mempertahankan
kondisi sterilnya
- Jika disterilkan dengan merebus atau uap panas juga jangan terlalu lama, maksimal 20 menit. Hal
ini untuk menghindari nierbeken menjadi kusam atau berwarna kehitaman

10. Korentang
Untuk mengambil alat steril

Cara sterilisasinya yaitu :


- Peralatan yang sudah dipergunakan, dibilas dengan air (sebaiknya dibawah air mengalir) untuk
menghilangkan kotoran yang melekat, kemudian direndam didalam larutan desinfektan sekurang –
kurangnya 2 jam. Khusus peralatan yang telah dipergunakan pada pasien penyakit menular harus
direndam sekurang – kurangnya 24 jam.
- Peralatan disabuni satu per satu kemudian dibilas. Selanjutnya disterilkan dengan cara merebus di
dalam sterilisator yang telah diisi air secukupnya dimasak sampai mendidih. Setelah air mendidih
sekurang – kurangnya 15 menit baru diangkat.
- Peralatan yang sudah disterilkan diangkat atau dipindahkan ketempat penyimpanan yang steril
- Setelah selesai peralatan dibersihkan dan dibereskan serta dikembaikan ke tempat semula.

Cara perawatannya yaitu :


- Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi (lebih kurang dari 37 derajat Celcius)
- Lingkungan yang kering kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap air.
- Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi dengan minyak oli,
minyak rem atau parafin cair.

11. Klem (clamp)


Alat medis yang biasanya digunakan dalam melakukan proses operasi (bedah).
Bentuknya seperti alat pengisap nyamuk dengan ujungnya yang meruncing dan agak
gepeng serta sedikit melengkung ke dalam. Di bagian dalam dari klem ini terdapat garis–
garis yang sangat bermanfaat sesuai dengan fungsinya. Tetapi
jika dilihat secara sekilas, klem ini terlihat seperti gunting
dengan perbedaan yang terletak pada fungsinya. Klem ini lebih
difungsikan sebagai alat penjepit yang telah dilengkapi dengan
ujung yang runcing dan agak melengkung dan adanya ornament
garis – garis pada bagian tengahnya agar saat menjepit, sesuatu
yang di jepit tidak mudah terlepas. Fungsi lainnya, yaitu untuk
menekan sesuatu, klem dapat digunakan dengan cara
memegang bagian pertengahan (tidak perlu memasukkan jari ke kedua lubang yang ada)
lalu menekan target yang diinginkan.

Cara sterilisasinya yaitu :


- Peralatan yang sudah dipergunakan, dibilas dengan air (sebaiknya dibawah air mengalir) untuk
menghilangkan kotoran yang melekat, kemudian direndam didalam larutan desinfektan sekurang
– kurangnya 2 jam. Khusus peralatan yang telah dipergunakan pada pasien penyakit menular
harus direndam sekurang – kurangnya 24 jam.
- Peralatan disabuni satu per satu kemudian dibilas. Selanjutnya disterilkan dengan cara merebus
di dalam sterilisator yang telah diisi air secukupnya dimasak sampai mendidih. Setelah air
mendidih sekurang – kurangnya 15 menit baru diangkat.
- Peralatan yang sudah disterilkan diangkat atau dipindahkan dengan korentang steril ketempat
penyimpanan yang steril
- Setelah selesai peralatan dibersihkan dan dibereskan serta dikembaikan ke tempat semula.

Cara perawatannya yaitu:


- Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi (lebih kurang dari 37 derajat Celcius)
- Lingkungan yang kering kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap air.
- Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi dengan minyak oli,
minyak rem atau parafin cair.
12.Retractor (Wound hook)
Untuk menguakan luka

Cara sterilisasinya yaitu :

- Retractor yang telah digunakan dibilas di air mengalir agar kotoran yang melekat bisa hilang
- Kemudian rendam di dalam larutan desinfektan sekurang – kurangnya 2 jam
- Setelah itu retractor di sabunkan dan di sikat, kemudian di bilas sampai bersih. Selanjutnya
retractor dibungkus dengan kain kasa, kemudian biarlah dimasukkan kedalam sterilisator setelah
air mendidih dan di tunggu selama 3 sampai 5 menit
- Setelah itu retractor diangkat menggunakan korentang steril ke tempat yang steril

Cara perawatannya yaitu :


- Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi (lebih kurang dari 37 derajat Celcius)
- Lingkungan yang kering kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap air.
- Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi dengan minyak oli,
minyak rem atau parafin cair.

