You are on page 1of 143

LAPORAN AKHIR MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG RAWAT INAP BEDAH ORTHOPEDI MARJAN ATAS


RSUD dr. SLAMET KABUPATEN GARUT

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Program Profesi Ners


pada Stase Manajemen Keperawatan

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Annisa Belladiena Rosma 220112160503
Mira Rahmawati 220112160510
Kinanti Devia Larasati 220112160511
Dani Ramdani 220112160512
Dini Hanifatul Muslimah 220112160525
Dinda Prianti Arumsari 220112160527
Ria Fitria Bahri 220112160531
Fitrianti Pratami 220112160535
Sellyan Septiani Berly 220112160539
Tanty Yulianti 220112160540

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXIII


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2017

MANAJEMEN KEPERAWATAN-PPN ANGKATAN XXXII i


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 3
1.2 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 5
1.2.1 Tujuan Umum ................................................................................... 5
1.2.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 5
BAB II KAJIAN SITUASI ..................................................................................... 7
2.1 Kajian Situasi RSUD Dr. Slamet Kabupaten Garut .................................. 7
2.1.1 Visi Rumah Sakit .............................................................................. 7
2.1.2 Misi Rumah Sakit.............................................................................. 7
2.1.3 Nilai-Nilai Rumah Sakit.................................................................... 7
2.1.4 Moto Rumah Sakit ............................................................................ 7
2.1.5 Tujuan Rumah Sakit.......................................................................... 7
2.2 Kajian Situasi Di Ruang Rawat Inap Bedah Orthopedi Marjan Atas .............. 8
2.2.1 Karakteristik Unit .............................................................................. 8
2.2.2 Kajian terhadap Klien ............................................................................. 10
2.3 Kajian Unit Layanan Keperawatan ................................................................ 12
2.5 Kajian Terhadap Lingkungan Kerja ......................................................... 34
2.6 Kajian Indikator Mutu Ruangan Bedah Orthopedi Marjan Atas ................... 37
2.7 Hasil Re –evaluasi Implementasi Program Kerja Sebelumnya .......... 37
2.8 Hasil Kajian Situasi di Ruangan Bedah Orthopedi Marjan Atas ................... 38
BAB III ................................................................................................................. 40
ANALISA DATA ................................................................................................. 40
3.1 Analisa Data MetodeAsuhanKeperawatan Professional RuangMarjan Atas 40
3.2 Pohon Masalah Metode Asuhan Keperawatan Profesional Ruang Marjan Atas
71
3.3 Pohon Tujuan Metode Asuhan Keperawatan Profesional Ruang Marjan Atas
72
3.3 Plan Of Action (POA)Manajemen Ruang Instalasi Rawat Inap Marjan Atas
74
BAB IV ................................................................................................................. 91
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI .................................................................. 91

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 1


5.2 Saran ............................................................................................................ 125
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 130
LAMPIRAN ........................................................................................................ 131

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 2


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah sakit sebagai salah satu organisasi penyedia fasilitas
pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya
kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan
upaya kesehatan.Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit
mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai
jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang beragam,
berinteraksi satu sama lain (Ikasari, 2012).
Mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh ada tidaknya
kritikan dan keluhan dari pasiennya, lembaga sosial atau swadaya
masyarakat dan bahkan pemerintah sekalipun.Mengukur mutu pelayanan
dapat dilakukan dengan melihat indikator-indikator mutu pelayanan rumah
sakit. Analisa indikator akan mengantarkan kita bagaimana sebenarnya
kualitas manajemen input, manajemen proses dan output dari proses
pelayanan kesehatan secara mikro maupun makro.
Manajemen dalam keperawatan penting untuk tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan, sehingga tercapai peningkatan mutu pelayanan
kesehatan terutama dalam pelayanan keperawatan. Menurut Nursalam
(2002) manajemen keperawatan adalah suatu pelayanan keperawatan
profesional dimana tim keperawatan di kelola dengan menjalankan empat
fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, motivasi,
dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan
memerlukan keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antar manusia,
konseptual yang mendukung asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya
guna, dan berhasil guna bagi masyarakat.
Perawat sebagai bagian integral dalam pelayanan kesehatan dituntut
untuk memiliki kemampuan manajerial yang tangguh guna meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan. Kemampuan manajerial keperawatan dapat
dimiliki melalui berbagai cara, salah satunya dapat ditempuh melalui

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 3


prosres pembelajaran secara langsung di sebuah institusi rumah sakit yaitu
dengan manajemen asuhan dan manajemen unit.
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut sebagai salah satu
lembaga teknis yang mempunyai fungsi pelayanan kesehatan baik secara
promotif, preventif kuratif dan rehabilitatif di Kabupaten Garut. RSUD dr
Slamet merupakan pusat rujukan di Kabupaten Garut yang harus mampu
memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat luas sebagai pengguna
pelayanan. Seiring dengan Visi RSUD dr. Slamet Garut yaitu “RSUD dr.
Slamet Garut menjadi kebanggaan masayarakat Garut yang dipercaya,
aman, nyaman dan terjangkau”. Untuk mecapai visi tersebut diperlukan
kerjasama yang saling menguntungkan antara rumah sakit dengan institusi
pendidikan keperawatan.
Salah satu ruang rawat inap yang menjadi fokus kajian kelompok
adalah ruangan Marjan atas. Hasil kajian mengenai sifat kekaryaan Ruang
Marjan Atas didapatkan hasil bahwa ruangan tersebut merupakan ruang
perawatan yang memiliki fokus telaah pada perawatan pasien pre dan post
operasi berdah ortopedi dan THT dengan karakteristik pasien anak dan
dewasa dengan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Visi Ruangan
Marjan atas “Terwujudnya pelayanan keperawatan di ruangan marjan atas
yang eksis, propokatif, sensitif, dan inisiatif dengan mengedepankan
asuhan keperawatan medikal bedah orthopedic yang prima paripurna
bertanggung jawab dan bertanggung gugat bagi masyarakat di RSUD dr.
Slamet Garut”.
Jumlah ketenagaan di Ruang Marjan atas terdiri dari perawat 15
orang (termasuk kepala ruangan) yang terdiri dari 8 orang S1 keperawatan
dengan Ners, 7 orang D3 keperawatan. Bagian administrasi 1 orang, dan
cleaning service 1 orang.Ruang Marjan atas memiliki 2 kamar perawatan
dengan kapasitas 20 tempat tidur dan satu kamar isolasi. Adapun
pembagian jadwal dinas perawat rata-rata perhari adalah 6-7 orang
berdinas pagi, 2 orang berdinas siang dan 2 orang berdinas malam dengan
beban kerja 48 jam/minggu.

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 4


Berdasarkan dari hasil kajian situasi yang dilakukan dengan cara
observasi dan wawancara didapatkan beberapa temuan di lapangan yang
perlu dikaji lebih lanjut, terkait manajemen asuhan yakni ketidak
optimalanpelaksanaan alur penerimaan pasien (Flow of care), dan
discharge planning (persiapan pulang pasien), pemahaman dan
pelaksanaan IPSG (Internasional Patient Safety Goal) yang belum
optimal, ketidak optimalan pemenuhan rasa nyaman pasien yang meliputi
manajemen nyeri dan Odor. Sedangkan terkait manajemen unit didapatkan
temuan adanyaketidak optimalan pengorganisasian struktur ruangan dan
pendokumentasian.
Melihat sifat kekaryaan Ruang Marjan Atas RSUD dr. Slamet Garut
diatas yang cukup luas dan kompleks maka kelompok merasa perlu
melakukan upaya kerjasama dalam hal manajemen keperawatan program
profesi ners Fakultas Ilmu Keperawatan yang dilakukan di ruang marjan
atas RSUD dr. Slamet Garut, dengan harapan dapat melakukan pengkajian
lebih dalam terhadap pemenuhan kebutuhan manajerial baik dari segi
manajemen unit maupun manajemen asuhan, sehingga diharapkan dapat
menjadi masukan dalam membangun sistem pelayanan yang lebih baik
bagi unit pelayanan keperawatan khususnya Ruang Marjan Atas. Selain itu
diharapkan mampu memberikan pembelajaran dan pengalaman nyata bagi
kelompok sebagai praktikan manajemen keperawatan dalam ruang lingkup
pelayanan keperawatan.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan praktikan
mampu melakukan manajemen asuhan dan manajemen unit sesuai dengan
konsep dan langkah-langkah manajemen keperawatan di Ruang Marjan
atas RSUD dr. Slamet Garut.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Melakukan kajian situasi di unit rawat inap Ruang Marjan Atas meliputi
pengkajian manajemen asuhan diantaranya flow of care dandicharge

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 5


planning, pemahaman dan pelaksanaan IPSG (Internasional Patient
Safety Goal),pemenuhan rasa nyaman pasien: manajemen nyeri,
pengorganisasian struktur ruangan dan pendokumentasian.
b. Merumuskan masalah yang ditemukan dari hasil pengkajian di unit
rawat inap Marjan Atas.
c. Mengkomunikasikan hasil kajian situasi kepada penanggung jawab
Ruang Marjan Atas/unit lain yang berkepentingan.
d. Menyusun rancangan strategis dan operasional unit pelayanan
keperawatan tertentu berdasarkan hasil kajian bersama-sama
penanggung jawab unit.
e. Melakukan implementasi terkait rencana operasional sesuai dengan
langkah-langkah proses manajemen keperawatan, dengan
memberdayakan sumber daya yang dimiliki unit dan melakukan
penyesuaian terhadap kondisi unit.
f. Mengevaluasi keberhasilan program bersama-sama dengan sumber
daya yang dimiliki unit perawatan.

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 6


BAB II
KAJIAN SITUASI

2.1 Kajian Situasi RSUD Dr. Slamet Kabupaten Garut


2.1.1 Visi Rumah Sakit
Visi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut adalah “RSUD
dr.Slamet Menjadi Kebanggaan Mayarakat Garut Yang Dipercaya, Aman,
Nyaman, dan Terjangkau”
2.1.2 Misi Rumah Sakit
Misi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut adalah :
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima dan terjangkau
dengan menjunjung tingi kode etik serta senantiasa memperhatikan
fungsi sosial.
b. Peningkatan dan optimalisasi sarana dan prasarana Rumah Sakit.
c. Membangun kemitraan dengan lembaga lainnya dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan
danteknologi kesehatan dalam menunjang program pemerintah
Kabupaten Garut.
d. Meningkatkan profesionalisme dan keramahan pegawai RSUD dr.
Slamet Garut.
2.1.3 Nilai-Nilai Rumah Sakit
Saat dilakukan pengkajian situasi pada tanggal 25 September 2017
tidak didapatkan data mengenai nilai-nilai tertulis yang dimiliki oleh
RSUD dr. Slamet Garut.
2.1.4 Moto Rumah Sakit
Moto Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut adalah
“Melayani dengan Rendah Hati, Santun, Ikhlas dan Profesional”
2.1.5 Tujuan Rumah Sakit
Saat dilakukan pengkajian situasi pada tanggal 25 September 2017,
tidak tercantumsecara tertulis mengenai apa yang menjadi tujuan
didirikannya RSUD dr. Slamet Garut.

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 7


2.2 Kajian Situasi Di Ruang Rawat Inap Bedah Orthopedi Marjan Atas
2.2.1 Karakteristik Unit
a. Visi
Ruang rawat inap bedah orthopedi Marjan Atas mempunyai misi
yaitu “Terwujudnya pelayanan keperawatan di ruangan Marjan Atas
yang eksis, proaktif, sensitif dan inisiatif dengan mengedepankan
asuhan keperawatan medikal bedah orthopedi yang prima, paripurna,
bertanggung jawab dan bertanggung gugat bagi masyarakat di RSUD
dr. Slamet Garut”.
b. Misi
Misi ruang rawat inap bedah orthopedi Marjan Atasyaitu :
1. Memberikan pelayananasuhan keperawatan medikal bedah
orthopedi yang bermutu tinggi dan profesional dengan dilandasi
aspek biopsikososiospiritual.
2. Mendukung peningkatan mutu pendidikan, kompetensi sumber
daya manusia dan fasilitas yang ada demi pelayanan yang prima
serta paripurna.
3. Mendukung peningkatan kesejahteraan sumber daya manusia yang
adil dan terjamin.
4. Menciptakan dan mengembangkan lingkungan sehat di ruang
perawatan bedah orthopedi.
5. Menciptakan suasana yang nyaman serta religi untuk meningkatkan
mutu pelayanan.
6. Memfasilitasi tempat penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi pelayanan kesehatan dalam menunjang program
pemerintah Kabupaten Garut.
c. Motto
Motto RSUD dr. Slamet Garut adalah “RAMAH” (Religius,
Amanah, Maju, Antusias, dan Humoris)

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 8


d. Sifat kekaryaan
 Fokus Telaahan
Fokus telaahan ruang rawat inap bedah orthopedi Marjan Atas
adalah berupaya menyelesaikan permasalahan baik yang aktual
maupun potensial mengenai kebutuhan dasar pasien yang meliputi
biopsikososiospiritual dengan kasus bedah orthopedi dan THT baik
itu pre dan post operasi pada pasien anak dan dewasa, baik
petempuan ataupun laki-laki.
 Lingkup Garapan
Lingkup garapan keperawatan di ruang rawat inap bedah
orthopedi Marjan Atas adalah pemenuhan kebutuhan dasar manusia
berdasarkan fokus telaah yang meliputi segala macam gangguan
dan hambatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang
terjadi sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologis pada satu
atau beberapa sistem tubuh yang dialami individu.
Jenis gangguan penyakit yang ditangani di Ruang Rawat Inap
Marjan Atas adalah kasus bedah orthopedi dan THT. Dari segi usia
dan jenis kelamin, pasien-pasien yang dirawat di ruangan ini adalah
pasien laki-laki dan perempuan dengan rentang usia anak-anak
sampai dengan dewasa.
 Basis Intervensi
Basis intervensi dalam bidang pelayanan diruang rawat inap
bedah orthopedi Marjan Atas adalah ketidaktahuan, ketidakmauan,
dan ketidakmampuan baik itu dari pihak pasien, keluarga pasien,
maupun petugas kesehatan dalam dimensi manajemen unit maupun
manajemen asuhan keperawatan.
 Model Layanan
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 25 September 2017
kepada Kepala Ruangan dan Ketua Tim, diketahui bahwa ruangan
menggunakan metode Team.Ruang Marjan Atas mempunyai
kapasitas 21 tempat tidur yang terdiri dari 8 tempat tidur untuk
pasien laki-laki bedah orthopedi dewasa, 2 tempat tidur untuk kasus

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 9


bedah THT, 10 tempat tidur untuk pasien anak dan perempuan
bedah orthopedi dan 1 tempat tidur untuk pasien isolasi. Dalam
pelaksanaan pelayanan dibagi menjadi duatim, yaitu tim
satusebagai penanggungjawab ruang bedah orthopedi dewasa laki-
laki dan THT, dan tim dua sebagai penanggungjawab ruang bedah
orthopedi dewasa perempuan dan anak-anak termasuk ruang
isolasi.
Perputaran penggantian tim penangungjawab ruangan tidak
dilakukan karena kepala ruangan sudah menyatakan bawa perawat
laki-laki bertugas di tim satu, sedangkan perawat perempuan
bertanggungjawab di timduatermasuk ruang isolasi.Manajemen
asuhan dilakukan oleh masing-masing tim, dimana setiap
timdipimpin oleh seorang kepala tim yang telah ditentukan dalam
pengorganisasian pelaksana, akan tetapi dalam pelaksanaannya,
pelaksanaan kerja dilakukan bersama antara tim satu dan tim dua.
2.2.2 Kajian terhadap Klien
a. Karakteristik Klien

Tabel 2.1 Karakteristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin


PadaBulan Juni – Agustus 2017
Juni Juli Agustus
No Jenis Kelamin
F % F % f %
1 Laki – Laki 38 73,08 50 70,42 43 68,25
2 Perempuan 14 26,92 21 29,58 20 31,75
Jumlah 52 100 71 100 63 100

Tabel 2.2 Karakteristik Pasien Berdasarkan Kelompok Sistem Penyakit


Pada Bulan Juni – Agustus 2017
Jenis Juni Juli Agustus
No
Klasifikasi F % F % f %
Bedah
1 49 94,23 66 92,96 63 100
Orthopedi
2 Bedah THT 3 5,77 5 7,04 0 0
Jumlah 52 100 71 100 63 100

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 10


b. Tingkat Ketergantungan
Tabel 2.3 Tingkat Ketergantungan Pasien Ruang Bedah Orthopedi
Marjan Atas
Tingkat Ketergantungan Jumlah Pasien
Minimal 5
Parsial 7
Total 3
Jumlah 15

Tabel 2.4 Karakteristik Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan


pada tanggal 25September 2017 dengan BOR 71,43%
Tingkat Ketergantungan Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah
Pagi Siang Malam
Ketergantungan Pasien
Minimal 5 5 X 0,17 5 X 0,14 5 X 0,07
Parsial 7 7X 0,27 7 X 0,15 7 X 0,10
Total 3 3 X 0,3 3 X 0,3 3 X 0,2
3,64 2,65 1,65
Jumlah 15
4orang 3 orang 2 orang
Keterangan :
Total tenaga perawat yang dibutuhkan setiap dinas
Pagi 4 orang
Siang 3 orang
Malam 2 orang +
Jumlah 9 orang
Jumlah tenaga lepas perhari
86 x 9 = 774 = 2,60 = 3 orang
297 297
86 = jumlah hari libur atau lepas dalam satu tahun
9 = kebutuhan tenaga dalam satu hari
297 = jumlah hari kerja efektif dalam satu tahun
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan :
9 orang + 3orang lepas + 1 orang structural (kepala ruangan} dan 2 ketua
tim = 15 orang untuk jumlah pasien 15 orang dengan BOR71,4%.untuk
ruang Rawat Inap Bedah Marjan Atas pada tanggal 25 September 2017.

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 11


Tabel 2.5 Karakteristik Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan
pada tanggal 26 September 2017 dengan BOR 76,19%
Tingkat Ketergantungan Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah
Pagi Siang Malam
Ketergantungan Pasien
Minimal 5 5 X 0,17 5X 0,14 5X 0,07
Parsial 7 7 X 0,27 7X 0,15 7X 0,10
Total 4 4 X 0,3 4X 0,3 4X 0,2
3.94 2,95 1,85
Jumlah 16
4 orang 3 orang 2 orang
Keterangan :
Total tenaga perawat yang dibutuhkan setiap dinas
Pagi 4 orang
Siang 3 orang
Malam 2 orang +
Jumlah 9 orang
Jumlah tenaga lepas perhari
86 x 9 = 774 = 2,60 = 3 orang
297 297
86 = jumlah hari libur atau lepas dalam satu tahun
9 = kebutuhan tenaga dalam satu hari
297 = jumlah hari kerja efektif dalam satu tahun
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan :
9 orang + 3 orang lepas + 1 orang struktural (kepala ruangan } + 2 ketua
tim = 15 orang untuk BOR 76,16%

2.3 Kajian Unit Layanan Keperawatan


1. Flow of Care
a. Penerimaan Pasien
Tugas masing masing petugas sebagai berikut:
 Administrasi
Memeriksa kembali status dan memasukan ke register baru
 Kepala ruangan
Saat dines pagi pada tanggal 25 september 2017 tidak ada pasien
baru yang masuk ke Ruangan Marjan Atas.

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 12


 Perawat
a) Menerima pasien dengan ramah
b) Memindahkan pasien ke tempat tidur
c) Mengatur posisi nyaman
b. Prosedur identifikasi pasien baru
 Belum terlihat adanya proses identifikasi pasien saat penerimaan
pasien baru baik yang berasal dari Poli, IGD maupun pasien
yang datang dari OK yang dilakukan perawat di Ruangan
Marjan Atas.
 Berdasarkan observasi dari tanggal 25 – 26September 2017
terdapat 1 pasien baru dari ruang pemulihan OK, 2 paien baru
transfer internal dari ruangan lain dan 3 pasien baru dari
Poliklinik Bedah. Adapun alur penerimaan pasien baru di Ruang
rawat inap bedah orthopedi Marjan Atas adalah sebagai berikut :
a) Perawat menerima informasi pemesanan tempat untuk pasien
baru dari OK, ruangan lain dan Poliklinik, menginformasikan
kepada ruangan, tetapi belum terlihat di catat di buku waiting
list.
b) Perawat ruangan dibantu oleh mahasiswa untuk menyiapkan
fasilitas yang akan dipakai oleh pasien (tempat tidur, ganti
laken dan selimut, tiang infus)
c) Pasien baru dari Ruang Pemulihan OK dijemput oleh perawat
ruangan dibantu oleh mahasiswa, sedangkan pasien transfer
internal dari ruangan lain terlihat hanya di antar oleh
mahasiswa dari ruangan lain ke Ruangan Marjan Atas. Untuk
pasien baru yang berasal dari Poliklinik terlihat datang
sendiri tanpa diantar oleh petugas poliklinik.
d) Perawat ruangan memeriksa kelengkapan persyaratan dan
status pasien, kemudian perawat menyebutkan kamar untuk
pasien yang akan dirawat serta ruangannya.
e) Perawat dibantu mahasiswa mengantar pasien ke kamar
tersebut

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 13


f) Jika pasien belum terpasang gelang identitas, perawat
ruangan memasang gelang identitas pada pasien tersebut,
misalnya pasien dari Poliklinik tanpa menjelaskan kegunaan
pemasangan gelang dan tanpa mengenalkan identitas perawat
yang sedang berdinas maupun perawat penanggungjawab tim
di ruangan tersebut
g) Saat penerimaan pasien baru baik dari OK, ruangan lain
ataupun dari poliklinik belum terlihat perawat yang sedang
berdinas melakukan pengkajian kepada pasien dalam 24 jam
pertama penerimaan pasien baru.
h) Saat pengkajian situasi pada tangal 25 dan 26 September
2017 belum terlihat perawat yang berdinas dan menerima
pasien baru memberikan pendidikan kesehatan sesuai dengan
kebutuhanseperti tatacara cuci tangan, orientasi ruangan dan
bahaya merokok, risiko jatuh, etika batuk, pemilihan sampah,
maupun manajemen nyeri.
c. Pengelolaan Pasien
Kegiatan pengelolaan rutin yang dilakukan di ruangan pada
pagi hari adalah penggantian laken, perawatan luka baik pre
maupun post operatif.Pada siang dan malam hari dilakukan
pemberian terapi dan pemenuhan KDM pasien bila pasien atau
keluarga meminta kepada perawat. Pengambilan darah
dilakukan ketika ada instruksi dari dokter atau untuk evaluasi
hasil tindakan.
Hasil observasi pada tanggal 25-26 September 2017 di
ruang rawat inap bedah orthopedi didapatkan bahwa pasien
dikelola dengan metode tim dimana shift pagi ketua tim
memberikan tugas kepada perawat pelaksana sesuai dengan
tindakan di ruangan yang menjadi penanggungjawabnya
melalui buku komunikasi antara perawat di ruangan meliputi
pemenuhan KDM klien,pemberian obat, penggantian cairan
infus, perawatan luka, dan tindakan keperawatan lainya.

