Praktikum ini bertujuan mengetahui proses pembuatan media kultur
jaringan komposisi MS (Murashige-Skoog) serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses tersebut, mengetahui proses subkultur planlet serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses tersebut, dan mengetahui cara aklimatisasi beberapa komoditas tanaman serta faktor yang mempengaruhi proses aklimatisasi. 30 METODE Tempat dan Waktu Praktikum ini dilakukan di Kebun Percobaan Leuwikopo dan Laboratorium Bioteknologi Tanaman, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Proses in vitro dilakukan di laboratorium sedangkan proses aklimatisasi dilakukan di Rumah Anggrek KP. Leuwikopo IPB. Praktikum dilakukan pada tanggal 30 April-21 Mei 2018. Praktikum perbanyakan tanaman secara in vitro dibagi menjadi beberapa topik yaitu pembuatan media kultur jaringan, subkultur planlet secara in vitro, dan aklimatisasi planlet. Aklimatisasi planlet dilakukan pada tanggal 30 April 2018, pembuatan media kultur jaringan dilakukan pada tanggal 7 Mei 2018, dan subkultur dilakukan pada tanggal 14 Mei 2018. Bahan dan Alat Pembuatan Media Kultur Jaringan Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu 2.5 ml larutan hara makro I, 5 ml larutan hara makro II, 2.5 ml larutan hara mikro, 2.5 ml Fe.EDTA, 2.5 ml vitamin, 2.5 ml myoinositol, 7.5 g sukrosa, 2 g agar-agar, NaOH, dan HCl. Bahan lain yang digunakan yaitu karet gelang, tisu, plastik, dan label. Alat yang digunakan yaitu labu takar, pipet volumetrik, pipet tetes, gelas ukur, gelas kultur, corong, autoklaf, panci, kompor, baki, dan pH meter. Subkultur Tanaman Secara In Vitro Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu gelas kultur yang berisi media MS0, planlet tanaman krisan, alkohol, tisu, dan karet gelang. Alat yang digunakan yaitu pembakar bunsen, korek api, alat subkultur, cawan petri, dan laminar air flow cabinet (LAFC). Aklimatisasi Planlet Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu tanaman anggrek steril, tanaman anggrek yang sudah dicuci, fungisida dan bakterisida, vitamin B1, dan sphagnum moss. Alat yang digunakan yaitu tray semai, pinset, dan ember. Prosedur Pelaksanaan Pembuatan Media Kultur Jaringan Pembuatan media kultur jaringan dilakukan dengan mencampurkan seluruh larutan stok yang dibutuhkan untuk pembuatan media MS0. Larutan diambil dengan menggunakan pipet volumetrik yang kemudian dicampurkan dalam labu takar. Larutan yang telah dicampur kemudian ditambahkan akuades hingga 250 ml. Larutan kemudian disesuaikan pH dengan menambahkan HCL atau NaOH hingga diperoleh media dengan pH sekitar 5.6. Larutan kemudian dicampurkan dengan agar-agar dan dimasak hingga mendidih. Media yang telah masak dimasukkan ke 31 dalam botol kultur steril dan ditutup dengan plastik dan karet. Media disterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121ºC. Media yang telah disterilisasi kemudian disimpan pada ruang simpan selama satu minggu. Subkultur Tanaman Secara In Vitro Perbanyakan subkultur dilakukan pada ruangan steril dalam LAFC. Seluruh alat dan bahan yang telah disiapkan kemudian dimasukkan ke dalam LAFC. Planlet kemudian dikeluarkan dari botol kultur dan dipotong sebanyak satu buku. Buku kemudian ditanam pada botol kultur yang berisi media MS0. Botol kultur yang telah ditanami kemudian ditutup dengan plastik dan diikat dengan karet gelang. Botol kultur kemudian diberi identitas dan disimpan pada ruang kultur. Aklimatisasi Planlet Planlet anggrek steril dikeluarkan dari botol kultur dan dibersihkan dari agar-agar yang menempel di bagian akar tanaman menggunakan air. Planlet anggrek yang telah dibersihkan kemudian dicelupkan pada larutan yang berisi campuran bakterisida, fungisida, dan vitamin B1. Planlet kemudian ditanam pada tray semai yang berisi sphagnum moss. Planlet kemudian dipindahkan pada ruang teduh yang menunjang pertumbuhan planlet. Pemeliharaan berupa penyemprotan dilakukan untuk menjaga kelembaban media tanam (Gambar 1). Gambar 1. Proses aklimatisasi planlet; (a) planlet anggrek steril; (b) planlet anggrek yang bersih; (c) media sphagnum moss; (d) pembersihan planlet; (e) pencelupan pada larutan pestisida dan vitamin; (f) penanaman planlet pada tray semai Pengamatan Percobaan Pengamatan yang dilakukan pada praktikum perbanyakan subkultur secara in vitro yaitu persentase kontaminasi, persentase planlet hidup, dan jumlah daun. Pengamatan yang dilakukan pada praktikum aklimatisasi planlet yaitu jumlah tanaman hidup.