13. Jarum Hecting


Untuk menjahit luka dan menjahit organ yang rusak lainnya

Cara sterilisasinya yaitu :

- Jarum heacting yang telah digunakan dibilas di air mengalir agar kotoran yang melekat bisa
hilang
- Kemudian rendam di dalam larutan desinfektan sekurang – kurangnya 2 jam
- Setelah itu jarum heacting di sabunkan dan di sikat, kemudian di bilas sampai bersih. Selanjutnya
jarum heacting dibungkus dengan kain kasa, kemudian biarlah dimasukkan kedalam sterilisator
setelah air mendidih dan di tunggu selama 3 sampai 5 menit
- Setelah itu jarum heacting diangkat menggunakan korentang steril ke tempat yang steril

Cara perawatannya yaitu:


- Harus disimpan ditempat yang memiliki suhu tinggi (lebih kurang dari 37 derajat Celcius)
- Lingkungan yang kering kalau perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap air.
- Harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian diolesi dengan minyak oli,
minyak rem atau parafin cair.

Pemeliharaan Peralatan Dari Gelas

Alat – alat kesehatan harus memeperhatikan hal – hal berikut :

a. Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27ºC - 37ºC dan diberi tambahan lampu
b. Ruang tempat penyimpanan diberikan silikom sebagai zat higroskopis
c. Gunakan alkohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa angin untuk membersihkan lensa
sampai merusak lapisan lensa
d. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan diatas kawat kasa, atau boleh
melakukan pemanasan secara langsung asalkan bahan gelas terbuat dari pyrex
e. Gelas yang akan direbus hendaknya jangan langsung dimasukkan kedalam air yang sedang
mendidih melainkan gelas dimasukkan kedalam air dingin kemudian dipanaskan secara
perlahan – lahan. Sebaliknya untuk pendingin mendadak tidak diperkenankan
f. Membersihkan bahan/kotoran dari gelas sebaiknya segera setelah dipakai dapat
menggunakan :
- Air yang bersih
- Detergent : dapat menghilangkan lemak dan tidak membawa efek perubahan fisik
- Larutan : kalium dishromat 10 gram
Asam belerang 25 ml
Aquadest 75 ml
- Kadang memerlukan perendam sampai beberapa jam, kemudian dibilas dengan
air bersih, dikeringkan dengan udara panas lalu disimpan ditempat yang kering
Contoh – contoh alat kesehatan gelas

1. Pipet
Untuk membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain. Terdapat
beberapa jenis pipet :
a. Pipet tetes
b. Pipet volume
c. Pipet ukur
d. Pipet biuret

Cara sterilisasinya yaitu :


- Kapas dibungkus kain kasa dan diikat menggunakan benang kasur
- Bungkusan kapas dimasukkan kedalam mulut pipet tetes
- Ujung mulut ditutup menggunakan aluminium foil
- Kemulian pipet tetes dibungkus dengan kertas HVS secara menyeluruh
- Tuangkan air suling ke dalam autoclave hingga batas yang dianjurkan
- Masukkan ke dalam autoclave
- Tutup autoclave dan hidupkan alat. Perhatikan tahap kenaikan suhu dan tekanan pada
autoclave. Tunggu hingga alat mencapai suhu 121ºC selama 15 menit. Autoclave akan
otomatis membunyikan alarm, jika proses sterilisasi sudah selesai
- Hindari membuka tutup autoclave begitu proses sterilisasi selesai, tunggu sampai tekanan
dan suhunya

Cara perawatannya yaitu :

- Buka tutup karet pipet, cuci bersih dengan air dan detergen , simpan di tempat kering bebas
lembab
2. Tabung reaksi
Tempat mereaksikan suatu zat dan sebagai tempat pengembangan mikroba. Tabung reaksi
dapat diisi media padat atau cair. Jika media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat
diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya yaitu :
a. Media agar tegak (deep tube agar)
b. Media agar miring (slants agar)

Cara sterilisasinya yaitu :