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 14


Saat dilakukan kajian situasi pada tanggal 25 dan 26
September 2017 dengan metoda observasi dan wawancara
tidak terlihat adanya proses timbang terima pasien dilakukan di
Ruangan Marjan Atas baik saat pergantian dinas malam ke pagi
maupun pergantian dinas dari pagi ke siang. Pendelegasian
tugas yang berkaitan dengan pasien hanya dilakukan melalui
buku komunikasi antar perawat yang terdapat diruangan dan
bila terdapat hal-hal yang ingin ditanyakan dan mendapat
ketidakjelasan perawat yang sedang berdinas bisa bertanya
kepada PJ Tim baik melalui telephone atau wa grup ruangan.
Pelaksanaan manajemen nyeri dan odore di unit pelayanan
rawat inap bedah orthopedi Ruang Marjan Atas belum terlihat
dilakukan pada pasien. Berdasarkan pada data observasi dan
pengkajian skala nyeri dengan menggunakan numeric rating
scalleyang dilakukan pada tanggal 25-26 September
2017didapatkan data dari 16 pasien yang menjalani rawat inap
di Ruang Marjan Atas, 1 diantaranya mengalamai nyeri pada
skala berat dengan skor 8, 8 pasien mengatakan mengalami
nyeri sedang dengan skore 5-7, dan 3 pasien mengalami nyeri
ringan dengan skor 3 dan 4 pasien lainnya mengatakan tidak
mengalami nyeri. Berdasarkan hasil wawancara kepada 12
pasien yang mengalami nyeri baik pada nyeri ringan ataupun
sedang mengatakan hanya mendapatkan terapi farmakologis
berupa analgesik untuk menurunkan rasa nyerinya tanpa
mendapatkan terapi perawatan non farmakologis lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat
penanggungjawab tim (ka tim), saat pasien baru masuk ke
Ruangan Marjan Atas tidak dilakukan pengkajian nyeri ulang,
jadi penentuan skala nyeri pasien hanya bedasarkan data yang
didapat pada pengkajian dari IGD saja. Karena tidak
dilakukannya pengkajian ulang terhadap nyeri pada pasien
yang berada di Ruangan Marjan Atas maka penangananrasa

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 15


nyeri pada pasien belum terlaksana secara optimal.Idealnya
pengkajian nyeri pasien harus diulang berdasarkan skala nyeri
yang dirasakan pasien saat pengkajian nyeri yang dilakukan
saat pasien masuk ke ruangan, seperti untuk nyeri berat dengan
skore 8-10 menggunakan numeric rating scale pangkajian
ulang terhadap nyeri pasien harus dilakukan setiap 1 jam1 kali,
untuk pasien yang pada saat pengkajian awal nyeri berada pada
skala nyeri sedang dilakukan pengkajian ulang nyeti pada 2
jam berikutnya, sedangkan pada pasien yang pada saat awal
pengkajian nyerinya berada pada skala ringan pengkajian ulang
nyeri dilakukan 8 jam (guideline pain management
WHO,2014)
d. Discharge planning
Berdasarkan hasil pengkajian ruangan dengan cara
observasi dan wawancara selama 2 hari pada tanggal 25 sampai
dengan 26 September 2017 didapatkan data sebagai berikut :
 Jumlah pasien pulang 2 orang
 Keputusan izin pulang ditentukan oleh dokter yang
bertanggung jawab atas pasien yang bersangkutan
berdasarkan hasil pemeriksaan dan informasi
perkembangan pasien yang diperoleh melalui kolaborasi
dengan perawat, maupun atas kemauan pihak keluarga
ataupun pasien sendiri (pulang atas kemauan sendiri)
 Perawat menyiapkan dan menjelaskan administrasi yang
dibutuhkan sebelum pasien pulang
 Perawat dengan dibantu oleh mahasiswa melakukan
pelepasan alat yang terpasang pada pasien yang akan
pulang seperti infus, kateter, atau NGT sesuai dengan
instruksi dokter.
 Sebelum pasien pulang perawat tidak melakukan
pengguntigan gelang identias pasien, pengguntingan gelang
identitas pasien dilakukan setelah dingatkan oleh

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 16


mahasiswa, kemudian dibuang ke tempat sampah non
medis.
 Perawat tidak mengingatkan pasien untuk melakukan
kontrol sesuai dengan jadwal yang ditentukan
 Perawat meminta bantuan mahasiwa untuk mengantar
pasien pulang jika diperlukan
 Discharge planning tidak dilakukan baik oleh dokter
ataupun perawat.
 Saat pulang pasien dan keluarga tidak diingatkan kembali
akan informasi penting yang harus diingat pasien dan
keluarga saat pulang berkenaan dengan penyakit yang
diderita pasien, cara pemberian obat yang benar, surat
kontrol, dan kapan harus melakukan kontrol. Pendidikan
kesehatan atau edukasi mengenai kebutuhan pasien seperti
perawatan luka, nutrisi di rumah, penggunaan alat bantu
jalan (kruk) diberikan secara lisan ketika perawat sedang
melakukan tindakan seperti perawatan luka diajarkan
kepada keluarga pasien dan nutrisi yang baik kepada pasien
tetapi belum disertai dengan proses pendokumentasian yang
lengkap sebagai bukti tertulis bahwa perawat sudah
memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga.
 Saat dilakukan kajian situasi studi dokumentasi pada
tanggal 25-26 September 2017 tidak terlihat adanya buku
penkes di ruangan sedangkan lembar isian atau form
discharge planning sudah terlihat berada pada status pasien
tetapi masih belum terisi. Idealnya perencanaan pasien
pulang atau discharge palanning sdah dilakukan pada awal
pasein masuk ke ruangan dan harus sudah terkaji kebutuhan
pasein saat pulang pada saat melakukan pengkajian awal
pasien baru. Pemberan discharge planning pada pasin dan
keluarga akan mebuat pasien dan keluaga ebih mengerti
tentang kondisi kesehatan, pengobatan, tanda dan gejala,

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 17


bahaya kondisi petakit, diet yang sehat, aktivitas yang bisa
dilakukan sesuai dengan kondisi pasien dan pentignya
kontrol rutin untuk mengurangi terjadinya komplikasi
(Yuli,dkk,2017). Sistem perencanaan pulang discharge
planningpun dapat mengurangi jumlah hari rawat pasien di
rumah sakit dan juga bisa mengurangi angka kekambugan
penyakit pada pasien (Purwanti,dkk,2017)
2. Kebutuhan Dasar Manusia
Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri dari 14
komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan
terhadap pasien. Keempat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat
diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu komponen kebutuhan
biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual.
a. Biologis
 Oksigenasi
Hasil observasi kajian situasi pada tanggal 25-26
September 2017, didapatkan data bahwa dari 16 pasien yang
menjalani rawat inap di Ruang Marjan Atas tidak satu
pasienpun mendapatkan terapi oksigen baik melalui nasal
canule, rebrething mask ataupun non rebreathing mask.
Sehinga tidak terkaji alur pelaksanaan tindakan yang dilakukan
perawat saat penatalaksanaan pemberian oksigenasi pada
pasien. Akan tetapi saat dilakukan kajian situasi selama 2 hari
berdasarkan hasil observasi terlihat peletakaan tabung oksigen
yang tidak terpakai tidak berada dalam satu lokasi yang aman,
dengan tabung humidifier yang masih terpasang bahkan
dengan air humidifier yang masih terisi. Saat dilakukan kajian
juga dtemukan terdapat 2 tabung oksigen yang tidak terpakai
tetapi masih terpasang nasal cannule pada tabung oksigennya.
Berdasarkan hasilwawancara dengan perawat ruangan air
humidifier diganti oleh perawat menggunakan air aquabidest
saat air humidifier kosong atau saat akan ada pasien baru.

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 18


 Nutrisi, cairan, dan elektrolit
Nutrisi diberikan sebanyak 3 kali sehari pada pagi, siang,
dan sore oleh bagian gizi rumah sakit. Makanan dibagikan dan
disajikan oleh pengantar makanan dari bagian gizi,
berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruangan
didapatkan data bahwa pengkajian kebutuhan gizi dilakukan
oleh petugas gizi yang biasanya datang 1 minggu sekali ke
ruangan, apabila ada perubahan keadaan umum pasien perawat
ruangan akan menghubungi petugas gizi berkaitan dengan
perubahan status nutrisinya. Saat melakukan pengkajian pada
tanggal 25-26 September 2017 tidak terkaji adanya pasien
yang diberikan nutrisi melalui enteral NGT. Hasil observasi
kajian situasi pada tanggal 25-26september2017terdapat
12pasien yang terpasang infus. Perawat melakukan
pengecekkan terhadap infus jika keluarga pasien mengatakan
ada keluhan di area pemasangan seperti nyeri atau plebitis.
Pemberian label infus (berisi nama pasien, tanggal lahir, no
medrek, tanggal dan jam penggantian, jenis cairan dan jumlah
tetesan infus, nama dan tandatangan perawat) pada plabote
infus belum dilaksanakan. Berdasarkan dari hasil observasi
tidak terlihat perawat melakukan pengecekan dan perawatan
pada tempat insersi IV kateter, dari hasil observasi dan
wawancara terhadap pasien terdapat pasien yang mengeluh
nyeri dan tetesan infusan tidak lancar dengan tanggal
pemasangan infus satu minggu sebelumnya, sedangkan dari
hasil wawancara dengan perawat ruangan didapatkan data
bahwa penggantian lokasi insersi infus dilakukan 3 hari satu
kali .Mahasiswa diberikan kewenangan untuk mengganti
cairan infus.
 Eliminasi
Hasil kajian situasi melalui metode observasi dari tanggal
25-26 September 2017didapatkan data pasien yang terpasang

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 19


kateter sebanyak 1 orang.Pasien yang tidak menggunakan
kateter urin dapat melakukan BAK di kamar mandi atau
menggunakan pispot yang dibantu oleh keluarga pasien.BAB
pada pasien dengan minimal care dilakukan di kamar mandi
dengan pengawasan keluarga, sedangkan untuk pasien
partialcare atau total care yang tidak mampu untuk ke kamar
mandi BAB dilakukan di atas tempat tidur pasien dengan
menggunakan pispot dibantu oleh keluarga ataupun pasien
menggunakan diapers khusus dewasa.
 Aktivitas
Pasien yang menjalani rawat inap di Ruang Marjan Atas
merupakan pasien bedah orthopedi dan kadang mendapatkan
titipan pasien THT. Penangananpada klienpre danpost operasi
yaitu dengan diimobilisasikan untuk pembatasan aktivitas
sehingga pemenuhan KDM dibantu baik oleh keluarga maupun
perawat. Tidak terkaji adanya perubahan posisi yang
dianjurkan ataupun dilakukan perawat pada pasien yang
diimobilisasikan pada tiap 2 atau 3 jam sekali untuk mencegah
terjadinya dekubitus. Saat observasi tidak terkaji adanya
pengkajian untuk melakukan pencegahan dekubitus dan belum
terdapat alat ukur untuk mengukur tingkat resiko dekubitus
yang mungkin terjadi pada pasien di RuangMarjan Atas.Pada
pasien yang tidak diimobilisasikan, aktivitas dapat dilakukan
secara mandiri ataupun dibantu sebagian oleh keluarga atau
perawat.

 Istirahat Tidur
Hasil wawancara yang dilakukan kepada semua pasien
pada tanggal 25-26 September 2017 didapatkan bahwa dari 16
pasien yang menjalani rawat inap di Ruang Marjan Atas, 5
pasien atau sekitar 32% pasien mengalami gangguan tidur hal

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 20


ini disebabkan oleh rasa nyeri yang dirasakannya.Dari data di
atas diketahui bahwa sebagian kecilatau hanya 31,24% pasien
tidak dapat memenuhi kebutuhan istirahat tidurnya, dan tidak
terkaji adanya intervensi keperawatan yang diberikan
untukmembantu pasien memenuhi kebutuhan istirahat dan
tidurnya.
 Personal Hygiene
Hasil observasi yang dilakukan, personal hygiene pasien
dengan bedrest total maupun partial dipenuhi oleh keluarga
dengan cara di seka di tempat tidur sedangkan untuk pasien
dengan minimal carekebersihan diri dilakukan secara mandiri
ke kamar mandi dengan pengawasan keluarga.
 Pencegahan Infeksi
Hasil observasi tanggal 25-26 September 2017 terdapat6
orang pasien baik pre maupun post operasi yang membutuhkan
perawatan luka.Perawatan luka atau ganti balutan dilakukan 1x
sehari yaitu pada pagi hari oleh perawat denganmelibatkan
para praktikan yang berdinas di Ruang Marjan Atas.Perawat
tetap mempertahankan teknik aseptik dan antiseptik pada saat
melakukan ganti balutan. Akan tetapi terkaji tidak ditunjang
oleh sarana dan prasana yang baik yang mendukung kesterilan
proses penggantian balutan, hal ini terlihat dengan hanya
digunakannya satu set alat yang digunakan untuk penggantian
balutan karena memang ruangan hanya memiliki satu set alat
ganti balutan saja. Idealnya satu set alat penggantian balutan
digunakan 1 alat untuk 1 pasien.
Hasil observasi tindakan lainnya yakni tindakan invasif
(pemasangan infus dan pengambilan spesimen
darah)menunjukkan bahwa perawat tidak selalu menggunakan
APD, sertahand rubyang tidak terpasang diseluruh bed pasien,
dan selasar ruangan perawatan pasien, dalamruang perawatan
pasien hanya terdapat 2 handrub saja, sebenarnya bisa

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 21


dioptimalkan asalkan ada keinginan dan kemauan bersama
untuk selalu menggunakan handrub dengan memperhatikan 5
moment dan saat akan berpindah ke pasien yang lain. Saat
dilakukan kajian situasi pada tanggal 25-26 September 2017
didapatkan data bahwa tidak semua perawat memperhatikan
hand hygiene dengan 5 momentnya saat akan atau setelah
berhubungan dengan pasien.
Selain itu, masalah kerapihan lingkungan sekitar ruang
perawatan pasien juga dirasa belum optimal. Hampir seluruh
keluarga pasien yang menjalani rawat inap di Ruang Marjan
Atas atau hampir 100% masih menaruh barang-barang seperti
hp, tissue, hasil rontgen, tempat air minum, dan barang jenis
lainnya di atasmeja ruangan perawatan pasien, bahkan alat
perlengkapan tidurpun diletakkan pada tempat tidur pasien di
ruangan yang kosong yang berada di dekat atau bersebelahan
dengan pasien yang mereka tunggu.

b. Psikologis
Hasil wawancara bersama beberapa pasien dan keluarga pre
operasi, sebanyak 4 orang mengalami kecemasan karena akan
dilakukan prosedur operasi. Pasien yang sadarmengungkapkan
keinginannya, emosionalnya baik itu kepada praktikan saat
wawancara maupun kepada keluarga pasien seperti marah, sedih
karena sakit yang dirasakannya. Saat dilakukan observasi belum
terlihat adanya pemberan informasi terhadap pasien dan keluarga
yang ingin mengetahui mengenai kondisi penyakitnya ataupun
dukungan emosional yang dberikan oleh perawat maupun
praktikan dokter yang berdinas .

c. Spiritual
Pola ibadah klien banyak dilakukan di tempat tidur dengan
carashalat, berdoa, dan berdzikir. Pembiasaan untuk berdoa besama

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 22


pasien dan keluarga pada awal dan akhir berdinas belum terlihat
dlakukan oleh perawat ruangan.

d. Sosiologis
Diantara satu pasien dan pasien yang lainnya terdapat
komunikasi yaitu menceritakan pengalaman penyakit yang di
alaminya maupun kehidupan sehari-hari mereka.Bahkan melalui
hasil observasi, ketika ada pasien yang mengalami kegagalan
operasi, keluarga pasien lainnya saling memberikan support.

3. Manajemen Asuhan
Berdasarkan kajian situasi yang dilakukan tanggal 25-26
September 2017, didapatkan data sebagai berikut:
a. Pengkajian
Hasil observasi secara keseluruhan pada lembar pengkajian
keperawatan belum terisi lengkap seperti lembar pengkajian,
lembar diagnosa keperawatan, lembar observasi, lembar
perkembangan pasien terintegrasi lembar edukasi, lembar tilik
operasi, assesment gizi dan discharge planning. Bagian yang harus
dibubuhi tanda tangan baik dari perawat, dokter maupun tenaga
medis lainnya tidak terisi lengkap, identitas pasein pada setiap
form hampir seuanya tidak diisi. Pengkajian skala nyeri dan
pengkajian resiko jatuh tidak dilakukan pada awal pasien masuk
ruangan, data skala nyeri dan resiko jatuh didapatkan dari hasil
pengkajian sebelumnya di IGD. Pengkajian awal masuk pasien
menggunakan format isian dan checklist. Dalam Formulir
pengkajian setiap perawat bertugas menceklist isian lembar-lembar
assesment tersebut sehingga memudahkan untuk mengisi data
pasien yang didapat saat pengkajian. Saat dilakukan observasi
lembar ini sebagian besar tidak diisi kurang dari 24 jam setelah
pasien masuk ke ruangan bahkan untuk pasien yang sudah

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 23


beberapa hari berada di ruangan lembar pengkajian awal pasien
masuk masih belum terisi lengkap.
b. Analisa Data
Belum ada lembar analisa data pada status pasien sehingga
perawat tidak melakukan dokumentasi analisa data pasien.
c. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan diisi menggunakan lembar sisipan yang
berlaku di rumah sakit, perawat tinggal menceklist data subjektif
dan objektif yang muncul untuk mengangkat diagnosa
keperawatan. Saat dilakukan pengkajian masih ada beberapa
diagnosa keperawatan yang belum terceklist baik pada data
subjektif dan objektif mapun pada data rencanaintervensi apa yang
akan dilakukan. Penyusunan diagnosa keperawatan masih belum
berdasarkan prioritas masalah pada pasien.
d. Intervensi
Intervensi yang direncanakan pada pengkajian awal terdapat
pada lembar sisipan yang sama dengan diagnosa keperawatan yang
diangkat berupa form lembar isian. Perawat perlu menulis pada
kolom yang telah tersedia pada lembar sisipan untuk menentukan
intervensi yang akan dilakukan pada pasien. Pada saat pengkajian
yang dilakukan pada tanggal 25-26 September 2017 melalui
metode observasi sebagian besar masih belum mengisi lembar
intervensi yang berada pada lembar dokumentasi.
e. Implementasi
Implementasi keperawatan yang dilakukan ditulis dalam bentuk
form yang didalamnya telah tertulis berbagai macam tindakan
keperawatan yang dilakukan, berikut nama ruangan, nama perawat
yang melakukan disertai paraf, dan belum terorganisir
implementasi mana untuk diagnosa apa. Sebagian besar lembar
implementasi terisi oleh perawat tetapi dengan penulisan respon
pasien yang kurang menggambarkan respon pasien atas
implementasi yang dilakukan.

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 24


f. Evaluasi
Evaluasi dari hasil tindakan keperawatan yang dilakukan
hampir sebagian besar belum dituliskan pada lembarperkembangan
pasien terintegrasi. Pencatatan perkembangan kondisi pasien ada
yang ditulis sesuai dengan format evaluasi SOAPIER tapi banyak
yang belum menuliskan perkembangan pasien dalam setiap shift
pada lembar catatan terintegrasi. Dokumentasi perkembangan
pasien yang terintegrasi menggunakan SOAPIER pun pada catatan
perawat yang ditulis belum meggambarkan keadaan pasein secara
keseluruhan bahkan diagnosa yang muncul pada catatan perawat
masih menggunakan diagnosa medis dokter bukan diagnosa
keperawatan.
g. Dokumentasi
Sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan di Ruang Bedah
orthopedi Marjan Atas didapatkan bahwa pendokumentasian
berupa pengkajian, analisa data, intervensi dan implementasi belum
dilakukan oleh ketua tim dan anggota tim sebagai perawat
pelaksana sesuai dengan pasien yang dikelolanya. Model
dokumentasi yang digunakan adalah model dokumentasi problem
oriented record meliputi pengkajian head to toe serta diagnosis
keperawatan sampai dengan evaluasi menggunakan SOAPIER
akan tetapi belum dilaksanakan secara optimal.
Sistem pendokumentasian dilakukan secara manual pada
lembar terintegrasi dalam bentuk SOAPIER yang belum
dilaksanakan secara optimal dan belum dilakukan secara
terkomputerisasi. Perawat terkaji belum menggunakan metode
SBAR dalam menerima dan memberikan instruksi dalam
menyampaikan informasi mengenai tindakan yang perlu dilakukan
pada pasien. Catatan keperawatan sebagian besar hanya berisikan
jawaban terhadap order dokter saja dengan tindakan mandiri
perawat yang minimal.