Dapat menggunakan 2 cara yaitu :
a. Oven (hot air sterilizer)
- Bungkuslah dengan kertas atau aluminium foil terlebih dahulu untuk mencegah terjadi keretakan
karena bertumpukkan dengan alat lainnyadan agar tidak terjadi kontaminasi pada saat pensterilan
- Masukkan ke dalam over dengan temperatur yang digunakan antara 170º - 180ºC selama 2 jam
- Setelah pemanasan selesai, matikan oven dan tunggu hingga suhunya turun sampai mencapai suhu
kamar

Sterilisasi panas basah (autoclave)

- Bungkuslah dengan kertas atau aluminium foil terlebih dahulu dan bagian mulutnya ditutupi
kapas. Hal ini dilakukan untuk menghindari terbentuknya uap air di dinding dan di dalam alat –
alat yang dipanaskan
- Tuangkan air suling ke dalam autoclave hingga batas yang dianjurkan
- Masukkan ke dalam autoclave
- Tutup autoclave dan hidupkan alat. Perhatikan tahap kenaikan suhu dan tekanan pada autoclave.
Tunggu hingga alat mencapai suhu 121ºC (2atm) selama 15 menit sampai 30 menit. Autoclave
akan otomatis membunyikan alarm, jika proses sterilisasi sudah selesai
- Hindari membuka tutup autoclave begitu proses sterilisasi selesai, tunggu sampai tekanan dan
suhunya

Cara perawatannya yaitu :


- Cuci dan bersihkan menggunakan air dan deterjen, keringkan dengan lap katun
3. Gelas ukur
Mengukur volume zat cair

Cara sterilisasinya yaitu :


- Kapas dibungkus dengan kain kasa dan diikat dengan benang kasur
- Bungkuslah kapas dimasukkan ke mulut tabung reaksi dan labu ukur
- Kemudian permukaannya ditutup dengan aluminium foil dan diikat menggunakan benang kasur
agar tidak lepas
- Selanjutnya tabung reaksi dimasukkan ke dalam autoclave
- Tuangkan air suling ke dalam autoclave hingga batas yang dianjurkan
- Masukkan ke dalam autoclave
- Tutup autoclave dan hidupkan alat. Perhatikan tahap kenaikan suhu dan tekanan pada autoclave.
Tunggu hingga alat mencapai suhu 121ºC (2atm) selama 15 menit sampai 30 menit. Autoclave
akan otomatis membunyikan alarm, jika proses sterilisasi sudah selesai
- Hindari membuka tutup autoclave begitu proses sterilisasi selesai, tunggu sampai tekanan dan
suhunya

Cara perawatannya yaitu :

- Sebelum digunakan sebaiknya alat gelas dibilas terlebih dahulu menggunakan larutan yang akan
dimasukkan kedalamnya
- Alat gelas yang telah digunakan harus dicuci dan dibersihkan
- Untuk alat gelas yang terkontaminasi dipisahkan dari alat gelas yang lain bila perlu dilakukan
sanitasi
- Ketika merawat alat gelas sebaiknya menggunakan perlengkapan pelindung, seperti sarung
tangan, kaca mata lab, apron, dan jas lab.
- Periksa semua alat gelas dari kemungkinan adanya kerusakan
- Jangan memanaskan gelas yang rusak karena ketahanan dari pemanasan menjadi berkurang
- Gunakan kasa sebagai alas saat menggunakan pemanasan langsung, atau gunakan tingkat
pemanasan medium ketika menggunakan hot plate
- Lakukan secara perlahan dalam melakukan proses sterilisasi
- Temperatur maksimum saat penggunaan gelas adalah 500ºC
- Susun alat gelas berdasarkan bentuk dan bukan berdasarkan kerapuhan alat gelas

4. Cawan petri
Wadah penyimpanan dan pembuatan kultur media

Cara sterilisasinya yaitu:


- Seluruh permukaan cawan petri dibungkus dengan kertas HVS
- Kemudian dimasukkan ke dalam autoclave
- Tuangkan air suling ke dalam autoclave hingga batas yang dianjurkan
- Masukkan ke dalam autoclave
- Tutup autoclave dan hidupkan alat. Perhatikan tahap kenaikan suhu dan tekanan pada autoclave.
Tunggu hingga alat mencapai suhu 121ºC (2atm) selama 15 menit sampai 30 menit. Autoclave
akan otomatis membunyikan alarm, jika proses sterilisasi sudah selesai
- Hindari membuka tutup autoclave begitu proses sterilisasi selesai, tunggu sampai tekanan dan
suhunya

Cara perawatannya yaitu:

- Cuci dengan aquades dan deterjen simpan di tempat yang kering dan tidak lembab

5. Erlenmeyer
Untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung filtrasi hasil penyaringan, menampung
titran (larutan yang dititrasi) pada proses filtrasi
Cara sterilisasinya yaitu :
- Sterilisasi dengan udara panas (dry heat sterilization)
- Bungkus alat – alat gelas dengan kertas payung atau aluminium foil
- Atur pengatur suhu oven menjadi 180ºC dan alat disterilkan selaam 2-3jam

Cara perawatannya yaitu:

- Sebelum digunakan sebaiknya alat gelas dibilas terlebih dahulu menggunakan larutan yang akan
dimasukkan kedalamnya
- Alat gelas yang telah digunakan harus dicuci dan dibersihkan
- Untuk alat gelas yang terkontaminasi dipisahkan dari alat gelas yang lain bila perlu dilakukan
sanitasi
- Ketika merawat alat gelas sebaiknya menggunakan perlengkapan pelindung, seperti sarung
tangan, kaca mata lab, apron, dan jas lab.
- Periksa semua alat gelas dari kemungkinan adanya kerusakan
- Jangan memanaskan gelas yang rusak karena ketahanan dari pemanasan menjadi berkurang
- Gunakan kasa sebagai alas saat menggunakan pemanasan langsung, atau gunakan tingkat
pemanasan medium ketika menggunakan hot plate
- Lakukan secara perlahan dalam melakukan proses sterilisasi
- Temperatur maksimum saat penggunaan gelas adalah 500ºC
- Susun alat gelas berdasarkan bentuk dan bukan berdasarkan kerapuhan alat gelas

6. Labu takar
Untuk menyiapkan larutan dalam kimia analitik yang konsentrasi dan jumlahnya diketahui
dengan pasti dan dengan keakuratan yang sangat tinggi

Cara sterilisasinya yaitu :


- Permukaan labu takar ditutup dengan aluminium foil
- Tuangkan air suling ke dalam autoclave hingga batas yang dianjurkan
- Masukkan labu takar ke dalam autoclave
- Tutup autoclave dan hidupkan alat. Perhatikan tahap kenaikan suhu dan tekanan pada autoclave.
Tunggu hingga alat mencapai suhu 121ºC (2atm) selama 15 menit sampai 30 menit. Autoclave
akan otomatis membunyikan alarm, jika proses sterilisasi sudah selesai
- Hindari membuka tutup autoclave begitu proses sterilisasi selesai, tunggu sampai tekanan dan
suhunya

Cara perawatannya yaitu :


- Melakukan pemeriksaan secara berkala. Ini bertujuan mengetahui kondisi peralatannya
- Gunakan kasa ketika memanaskan labu takar
- Menyusun labu takar dengan benar
- Memperhatikan penggunaan alat

7. Corong gelas
Untuk memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain terutama wadah yang
bermulut kecil. Selain itu digunakan untuk proses penyaringan dengan menggunakan kertas
saring.

Cara sterilisasinya yaitu :


- Menyiapkan corong gelas yang akan disterilisasi
- Membungkus corong gelas menggunakan kertas yang bersih secara rapat
- Setelah bahan dibungkus, kemudian memasukkan kedalam oven bersuhu 108ºC selama 2
jam
- Setelah 2 jam, alat – alat dikeluarkan dari oven

Cara perawatannya yaitu:

- Melakukan pemeriksaan secara berkala. Ini bertujuan mengetahui kondisi peralatannya


- Gunakan kasa ketika memanaskan corong gelas
- Menyusun corong gelas dengan benar
- Memperhatikan penggunaan alat
8. Gelas Beaker
Untuk menampung, bukan untuk mengukur sehingga batas yang terdapat pada gelas beaker
sangat lebar.