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 25


Dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien baru terkaji
belum dilaksanakan segera pada pasien masuk tetapi pada pasien
yang lama pendokumentasian diisi saat keadaan ruangan
memungkinkan atau terdapat masalah keperawatan yang baru.
Dari hasil observasi tanggal 25-26 September 2017 didapatkan
data bahwa perawat belum seluruhnya mendokumentasikan
pengkajian, analisa data, intervensi, dan implementasi yang sudah
dilakukan. Semua tindakan belum ditulis di lembar integrasi dalam
bentuk SOAPIER dan belumdisertai dengan membubuhkan cap
SBAR beserta tanda tangan.

4. Manajemen Unit
RSUD dr.SLAMET Garut sudah menerapkan IPSG sebagai salah
satu lagkah awal terlaksananya proses akreditas rumah sakit pada
bulan Desember 2017 dan sudah mensosialisasikan program
keselamatan pasien ini yang terbagi kedalam 6 point yakni: identifikasi
pasien dengan benar,meningkatkan komunikasi efektif, meningkatkan
keamanan penggunaan obat-obatan risiko tinggi, memastikan benar
lokasi, benar prosedur, benar identitas pasien operasi, mengurangi
risiko infeksi, mengurangi risiko jatuh. Tujuan IPSG adalah untuk
meningkatkan keselamatan pasien. Berdasarkan hasil kajian IPSG
Ruang Marjan Atas melalui observasi, didapatkan hasil:
a. Identifikasi pasien
Belum Semua pasien dilakukan proses pelaksanaan konfirmasi
identitas pasien dengan menanyakan nama dan tanggal lahir setiap
sebelum melakukan tindakan pemberian terapi, tindakan prosedur
dan tindakan diagnosis. 8 dari 10 pasien yang berada di Ruang
Marjan Atas tidak mengetahui alasan pemasangan gelang identitas
sedangkan 2 pasien sudah mengetahui kegunaan pemakaian gelang
identitas. Saat dilakukan observasi hampir semua perawat belum
terbiasa memperkenalkan diri kepada klien.
b. Komunikasi efektif

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 26


Dari hasil observasi pada tanggal 25-26 September 2017
didapatkan data bahwa Ruangan Marjan Atas belum sepenuhnya
menerapkan komunikasi lisan dan telepon menggunakan metode
SBAR (Situation, Background, Analisa, Recomendation), proses
pelaporan nilai kritis tidak terkaji saat pelasanaan observasi, dan
penerapan komunikasi serah terima pasien melalui hand over atau
timbang terima belum dilaksanakan dengan menggunakan metode
SBAR begitupun saat perawat yang menerima pesan tidak terlihat
melakukan komunikasi dengan metoda TBaK (Tulis, Baca dan
konformasi) sedangkan hasil konsultasi dengan tim medis lainnya
terlihat di catat dalam buku visit dan buku komunikasi ruangan.
c. Keamanan penggunaan obat-obatan resiko tinggi
Saat melakukan observasi pada tanggal 25-26 september 2017
tidak terkaji dan terobservasi adanya instruksi pemberian obat
resiko tinggi di Ruangan Marjan Atas. Karena itu tidak terkaji pula
apakah saat mendapatkan insruksi penggunakan obat high allert
melakukan double check terlebih dahulu atau tidak. Saat dilakukan
obserasi terlihat obat-obatan high alert berada di ruangan nurse
station dalam laci meja walaupun dengan penandaan. Menurut
JCI2017, ruangan perawatan biasa maupun ruang intermediate
tidak diperbolehkan menyimpan obat-obatan high allert di ruangan
kecuali untuk ruangan intensif itupun dengan penyimpanan yang
harus memenuhi standar tertentu diantaranya disimpan dalam
lemari dengan kunci ganda.
d. Penandaan area operasi
Di Ruang Marjan Atas saat dilakukan observasi pada tanggal
25-26 September 2017 terlihat belum dilakukannya site marking
saat sebelum dilakukan operasi, dokter belum melakukan
penandaan area operasi dan belum didokumentasikan dalam
formulir penandaan area operasi berdasarkan jenis kelamin pasien
yang ditandai pada formulir tersebut. Dari hasil observasi
penandaan site marking operasi dilakukan oleh perawat OK sesaat

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 27


setelah pasien diantar ke ruang OK sebelum masuk ruang steril
operasi.
e. Resiko infeksi
Rumah sakit menerapkan pedoman kebersihan tangan yang
berbasis air dan alkohol dan harus diterapkan oleh semua elemen
rumah sakit termasuk keluarga dan pengunjung pasien selain
daripada tenaga kesehatan. Dari hasil observasiada tanggal 25-26
September 2017 terlihat belum semua perawat dan petugas
kesehatan lainnya memperhatikan 5 momen saat mencuci tangan,
walaupun terlihat beberapa perawat sudah memperhatikan hal ini.
f. Resiko jatuh
Resiko jatuh terutama di Ruang Marjan Atas sangat penting
untuk dikaji karena diruangan ini terdapat faktor terbesar yang
dapat mempengaruhi resiko jatuh yaitu riwayat patah tulang-
fraktur, dan gangguan muskuloskeletal. Sumber faktor resiko jatuh
menjadi tinggi dapat berhubungan karena kondisi pasien, dapat
juga disebabkan oleh lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
evaluasi secara periodik menggunakan skala humpty dumpty untuk
anak dibawah 12 tahun, skala morse untuk dewasa smapai degan
usia 65 tahun dan skala onratio untuk geriatri untuk menghindari
kejadian jatuh. Pasien dengan risiko tinggi jatuh akan dipasang
gelang warna kuning, diberikan tanda peringatan risiko jatuh pada
pasien tirah baring, dan dianjurkan untuk memasang bed side rail.
Bedasarkan hasil obseasi selam 2 hari pada tanggal 25-26
September 2017 di Ruang Marjan Atas penatalaksanaan
pencegahan resiko jatuh belum dilaksanakan secara optimal.
Pengisian form pengkajian resiko jatuh pasien hanya didasarkan
atas pengkajian yang dilakukan di ruangan IGD tanpa melakukan
pengkajian ulang. Menurut JCI, 2017 pengkajian pasien dengan
resiko tinggi jatuh harus dilakukan setiap hari ataupun pada saat
terjadi perburukan keadaan umum pasien.

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 28


2.4 Kajian Terhadap Sumber Daya
1. Man
 Jumlah perawat 15 orang, terdiri atas:
- Kepala Ruangan : 1 orang
- Ketua tim /case manager : 2 orang (termasuk wakil kepala)
- Jumlah perawat pelaksana: 12
 Tenaga kerja tambahan, terdiri atas:
- Administrasi : 1 orang
- Cleaning service : 1 orang
 Jenjang karir
Penjenjangan karier dengan PK masih dalam proses assesment.
 Pendidikan
- S1 keperawatan : 8 orang
- D3 keperawatan : 7 orang
 Jumlah per shift
- Pagi 5-6 orang
- Siang 2 orang
- Malam 2 orang
 Jumlah Mahasiswa yang berdinas, tediri dari:
Jumlah Mahasiswa yang Dinas
Tanggal
Pagi Siang Malam
25/09/2017 7 orang 6 orang 4 orang
26/09/2017 8 orang 8 orang 4 orang

 Pelatihan yang diikuti oleh perawat yakni:


Jumlah
No Jenis Pelatihan
Perawat
1. 1
Palliative care (2017)
2. 1
BTCLS (2016), HIV, ASKEP
3. 1
IPOTI
4. 1
Perawatan luka modern, IPOTI
5. 1
Enil (2016)
6. 1
BTCLS, HIV, ASKEP

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 29


2. Non Manusia
Methode Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan
didapatkan bahwa model yang digunakan Ruang Bedah
orthopedi Marjan Atas adalah metoda Tim, dimana
tedapat 2 orang ketua tim yang membawahi 6 perawat
pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan.
Belum terdapat petugas IPCLN sebagai Tim Pemantau
Infeksi yang berada di Ruangan Marjan Atas.
Money Pendanaan Ruang Bedah orthopedi Marjan Atas
(Keuangan) berasal dari senral keuangan RSUD dr,
SLAMET.Pasien yang datang sebagian besar 90%
merupakan pasien BPJS dan sisanya asuransi lainnya.
Material  Terdapat 1 buah kulkas di sebelah nurse station
yang dipakai untuk menyimpan pen insulin pasien
yang di rawat di Ruang Marjan Atas tanpa
pengaturan suhu yang seharusnya untuk
penyimpanan onat.
 Tidak terdapat lemari tempat penyimpanan alat
medis seperti alat EKG, nebulizer, ataupun
manometer oksigen.
Terdapat laci pada nurse station yang digunakan
untuk penyimpanan tabung lab, alat-alat TTV, dan
penyimpanan obat sisa pakai.
 Laci penyimpanan yang terdiri dari 2 pintu,
pintuatas digunakan untk menyimpan obat high
allert dan pintu bawah digunakan untuk
penyimpanan hasil rontgen pasien.
 2 trolly ganti balutan yang berisi 1 set alat ganti
balutan yang terdiri dari :
- Bak instrumen 2
- Kom kecil 4 buah

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 30


- Kom sedang 2 buah
- Pinset 6 terdiri dari 4 pinset anatomis 2 pinset
chirurgis
- Gunting jaringan 4
- 1 bengkok
- 1 gunting verband
- Laci yang berisi kassa steril, verband gulung,
hipapixs, alat tindakan
- 5 waskom besar untuk peruntukan erawatan luka
- 1 botol alkohol
- 1 botol bethadine
- 5-6 plabot infus NACL 0,9% untuk perawatan
luka.
 Peralatanbekaspakaisterildiambil dari CCSD
setiappagisesuaikebutuhan, setelah dipakai alat
dicuci di ruangan. Kemudiandikirimkankembalike
CCSD menggunakan plastikpembungkus
suntukdisterilkan. Jikadibutuhkan, pihakruangakan
mengambil ke CCSD, tidak terdapat persediaan alat
steril di ruangan, bula memerlukan alat set GV pada
sore hari ruangan akan langsng mengambil ke
CSSD.
 Lemari tempat penyimpanan obat injeksi pasien,
setiap 1 pasien 1 loker obat.
 Lemari penyimpanan linen yang terdiri dari 4 level
rak dimana penyimpanannya bersatu dengan teapt
penimpanan alat kesehatan habis pakai di rak ke 3
dan 4 dar bawah. Terdapat 40 linen bersih, 12 boven
laken, 30 stick laken, sarung bantal 8 buah, 1
selimut pasien dan 2 barak shot.
 Rak penyimpanan berkas seperti formulir
pemeriksaan penunjang (radiologi, EKG, TFP,

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 31


laboratorium, PA), informed consent (SIO, SIA,
tranfusi), pengkajian awal keperawatan, formulir
sisipan diagnosa keperawatan, edukasi, resiko jatuh,
EWS, catatan integrasi, pengantar pulang.
 Terdapat 1 wastafel untuk mencuci tangan
dilengkapi dengan sabun dan poster tata cara
mencuci tangan dengan 6 langkah, namun tissue
tidak selalu tersedia, yang juga difungsikan sebagai
tempat pencucuian alat kesehatan setelah
digunakan.
 Sudah ada standar pemisahan sampah, terdapat 3
tempat sampah yaitu: 1 buah tempat sampah medis,
2 tempat sampah non medis.
 Terdapat 2 ember besar tempat menyimpan linen
kotor yang terletak di bawah wastafel di pintu
masuk dan keluar ruang perawatan.
 Alat pelindung diri (APD)
- Sarung tangan
- Masker
 Buku
- Tanda-tanda vital pasien
- Buku komunikasi dan visite dokter
- Buku pemeriksaan tanda vital pasien
- Buku catatan pengobatan/jadwal injeksi
- Buku rapat ruangan
- Buku amprahan barang
- Buku jadwal operasi
- Buku PJ mahasiswa
- Buku hasil pemeriksaan gula darah pasien
- Buku kegiatan harian
- Buku IKP
- Buku data flebitis

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 32


 Jadwal dinas bulanan pegawai
 Barang inventaris ruangan
- EKG 1 buah
- Kursi roda 1 buah
- Regulation oksigen/manometer 3 buah
- Suction pump 1 buah
- Stetoskop 1 buah
- Sphygmomanometer 2 buah
- Trolley ganti balutan 2 buah
- Tabung oksigen 7 buah
- Nampan 2 buah
- Bengkok 1 buah
- Telepon 1 buah
- APAR 1 buah
- Standar infus 21 buah
- Jam dinding 4 buah
Marketing Secara khusus, ruang bedah orthopedi Marjan
Atastidak memiliki kewenangan dalam mengatur
marketing yang dilakukan RS. Kegiatan marketing
terpusat dilakukan oleh manajemen RS melalui humas
RSUD dr. SLAMET Garut.

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 33


2.5 Kajian Terhadap Lingkungan Kerja
2.5.1 Fisik
a. Letak Ruangan

Gambar 2.1 Denah Ruang Bedah Orthopedi Marjan Atas

Ruang Marjan Atas berada diatas ruang Marjan bawah yang berada
di area sebelah kiri dari pintu utama dan terletak di sebalah kanan bila
melalui pintu masuk gerbang PUSPA.Ruang kepala ruangan dan ruang
perawatan isolasi terdapat di area sebelah kiri pintu masuk ruangan
yang berhadapan dengan ruangan nurse station dan ruang
istirahat/ganti perawat, toilet perawat dan mahasiswa hanyaterdapat di
satu ruangan yaitu ruangankepala ruangan Marjan Atas. Mushola,
penyimpanan lemari linen, dan lemari BMHP terletak di ruangan
kepala ruangan.Penyimpanan alat seperti kursi roda, trolley, dan
tabung oksigen diletakkan disudut selasar ruangan dan ruang
perawatan.Tata letak kamar rawat inap di ruang inap bedah orthopedi
Marjan Atas dimulai dari kamar 1 sampai kamar 2 ditambah 1 kamar
isolasi., dimana ruang perawatan terletak searah dengan pintu masuk
utama ruang perawatan Marjan Atas. Terdapat 2 toilet pasien dan
keluarga pasien yang dapat digunakan.

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 34


Lokasi ruang rawat inap bedah Marjan Atas terletak bersebelahan
antara kamar 1 dan 2 dengan masing masing ruangan terdiri dari 10
tempat tidur dengan penamaan/penghitungan bed dimulai dari arah
sebelah kanan.
b. Kapasitas Unit
Hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan data bahwa di
Ruang rawat inap bedah orthopedi Marjan Atasmemiliki kapasitas 21
tempat tidur, yang terdiri dari :

Tabel 2.8Kapasitas Tempat Tidur Ruang Rawat Inap Bedah orthopedi


Marjan Atas

Kamar Jumlah TT Keterangan


8 Bedah Ortopedi (kondisional) dan 2
1 10 tempat tidur untuk THT
denganjeniskelamin laki-laki
Bedah orthopedi anak dan dewasa
2 10
wanita
Pasien dengan odore atau pasien
3 1
titipan kelas 2
JUMLAH 21

Berdasarkan hasil kajian situasi didapatkan data bahwa kamar 1


dan 2 memiliki 10 bed pada setiap kamarnya dengan luas kamar
perawatan 1 ± 6,6 m x 9,6 m. Sedangkan kamar perawatan 2 memiliki
10 bed dengan luas kamar ± 6 m x 7,2m, dan ruang isolasi dengan
kapasitas 1 tenpat tidur dengan luas ruangan 4m x 4 m.
2.5.2 Non-fisik
 Hubungan Perawat dengan Perawat
Berdasarkan hasil observasi, hubungan antar perawat tidak ada
masalah, perawat terlihat dapat berkomunikasi dengan baik satu sama
lain.

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 35


 Hubungan Perawat dengan Pasien
Berdasarkan hasil wawancara, perawat menyatakan memiliki
hubungan yang baik dengan pasien, perawat berusaha memberikan
pelayanan yang optimal dengan pasien.
 Hubungan Perawat dengan Mahasiswa
Perawat mengatakan merasa terbantu dengan adanya mahasiswa di
ruangan. Berdasarkan hasil kajian situasi, mahasiswa mendapat
pendampingan selama melakukan tindakan seperti pemberian terapi
obat, balutan luka dan tindakan invasif lainnya.
 Hubungan Perawat dengan Dokter
Berdasarkan hasil observasi, komunikasi antara perawat dan dokter
dilakukan secara lisan dan tulis. Perawat berkolaborasi dengan dokter
masing-masing bagian, jika ada masalah yang dirasakan
membutuhkan kolaborasi, perawat segera menghubungi dokter
begitupun sebaliknya.
 Hubungan Perawat dengan Farmasi
Berdasarkan hasil observasi, komunikasi antara perawat ruangan
dan farmasi jarang terjadi karena hanya terjadi komunikasi lewat
telephone sehingga komunikasi yang dilakukan tidak terkaji banyak.
 Hubungan Perawat dengan Petugas Gizi
Berdasarkan hasil observasi, setelah petugas gizi diberitahukan ada
pasien baru makan petugas gizi akan melalkukan assesment izi an
menglag assesment setiap 1 minggu satu kali. Perawat berkolaborasi
dengan petugas gizi terkait diet yang didapatkan oleh pasien selama
proses perawatan di rumah sakit.
 Hubungan Perawat dengan Petugas administrasi dan cleaning service.
Berdasarkan hasil kajian, komunikasi perawat dengan petugas
administrasi berjalan baik begitupun dengan cleaning sevice. Petugas
administrasi bertanggung jawab dalam hal pendataan pasien masuk
dan keluar ruangan Marjan Atas dan pengadministrasian proses
pembayaran pasien yang menjalani rawat inap dan sudah bisa
menjalankan tugasnya dengan baik walaupun belu optimal. keperluan

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 36


seperti menyiapkan keperluan laken ke bagian binatu, alat habis pakai
ke gudang persediaan, alat dan kassa steril ke bagian CSSD dilakukan
petgas administrasi bersama-sama dengan cleaning service. Selain itu
petugas ckeaning service membantu prosestransportasi pasien ke ruang
pemeriksaan penunjang atau ruang operasi juga saat pengambilan obat
pagi ke farmasi.

2.6 Kajian Indikator Mutu Ruangan Bedah Orthopedi Marjan Atas


1. Berdasarkan data terakhir standar mutu unit pelayanan rawat inap
Bedah Orthopedi Marjan Atas, diketahui rata–rata hasil bahwa :
Asesmen Awal Kepatuhan Asesmen Asesmen Awal Medis
Keperawatan Awal Nyeri (25 - 26 September
(25 - 26 September (25 – 26 September 2017)
2017) 2017)
± 10 % 0% ± 10 %
2. Bed Occupancy Rate (BOR)
BOR di Ruang Bedah Orthopedi Marjan Atas pada bulan Agustus
2017 adalah 59,29%, dapat disampaikan bahwa presentase pemakaian
tempat tidur (BOR) Ruang Bedah Orthopedi Marjan Atas berada
sedikit dibawah standar nasional (60%-85%).
3. Length Of Stay (LOS)
LOS di Ruang Bedah Orthopedi Marjan Atas pada bulan Agustus
2017 adalah 6,33 hari, dapat disampaikan bahwa lamanya perawatan
seorang pasien (LOS) Ruang Bedah Orthopedi Marjan Atas sesuai
standar nasional (6 – 9 hari).

2.7 Hasil Re –evaluasi Implementasi Program Kerja Sebelumnya


1. Personal Hygiene
Kondisi pasien berdasarkan ketergantungan pada saat dilakukan
observasi pada tanggal 25-26 September 2017 yakni 5pasien
ketergantungan minimal, 7 orang pasien dengan ketergantungan
parsial dan 3 orang pasien dengan ketergantungan total. Saat

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 37


dilakukan pengkajian kondisi pasien secara umum kurang bersih,
pasien dan keluarga menyatakan bahwa tidak setiap hari pasien
dimandikan atau di seka oleh keluarga pasien. Secara keseluruhan
hanya sekitar 13,3% pasien telah dilakukan personal hygiene, terdapat
86,6% pasien dari total keseluruhan yang tidak dilakukan personal
hygiene dengan alasan pasien atau keluarga takut dan tdak tahu cara
memandikan pasien dengan kondisi patah tulang.
2. Pengkajian Ulang Nyeri
Hasil observasi yang dilakukan pada saat pengkajian tanggal 25-
26 September 2017 didapatkan bahwa pengkajian nyeri menggunakan
NRS atau WBS belum dilakukan kepada pasien–pasien yang
menjalani rawat inap di Ruang Marjan Atas.Berdasarkan data
pengkajian ulang nyeri yang dilakukan kelompok pada tanggal 25 dan
26 September 2017 didapatkan data pasien dengan skala nyeri ringan
(1-3) sebanyak 3 pasien, skala nyeri sedang (4-6) sebanyak 8 pasien,
dan skala nyeri berat (7-10) sebanyak 1. Jika dipersentasikan maka
didapatkan secara keseluruhan sebesar 75% pasien dalam keadaan
mengalami nyeri dari skala ringan sampai dengan berat sedangkan
25% nya pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri.
3. Kerapihan dan Kebersihan
Kebersihan dan kerapihan Ruang Marjan Atas pada saat
pengkajian pada tanggal 25-26 September 2017 didapatkan bahwa
masih terlihat banyak barang–barang pasien serta keluarga yang
berserakan dan tidak ditempatkan sesuai dengan tempatnya. Ruang
Marjan Atas belum memiliki standar operasional dalam meletakkan
benda-benda keluarga dan pasien.