Cara sterilisasinya yaitu :


- Peralatan yang sudah digunakan, dibilas dengan air (sebaiknya dibawah air mengalir) untuk
menghilangkan kotoran yang melekat, kemudian di rendam di dalam larutan desinfektan
sekurang – kurangnya 2 jam. Khusus peralatan yang digunakan kepada pasien yang berpenyakit
menular harus direndam sekurang – kurangnya 24 jam
- Selanjutnya disterilkan dengan cara membungkus alat dengan kain kasa kemudian dimasukkan
kedalam sterilisator yang telah diisi air secukupnya, dimasak sampai mendidih. Setelah itu air
mendidih selama waktu 10 sampai 15 menit baru diangkat

Cara perawatannya yaitu :


- Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27ºC - 37ºC dan diberi tambahan lampu
- Ruang tempat penyimpanan diberikan silikom sebagai zat higroskopis
- Gunakan alkohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa angin untuk membersihkan lensa
sampai merusak lapisan lensa
- Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan diatas kawat kasa, atau boleh
melakukan pemanasan secara langsung asalkan bahan gelas terbuat dari pyrex
- Gelas yang akan direbus hendaknya jangan langsung dimasukkan kedalam air yang sedang
mendidih melainkan gelas dimasukkan kedalam air dingin kemudian dipanaskan secara
perlahan – lahan. Sebaliknya untuk pendingin mendadak tidak diperkenankan
- Membersihkan bahan/kotoran dari gelas sebaiknya segera setelah dipakai dapat menggunakan
air yang bersih , detergent juga dapat menghilangkan lemak dan tidak membawa efek
perubahan fisik , larutan : kalium dishromat 10 gram ,asam belerang 25 ml, aquadest 75 ml
- Kadang memerlukan perendam sampai beberapa jam, kemudian dibilas dengan air bersih,
dikeringkan dengan udara panas lalu disimpan ditempat yang kering
9. Buret
Untuk keperluan kuantitatif analisis serta untuk titrasi yang membutuhkan persisi tinggitapi
dalam keadaan tertentu dapat mengukur volume suatu larutan

Cara sterilisasinya yaitu :


- Peralatan yang sudah digunakan, dibilas dengan air (sebaiknya dibawah air mengalir) untuk
menghilangkan kotoran yang melekat, kemudian di rendam di dalam larutan desinfektan
sekurang – kurangnya 2 jam. Khusus peralatan yang digunakan kepada pasien yang berpenyakit
menular harus direndam sekurang – kurangnya 24 jam
- Selanjutnya disterilkan dengan cara membungkus alat dengan kain kasa kemudian dimasukkan
kedalam sterilisator yang telah diisi air secukupnya, dimasak sampai mendidih. Setelah itu air
mendidih selama waktu 10 sampai 15 menit baru diangkat

Cara perawatannya yaitu:


- Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27ºC - 37ºC dan diberi tambahan lampu
- Ruang tempat penyimpanan diberikan silikom sebagai zat higroskopis
- Gunakan alkohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa angin untuk membersihkan lensa
sampai merusak lapisan lensa
- Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan diatas kawat kasa, atau boleh
melakukan pemanasan secara langsung asalkan bahan gelas terbuat dari pyrex
- Gelas yang akan direbus hendaknya jangan langsung dimasukkan kedalam air yang sedang
mendidih melainkan gelas dimasukkan kedalam air dingin kemudian dipanaskan secara
perlahan – lahan. Sebaliknya untuk pendingin mendadak tidak diperkenankan
- Membersihkan bahan/kotoran dari gelas sebaiknya segera setelah dipakai dapat menggunakan
air yang bersih , detergent juga dapat menghilangkan lemak dan tidak membawa efek
perubahan fisik , larutan : kalium dishromat 10 gram ,asam belerang 25 ml, aquadest 75 ml
- Kadang memerlukan perendam sampai beberapa jam, kemudian dibilas dengan air bersih,
dikeringkan dengan udara panas lalu disimpan ditempat yang kering
Pemeliharaan Peralatan Dari Baku Karet/Plastik

Hal ini bertujuan untuk membebaskan alat ataupun bahan dari berbagai macam mikroorganisme,
patogin, apatogen dan sporanya, untuk mencegah terjadinya infeksi silang dan penularan penyakit dari
seseorang ke orang lain/nosokomial, untk memelihara peralatan dalam kondisi siap pakai.

Sehingga hal – hal yang harus diperhatikan adalah :

- Bersihkan kotoran darah atau cairan obat dengan cara mencuci dengan sabun
- Setelah itu keringkan dengan menjemur dibawah sinar matahari atau hembusan udara hangat
- Setelah itu taburi talk pada seluruh permukaan karet

Contoh – contoh alat kesehatan gelas

1. Warm Water Zak (Beld) Hot Water Botle (Ing.) Botol Panasa / Buli –
Buli Panas
Untuk kompres panas biasanya berbentuk berupa kantong dari karet dengan tutup di
ujungnya, diisi air panas

Cara sterilisasinya yaitu :


- Alat direndam di dalam larutan desinfektan selama 2 jam
- Kemudian diberi sabun dan dibilas dengan air yang bersih
- Menyikat dalam larutan air sabun. Untuk bahan karet tidak perlu disikat hanya dibersihkan
dengan larutan desinfektan
- Setelah alat bersih kemudian masukkan alat ke dalam sterilisator selama 5 sampai 10 menit
- Kemudian angkat dengan korentang steril dengan cara menjepit ujung alat dan masukkan alat
ke dalam bak steril (disimpan dalam keadaan kering)

Cara perawatannya yaitu :

- Karena mudah meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu lama


- Sebelum melakukan penyimpanan mula – mula bersihkan kotoran dengan cara mencuci
memakai sabun
- Kemudian keringkan dengan menjemur dibawa sinar matahari atau hembusa udara panas
- Setelah itu taburi talk pada seluruh permukaan karet
2. Ijskap (Beld) Ice Bag (Ing.) Eskap (Ind.)
Untuk kompres dingin biasanya berbentuk kantung karet dengan tutup di tengahnya, diisi
pecahan es batu

Cara sterilisasinya yaitu :


- Alat direndam di dalam larutan desinfektan selama 2 jam
- Kemudian diberi sabun dan dibilas dengan air yang bersih
- Menyikat dalam larutan air sabun. Untuk bahan karet tidak perlu disikat hanya dibersihkan
dengan larutan desinfektan
- Setelah alat bersih kemudian masukkan alat ke dalam sterilisator selama 5 sampai 10 menit
- Kemudian angkat dengan korentang steril dengan cara menjepit ujung alat dan masukkan alat
ke dalam bak steril (disimpan dalam keadaan kering)

Cara perawatannya yaitu :

- Karena mudah meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu lama


- Sebelum melakukan penyimpanan mula – mula bersihkan kotoran dengan cara mencuci
memakai sabun
- Kemudian keringkan dengan menjemur dibawa sinar matahari atau hembusa udara panas
- Setelah itu taburi talk pada seluruh permukaan karet

3. Bors pomp (Beld.) Breast Pump and Relieve (Ing.) Pompa Susu (Ind.)
Untuk memompa air susu keluar dari payudara wanita yang sedang menyusui
Cara sterilisasinya yaitu :
- Alat direndam di dalam larutan desinfektan selama 2 jam
- Kemudian diberi sabun dan dibilas dengan air yang bersih
- Menyikat dalam larutan air sabun. Untuk bahan karet tidak perlu disikat hanya dibersihkan
dengan larutan desinfektan
- Setelah alat bersih kemudian masukkan alat ke dalam sterilisator selama 5 sampai 10 menit
- Kemudian angkat dengan korentang steril dengan cara menjepit ujung alat dan masukkan alat
ke dalam bak steril (disimpan dalam keadaan kering)

Cara perawatannya yaitu :

- Karena mudah meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu lama


- Sebelum melakukan penyimpanan mula – mula bersihkan kotoran dengan cara mencuci
memakai sabun
- Kemudian keringkan dengan menjemur dibawa sinar matahari atau hembusa udara panas
- Setelah itu taburi talk pada seluruh permukaan karet
4. Urinal
Untuk menampung urine pada pasien yang tidak boleh/bisa ke WC . Terdapat beberapa jenis
urinal yaitu :
a. Urinal male : untuk pasien laki – laki
b. Urinal female : untuk pasien perempuan

Cara sterilisasinya yaitu :


- Alat direndam di dalam larutan desinfektan selama 2 jam
- Kemudian diberi sabun dan dibilas dengan air yang bersih
- Menyikat dalam larutan air sabun. Untuk bahan karet tidak perlu disikat hanya dibersihkan
dengan larutan desinfektan
- Setelah alat bersih kemudian masukkan alat ke dalam sterilisator selama 5 sampai 10 menit
- Kemudian angkat dengan korentang steril dengan cara menjepit ujung alat dan masukkan alat
ke dalam bak steril (disimpan dalam keadaan kering)
Cara perawatannya yaitu :