2.8 Hasil Kajian Situasi di Ruangan Bedah Orthopedi Marjan Atas


Berdasarkan hasil kajian situasi yang dilakukan tanggal 25-26
September 2017, terdapat beberapa poin yang perlu untuk ditingkatkan
yakni:

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 38


1. Kerapihan lemari pasien daan lingkungan perawatan pasien belum
optimal dimana hampir masih menaruh barang-barang seperti hp,
tissue, hasil rontgen, tempat air minum, dan barang jenis lainnya di
atas kepala tempat tidur pasien.
2. Pelaksanaan manajemen nyeri pre dan post op pada pasien yang
menjalani rawat inap di Ruangan Marjan Atas masih belum
dilaksanakan secara optimal, dimana pada hasil pengkajian yang
dilakukan pada tanggal 25-26 September 2017 d dapatkan data bahwa
dari 16 pasien yang mengjalani rawat inap, 12 pasien mengalami
perasaan tidak nyaman nyeri dimana 1 paisien mengalami nueri berat
(7-10) , 8 pasien mengalami nyeri sedang (4-6) dan 3 orang mengalami
nyeri ringan (1-3). Saat dilakukan observasi dan wawanara terhadap
pasien tergambar bahwa pasien belum mendapatkan intervensi non
farmakologis untuk menurunkan ambang nyeri pasien dengan tindakan
keperawatan dan penatalaksanaan nyeri masih sangat bergantung pada
pemberian terapi farmakologis.
3. Pengorganisasian ruangan secara tertulis belum terlihat ada di ruangan
dikarenakan terjadinya perubahan SDM di ruangan, visi misi dan moto
ruangan sudah terpampang dan bisa terbaca oleh umum, tata letak tata
tertib dan hak juga kewajiban pasien baru terletak pada pintu masuk
ruangan saja.
4. Belum terlihat adanya pelaksanana flowof care pasien baru di ruangan
termasuk pengelolaan pasien, proses discharge planning maupun
pelasanan 6 sasaran pelaksanaan keselamatan pasien seperti yang
tertera dalam IPSG sebagi bagian dari manajemen asuhan yang
seharusnya berada dalam 1 ruangan perawatan.

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 39


BAB III
ANALISA DATA

3.1 Analisa Data MetodeAsuhanKeperawatan Professional RuangMarjan Atas


Tabel 3.1 Analisa Data RuangBedah Orthopedi Marjan Atas Berdasarkan PrioritasMasalah

No. Item AKTUAL IDEAL ANALISIS Masalah

Manajemen Asuhan-Manajemen Unit

1 Flow Of Care: Penerimaan Pasien Baru PenerimaanPasien Baru: Flow Penerimaan Pasien Ketidak Optimalan
:Flow of Care of Care Baru: Flow of Care pelaksanaan alur
Penerimaan pasien penerimaan pasien
baru, Discharge Data Subjektif: Prosedur penerimaan klien baru: Penerimaan pasien (Flow of care),
Planning: - Hasil wawancara b) Perawat menerima pasien dari dalam instalasi rawat inap
discharge
Persiapan Pulang dengan dua orang IGD atau Poliklinik di Rumah Sakit
planning(persiapan
pasien perawat ruangan danmemperkenalkan diri. merupakan kegiatan yang
pulang pasien), dan
mengatakan bahwa c) Pasien dan keluarganya meliputi tindakan penyelenggaraan
belum ada buku diterima dengan ramah. orientasi, yaitu penjelasan
praktik
panduan penerimaan d) Serah terima pasien dan rekam berbagai hal tentang
keperawatan
pasien baru medis dari IGD atauPoli pelayanan keperawatan
profesional
- Sebagian besar perawat e) Melakukan orientasi ruangan, yang menjadi interaksi
mengatakan tidak edukasi berdasarkan masalah awal antara pasien dan
mengkomunikasikan aktual pasien saat ini, dan perawat yang dapat

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 40


pasien baru pada buku melakukan pengkajian menumbuhkan hubungan
komunikasi kesehatan secara saling percaya yang pada
- Hasil wawancara salah komperhensif. akhirnya dapat
seorang perawat f) Melengkapi rekam medis dan mempengaruhi kepuasan
mengatakan telah mengisi buku register pasien pasien.
mengetahui tentang baru. Dalam penelitian
SOP flow of care g) Melapor kedokter jaga bangsal Hastuti tahun 2009
namun belum h) Timbang berat badan sebelum tentang pengaruh
melaksanakan flow of penderita dibaringkan jika penerapan program
care sesuai dengan pasien dapat berdiri. orientasi pasien baru
SOP dengan alasan i) Selanjutnya lakukan terhadap kepuasan pasien
tingginya beban kerja, pengkajian data melalui tentang pelayanan
kuantitas tenaga anamnesa dan pemeriksaan keperawatan di Ruang
kesehatan yang kurang, fisik Rawat Inap RS Panti
serta belum adanya j) Laporkan pasien pada Rapih Yogyakarta,
apresiasi (reward) yang penanggung jawab ruangan. menunjukan bahwa
cukup membuat k) Pasien dan keluarga diberi terdapat perbedaan atau
perawat belum penjelasan tentang tatatertib pengaruh yang bermakna
melakukan tindakan yang berlaku di Rumah Sakit antara perlakuan tindakan
keperawatan (dalam serta orientasikeadaan orientasi pada saat awal
hal ini flow of care) ruangan/fasilitas yang ada. masuk terhadap kepuasan
secara maksimal. l) Mencatat data dari hasil pasien tentang pelayanan
- Sebanyak 10 pasien pengkajian pada catatan medik keperawatan selama
dan keluarga yang di dan catatan perawatan pasien. menjalani rawat inap di

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 41


wawancara pada m) Memasang gelang identitas RS Panti Rapih
tanggal 26 September pasien ditangan pasien dan Yogyakarta.
2017 mengatakan memberikan penjelasan Berdasarkan hasil
tidak mengetahui mengenai tujuan dari observasi di Ruang
fungsi dari pemasangan pemasangan gelang identitas. Marjan Atas Rumah Sakit
gelang identitas, dua n) Mengambil obat ke farmasi Dokter Slamet Garut dari
keluarga pasien o) Melakukan permintaan asuhan tanggal 25-27 September
mengetahui fungsi dari gizi diketahui bahwa perawat
pemasangan gelang belum melakukna
identitas prosedur penerimaan
Referensi: pasien baru : flow of care
 Depkes RI. 2000. Keperawatan sesuai dengan SOP, hal
Data Objektif : tersebut dapat disebabkan
Dasar Ruangan. Jakarta
a) Berdasarkan hasil
 Kozier, Barbara.2000. beban kerja yang terlalu
observasi pada tanggal berat, kurangnya kuantitas
Fundamental of Nursing:
25-26 September 2017 sumberdaya perawat yang
Concept, Process and
didapatkan data mengakibatkan tidak
Practice: Sixth edition. Menlo
sebanyak 10 orang terlaksananya kegiatan
Park: California
pasien baruyang masuk
 Potter& Perry.2000.Guide to flow of care secara
ruangan dari tanggal optimal. Selain itu
Basic Skill and Prosedur Dasar
25-26 September 2017 apresiasi yang kurang
Edisi III Alih Bahasa Ester
tidak dilakukan seperti pelaksanaan sistem
Monica. Penerbit Buku
penerimaan pasien baru reward dan punishment
Kedokteran: EGC
sesuai dengan alur dan/atau sistem ‘kenaikan
penerimaan pasien

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 42


baruseperti tidak tingkat’,dapat berdampak
memperkenalkan diri, pada rendahnya motivasi
tidak mengorientasikan perawat dalam melakukan
ruangan, tidak tindakan asuhan (dalam
melengkapi rekam hal ini flow of care).
medis dan mengisi Belum adanya role model
buku register pasien dalam pelaksanaan asuhan
baru, tidak melapor ke keperawatan yang
dokter jaga bangsal, komperhensif juga salah
tidak melakukan satu hal yang dapat
anamnesa dan melatar belakangi masalah
pemeriksaan fisik, tidak ini.
menjelaskan pada
pasien dan keluarga
tentang tata tertib yang
berlaku di Rumah Sakit
serta orientasi keadaan
ruangan/fasilitas yang
ada, tidak memberikan
penjelasan mengenai
tujuan dari pemasangan
gelang identitas.
- Saat dilakukan
observasi pada tanggal

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 43


25-26 September 2017
didapatkan data,
perawat tidak
melakukan orientasi
kepada pasein baru
meliputi edukasi,
orientasi petugas dan
ruangan, maupun hak
dan kewajiban pasien.
- Saat dilakukan
observasi observasi
pada tanggal 25-26
September 2017
didapatkan data,
perawat tidak
menjelaskan tujuan
dari pemasangan
gelang identitas saat
memasangkan gelang
kepada pasien baru.

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 44


Discharge Planning Discharge Planning Discharge Planning

Data Subjektif 1. Mengidentifikasi kebutuhan Sistem perencanaan


- Hasil wawancara pasien untuk pulang discharge planning dapat
dengan 2 orang a. Mengumpulkan resume mengurang jumlah hari
perawat mengatakan pasien (mencakup usia, pasien di rumah sakit dan
telah ada SOP tentang situasi, kehidupan atau mengurangi angka
discharge planning dukungan sosial, status kekambuhan (Purwanti
namun perawat belum fungsional, kesadaran/ dkk, 2017). Dengan
melaksanakan pengertian, pola perilaku, pemberian discharge
discharge planning mobilitas, defisit sensori, planning pasien dan
sesuai dengan SOP, jumlah kunjungan rumah keluarga menjadi lebih
dengan alasan sakit sebelumnya, jumlah mengerti tentang kondisi
tingginya beban kerja, masalah medis, dan jumlah kesehatan, pengobatan,
kuantitas tenaga indikasi). tanda gejala bahaya
kesehatan yang kurang, b. Mengidentifikasi kondisi kondisi penyakit, diet
serta belum adanya pasien mencakup : yang sehat, aktivitas yang
apresiasi (reward) yang - Tingkat berfungsi bisa dilakukan sesuai
cukup membuat pasien dan kemandirian kondisi penyakit dan
perawat belum untuk mencapai tujuan pentingnya kontrol rutin
melakukan tindakan - Ketersediaan sumber- untuk mengurangi terjadi
keperawatan (dalam sumber komunitas dan komplikasi (Yuli dkk,
hal ini discharge motivasi keluarga/ 2014). Pada
planning) secara pemberi asuhan untuk penelitianYuli, dkk (2017)
maksimal menggunakan sumber-

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 45


- Sebanyak 6 pasien dari sumber pasien yang akan
tanggal 25-26 c. Menetapkan transisi pasien menghadapi pemulangan
September 2017 yang diantara tatanan pelayanan setelah mendapat
telah diizinkan pulang kesehatan: dari rumah sakit discharge planning
dan telah atau dari rumah ke fasilitas hasilnya lebih baik
menyelesaikan asuhan jangka panjang dibandingkan dengan
administrasi d. Menetapkan asuhan pasien yang tidak
mengatakan belum berkesinambungan mendapatkan discharge
mendapatkan informasi (continuity of care) planning. Pasien
mengenai perawatan 2. Merencanakan pasien pulang dinyatakan siap
pasien dirumah. a. Mengembangkan semua menghadapi pemulangan
tujuan pasien dan tindakan apabilapasien mengetahui
keperawatan berdasarkan pengobatan, tanda-tanda
Data Objektif perspektif bahwa respon bahaya, aktivitas yang
- Dari hasil Observasi manusia terhadap kesehatan dilakukan, serta perawatan
pada tanggal 25-26 dan penyakit terjadi tanpa lanjutan di rumah.
September 2017 melihat tatanan.
jumlah pasien pulang b. Menetapkan tingkat
pada tanggal 25-26 perencanaan kepulangan Berdasarkan hasil
September 2017 pasien berdasarkan pada observasi di Ruang
sebanyak 6 orang kompleksitas transisi Marjan Atas Rumah Sakit
- Dari hasil obeservasi pasien. Dokter Slamet Garut dari
pada tanggal 25-26 c. Membahas kepulangan tanggal 25-27 September
September 2017, pasien bersama pasien dan 2017 diketahui bahwa
perawat tidak perawat belum

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 46


memberikan informasi keluarga. melakukanprosedur
mengenai perawatan 3. Melaksanakan persiapan penerimaan pasien baru :
dirumah/setelah pasien pemulangan pasien discharge planning sesuai
pulang meliputi tidak a. Mengkoordinasikan dengan SOP, hal tersebut
menjelaskan kebutuhan pelayanan dapat disebabkan beban
ketersediaan sumber- kesehatan dan pelayanan kerja yang terlalu berat,
sumber komunitas dan sosial pasien setelah pulang kurangnya kuantitas
motivasi keluarga/ berfokus pada asuhan sumber daya perawat yang
pemberi asuhan untuk individual pasien, melalui mengakibatkan tidak
menggunakan sumber- pertemuan tim asuhan dan terlaksananya kegiatan
sumber keluarga. discharge planning secara
- Dari hasil observasi b. Mempertimbangan transisi optimal. Selain itu
dari tanggal 25 sampai pasien difasilitasi dengan apresiasi yang kurang
26 September 2017 tatanan yang berbeda, seperti pelaksanaan sistem
didapatkan data jika keutuhan pasien dan reward dan punishment
discharge planning ketersediaan sumber daya. dan/atau sistem ‘kenaikan
tidak dilakukan c. Menegosiasikan konsensus tingkat’,dapat berdampak
discharge planning tentang tanggung jawab pada rendahnya motivasi
sesuai dengan SOP, tertulis untuk asuhan pasien perawat dalam melakukan
serta lembar dischart selanjutnya setelah pulang tindakan asuhan (dalam
planning tidak terisi diantara tim pemberi hal ini discharge
asuhan. planning). Belum adanya
d. Memberikan penyuluhan role model dalam
kesehatan dalam rangka pelaksanaan asuhan

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 47


self-care diberikan kepada keperawatan yang
pasien yang tingkat komperhensif juga salah
kepulangannya termasuk satu hal yang dapat
dalam basic discharge plan. melatarbelakangi
e. Merujuk pelayanan / asuhan terjadinya masalah ini.
pasien diluarlingkup
professional perawat ke
community resources,
dilakukan untuk pasien
yang tingkat kepulangannya
perlu simple referral.
f. Berkoordinasi dan
kolaborasi dilakukan
dengan tim interdisiplin
pada pasien dengan resiko
tinggi setelah
kepulangannya perlu
complex referral.
4. Mengevaluasi hasil tindakan
a. Mengevaluasi kondisi fisik
pasien
b. Mengevaluasi respon
psikologismenghadapi
kepulangan / pindah

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 48


c. Mempersiapkan rencana
tindak lanjut (continuity of
care) sesuai kebutuhan.
5. Melakukan dokumentsi
hasil tindakan
a. Mencatat data tindakan
keperawatan
b. Mencatat respon fisik dan
psikologis
c. Membuat dokumen tindak
lanjut untuk continuity of
care

Referensi:
 Undang - Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan
Nasional
 Undang - Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang
Kesehatan
 Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2014 tentang

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 49


Perencanaan dan
Penganggaran Bidang
Kesehatan
 Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan Nasional
 Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2015 tentang Petunjuk
Teknis Bantuan Operasional
Kesehatan
 Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2015 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat

2 Ketidakoptimalan Proses Timbang Terima Proses Timbang Terima Proses Timbang Terima Ketidakoptimalan
pengorganisasian pengorganisasian
struktur dan Data subjektif: Dalam pelaksanaan metode tim MPKP Merupakan salah struktur dan
pendokumentasian Hasil wawancara CI dan terdapat pembagian peran yang satu strategi untuk
pendokumentasian
serta proses kepala ruangan terdiri dari ketua tim dan anggota mengoptimalkan peran
serta proses
tim. dan fungsi perawat.
timbang terima mengatakan pasien timbang terima
Tugas dan tanggung jawab ketua MPKP dapat dipengaruhi

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 50


dikelola dengan tim: oleh kepuasan kerja yaitu
menggunakan metode tim a. Bertanggung jawab terhadap fakto pegawai dan faktor
yang meliputi tim 1 pengelolaan asuhan pekerjaan. Dalam
keperawatan klien sejak masuk
mengelola ruang laki-laki penelitian Widiastuti et al
sampai pulang.
dan tim 2 rmengelola b. Mengorientasikan klien yang tentang Pengarung
ruang wanita dan isolasi baru dan keluarganya. Penerapan Metode Tim
c. Mengkaji kondisi kesehatan Terhadap Kepuasan Kerja
klien dan keluarganya Perawat di Unit Stroke
Data Objektif d. Membuat diagnosa Rumah Sakit Panti
keperawatan dan rencana Waluya Sawahan Malang
- Dari hasil observasi keperawatan
pada tanggal 25-26 e. Mengkomunikasikan rencana didapatkan hasilbahwa
September 2017 keperawatan kepada anggota terdapat pengaruh yang
didapatkan data jika tim signifikan dengan
sudah terdapat alur f. Mengarahkan dan diterapkannya metode
pembagian tim dalam membimbing anggota tim TIM terhadap kepuasan
dinas namun dalam dalam melakukan tindakan
pelaksanaannya kerja perawat.
keperawatan
seringkali dilakukan g. Mengevaluasi tindakan dan
bersamaan rencana keperawatan
- Dari hasil observasi h. Melaksanakan tindakan Dari observasi diruang
pada tanggal 25-26 keperawatan tertentu Marjan Atas dari tanggal
September 2017 i. Mengembangkan perencanaan
didapatkan data jika 25-26 September
pulang
tidak ditemukan pre- j. Memonitor pendokumentasian diketahui bahwa metode
conference atau tindakan keperawatan yang Tim dalam pelaksanaan
laporan timbang terima dilakukan oleh anggota tim MPKP belum berjalan
antar perawat pada

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 51


pergantian shift k. Melakukan atau mengikuti dengan optimal salah
pertemuan dengan anggota tim satunya ditandai dengan
atau tim kesehatan lainnya tidah dilakukannya operan
untuk membahas
timbang terima antar shift
perkembangan kondisi pasien.
dan pengerjaan tugas
masih dilakukan bersama-
Tugas dan tanggung jawab sama tidak berdasarkan
anggota tim: tim. Hal tersebut dapat
a. Melaksanakan tindakan terjadi oleh karena tingkat
keperawatan yang telah
kepuasan kerja perawat
direncana ketua tim.
b. Mendokumentasikan tindakan yang kurang, berdasarkan
keperawatan yang dilakukan. hasil survey mengenai
c. Membantu ketua tim kepuasan perawat di ruang
melakukan pengkajian, marjan atas pada tanggal
menentukan diagnosa 25-26 September 2015
keperawatan dan membuat didapatkan hasil sebagian
rencana keperawatan.
besar pernyataa dengan
d. Membantu ketua Tim
mengevaluasi hasil tindakan hasil kenyataan lebih kecil
keperawatan. dari harapan.
e. Membantu/bersama dengan
ketua tim mengorientasikan
pasien baru.
f. Mengganti tugas pembantu
keperawatan bila diperlukan.

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 52


Tugas dan tanggung jawab Kepala
Ruangan:
1. Mengorganisir tenaga
keperawatan yang ada dan
kegiatan pelayanan asuhan
keperawatan yang akan
dilakukan sesuai dengan
metode layanan yang berlaku
2. Mengorientasikan tenaga yang
baru tentang fungsi metode tim
keperawatan

Dilakukan timbang terima kepada


masing-masing penanggung
jawab:
1. Timbang terima dilaksanakan
setiap pergantian shift atau
operan.
2. Perawat berdiskusi untuk
melaksanakan timbang terima
dengan mengkaji secara
komprehensif yang berkaitan
tentang masalah keperawatan
klien, rencana tindakan yang
sudah dan belum dilaksanakan
serta hal-hal penting lainnya

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 53


yang perlu dilimpahkan.
3. Hal-hal yang sifatnya khusus
dan memerlukan perincian
yang lengkap sebaiknya
dicatat secara khusus untuk
kemudian diserahterimakan
kepada perawat yang
berikutnya.
4. Seluruh pendokumentasian
asuhan keperawatan pasien
harus lengkap. Yang perlu
didokumentasikan dalam
timbang terima antara lain:
a) Identitas pasien.
b) Diagnosa medis pesien.
c) Dokter yang menangani.
d) Kondisi umum pasien saat
ini.
e) Masalah keperawatan.
f) Intervensi yang sudah
dilakukan.
g) Intervensi yang belum
dilakukan.
h) Tindakan kolaborasi.
i) Rencana umum dan
persiapan lain.
j) Tanda tangan dan nama
terang pemberi dan

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 54


penerima pesan

Referensi :
 Nursalam. 2011. Manajemen
Keperawatan Aplikasi dalam
Praktek Keperawatan
Profesional. Edisi 3. Jakarta:
Salemba Medika
 Wahyuni, S. 2007. Analisis
Kompetensi Kepala Ruangan
dalam Pelaksanaan Standar
Manajemen Pelayanan
Keperawatan dan
Pengaruhnya terhadap
Kinerja Perawat dalam
Mengimplementasikan
Model Praktik Keperawatan
 Profesional di Instalasi
Rawat Inap B RSUD
Banjarnegara. Universitas
Diponegoro .

Pengorganisasian
Ruangan
Pengorganisasian
Pengorganisasian Ruangan Struktur organisasi adalah

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 55


Ruangan Terdapat visi misi ruangan yang kerangka kerjaorganisasi
disesuaikan dengan spesifikasi melalui pembagian dan
Data Subjektif: ruangan Marjan Atas dan struktur pengelompokan pekerjaan
- Hasil wawancara organisasi yang sesuai dengan yang terkoordinasi secara
dengan kepala ruangan
dan CI ruangan, pembagian Tim dalam melakukan formal yang menjelaskan
mengatakan bahwa asuhan keperawatan. sumber daya, alur
struktur organisasi komunikasidan
sudah terancang namun pembuatan keputusan
belum terpampang. dalam organisasi
(Cushway, 1993; Robins
Data Objektif: 2006) idealnya Setiap
- Dari hasil observasi ruangan memiliki visi
dari tanggal 25 sampai misi sebagai tujuan
26 September 2017 ruangan dalam melakukan
didapatkan data jikavisi asuhan keperawatan
misi ruangan masih sebagai suatu unit. Selain
spesifik tentang itu, struktur organisasi
orthopedi.
juga perlu disesuaikan
- Dari hasil observasi
dari tanggal 25 sampai dengan karakteristik
26 September 2017 ruangan dan diperbaharui
didapatkan data sesuai dengan perubahan
jikastruktur organisasi tim dalam melakukan
belum terlihat dan asuhan keperawatan. Serta
terpampang di ruangan. adanya pemahaman dari

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 56


seluruh anggota terhadap
tugas pokok dari masing-
masing bagian.

Perlu adanya struktur


organisasi yang terlihat/
terpampang di ruangan.

Pendokumentasian
Rekam Medis
Pendokumentasian Rekam
Pendokumentasian Rekam medis merupakan
Medis
Rekam Medis salah satu bagian dari
Rekam medis yang lengkap SIMRS (Sistem Informasi
Data Subjektif: merupakan rekam medis yang Manajemen di Rumah
- Hasil wawancarasalah telah diisi lengkap oleh dokter Sakit) yang digunakan
seorang mulai dari pendaftaran,
dalam waktu <24 jam setelah
perawat,mengatakan
selesai pelayanan rawat jalan atau pemeriksaan, perencanaan
bahwa
pendokumentasian setelah pasien dirawat inap perawatan dan tindakan
pasien tidak dapat diputuskan untuk pulang yang perawatan yang diberikan
dilakukan dengan meliputi: identitas pasien,kepada pasien hingga
lengkap dikarenakan anamnesis, rencana asuhan, pasien pulang.
kesibukan yang tidak
pelaksanaan asuhan, tindak lanjut
sebanding dengan Dalam berbagai penelitian
jumlah perawat yang dan resume. Resume medis dibuat
manfaat SIMRS antara
berdinas. oleh dokter yang melakukan
lain adalah: meningkatan

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 57


perawatan pasien. (Permenkes, sharing informasi yang
2008) . berguna untuk
Data Objektif: meningkatkankeselamatan
- Dari hasil observasi Resume sekurang- pasien, kecepatan
15rekam medis pasien kurangnya memuat: (1) Identitas pelayanan
yang ada pada tanggal mengurangi
pasien (2) diagnosis masuk dan sampah, membantu
25 September 2017
indikasi pasien dirawat (3) pelayanan pasien center,
didapatkan temuan:
- Dari hasil observasi ringkasan hasil pemeriksaan fisik mendukung kesehatan
yang dilakukan pada dan penunjang, diagnosis akhir, masyarakat,
tanggal 25-26 pengobatan dan tindak lanjut. (4) meningkatkan keuntungan
September 2017 nama dan tanda tangan dokter rumah sakit (Vest et al,
didapatkan data jika yang memberikan pelayanan 2012)
sebagian rekam medis meningkatkan
kesehatan (Permenkes, 2008) efisiensi pelayanan,
tidak terdapat identitas
pasien dan keluarga Resume pasien pulang yang kepuasan pasien, dan
secara lengkap dinyatakan lengkap yaitu jika kualitas dari pelayanan di
- Dari hasil observasi
berisi: (1) Alasan pasien dirawat, Rumah Sakit (Fichman et
yang dilakukan pada
tanggal 25-26 diagnosis dan penyakit penyerta. al, 2011).
September 2017 (2) Temuan fisik dan hal penting Berdasarkan hasil studi
didapatkan data jika lainny. (3) Prosedur diagnostik pendahuluan di ruang marjan
sebagian rekam medis dan terapeutik yang telah atas dari tangga 25-26
tidak terdapat riwayat dilakukan. (4) Medika September ditemukan adanya
kesehatan saat ini, mentosatermasuk obat waktu
sistem informasi manajemen
kesehatan dahulu, yang belum terintegrasi antar
keluarga, alergi, pulang. (5) keadaan/status pasien instalasi pelayanan. Selain itu
psikologis. pada saatpulang. (6) Instruksi rekam medis belum terisi

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 58


- Dari hasil observasi untuk tindak lanjut/ control secara lengkap. Hal tersebut
yang dilakukan pada (Kemenkes RI, 2011) dapat dipicu oleh SIMRS yang
tanggal 25-26 masih berbasis konvensional
September 2017 sehingga sulit untuk
didapatkan data jika melaksanakan sistem
sebagian rekam medis Referensi: pendokumentasian yang
terintegrasi. Selain itu format
tidak terisi pengkajian  Permenkes no 269 tahun 2008
pendokumentasian yang masih
awal keperawatan Tentang Rrekam Medis. manual yang belum
- Dari hasil observasi
 Kemenkes RI 2011. Standar menerapkan sistem checklist
yang dilakukan pada
Akreditasi Rumah sakit, juga menjadi salah satu pemicu
tanggal 25-26 pendokumentasian yang tidak
September 2017 Kerjasama direktorat Jendral
optimal
didapatkan data jika Bina Upaya Kesehatan
seluruh rekam medis Kementrian Kesehatan RI
tidak terisi lembar dengan Komisi Akreditasi
edukasi Rumah Sakit (KARS). Jakarta.
- Dari hasil observasi
yang dilakukan pada
tanggal 25-26
September 2017
didapatkan data jika
sebagian rekam medis
tidak tertulis catatan
pengobatan
- Dari hasil observasi
yang dilakukan pada
tanggal 25-26
September 2017

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 59


didapatkan data jika
seluruh rekam medis
tidak terisi pengkajian
dan asuhan gizi
- Dari hasil observasi
yang dilakukan pada
tanggal 25-26
September 2017
didapatkan data jika
sebagian besar lembar
inform consent tidak
terisi
- Dari hasil observasi
yang dilakukan pada
tanggal 25-26
September 2017
didapatkan data jika
pendokumentasian
banyak yang tidak
dituliskan secara
lengkap: tidak terdapat
tanda tangan, cap 3
dari 15 rekam medis
(25 September 2017)
tidak terdapat
pengkajian namun
lembar implementasi
terisi

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 60


3 IPSG IPSG IPSG IPSG Ketidak Optimalan
(International Penyelenggaraan
Data Subjektif: 1. Identifikasi Pasien Secara Penerapan standar
patient safety goal): Sistem IPSG
- Dari 15 orang keluarga Tepat atau Identify Patients keselamatan pasien diatur
Risiko Infeksi Correctly. (International
pasien yang dirawat didalam Undang-Undang
pada tanggal 25 Menggunakan minimal 2 Patient Safety Goal)
No 44 Tahun 2009
September 2017 identitas pasien dengan
kombinasi sebagai berikut: tentang Rumah Sakit,
mengatakan bahwa
tidak diberikan  Nama lengkap dan tanggal Pasal 43 ayat (1). Yang
identitas berupa gelang lahir, atau dimaksud dengan
ataupunpenandaan bed  Nama lengkap dan keselamatan pasien adalah
pada pasien beresiko nomor medicalrecord, atau proses memberikan
jatuh  Nama lengkap dan alamat pelayanan pasien yang
- Dari 15 orang keluarga 2. Meningkatkan Komunikasi lebih aman dalam suatu
pasien yang dirawat Yang Efektif atau Improve Rumah Sakit. Mengingat
pada tanggal 25 Effective Communication
September 2017, 10 issue keselamatan pasien
 Melakukan
pasien dan Keluarga proses feedback saat merupakan masalah yang
mengatakan bahwa menerima instruksi per sangat penting di rumah
perawat tidak melihat telepon sakit, maka Sasaran
gelang identitas saat  Melakukan hand over saat Keselamatan Pasien atau
memberikan obat atau serah terima pasien International Patient
melakukan tindakan  Melakukan critical
Safety Goals (IPSG) yang
lainnya result dalam waktu 30
- Hasil wawancara menit diadopsi Komisi
kepada 2 perawat,  Menggunakan singkatan Akreditasi Rumah Sakit
mengatakan bahwa yang dibakukan. (KARS) dari Joint
tidak ada ruang 3. Meningkatkan Keamanan Commission International

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 61


dispensing, Penggunaan Obat yang (JCI), ditetapkan sebagai
pengoplosan obat membutuhkan perhatian atau salah satu instrumen yang
dilakukan didepan Improve the safety of High- harus dipenuhi semua
pasien dan tidak Alert Medications
rumah sakit dalam
memberitahukan nama  Tidak menyimpan elektrolit
obat saat memberikan konsentrasi tinggi diruang menjalankan proses
obat perawatan akreditasi.
- Dari 15 orang keluarga (termasuk potassium
pasien yang dirawat chloride/KCL dan Sodium
Sasaran Keselamatan
pada tanggal 25 chloride/NaCl >0.9%)Pasien / IPSG ini untuk
September 2017 4. Meningkatkan benar lokasi,
mendorong perbaikan
mengatakan belum benar pasien, benar prosedur
spesifik dalam
mendapatkan penkes pembedahan atau Ensure
mengenai manajemen Correct-Site, keselamatan
Correct- pasien
nyeri, hand hygiene, Procedure, melalui
Correct-Patient beberapa
gelang identitas dan Surgery pendekatan yang harus
tata cara batuk.  Melakukan site marking
dikembangkan Rumah
 Menggunakan Sakit, antara lain :
dan
melengkapi memperbaiki atau
Data Objektif: surgical checklist meningkatkan ketelitian
- Dari hasil observasi  Melakukan time out
yang dilakukan pada identifikasi pasien,
5. Mengurangi Risiko Infeksi
meningkatkan efektivitas
tanggal 25-26
atau Reduce the risk of health
September 2017 komunikasi antar para
care-Associated Infections
didapatkan data saat pemberi layanan,
melakukan tindakan Melakukan cuci tangan memperbaiki keamanan
keperawatan, perawat  Sebelum kontak dengan obat-obatan yang perlu
hanya menanyakan pasien

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 62


nama pasien, tidak  Sebelum melakukan diwaspadai, memastikan
melakukan validasi tindakan aseptik tepat-lokasi, tepat-
dengan melihat gelang  Setelah kontak dengan prosedur, dan tepat-
identitas cairan tubuh pasien operasi,
- Dari hasil observasi
 Setelah kontak dengan mengurangi risiko infeksi
yang dilakukan pada
pasien yang terkait pelayanan
tanggal 25-26
September 2017  Setelah kontak dengan kesehatan dan mengurangi
didapatkan data jika lingkungan pasien risiko pasien dari cedera
perawat tidak selalu 6. Mengurangi risiko pasien karena jatuh.
melakukan feedback cedera karena jatuh atau
saat menerima instruksi Reduce the risk of patient Dalam penelitian yang
pertelefon dengan harm resulting from falls dilakukan oleh Zahranur
teknik SBAR  Melakukan pengkajian awal tahun 2013, tentang
- Dari hasil observasi dan berkala mengenai risiko
Pengaruh Implementasi
yang dilakukan pada pasien jatuh.
tanggal 25-26 IPSG terhadap Kinerja
 Melakukan tindakan untuk
September 2017 Perawat di Ruang Rawat
mengurangi risiko yang
didapatkan data jika teridentifikasi. Inap RSUP H. Adam
perawat tidak selalu Malik Medan didapatkan
melakukan hands over hasil Bahwa terdapat
- Dari hasil observasi hubungan antara
yang dilakukan pada Referensi:
tanggal 25-26 JCI, 2017 penerapan IPSG terhadap
September 2017 berkurangnya resiko
didapatkan data jika infeksi akibat perawatan
perawat tidak selalu kesehatan, dan
melakukan cuci tangan mengurangi resiko cidera

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 63


sebelum dan sesudah pasien akibat jatuh
melakukan tindakan
asertif dan sebelum Berdasarkan Observasi
serta sesudah yang dilakukan di Ruang
bersentuhan dengan Marjan Atas dari tanggal
pasien dan keluarga 25-26 September 2017
pasien
diketatui bahwa
- Dari hasil observasi
yang dilakukan pada pelaksanaan IPSG dari
tanggal 25-26 poin 1-6 belum optimal.
September 2017
didapatkan data jika
terdapat 7 hand rub
dalam ruang marjan
atas yang diletakan
dikamar, troli dan
nurse station.
- Dari hasil observasi
yang dilakukan pada
tanggal 25-26
September 2017
didapatkan data tidak
ada hands rub pada
seriap tempat tidur
(bed) pasien.
- Dari hasil observasi
yang dilakukan pada
tanggal 25-26

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 64


September 2017
didapatkan data jika
hanya terdapat satu
tempat hand wash
untuk tenaga
kesehatan, pasien dan
keluarga pasien, yang
digunakan juga untuk
mencuci alat.
- Dari hasil observasi
yang dilakukan pada
tanggal 25-26
September 2017
didapatkan data jika
tidak terdapat
pemilahan sampah
infeksi dan non-
infeksius
- Dari hasil observasi
yang dilakukan pada
tanggal 25-26
September 2017
didapatkan data jika
tidak terdapat tempat
pembuangan limbah
tajam, limbah farmasi,
dan limah beracun.

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 65


4 Manajemen Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri Ketidak Optimalan
Pemenuhan Rasa Pelaksanaan
Data subjektif Ketentuan Sarana dan Prasarana Pemenuhan rasa nyaman
Nyaman Pasien: Manajemen
- Beberapa perawat Ruang Rawat Inap menurut dapat mempengaruhi
Manajemen nyeri Pemenuhan Rasa
mengatakan bahwa Peraturan Menteri Kesehatan kepuasan pasien. Dalam
tidak terdapat ruangan Nyaman:
Republik Indonesia Nomor 24 penelitian Billy
dispensing dan spoel Manajemen nyeri
Tahun 2016 Tentang Persyaratan Manengkei tahun 2016
hoek
- Hasil wawancara Teknis Bangunan dan Prasarana tentang hubungan antara
dengan salah seorang Rumah Sakit antara lain: mutu jasa pelayanan
perawat, diketahui dengan kepuasan pasien,
bahwa belum adanya 1. Letak ruang rawat inap harus didapatkan hasil adanya
edukasi terkait dengan di lokasi yang tenang, aman,
dan nyaman. hubungan antara kepuasan
manajemen nyeri pasien dengan mutu
- Salah seorang perawat 2. Ruang rawat inap harus
memiliki akses yang mudah ke pelayanan yang diberikan.
mengatakan pasien
dengan body odor ruang penunjang pelayanan
lainnya. Berdasarkan hasil
seharusnya
3. Ruangan perawatan pasien di observasi diruang marjan
ditempatkan dalam
ruang isolasi, namun ruang rawat inap harus atas dalam kurun waktu
karena keterbatasan dipisahkan berdasarkan jenis 25-26 September 2017
tempat pada ruang kelamin, usia, dan jenis diketahui bahwa belum
isolasi menyebabkan penyakit.
optimalnya manajemen
pasien ditempatkan 4. Terdapat berbagai ruang antara
lain: ruang perawatan, ruang unit yang berhubungan
dalam ruang perawatan dengan pemenuhan rasa
biasa. laktasi, ruang pos perawat
- Wawancara terhadap (NurseStation), ruang nyaman antara lain:
15 pasien mengatakan konsultasi, ruang tindakan, manajemen nyeri dan odor
ruang dokter jaga, ruang

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 66


belum diberikan kepala rawat inap, ruang hal tersebut terlihat dari
edukasi mengenai gudang bersih, ruang gudang belum diberikannya
manajemen nyeri non- kotor (spoolhoek), ruang edukasi tentang
farmako petugas kebersihan (janitor),
manajemen nyeri kepada
- Salah seorang perawat dapur kecil (pantry), ruang
mengatakan sudah ada dispensing, ruang perawatan pasien rawat inap diruang
peraturan mengenai isolasi marjan atas. Selain itu
tata tertib pengunjung terdapat pula pasien
pasien dengan odor yang tidak
Referensi: ditempatkan dalam ruang
Data Objektif  Peraturan Menteri isolasi. Pemarmasalahan
KesehatanRepublik Indonesia tersebut dapat disebabkan
- Dari hasil observasi
yang dilakukan pada Nomor 24 Tahun 2016 oleh kurangnya rolemodel
tanggal 25-26 Tentang Persyaratan Teknis serta sarana dan pra-
September 2017 Bangunan dan Prasarana sarana yang belum
didapatkan data jika Rumah Sakit mendukung, disamping itu
tidak terdapat ruang beban kerja dan jumlah
dispensing di Ruang tenaga kerja yang kurang
Marjan Atas
juga mempengaruhi
- Dari hasil observasi
yang dilakukan pada kinerja perawat diruang
tanggal 25-26 marjan atas.
September 2017
didapatkan data jika
tidak terdapat spoel
hoek di Ruang Marjan
Atas

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 67


- Dari hasil observasi
yang dilakukan pada
tanggal 25-26
September 2017
didapatkan data jika
kondisi Ruangan
Marjan Atas pengap
dan panas
- Dari hasil observasi
yang dilakukan pada
tanggal 25-26
September 2017
didapatkan data jika
penunggu pasien lebih
dari 1 orang dan
terlihat tidur di koridor
dan ruangan pasien
- Dari hasil observasi
yang dilakukan pada
tanggal 25-26
September 2017
didapatkan data jika
peraturan mengenai
jam kunjung tidak
berjalan, keluarga
pasien dapat keluar dan
masuk ruangan walau
diluar dari jam

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 68


kunjungan
- Dari hasil observasi
yang dilakukan pada
tanggal 25-26
September 2017
didapatkan data jika
pencahayaan dan
ventilasi kurang
optimal
- Dari hasil observasi
yang dilakukan pada
tanggal 25-26
September 2017
didapatkan data jika
terdapat pasien dengan
body odor atau bau
yang keluar dari luka
pada bagian tubuh
tidak ditempatkan
diruang isolasi.
- Dari hasil observasi
yang dilakukan pada
tanggal 25-26
September 2017
didapatkan data jika
tidak ada manajemen
penepatan atau
pemberian untuk

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 69


menetralisir body odor.

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 70


3.2 Pohon Masalah Metode Asuhan Keperawatan Profesional Ruang Marjan Atas

Peningkatan pelayanan kesehatan di Ruang Marjan Atas

Visi Ruangan Marjan Atas ““Terwujudnya pelayanan keperawatan di ruangan Marjan Atas yang eksis, proaktif, sensitif dan inisiatif dengan mengedepankan asuhan
keperawatan medikal bedah orthopedi yang prima, paripurna, bertanggung jawab dan bertanggung gugat bagi masyarakat di RSUD dr. Slamet Garut”

Ruang marjan Atas memiliki fokus telaah dengan kasus bedah orthopedi dan THT baik itu pre dan post operasi pada pasien anak dan dewasa, baik petempuan ataupun laki-laki.

Manajemen Asuhan Manajemen Unit

Tidak optimalnya alur penerimaan pasien (Flow of Belum optimalnya pelaksanaan Ketidak Optimalan Pengorganisasian
Ketidak Optimalan
care) dan discharge planning. Sistem IPSG (International Patient Struktur Ruangan pendokumentasian serta
pemenuhan rasa nyaman
Safety Goal) proses timbang terima

Tidak dilakukannya Tidak Pasien dengan Belum terpampang


Tidak dilakukannya penerimaan Hampir sebagian besar Rekam medis tidak terisi Belum
proses discharge dilakukannya indikasi di tempatkan struktur organisasi
pasien sesuai SOP petugas di ruangan sudah secara lengkap terlaksananya
planning sesuai SOP edukasi tentang di ruang isolasi tidak yang jelaas
terpapar dengan materi laporan
manajemen nyeri dapat terpenuhi
keselamatan pasien timbang teria
pada pasien Meningkatnya beban (operan) pada
Belum adanya role model, serta beban kerja perawat yang berat, jumlah kerja perawat setiap
tenaga medis yang kurang serta kurangnya apresiasi (reward) Belum adanya role model
Kurangnya sarana pergantian
serta beban kerja perawat
Hasil observasi prasaranaruang isolasi shift dinas
yang berat, jumlah tenaga Pendokumentasian dilakukan
pelaksanaan IPSG 1-
Sebanyak 6 orang pasien yang medis yang kurang dan secara konfensional (belum
Sebanyak 10 orang pasien IPSG 6 belum
pulang pada 25-26 sept tidak kurangnya apresiasi terkomputerisasi).
beserta keluarga pada tanggal dilaksanakan secara
dilakukan Discharge planning, (reward) Terdapat pasien dengan
26 sept tidak mengetahui fungsi serta lembar discharge planning Optimal body odor yang tidak
gelang identitas tidak diisi ditempatkan diruang Sebanyak 15 rekam medis
15 pasien yang dirawat pada sampai isolasi pasien rawat inap yang ada di
dengan tanggal 25 sept belum
ruang marjan atas pada 25-26
Sebanyak 10 orang pasien baru yang masuk ke ruang diberikan edukasi mengenai
september tidak terisi secara
marjan atas tidak dilakukan penerimaan pasien baru manajemen nyeri
lengkap
sesuai SOP

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 71


3.3 Pohon Tujuan Metode Asuhan Keperawatan Profesional Ruang Marjan Atas

Pelayanan kesehatan di Ruang Marjan Atas Meningkat

Visi Ruangan Marjan Atas ““Terwujudnya pelayanan keperawatan di ruangan Marjan Atas yang eksis, proaktif, sensitif dan inisiatif dengan mengedepankan asuhan
keperawatan medikal bedah orthopedi yang prima, paripurna, bertanggung jawab dan bertanggung gugat bagi masyarakat di RSUD dr. Slamet Garut”

Ruang marjan Atas memiliki fokus telaah dengan kasus bedah orthopedi dan THT baik itu pre dan post operasi pada pasien anak dan dewasa, baik petempuan ataupun laki-laki.