- Karena mudah meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu lama


- Sebelum melakukan penyimpanan mula – mula bersihkan kotoran dengan cara mencuci
memakai sabun
- Kemudian keringkan dengan menjemur dibawa sinar matahari atau hembusa udara panas
- Setelah itu taburi talk pada seluruh permukaan karet

5. Cathether
Untuk mengeluarkan/pengambilan urine, biasanya yang menggunakannya adalah pasien laki – laki.
Terdapat beberapa jenis cathether yaitu :
a. Nelaton cathether : terbuat dari latex/karet
b. Metal cathether : terbuat dari stainless
c. Balloon cathether/Foley cathether : terbuat dari latex/karet dilengkapi dengan balon dengan cara
menyuntikkan aqua pada ventilnya bila telah masuk ini berfungsi agar cathether tidak copot

Cara sterilisasinya yaitu :

- Yaitu menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat, uap formalin, khususnya untuk
peralatan yang cepat rusak bial terkena panas

Cara perawatannya yaitu :

- Karena mudah meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu lama


- Sebelum melakukan penyimpanan mula – mula bersihkan kotoran dengan cara mencuci
memakai sabun
- Kemudian keringkan dengan menjemur dibawa sinar matahari atau hembusa udara panas
- Setelah itu taburi talk pada seluruh permukaan karet
Pemeliharaan sarung tangan (Handscoon)

Untuk melindungi tangan agar tidak kontak secara langsung dengan lingkungan atau pasien

Persiapan yang harus disiapkan dalam pemeliharaan atau sterilisasi sarung tangan (handscoon) yaitu :

a. Sarung tangan kotor (yang sudah dipergunakan)


b. Tempat pencucian dengan air mengalir atau baskom berisi air bersih
c. Sabun cuci
d. Lap kering atau handuk
e. Bedak biasa
f. Tablet formalin secukupnya
g. Tromol atau toples yang tertutup rapat

Cara sterilisasinya yaitu :

- Hand scoon atau sarung tangan dapat disterilkan dengan uap formalin atau dengan otoklaf.
- Sebelum sarung tangan disterilkan, terlebih dahulu harus dibersihkan dengan jalan mencuci
dengan air dan sabun
- Sarung tangan yang terkena nanah setelah dicuci bersih dibersihkan lagi dengan lison 0,5% atau
larutan betadin (1 gelas air ditambah 1 sendok teh betadin)
- Sarung tangan diperiksa apakah bocor atau tidak, dengan cara memasukkan udara kedalamnya,
lalu dicelupkan ke dalam air. Bila bocor dipisahkan
- Setelah bersih, sarung tangan dikeringkan dengan cara menggantungkannya terbalik atau
langsung dikeringkan luar dan dalamnya dengan handuk atau lap kering
- Beri bedak tipis secara merata bagian luar dan dalamnya
- Sarung tangan diatur atau digulung sepasang – sepasang atau dipisahkan misalnya satu kelompok
bagian kiri atau kanan saja. Bila dipisahkan kanan atau kirinya saja, harus diberi label pengenal
yang jelas pada tromol atau stoples masing – masing yang menunjukkan sebelah kanan atau kiri
serta tanggal dan jam dimulainya sterilisasi
- Sarung tangan kemudian dimasukkan ke dalam tromol atau stoples yang telah berisi tablet
formalin untuk disterilkan selama 24 jam sejak saat dimasukkan. Untuk tromol atau stoples
ukuran satu liter digunakan empat tablet formalin 50 gram
- Setelah selesai peralaytan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ketempat semula

Cara perawatannya yaitu :

- Sarung tangan diperiksa apakah bocor atau tidak, dengan cara memasukkan udara kedalamnya,
lalu dicelupkan ke dalam air. Bila bocor dipisahkan
- Setelah bersih, sarung tangan dikeringkan dengan cara menggantungkannya terbalik atau
langsung dikeringkan luar dan dalamnya dengan handuk atau lap kering dan dapat juga
menggunakan sinar matahari atau hembusan udara panas
- Beri bedak tipis secara merata bagian luar dan dalamnya
- Sarung tangan diatur atau digulung sepasang – sepasang atau dipisahkan misalnya satu kelompok
bagian kiri atau kanan saja. Bila dipisahkan kanan atau kirinya saja, harus diberi label pengenal
yang jelas pada tromol atau stoples masing – masing yang menunjukkan sebelah kanan atau kiri
serta tanggal dan jam dimulainya sterilisasi

You might also like