Manajemen Asuhan Manajemen Unit

Ketidak Optimalan Pengorganisasian Struktur Ruangan dan


pelaksanaan alur penerimaan pasien (Flow of care), Pelaksanaan IPSG 1- IPSG 6
Ketidak optiman manajemen pendokumentasian serta proses timbang terima
dandischarge planning (persiapan pulang pasien) dapat dilakukan secara optimal
pemenuhan rasa nyaman

- Petugas memahami - Tersedianya labeling infus pasien, - Visi dan misi sesuai dengan karakteristik ruangan
alur penerimaan stiker BUD, dan penanda resiko - Manajemen pemenuhan rasa - Falsafah dan tujuan ruangan sesuai dengan karakteristik ruangan
pasien baru secara jatuh pasien nyaman pasien terpenuhi - Struktur organigram sesuai dengan struktur tim yang baru
tepat - Tersosialisaisikan kembali IPSG - pendokumentasian askep terisi secara optimal
- Petugas menjalankan 1-6 dan di implementasikan - Penyusunan berkas dokumentasi askep secara tepat
proses penerimaan - Pemahaman mengenai proses pendokumentasian secara tepat
setiap hari.
pasien baru secara - Pengkajian pasien baru terisi
tepat - Diagnose keperawatan terisi sesuai dengan prioritas masalah
- Pengisian discharge - Intervensi asukan keperawatan terisi
planning di lakukan - Evaluasi askep terisi secara tepat
secara tepat - Terlaksananya laporan timbang terima (operan) setiap pergantian
shift
- Lemari penyimpanan tersusun rapih dan terpasang label sesuai
dengan jenis barang

-
-

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 72


- Mensosialisasikan alur - Mensosialisasikan dan mempraktekkan identifikasi pasien - Melakukan usulan terkait materi - Mensosialisasikan struktur organisasi yang ada
penerimaan pasien baru dengan secara tepat pada saat akan melakukan tindakan dan pelaksanaan sosialisasi - Membuat struktur organigram Ruang Marjan Atas
melakukan roleplay. manajemen nyeri - Melakukan pembaharuan papan informasi (papan
- Melakukan sosialisasi komunikasi efektif dan
- Membuat usulan dan rancangan - Mengadakan sosialisasi teknik informasi perawat serta papan informasi perawat
mempraktekkan komunikasi efektif dengan prinsip SBAR
materi edukasi melalui media manajemen nyeri kepada perawat penanggungjawab ruangan dengan metode tim) Ruang
pada saat hand over
lembar balik untuk di Ruang Marjan Atas RSUD Dr. Marjan Atas
mempermudah sosialisasi - Mensosialisasaikan untuk Meningkatkan Keamanan - Membuat label barang sesuai dengan barang yang ada di
Slamet Garut dengan sistem
kepada pasien dan keluarga saat Penggunaan Obat yang membutuhkan perhatian/Improve lemari serta menyusun barang.
small group discussion yang
baru datang ke ruangan. the safety of High-Alert Medications - Membuat usulan dan rancangan pembuatan penyusunan
dilakukan per-shift
- Mengkonsultasikan hasil usulan berkas dokumentasi yang ada di lemari Nurse station
dan rancangan materi edukasi  Tidak menyimpan elektrolit konsentrasi tinggi - Penyusunan berkas dokumentasi yang ada di lemari
kepada pihak ruangan diruang perawatan (termasuk potassium chloride/KCL nurse station dan memfasilitasi keefektifan pengisian
- Membuat media lembar balik dan Sodium chloride/NaCl >0.9%) buku dokumentasi: buku laporan tim, buku discharge
yang berisi materi edukasi planning, buku waiting list, buku tata keuangan, buku
terkait discharge planning (tata - Membuat rancangan label infus dan label BUD yang jadwal terapi, dll
tertib rumah sakit, hak dan digunakan pada obat-obatanyang telah dibuka tapi tidak - Sosialisasi dan role play mengenai proses timbang
kewajiban pasien, pendidikan habis pakai dan mensosialisasikan penggunaannya terima (operan) pasien .
kesehatan cuci tangan, - Mensosialisasikan cara hand hygiene 5moments 6 steps
pemilahan sampah, etika batuk - Melakukan role play perawatan luka dengan teknik aseptik
dan bersin, manajemen nyeri, - Membuat rancangan label sampah infeksius dan non
resiko jatuh, mobilisasi pasien, infeksius, serta mensosialisasikan pemilahan sampah
perioperatif, dan nutrisi post infeksius dan non infeksi
operatif) - Membuat rancangan label sprei/linen infeksius dan non
- Mensosialisasikan penerimaan
infeksius dan mensosialisasikan pemilahannya
pasien baru (Flow of care), dan
- Mensosialisasikan pemilahan benda tajam ke dalam safety
discharge planning (persiapan
box
pulang pasien) dengan
- Sosialisasi assessment pada pasien dengan resiko jatuh
menggunakan lembar balik
- Membuat rancangan penanda resiko jatuh
- Mebuat rancangan label tulisan “sudahkah anda memasang
bedside rail?”
- Mensosialisasikan penggunaan gelang kuning untuk
penandaan pasien resiko jatuh

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 73


3.3 Plan Of Action (POA)Manajemen Ruang Instalasi Rawat Inap Marjan Atas

Masalah Tujuan Perencanaan


Kegiatan Alat Ukur Media Waktu Sumber PJ
Daya
Manajemen Asuhan - Flow of care
Ketidakoptima Tujuan Jangka Panjang: - Mensosialisasikan Alat Ukur: Lembar 30 Kepala Dinda, Ria
lan Penerimaan pasien baru alur penerimaan - SOP penerimaan SOP alur Septemb Ruangan,
pelaksanaan (Flow of care), dan pasien baru dengan pasien baru penerima er -4 CI
alur discharge planning melakukan roleplay. Indikator an pasien Oktober Ruangan,
penerimaan (persiapan pulang pasien) Keberhasilan: baru, 2017 Ketua Tim,
pasien (Flow dilaksanakan secara optimal - Perawat melakukan Formulir seluruh
of penerimaan pasien pengkajia perawat
care),dandisch Tujuan Jangka Pendek: baru sesuai dengan n awal pelaksana,
arge planning (Dalam 5 hari) SOP di ruangan. pasien Mahasiswa
(persiapan - Perawat memahami alur - Lembar pengkajian baru. PPN XXIII
pulang pasien) penerimaan pasien baru awal pasien baru, UNPAD.
sesuai SOP terisi dengan
- Perawat menjalankan lengkap, ditanda
proses penerimaan pasien tangani dan diberi
baru sesuai SOP nama jelas.
- Pendokumentasian
discharge planning di - Membuat usulan Alat Ukur: Materi
lakukan secara tepat, dan rancangan - Desain lembar balik edukasi
diberi paraf dan nama materi edukasi yang berisi tata tertib dengan
lengkap. melalui media rumah sakit, hak dan media
lembar balik untuk kewajiban pasien, lembar
mempermudah pendidikan kesehatan balik
sosialisasi kepada cuci tangan,
pasien dan keluarga pemilahan sampah,

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 74


Masalah Tujuan Perencanaan
Kegiatan Alat Ukur Media Waktu Sumber PJ
Daya
saat baru datang ke etika batuk dan
ruangan bersin, manajemen
nyeri, resiko jatuh,
mobilisasi pasien,
perioperatif, dan
nutrisi post operatif
Indikator
Keberhasilan:
Desain lembar balik
siap dikonsultasikan
kepada pihak ruangan

- Mengkonsultasikan Alat Ukur: Materi


hasil usulan dan - Desain lembar balik edukasi
rancangan materi yang berisi tata tertib dengan
edukasi kepada rumah sakit, hak dan media
pihak ruangan. kewajiban pasien, lembar
pendidikan kesehatan balik
cuci tangan,
pemilahan sampah,
etika batuk dan
bersin, manajemen
nyeri, resiko jatuh,
mobilisasi pasien,
perioperatif, dan
nutrisi post operatif

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 75


Masalah Tujuan Perencanaan
Kegiatan Alat Ukur Media Waktu Sumber PJ
Daya
Indikator
Keberhasilan:
Pihak ruangan
menyetujui usulan dan
rancangan lembar balik
yang berisi materi
edukasi terkait tata
tertib rumah sakit, hak
dan kewajiban pasien,
pendidikan kesehatan
cuci tangan, pemilahan
sampah, etika batuk dan
bersin, manajemen
nyeri, resiko jatuh,
mobilisasi pasien,
perioperatif, dan nutrisi
post operatif

- Membuat media Alat Ukur: Materi


lembar balik yang - Desain lembar balik edukasi
berisi materi yang berisi tata dengan
edukasi terkait tertib rumah sakit, media
discharge planning hak dan kewajiban lembar
(tata tertib rumah pasien, pendidikan balik
sakit, hak dan kesehatan cuci
kewajiban pasien, tangan, pemilahan
pendidikan sampah, etika batuk
kesehatan cuci dan bersin,

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 76


Masalah Tujuan Perencanaan
Kegiatan Alat Ukur Media Waktu Sumber PJ
Daya
tangan, pemilahan manajemen nyeri,
sampah, etika batuk resiko jatuh,
dan bersin, mobilisasi pasien,
manajemen nyeri, perioperatif, dan
resiko jatuh, nutrisi post operatif
mobilisasi pasien, Indikator
perioperatif, dan Keberhasilan:
nutrisi post operatif) - Media lembar balik
siap disosialisasikan

- Mensosialisasikandi Alat ukur: Lembar


scharge planning - Lembar discharge discharge
(persiapan pulang planning terisi planning,
pasien) dengan dengan lengkap lembar
pemberian edukasi - Pasien dan keluarga edukasi,
menggunakan pasien mendapat materi
lembar balik. edukasi melalui edukasi
lembar balik dengan
- Materi edukasi yang media
telah diberikan oleh lembar
perawat balik
terdokumentasikan
di lembar edukasi
Indikator
Keberhasilan:
- Perawat
menggunakan
lembar balik

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 77


Masalah Tujuan Perencanaan
Kegiatan Alat Ukur Media Waktu Sumber PJ
Daya
sebagai materi
edukasi untuk
discharge planning
kepada pasien dan
keluarga pasien.
- Lembar discharge
planning, dan
lembar edukasi
terisi dengan
lengkap, ditanda
tangani dan diberi
nama jelas.
Manajemen Asuhan – IPSG (International Patient Safety Goal)
Ketidak Tujuan Jangka Panjang: - Mensosialisasikan dan Alat Ukur: Melakuka 30 Kepala Fitrianti,
Optimalan Penyelenggaraan Sistem mempraktekkan - Observasi identifikasi n roleplay Septemb ruangan, Kinanti
Penyelenggara IPSG poin 1,2,3,5,6 menjadi identifikasi pasien pasien dengan secara er - 4 Ketua Tim,
an Sistem optimal.Adapun poin IPSG: secara tepat pada saat mengidentifikasi langsung Oktober CI, Petugas
IPSG 1. Identifikasi pasien secara akan melakukan minimal dengan 2 2017 Kesehatan
(International tepat tindakan identitas pasien dan
Patient Safety 2. Meningkatkan dicocokkan dengan
Goal) komunikasi efektif gelang identitas pada
3. Meningkatkan keamanan saat melakukan
penggunaan obat yang tindakan terhadap
membutuhkan perhatian pasien.
4. Meningkatkan benar Indikator
lokasi, benar pasien, keberhasilan:
benar prosedur Petugas memahami
pembedahan identifikasi pasien

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 78


Masalah Tujuan Perencanaan
Kegiatan Alat Ukur Media Waktu Sumber PJ
Daya
5. Mengurangi resikoinfeksi secara tepat dan
6. Mengurangi resiko mengimplementasikan
cedera karena jatuh saat akan melakukan
tindakan kepafda
Tujuan Jangka Pendek pasien.
(Selama 5 Hari):
- Petugas memahami - Melakukan sosialisasi Alat Ukur: Melakuka
identifikasi pasien komunikasi efektif - Observasi penggunaan n roleplay
dengan minimal dan mempraktekkan komunikasi efektif komunika
mengdentifikasi 2 komunikasi efektif dengan prinsip SBAR si efektif
identitas pasien dan dengan prinsip SBAR pada saat handover dengan
mengimplementasikanny pada saat hand over Indikator prinsip
a Keberhasilan: SBAR
- Petugas memahami Petugas memahami pada saat
komunikasi efektif prinsip SBAR dan handover
dilakukan dengan prinsip Petugas menerapkan
SBAR dan komunikasi efektif pada
mengimplementasikan saat handover
saat melakukan handover
dan dalam - Mensosialisasaikan Alat Ukur: Small
pendokumentasian untuk Meningkatkan - Observasi group
- Petugas memahami Keamanan penyimpanan obat discussio
keamanan pengguanaan Penggunaan Obat high alert pada tempat n dengan
obat high alert mengenai yang membutuhkan dengan double locked kepala
tempat penyimpanan, perhatian/Improve the Indikator ruangan,
memberi label pemberian safety of High-Alert Keberhasilan: CI, Ketua
obat, memberikan Medications Tersedianya tempat Tim
tanggal BUD  Tidak penyimpanan obat high

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 79


Masalah Tujuan Perencanaan
Kegiatan Alat Ukur Media Waktu Sumber PJ
Daya
- Petugas memahami menyimpan alert dengan double
penerapan hand hygiene elektrolit lockeddiruangan, atau
5moment, 6 steps dan konsentrasi tinggi penyimpanan obat high
mengimplementasikanny diruang alert dipindahkan dari
a perawatan ruangan
- Petugas memahami (termasuk potassi
pengkajian resiko jatuh um chloride/KCL
dan memahami tindakan dan Sodium
untuk mencegah resiko chloride/NaCl
jatuh dengan memasang >0.9%)
bed plang dan
memberikan penanda - Membuat rancangan Alat Ukur: Rancanga
resiko jatuh label infus dan label - Rancangan label infus n label
BUD yang digunakan dan pemberian obat infus dan
pada obat-obatanyang serta label BUD label
telah dibuka tapi tidak Indikator BUD
habis pakai dan Keberhasilan:
mensosialisasikan Kepala ruangan, ketua
penggunaannya tim, CI, menyetujui
rancangan label infus
dan pemberian obat
serta label BUD
Label infus terpasang
pada infus disertai
dengan pengisian
identitas pasien, jam
dan tanggal pemberian,
jenis obat tambahan,

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 80


Masalah Tujuan Perencanaan
Kegiatan Alat Ukur Media Waktu Sumber PJ
Daya
nama dan tanda tangan
perawat
Terpasangnya label
BUD pada obat-obatan
yang tidak habis pakai

- Mensosialisasikan Alat Ukur: Roleplay


cara hand hygiene - Observasi dan
5moments 6 steps pelaksanaan hand memprakt
hygiene 5 moments 6 ekkan
steps hand
Indikator hygiene 5
keberhasilan: moment 6
Petugas melakukan steps
hand hygiene 5 moment setiap
6 steps setiap melakuka
melakukan tindakan n
tindakan

- Melakukan role play Alat Ukur: Roleplay


perawatan luka - Observasi perawatan
dengan teknik aseptik pelaksanaan luka
perawatan luka
dengan tenik aseptik
Indikator
Keberhasilan:
Petugas memahami
teknik aseptik

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 81


Masalah Tujuan Perencanaan
Kegiatan Alat Ukur Media Waktu Sumber PJ
Daya
perawatan luka dan
dapat
mengimplementasikann
ya

- Membuat rancangan Alat Ukur: Rancanga


label sampah infeksius - Rancangan label n label
dan non infeksius, sampah infeksius dan sampah
serta non infeksius infeksius
mensosialisasikan Indikator dan non
pemilahan sampah Keberhasilan: infeksius
infeksius dan non Kepala ruangan, Ketua
infeksius tim, CI menyetujui
rancangan label
pemilahan sampah
infeksius dan non
infeksius serta petugas
memahami dan
menerapkkan pemilahan
sampah infeksius dan
non infeksius

- Membuat rancangan Alat Ukur: Rancanga


label sprei/linen - Rancangan label n label
infeksius dan non sprei/linen infeksius sprei

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 82


Masalah Tujuan Perencanaan
Kegiatan Alat Ukur Media Waktu Sumber PJ
Daya
infeksius dan dan non infeksius infeksius
mensosialisasikan Indikator dan non
pemilahannya Keberhasilan: infeksius
Kepala ruangan, Ketua
tim, CI menyetujui
rancangan label
pemilahan sprei/linen
infeksius dan non
infeksius serta petugas
memahami dan
menerapkkan pemilahan
sprei/linen infeksius dan
non infeksius

- Mensosialisasikan Alat Ukur: Small


pemilahan benda - Observasi pemilahan group
tajam ke dalam safety limbah benda tajam ke discussio
box dalam safety box n dengan
Indikator kepala
Keberhasilan: ruangan,
Petugas melakukan ketua tim,
pemilahan sampah CI
dengan membuang mengenai
limbah benda tajam ke pemberda
dalam safety box yaan
safety box
dengan
limbah

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 83


Masalah Tujuan Perencanaan
Kegiatan Alat Ukur Media Waktu Sumber PJ
Daya
jerigen

- Sosialisasi assessment Alat Ukur: Small


pada pasien dengan - Observasi group
resiko jatuh pendokumentasian discussio
lembar resiko jatuh n dengan
Indikator kepala
Keberhasilan: ruangan,
Lembar dokumentasi ketua tim,
resiko jatuh terisi CI

- Membuat rancangan Alat Ukur: Rancanga


penanda resiko jatuh - Rancangan penanda n penanda
resiko jatuh resikojatu
Indikator h
Keberhasilan
Kepala ruangan, ketua
tim, CI menyetujui
ranangan penanda
resiko jatuh serta
penanda resiko jatuh
dipasang pada pasien
dengan resiko jatuh

- Mebuat rancangan Alat Ukur: Rancanga


label tulisan - Rancangan label n label
“sudahkah anda “sudahkah anda tulisan
memasang bedside memasang bedside “sudahka

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 84


Masalah Tujuan Perencanaan
Kegiatan Alat Ukur Media Waktu Sumber PJ
Daya
rail?” rail?” h anda
Indikator memasan
Keberhasilan: g bedside
Kepala ruangan, ketua rail?”
tim, CI menyetujui
rancangan label
“sudahkah anda
memasang bedside
rail?”
Terpasangnya label
“sudahkah anda
memasang bedside
rail?” pada bed pasien
serta petugas
mengimplementasikan
pemasangan bedside
rail

- Mensosialisasikan Alat Ukur: Small


penggunaan gelang - Observasi group
kuning untuk penggunaan gelang discussio
penandaan pasien kuning pada pasien n dengan
resiko jatuh dengan resiko jatuh kepala
Indikator ruangan,
Keberhasilan: ketua tim,
Terpaparnya informasi CI
kepada petugas
mengenai penggunaan

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 85


Masalah Tujuan Perencanaan
Kegiatan Alat Ukur Media Waktu Sumber PJ
Daya
gelang berwarna kuning
untuk pasien dengan
resiko jatuh
Terpasangnya gelang
berwarna kuning pada
pasien dengan resiko
jatuh
Manajemen Unit - Pengorganisasian Struktur Ruangan dan pendokumentasian serta proses timbang terima
Ketidak Tujuan Jangka Panjang: - Mensosialisasikan Alat Ukur: Small 30 Kepala Dani, Dini,
Optimalan - Perbaharuan struktur organisasi - Diskusi bersama group Septemb Ruangan, Sellyan,
Pengorganisasi pengorganisasian struktur yang ada Kepala Ruangan, discussio er – 4 Ketua Tim, Tanty
an Struktur ruangan dilaksanakan Ketua Tim, n Oktober Mahasiswa
Ruangan dan secara optimal Mahasiswa PPN 2017 PPN XXIII
pendokumenta - Pendokumentasian XXIII UNPAD. UNPAD.
sian serta dilaksanakan secara Indikator
proses timbang optimal Keberhasilan:
terima - Proses timbang terima Adanya struktur
dilakukan di setiap organisasi ruangan
pergantian dinas secara tertulis

Tujuan Jangka Pendek: - Membuat struktur Alat Ukur: Spanduk


(Dalam 5 hari) organigram Ruang - Rancangan bingkai
- Struktur organigram Marjan Atas organigram ruangan
sesuai dengan struktur Indikator
tim yang baru Keberhasilan:
- Papan informasi (papan Terbentuknya struktur
informasi perawat serta organigram ruangan
papan informasi perawat

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 86


Masalah Tujuan Perencanaan
Kegiatan Alat Ukur Media Waktu Sumber PJ
Daya
penanggungjawab - Melakukan Alat Ukur:
ruangan dengan metode pembaharuan papan - Rancangan papan Plastic
tim) ruangan informasi (papan informasi ruangan board
diperbaharui sesuai informasi perawat Indikator
fungsi seharusnya serta papan Keberhasilan:
termasuk jadwal operasi informasi perawat Terbentuknya
- Lemari penyimpanan penanggungjawab pembaharuan papan
tersusun rapih dan ruangan dengan informasi ruangan
terpasang label sesuai metode tim) Ruang
dengan jenis barang Marjan Atas
- Berkas dokumentasi
tersusun sesuai label, - Membuat label Alat Ukur: Desain
tempat dan kegunaannya barang sesuai - Observasi tulisan
- Buku dokumentasi dengan barang yang pelaksanaan untuk
digunakan secara efektif ada di lemari serta intervensi setiap
sesuai fungsinya. menyusun barang. Indikator barang
- Perawat memahami Keberhasilan: yang ada
bagaimana proses Adanya label di lemari
timbang terima pasien pengelompokkan
serta terdapat pembagian barang sesuai dengan Stiker
tim penanggungjawab jenis barang yang ada. tulisan
ruangan untuk
setiap
barang

- Membuat usulan Alat Ukur: Desain


dan rancangan - Rancangan susunan tulisan
pembuatan berkas dan desain untuk

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 87


Masalah Tujuan Perencanaan
Kegiatan Alat Ukur Media Waktu Sumber PJ
Daya
penyusunan berkas label dan tulisan setiap
dokumentasi yang untuk setiap berkas berkas
ada di lemari Nurse Indikator
station Keberhasilan:
Kepala Ruangan, CI
Ruangan, Ketua Tim
menyetujui usulan dan
rancangan yang telah
dibuat

- Penyusunan berkas Alat Ukur: Stiker


dokumentasi yang - Observasi tulisan
ada di lemari nurse pelaksanaan untuk
station dan intervensi setiap
memfasilitasi Indikator berkas
keefektifan Keberhasilan:
pengisian buku Berkas dokumentasi Reminder
dokumentasi: buku tersusun sesuai label, sticker
laporan tim, buku tempat dan pengisian
discharge planning, kegunaannya rekam
buku waiting list, medik:
buku tata keuangan, “Sudahka
buku jadwal terapi, h anda
dll mengisi
lembar
terintegra
si dengan
SOAPIE

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 88


Masalah Tujuan Perencanaan
Kegiatan Alat Ukur Media Waktu Sumber PJ
Daya
R?”,
“sudahka
n Anda
melakuka
n
assessme
n awal
pada
pasien
baru?”,
“sudahka
n Anda
melengka
pi rekam
medis
pasien?”

- Sosialisasi dan role Alat ukur: Small


play mengenai - Observasi group
proses timbang pelaksanaan proses discussio
terima (operan) timbang terima. n
pasien Indikator
Keberhasilan:
Terpaparnya informasi
kepada petugas
mengenai proses
timbang terima pasien

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 89


Masalah Tujuan Perencanaan
Kegiatan Alat Ukur Media Waktu Sumber PJ
Daya

Ketidak Tujuan Jangka Panjang: - Melakukan usulan Alat Ukur: Small 30 Kepala Annisa,
Optimalan Manajemen pemenuhan rasa terkait materi dan - Rancangan materi group Septemb Ruangan, Mira
Pelaksanaan nyaman pasien terlaksana pelaksanaan dan pelaksanaan discussio er - 4 Ketua Tim,
Manajemen secara optimal sosialisasi sosialisasi n Oktober Mahasiswa
nyeri yang manajemen nyeri manajemen nyeri 2017 PPN XXIII
berhubungan Tujuan Jangka Pendek: Indikator UNPAD.
dengan (Dalam 5 hari) Keberhasilan:
pemenuhan - Tersosialisasikan Kepala ruangan/
rasa nyaman mengenai manajemen pembibing klinik
nyeri menyetujui usulan dan
rancangan yang telah
dibuat

- Mengadakan Alat Ukur: Small


sosialisasi teknik - Diskusi dan post test group
manajemen nyeri kuesioner discusion
kepada perawat di Indikator dan post-
Ruang Marjan Atas Keberhasilan: test
RSUD Dr. Slamet Perawat terpapar
Garut dengan sistem tentang teknik
small group manajemen nyeri.
discussion yang
dilakukan per-shift

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 90


BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Berdasarkan hasil seminar awal yang dilakukan di ruang Marjan Atas pada tanggal 29 September 2017, pihak ruangan Marjan Atas
telah mengkonfirmasi dan menyetujui hasil kajian situasi serta rencana intervensi yang disusun oleh mahasiswa PPN XXXIII FKep
UNPAD. Selanjutnya, untuk implementasi serta evaluasi dari implementasi yang telah dilakukan bersama antara mahasiswa PPN XXXIII
FKep UNPAD dan pihak ruangan Marjan Atas dituangkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Implementasi dan Evaluasi Manajemen Keperawatan di Ruang Marjan Atas RSUD dr Slamet Garut

Terla Evaluasi Rencana Tindak


No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
1. Ketidak - Mensosialisasikan √ - Mengajukan usulan 30 Kepala Ruangan, Tidak ditemukan Mulai untuk
Optimalan alur penerimaan dan rancangan Septemb CI Ruangan, hambatan, Kepala membuat lembar
pelaksanaan pasien baru dengan pembuatan alur er 2017 Ketua Tim Ruangan, CI balik serta mulai
alur melakukan roleplay. penerimaan pasien menyetujui usulan Ruangan, Ketua sosialisasi Flow of
penerimaan - Membuat usulan dan √ baru serta lembar dan rancangan Tim sangat Care dan
pasien (Flow rancangan materi balik untuk yang telah dibuat kooperatif Discharge
of edukasi melalui mempermudah Planning
care),dandisc media lembar balik sosialisasi tata tertib
harge untuk mempermudah rumah sakit, hak
planning sosialisasi kepada pasien, kewajiban
(persiapan pasien dan keluarga pasien, pendidikan

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 91


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
pulang saat baru datang ke kesehatan cuci
pasien) ruangan tangan, pemilahan
- Mengkonsultasikan √ sampah, etika batuk
Tujuan Jangka hasil usulan dan dan bersin,
Panjang: rancangan materi manajemen nyeri,
Penerimaan edukasi kepada pihak resiko jatuh,
pasien baru ruangan. mobilisasi pasien,
(Flow of care), - Membuat media √ perioperatif, dan
dan discharge lembar balik yang nutrisi post operatif
planning berisi materi edukasi kepada keluarga
(persiapan terkait discharge pasien saat pasien
pulang pasien) planning (tata tertib baru datang ke
dilaksanakan rumah sakit, hak dan ruangan
secara optimal kewajiban pasien,
pendidikan kesehatan - Mensosialisasikan 1 Sosialisasi Flow Mahasiswa Sosialisasi ulang
Tujuan cuci tangan, Flow of Care dan Oktober of Care dan kesulitan dalam Flow of Care dan
Jangka pemilahan sampah, Discharge Planning 2017 Discharge melakukan Discharge
Pendek: etika batuk dan Planning belum koordinasi dengan Planning
(Dalam 5 hari) bersin, manajemen berjalan. perawat
- Petugas nyeri, resiko jatuh, dikarenakan
memahami mobilisasi pasien, belum terjalinnya
alur perioperatif, dan komunikasi
penerimaa nutrisi post operatif) efektif antara
n pasien - Mensosialisasikan mahasiswa
baru sesuai penerimaan pasien dengan perawat
SOP baru (Flow of care),
- Petugas dan discharge - Mensosialisasikan 2 Perawat ruangan Perawat masih Sosialisasikan

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 92


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
menjalank planning (persiapan Flow of Care dan Oktober kooperatif belum paham kembali Flow of
an proses pulang pasien) Discharge Planning 2017 bertanya saat ada tentang Discharge Care dan
penerimaa dengan menggunakan yang tidak Planning Discharge
n pasien lembar balik dimengerti Planning secara
baru sesuai berkesinambunga
SOP n
- Pendokum
entasian - Mensosialisasikan 3 Sebagian perawat Masih ditemukan Sosialisasikan
discharge Flow of Care dan Oktober ruangan sudah perawat yang kembali Flow of
planning Discharge Planning 2017 mulai belum melakukan Care dan
di lakukan melaksanakan penerimaan Discharge
secara penerimaan pasien baru Planning secara
tepat, pasien baru serta dengan optimal berkesinambunga
diberi memberikan dan lembar n
paraf dan pendidikan Discharge
nama kesehatan kepada Planning belum
lengkap pasien dan terisi
keluarga

- Mensosialisasikan 4 Sebagian perawat Lembar balik Hentikan


Flow of Care dan Oktober ruangan sudah belum digunakan implementasi dan
Discharge Planning 2017 mulai langsung kepada lakukan evaluasi
serta penggunaan melaksanakan pasien dan akhir
lembar balik penerimaan keluarga karena
pasien baru serta sudah malam
memberikan
pendidikan

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 93


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
kesehatan kepada
pasien dan
keluarga.
Perawat ruangan
sudah paham
penggunaannn
lembar balik.

- Mengevaluasipelaks 5 Baru sebagian Belum semua - Berupaya


anaanalurpenerimaa Oktober kecil perawat perawat membiasakan
npasienbaru(Flow of 2017 melaksanakan melakukan perawat di
Care) penerimaan penerimaan ruangan untuk
pasien baru pasien baru sesuai melakukan
sesuai SOP. SOP, karena penerimaan
belum terpapar pasien baru
dengan SOP. sesuai dengan
SOP dengan
- Mengevaluasi Baru sebagian Baru sebagian cara
pelaksanaan kecil perawat kecil perawat dilakukan
Discharge Planning melaksanakan menggunakan sosialisasi
(persiapan pasien discharge lembar balik saat secara berkala
pulang) dengan planning dengan memberikan atau melalui
pemberian materi menggunakan edukasi untuk pendekatan
edukasi melalui media lembar discharge interpersonal
media lembar balik balik. planning, karena yang
kepada pasien dan belum terdapat dilakukan
keluarga pasien pemahaman oleh

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 94


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
yang baru datang. pemikiran yang supervisor
sama mengenai ruangan atau
pentingnya kepala
pemberian ruangan dan
edukasi pada ketua tim
pasien dalam - Sosialisasi
persiapan pulang. penggnaan
lembar balik
secara berkala
- Mengevaluasi Formulir Baru sebagian melalui
pengisian formulir pengkajian awal kecil perawat pendekatan
terkait pengkajian pasien baru, melakukan interpersonal
awal pasien baru, discharge pengkajian awal yang
formulir discharge planning, dan pasien baru yang dilakukan
planning, dan edukasi belum masuk keruangan oleh
lembar edukasi. terisi dengan kurang dari 24 supervisor
lengkap. jam, karena ruangan atau
ketidakpahaman kepala
perawat ruangan dan
bagaimana cara ketua tim
melakukan - Perlu
pengkajian dan dilakukan
cara pelatihan
pendokumentasia pengisian
n hasil pengkajian pengkajian
di rekam medis asuhan
pasien. keperawatan

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 95


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
pasien baru
rawat inap
baik
dilakukan
secara
inhouse
training atau
melalui
pendekatan
interpersonal
yang
dilakukan
oleh
supervisor
ruangan atau
kepala
ruangan dan
ketua tim
2. Ketidak - Mensosialisasikan dan √ - Mengkonsultasikan 30 Kepala Ruangan, Tidak ditemukan Mulai
Optimalan mempraktekkan rancangan labeling Septemb CI Ruangan, hambatan implementasi
Penyelenggar identifikasi pasien Infus untuk er 2017 Ketua Tim
aan Sistem secara tepat pada saat penandaan waktu menyetujui usulan
IPSG akan melakukan pemasangan plabot dan rancangan
(International tindakan infus, jenis cairan yang telah dibuat
Patient Safety - Melakukan sosialisasi √ yang diberikan,
Goal) komunikasi efektif dan jenis obat yang
mempraktekkan diberikan perdrip

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 96


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
Tujuan komunikasi efektif melalui infus, tetsan
Jangka dengan prinsip SBAR infus yang diberikan
Panjang: pada saat hand over termasuk tanda
Penyelenggara - Mensosialisasaikan √ tangan perawat yang
an Sistem untuk Meningkatkan memasang infus
IPSG poin Keamanan Penggunaan serta melakukan
1,2,3,5,6 Obat yang konsultasi dengan
menjadi membutuhkan kepala ruangan dan
optimal.Adapu perhatian/Improve the ka tim dalam
n poin IPSG: safety of High-Alert pemasangan sticker
Medications tanggal pengoplosan
7. Identifikas  Tidak menyimpan , penggunaan dan
i pasien elektrolit tanggal kadaluarsa
secara konsentrasi tinggi obat di Ruangan
tepat diruang perawatan Marjan Atas.
8. Meningkat (termasuk potassiu
kan m chloride/KCL - Memperbanyak dan 1 Sudah dilakukan Perawat belum Melakukan
komunikas dan Sodium menyediakan Oktober sosialisasi melakukan sosialisasi secara
i efektif chloride/NaCl labeling infus untuk 2017 mengenai pemasangan kontinu:
9. Meningkat >0.9%) digunakan staf pemasangan etiket infus tanpa berkesinambunga
kan - Membuat rancangan √ ruangan dan etiket infus tindakan n dan terus
keamanan label infus dan label praktikan kepada perawat persuasive dari menerus
penggunaa BUD yang digunakan mahasiswa di Ruang yang sedang mahasiswa.
n obat pada obat-obatanyang Marjan Atas serta berdinas. Perawat
yang telah dibuka tapi tidak melakukan mengatakan
membutuh habis pakai dan sosialisasi sudah mengerti
kan mensosialisasikan pemasangan etiket tentang
perhatian

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 97


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
10. Meningkat penggunaannya infus kepada pemasangan
kan benar- Mensosialisasikan cara √ perawat. etiket infus.
lokasi, hand hygiene 5moments
benar 6 steps - Mensosialisasikan 2 Identifikasi pasien Tindakan tertama Mensosialisasikan
pasien, - Melakukan role play √ dan mempraktekkan Oktober dilakukan tidak saat pemberian kembali
benar perawatan luka dengan identifikasi pasien 2017 dengan 2 identitas obat dilakukan identifikasi secara
prosedur teknik aseptik pada saat secara pasien saat akan oleh mahasiswa, tepat
pembedah - Membuat rancangan √ tepat melakukan tidak semua
an label sampah infeksius tindakan mahasiswa
11. Menguran dan non infeksius, serta institusi lain
gi mensosialisasikan terpapar
resikoinfekpemilahan sampah identifikasi secara
si infeksius dan non tepat
12. Menguran infeksius
gi resiko- Membuat rancangan √ - Melakukan Melakukan Perawat belum Mensosialisasikan
cedera label sprei/linen sosialisasi handover dengan mencoba kembali
karena infeksius dan non komunikasi efektif prinsip SBAR melakukan penggunaan
jatuh infeksius dan dan mempraktekkan baru dicontohkan handover komunikasi
mensosialisasikan komunikasi efektif oleh mahasiswa, efektif
pemilahannya dengan prinsip belum dilakukan
Tujuan - Mensosialisasikan √ SBAR pada saat oleh perawat
Jangka pemilahan benda tajam hand over serta ruangan
Pendek ke dalam safety box mensosialisasikan Perawat
(Selama 5 - Sosialisasi assessment √ cara hand hygiene kooperatif saat
Hari): pada pasien dengan 5moments 6 steps pelaksanaan
resiko jatuh sosialisasi hand
- Petugas - Membuat rancangan √ hygiene
memahami

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 98


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
identifikasi penanda resiko jatuh - Melakukan 2 Perawat Perawat masih Mensosialisasikan
pasien - Membuat rancangan √ sosialisasi Oktober mengatakan hanya melakukan kembali prinsip
dengan label tulisan “sudahkah pemasangan etiket 2017 sudah mengerti hand hygiene hand hygiene 5
minimal anda memasang bedside infus kepada tentang setelah moments, 6 steps
mengdenti rail?” perawat. pemasangan melakukan
fikasi 2 - Mensosialisasikan √ etiket infus dan tindakan saja
identitas penggunaan gelang sudah mulai
pasien dan kuning untuk penandaan mencoba
mengimple pasien resiko jatuh menggunakan
mentasika langsung.
nnya
- Petugas - Mensosialisasikan Sosialisasi Perawat belum Melakukan
memahami untuk Meningkatkan mengenai melakukan sosialisasi secara
komunikas Keamanan penyimpanan pemasangan kontinu:
i efektif Penggunaan Obat keamanan obat pemasangan berkesinambunga
dilakukan yang membutuhkan sudah dilakukan etiket infus secara n dan terus
dengan perhatian/Improve dan perawat mandiri menerus
prinsip the safety of High- mengatakan
SBAR dan Alert Medications mengerti
mengimple
mentasika - Melakukan role play Roleplay Tidak ada tempat Mensosialisasikan
n saat perawatan luka perawatan luka untuk menyimpan kembali kepada
melakukan dengan teknik hanya dapat dapat obat-obatan high kepala ruangan
handover aseptik dilakukan pada alert dengan penyediaan
dan dalam saat dinas pagi. kriteria double tempat
pendokum Beberapa petugas locked penyimpanan obat
entasian telah dapat high alert

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 99


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
- Petugas dijadikan role Belum semua Observasi
memahami model perawatan perawat mau dan kembali
keamanan luka dengan mampu perawatan luka
pengguana teknik aseptik melakukan dengan teknik
an obat perawatan luka aseptik
high alert dengan teknik
mengenai aseptik
tempat
penyimpan - Melakukan 3 Perawat sudah Penggunaan label Melakukan
an, sosialisasi Oktober mulai mencoba infus tidak semua sosialisasi secara
memberi pemasangan etiket 2017 menggunakan ditandatangani kontinu:
label infus kepada langsung. oleh perawat dan berkesinambunga
pemberian perawat. beberapa label n dan terus
obat, infus tidak menerus
memberika dituliskan obat
n tanggal yang di drip ke
BUD dalam cairan infus
- Petugas
memahami - Mensosialisasikan Tempat sampah Keluarga pssien Membantu
penerapan pemilahan sampah sudah terpasang belum terbiasa mengingatkan
hand dan membuat label baru yang untuk memilah perawat untuk
hygiene rancangan label dipisah dengan sampah sesuai selalu
5moment, sampah infeksius tempat sampah tempatnya mengingatkan
6 steps dan dan non infeksius kuning untuk Sprei telah keluarga pasien
mengimple sampah infeksius dipisahkan sesuai tentang pemilahan
mentasika dan tempat jenisnya, namun sampah dan
nnya sampah hitam sprei kotor tidak edukasi pasien

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 100


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
Petugas untuk sampah non diambil oleh baru tentang
memahami infeksius cleaning servis pemilahan
pengkajian sampai malam sampah
resiko jatuh
dan - Mensosialisasikan Tempat linen Safety box Mengevaluasi
memahami pemilahan kotor sudah menggunakan pemilahan sprei
tindakan untuk sprei/linen dan terpasang label jerigen bekas infeksius dan non
mencegah membuat rancangan baru yang dipisah hemodialisa. infeksius
resiko jatuh label sprei/linen dengan tempat Jerigen tidak
dengan infeksius dan non linen kuning dapat disuplai
memasang bed infeksius untuk infeksius secara rutin ke
plang dan dan tempat linen ruangan
memberikan hitam untuk non
penanda resiko infeksius
jatuh
- Mensosialisasikan 4 Pemilahan benda Petugas masih Mensosialisasikan
pemilahan benda Oktober tajam ke dalam belum terlalu kembali kepada
tajam ke dalam 2017 safety box sudah paham untuk kepala ruangan,
safety box dilakukan pengkajian resiko ketua tim, CI
jatuh, penyediaan untuk penyediaan
gelang kuning safety box dari
penanda resiko limbah jerigen
jatuh belum ada

- Mensosialisasikan Perawat Pasien terkadang Hentikan


untuk mengurangi kooperatif dan membuka sendiri implementasi dan
resiko jatuh dengan semangat ketika bedside rail dan lakukan evaluasi

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 101


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
melakukan diberikan tidak ingin akhir
assessment resiko sosialisasi tentang dipasangkan
jatuh pada pasien, resiko jatuh dan
penanda resiko jatuh menyetujui untuk
serta penggunaan melakukan
gelang kuning untuk pemasangan tanda
penandaan pasien resiko jatuh yang
resiko jatuh telah dibuat

- Membuat rancangan 5 Label sudah Petugas hanya Sosialisasi secara


tulisan label Oktober terpasang disetiap melakukan terus menerus
“sudahkah anda 2017 bed pasien identifikasi baik dari pihak
memasang bedside dengan identitas bidang mutu,
rail? nama pada saat kepala bidang
sebelum keperawatan,
melakukan pokja insiden
- Mengevaluasi Identifikasi telah tindakan. keselamatan
proses identifikasi dilakukan oleh Data yang pasien, dan kepala
pasien secara tepat petugas terdapat dalam ruangan mengenai
pada saat akan gelang identitas pentingnya
melakukan tindakan pasien seringkali melakukan
tidak sesuai identifikasi pasien
dengan data dengan
pasien yang menggunakan
terdapat dalam minimal 2
KTP, hal ini juga komponen
merupakan identitas untuk

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 102


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
hambatan bagi mencegah
perawat dalam terjadinya
melakukan kejadian tidak
identifikasi diharapkan pada
dengan 2 pasien akibat
komponen kesalahan
identitas identifikasi. Perlu
pemahaman
bersama secara
sistem terutama
untuk petugas
pendaftaran
bahwa pada saat
proses
pendaftaran
pasien selalu
menggunakan
data yang terdapat
dalam KTP untuk
keseragaman data

Perlu sosialisasi
secara berkala
yang dilakukan di
rumah sakit baik
melalui in house
training mengenai

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 103


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
- Mengevaluasi Perawat sudah Perawat masih pengisian
pelaksanaan mampu merasa bingung dokumentasi
komunikasi efektif melakukan dengan keperawatan
dengan prinsip komunikasi pendokumentasia ataupun melalui
SBAR efektif dengan n dengan teknik proses supervisi
prinsip SBAR SBAR yang dari supervisor,
secara verbal saat dilakukan kepala ruangan,
pelaporan dan katim
keadaan umum ruangan terhadap
pasien kepada perawat pelaksana
dokter DPJP
tetapi belum Perlu sosialisasi
mendokumentasik SOP mengenai
an sesuai dengan penyimpanan
SOP SBAR yang obat-obat high
ada di ruangan alert di RSUD Dr.
Slamet agar
- Mengevaluasi Obat-obatan yang Tidak terdapat semua memahami
Keamanan membutuhkan hambatan pada bahwa setiap
Penggunaan Obat perhatian/ high saat pelaksanaan ruang perawatan
yang membutuhkan alert telah pemindahan obat- tidak
perhatian/Improve dipindahkan dari obatan high alert diperbolehkan
the safety of High- ruangan ke farmasi menyimpan obat
Alert Medications high alert di
ruangan

Perlu ditetapkan

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 104


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
- Mengevaluasi Label Infus telah Belum semua suatu sistem
penggunaan label dipasang pada perawat dan untuk
infus dan setiap praktikan memberikan
penggunaan label penggantian tersosialisasikan pemahaman yang
BUD pada obat- plabot infus dan pemasangan label sama bagi semua
obatan tak habis telah tertulis jam infus dan BUD, petugas mengenai
pakai dan tanggal sehingga masih manajemen obat
pemberian cairan ada plabot infus dalam bentuk 1
infus, no rekam yang tidak SOP atau protap
medik, obat yang diberikan label.
ditambahkan, Perawat belum
jumlah tetesan per terbiasa dalam
jam, nama dan penggunaan label
tanda tangan stker BUD pada
perawat 1 dan 2. obat-obatan yang
Label BUD belum tidak habis sekali
terpasang pada pakai karena
obat-obatan yang belum memahami
tidak habis pakai, protap
sudah mulai manajemen obat Perlu pendekatan
terpasang pada secara personal
handrub yang yang dilakukan
berada di ruangan oleh PPI, pokja
IKP, kepala
- Mengevaluasi 5 Hand hygiene Secara kognitif ruangan dan ketua
moments hand sudah dilakukan perawat atau tim kepada
hygiene oleh petugas petugas telah petugas yang
masih belum

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 105


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
setiap sebelum mengetahui 5 terbiasa untuk
dan sesudah moment hand melakukan 5
tindakan ke hygiene namun moment hand
pasien, tetapi belum terbiasa hygiene sehingga
masih belum untuk bsia terbentuk 1
memperhatikan 5 melakukannya pemikiran yang
moment hand sama tentang 5
hygiene moment hand
hygiene
- Mengevaluasi Perawatan luka Ketidaktersediaan
perawatan luka dengan teknik alat untuk Perlu kerjasama
dengan teknik septk aseptik sudah melakukan lintas program
aseptik dilakukan oleh perawat luka yang berada di
sebagian kecil menjadi salah satu rumah sakit
perawat yaitu hambatan mengenai
sekitar 26,6% (4 perawatdalam pengadaan alat
perawat) pada melakukan GV dengan
saat melakukan perawatan luka prinsip 1 pasien 1
perawatan luka, dengan teknik alat GV. Perlu
sedangkan septik aseptik, dilakukan
sebagian besar termasuk belum pelatihan baik
lainnya masih semua perawat melalui in house
belum ruangan training ataupun
menggunakan mendapatkan mengirimkan staff
teknik aspetik pelatihan rumah sakit ke
dalam perawatan perawatan luka berbagai seminar
luka yang seharusnya yang berkaitan

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 106


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
dimiliki oleh dengan cara
semua perawat perawatan luka
yang berada di
ruang bedah
tersebut
Perlu dilakukan
- Mengevaluasi Pemilahan Tidak ditemukan supervisi berkala
pemilahan sampah sampah infeksius hambatan selama agar pemilahan
infeksius dan non dan non infeksius pelaksanaan sampah infeksius
infeksius telah berjalan dan non infeksius
efektif sesuai agar tetap berjalan
dengan kriteria secara optomal
sampah
Perlu dilakukan
- Mengevaluasi Pemilahan sprei Tidak ditemukan supervisi secara
pemilahan sprei kotor infeksius hambatan selama berkala mengenai
kotor infeksius dan dan non infeksius pelaksanaan pemilahan sprei
non infeksius telah berjalan kotor infeksius
efektif sesuai dan non infeksius
dengan kriteria agar tetap berjalan
jenis sprei kotor optimal

Perlu kerjasama
- Mengevaluasi Pemilahan benda Tidak ditemukan lintas program
pemilahan benda tajam telah hambatan selama dan unit yang ada
tajam ke dalam dilakukan dengan pelaksaan di rumah sakit
limbah jerigen menggunakan pembuangan agar penggunaan
limbah tajam ke

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 107


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
pengganti safety box jerigenlimbah HD jerigen limbah safety box dengan
rumah sakit yang limbah jerigen
dimanfaatkan dijadikan
sebagai safety box alternatif pilihan
saat safety box
- Mengevaluasi Pengkajian atau Belum terdapat tidak tersedia
assessment pada assessment pasien pamahaman yang Perlu diilakukan
pasien dengan dengan resiko sama antar sosialisasi
resiko jatuh jatuh belum perawat mengenai mengenai cara
dilaksanakan pengkajian pasien melakukan
secara optimal dengan resiko pengkajian resiko
jatuh. Sebagian jatuh pada pasien
besar perawat di RSUD Dr.
berasumsi bahwa Slamet melalui
pengkajian resiko pelatihan
jatuh hanya dokumentasi
dilakukan di IGD asuhan
saja pada saat keperawatan
pasien masuk
rumah sakit dan
tidak perlu
dilakukan di
ruangan

- Mengevaluasi Pemasangan Penanda resiko


penggunaan penanda resiko jatuh belum Perlu diilakukan
penanda resiko jatuh jatuh pada pasien dilaksanakan sosialisasi

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 108


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
dengan resiko karena belum
mengenai cara
jatuh belum adanya melakukan
dilakukan karena pengkajian ulang
pengkajian resiko
pengkajian resiko mengenai resiko
jatuh pada pasien
jatuh belum jatuh pasien di
di RSUD Dr.
dilakukan ruangan Slamet melalui
pelatihan
- Mengevaluasi Penerapan Pasien terkadang dokumentasi
keefektifan pemasangan membuka sendiri asuhan
penggunaan label bedside rail pada bedside rail-nya, keperawatan
tulisan “sudahkah setiap bed pasien dan ada 1 bed
anda memasang telah dilakukan yang tidak Perlu sosialisasi
bedside rail?” memiliki bedside secara terus-
rail menerus dan
pendekatan
personal dari
pokja IKP, kepala
ruangan, ketua
tim, perawat
pelaksana agar
mewmiliki
pemahaman yang
sama mengenai
pentingnya
pemasangan
bedside rail dalam
mencegah

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 109


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
- Mengevaluasi Pemasangan Pemberian terjadinya
penggunaan gelang / kancing berwarna kancing berwana kejadian tidak
kancing kuning kuning pada kuning belum diharapkan pada
untuk penandaan pasien belum dilakukan karena pasien akibat
pasien resiko jatuh dapat dilakukan belum cedera
karena tidak dilakukannya
tersedianya pengkajian ulang
Diperlukan
kancing kuning resiko jatuh di
kerjasama lintas
penanda resiko ruangan unit untuk
jatuh berwarna memastikan
kuning penyediaan
kancing kuning
sebagai penanda
pada pasien
dengan resiko
jatuh
3. Ketidak - Mensosialisasikan √ - Membuat struktur 30 Berjalan lancar, Kesulitan dalam Lanjutkan
Optimalan struktur organisasi organigram Ruang Septemb organigram dibuat proses implementasi
Pengorganisa yang ada Marjan Atas er 2017 menggunakan pengumpulan foto
sian Struktur - Membuat struktur √ stiker spanduk perawat.
Ruangan dan organigram Ruang Kesulitan dalam
pendokument Marjan Atas membeli material
asian serta - Melakukan √ yang dibutuhkan
proses pembaharuan papan dalam pembuatan
timbang informasi (papan struktur
terima informasi perawat organigram
serta papan informasi

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 110


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
perawat - Memasang 1 Struktur Tidak ada Sosialisasikan
penanggungjawab organigram di Oktober organigram telah hambatan struktur
ruangan dengan ruangan 2017 terpasang di organisasi yang
metode tim) Ruang ruangan marjan ada
Marjan Atas atas
- Membuat label √
barang sesuai dengan - Mensosialisasikan Perawat Tidak ada Lanjutkan
barang yang ada di struktur organisasi mengetahui hambatan implementasi
lemari serta yang ada struktur
menyusun barang. organisasi yang
- Membuat usulan dan √ ada
rancangan pembuatan
penyusunan berkas - Melakukan 2 Papan informasi Kesulitan dalam Sosialisasikan
dokumentasi yang ada pembaharuan papan Oktober antar perawat dan menentukan penggunaan
di lemari Nurse informasi (papan 2017 papan informasi material papan informasi
station informasi antar perawat pembuatan papan
- Penyusunan berkas √ perawat serta papan penanggungjawab informasi
dokumentasi yang ada informasi perawat ruangan telah
di lemari nurse penanggungjawab terpasang dan
station dan ruangan dengan perawat
memfasilitasi metode tim) Ruang mengetahui
keefektifan pengisian Marjan Atas mengenai metode
buku dokumentasi: tim.
buku laporan tim, Lanjutkan
buku discharge Label telah Tidak ada implementasi
planning, buku - Membuat label terpasang hambatan
waiting list, buku tata barang sesuai

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 111


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
keuangan, buku dengan barang yang
jadwal terapi, dll ada di lemari serta
- Sosialisasi dan role √ menyusun barang.
play mengenai proses
timbang terima - Membuat usulan 3 Kepala ruangan Tidak ada Lanjutkan
(operan) pasien dan rancangan Oktober menyetujui usulan hambatan implementasi
pembuatan label 2017 rancangan label
serta penyusunan serta usulan
berkas dokumentasi penyusunan
yang ada di lemari berkas
Nurse station dokumentasi

- Penyusunan berkas Berkas Tidak ada Observasi


dokumentasi yang dokumentasi hambatan susunan barang
ada di lemari nurse tersusun sesuai setelah disusun
station dan dengan label yang
memfasilitasi telah di buat.
keefektifan
pengisian buku
dokumentasi: buku
laporan tim, buku
discharge planning,
buku waiting list,
buku tata keuangan,
buku jadwal terapi,
dll

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 112


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
- Memasang reminder 4 Reminder sticker Kesulitan Hentikan
sticker untuk Oktober terpasang. mendapatkan implementasi dan
perawat: “Sudahkah 2017 Perawat tempat untuk lakukan evaluasi
anda mengisi lembar mengetahui menempelkan akhir
terintegrasi dengan mengenai fungsi reminder sticker
SOAPIER?”, pemasangan yang mudah
“sudahkah Anda stiker. dilihat oleh
melakukan perawat
assessmen awal
pada pasien baru?”,
“sudahkah Anda
melengkapi rekam
medis pasien?”

- Melakukan evaluasi 5 Struktur Tidak ada Perlu dilakukan


pengorganisasian Oktober organigram telah hambatan sosialisasi
struktur ruangan dan 2017 terpasang di mengenai MPKP
pendokumentasian ruangan marjan lebih lanjut.
serta proses timbang atas Tidak ada
PILAR I:
terima hambatan
pendekatan
Perawat
manajemen
mengetahui
keperawatan
struktur Kesulitan dalam
organisasi yang menentukan - Membuat visi
ada material misi yang
pembuatan papan jelas (Specific,
Papan informasi informasi Measureable,

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 113


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
antar perawat dan Achieveable,
papan informasi Reasonable,Ti
perawat me)
penanggungjawab - Perlu
ruangan telah membuat
terpasang dan kebijakan
perawat terkait staf
mengetahui serta ruangan
mengenai metode dan rencana
tim. (target) jangka
pendek ;
Label telah Tidak ada harian,bulana
terpasang serta hambatan n,dan tahunan.
barang tersusun - Melakukan
rapih pengarahan
kegiatan
Kepala ruangan Tidak ada delegasi,
menyetujui usulan hambatan supervisi,
rancangan label menciptakan
serta usulan iklim
penyusunan motivasi,
berkas manajemen
dokumentasi waktu,
komunikasi
Berkas Tidak ada efektif yang
dokumentasi hambatan mencangkup
tersusun sesuai pre dan post

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 114


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
dengan label yang conference,
telah di buat. dan
manajemen
Reminder sticker Kesulitan konflik
terpasang. mendapatkan - Karu
Perawat tempat untuk melakukan
mengetahui menempelkan pengawasan
mengenai fungsi reminder sticker dan
pemasangan yang mudah pengendalian
stiker. dilihat oleh sistem di
perawat ruangan
PILAR II: sistem
penghargaan

- Meningkatkan
skill sumber
daya manusia
(perawat)
dengan
melakukan
pelatihan-
pelatihan yang
menunjang
peningkatan
mutu
pelayanan.
- Perlu

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 115


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
penilaian
kinerja
pegawai
secara berkala
sebagai upaya
peningkatan
mutu serta
motivasi
perawat dalam
memberikan
asuhan.
PILAR IV:
manajemen
asuhan
keperawatan

Meningkatkan
motivasi perawat
dalam melakukan
pendokumentasia
n asuhan dan
melakukan proses
timbang terima
sesuai protap
dengan cara
memberikan
reward dan

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 116


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
punishment

4. Ketidak - Melakukan usulan √ - Membuat satuan 30 Materi berisi Tidak ada Melakukan
Optimalan terkait materi dan acara sosialisasi Septemb tentang konsep hambatan konsultasi terkait
Pelaksanaan pelaksanaan tentang pelaksanaan er 2017 dasar nyeri; materi dan
Manajemen sosialisasi manajemen manaemen nyeri konsep pelaksanaan
Unit yang nyeri penatalaksanaan sosialisasi
Berhubungan - Mengadakan √ nyeri; asesmen manajemen nyeri
dengan sosialisasi teknik nyeri; intervensi dengan CI dan
Pemenuhan manajemen nyeri (manaeen nyeri); perawat ruangan.
Rasa Nyaman kepada perawat di manajemen nyeri
Ruang Marjan Atas post operasi;
Tujuan RSUD Dr. Slamet evaluasi (re-
Jangka Garut dengan sistem assesment) nyeri;
Panjang: small group dokumentasi
discussion yang nyeri;
Manajemen dilakukan per-shift penatalaksanaan
pemenuhan nyeri non-
rasa nyaman farmakologi dan
pasien edukasi nyeri
terlaksana pada pasien.

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 117


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
secara optimal - Melakukan 1 Pelaksanaan Melakukan
konsultasi terkait Oktober sosialisasi sosialisasi tentang
materi dan 2017 manajemen nyeri Tidak ada manajemen nyeri
pelaksanaan dilakukan oleh hambatan kepada perawat di
Tujuan manajemen nyeri mahasiswa ruang Maran Atas
Jangka dengan CI dan kepada perawat secara per-shift.
Pendek: perawat ruangan secara per-shift,
(Dalam 5 hari) dikarenakan pihak
ruangan kesulitan
- Tersosialis untuk
asikan mengumpulkan
mengenai petugas dalam
manajeme satu waktu jika
n nyeri pelaksanaan
sosialisasi
manajemen nyeri
harus dilakukan
dalam ssatu
waktu.
2 Terdapat
- Melakukan Sosialisasi telah
Oktober kesulitan dalam
sosialisasi kepada terlaksana,
2017 memilih waktu
perawat yang perawat
berdinas per-shift mengatakan untuk pemberian
sudah mengerti sosialisasi
tentang manajemen nyeri
manajemen nyeri karena harus

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 118


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
berdasarkan menyesuaikan
panduan dengan
manajemen nyeri pelaksanaan tugas
di RSUD Dr. (tindakan/praktik
Slamet Garut keperawatan)

- Melakukan 3 Telah dilakukan Terdapat Lanjutkan


sosialisasi kepada Oktober sosialisasi terkait kesulitan dalam sosialisasi kepada
perawat yang 2017 penatalaksanaan memilih waktu perawat yang
berdinas per-shift manajemen nyeri untuk pemberian belum diberi
kepada 6 perawat sosialisasi sosialisasi
associate, melalui manajemen nyeri
small group dikarenakan harus
discussion dengan menyesuaikan
media power dengan
point berisi materi pelaksanaan tugas
manajemen nyeri. (tindakan/praktik
keperawatan)
terhadap pasien
diruangan.

- Memberikan post- 4 Dari hasil post Pelaksanaan Observasi terkait


test setelah Oktober test kepada 6 sosialisasi yang pelaksanaan
pelaksanaan 2017 orang perawat dilakukan secara manajemen nyeri
sosialisasi associate di ruang pershift dan oleh perawat
manajemen nyeri. marjan atas didala ja praktik setelah mendapat
didapatkan hasil 5 (dinas) sosialisai tentang

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 119


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
orang memiliki mengakibatkan manajemen nyeri
pengetahuan sosialisasi tidak Lanjutkan
tinggi (dapat dapat dilakukan sosialisasi kepada
dijawab dengan secara perawat yang
benar sebanyak menyeluruh belum diberi
76%-100%) dan 1 (merata) kepada sosialisasi
orang memiliki seluruh perawat
pengetahuan diruangan.
sedang (dapat
dijawab dengan
benar sebanak
56%-76%).

- Melakukan evaluasi 5 Dari hasil Tidak ada Perlunya


terkait pelaksanaan Oktober evaluasi hambatan sosialisasi/
manajemen nyeri 2017 pelaksanaan pemberian
oleh perawat manajemen nyeri informasi terkait
pada tanggal 5 manajemen nyeri
Oktober 2017 yang
diketahui bahwa tergeneralisasi ke
perawat yang seluruh perawat,
berdinas telah perlunya
melakukan sosialisasi/
identifikasi rasa pemberian
nyeri pada pasien informasi yang
menggunakan merata terkait
assesment nyeri manajemen nyeri

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 120


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
yang sesuai dan yang
didokuentasikan berkesinambunga
dalam buku n dan
laporan tim, berkelanjutan,
perawat telah perlunya
melakukan keberadaan
penatalaksanaan supervisi sebagai
nyeri terhadap control terhadap
pasien sesuai pelaksanaan baik
dengan skala secara asuhan
penilaian: nyeri maupun dalam
ringan diberikan pendokumentasia
teknik manajemen n dalam catatan
nyeri non terintegrasi milik
farmakologi dan pasien oleh
skala nyeri lebih perawat (dalam
dari 4 dilakukan hal ini manajemen
intervensi nyeri)
farmakologi
dengan
kolaborasi,
perawat sudah
melakukan
edukasi tentang
nyeri kepada
pasien. Naumun
perawat belum

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 121


Terla Evaluasi Rencana Tindak
No Masalah Kegiatan ksana/ Proses Waktu
Hasil Hambatan Lanjut
tidak
melakukan
pendokumentasia
n secara lengkap
seperti
menuliskan lokasi
nyeri, jenis tata
kelolo nyeri oleh
perawat/dokter,
evektivitas dari
tatakelola yang
dilakukan, dll.
Perawat juga
tidak melakukan
pendokumentasia
n apabila
melakukan
pendidikan
kesehatan kepada
pasien ataupun
keluarga.

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 122


BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil kajian situasi selama 2 hari dari tanggal 25-26 September
2017, di ruang Bedah Orthopedi Marjan Atas, ditemukan permasalahan, baik itu
dari manajemen unit maupun manajemen asuhan. Masalah tersebut yaitu ketidak
optimalan pelaksanaan alur penerimaan pasien (Flow of care), dan discharge
planning (persiapan pulang pasien), ketidak optimalan penyelenggaraan sistem
IPSG (International Patient Safety Goal), ketidak optimalan pengorganisasian
struktur ruangan dan pendokumentasian serta proses timbang terima, ketidak
optimalan pelaksanaan manajemen unit yang berhubungan dengan pemenuhan
rasa nyaman.
Setelah dilakukannya kajian situasi, dan kesepakatan pada seminar awal.
Maka implementasi mulai dilakukan dari tanggal 30 September – 4 Oktober 2017.
Implementasi yang dilakukan. Berdasarkan hasil praktek manajemen keperawatan
di ruang orthopedi Marjan Atas maka diperoleh kesimpulan, yaitu :
1. Pada ketidak optimalan pelaksanaan alur penerimaan pasien (Flow of
care), discharge planning (persiapan pulang pasien), telah dilakukan
implementasi berupa sosialisasi alur penerimaan pasien baru dengan
melakukan roleplay, membuat usulan dan rancangan materi edukasi
melalui media lembar balik untuk mempermudah sosialisasi discharge
planning (tata tertib pasien, hak dan kewajiban pasien, pendidikan
kesehatan cuci tangan, pemilahan sampah, etika batuk dan bersin,
manajemen nyeri, resiko jatuh, mobilisasi pasien, perioperatif, dan nutrisi
post operatif), mengkonsultasikan hasil usulan dan rancangan materi
edukasi kepada pihak ruangan, membuat media lembar balik yang berisi
materi edukasi terkait discharge planning, dan mensosialisasikan alur
penerimaan pasien (Flow of care) dan discharge planning (persiapan
pulang pasien) dengan menggunakan materi lembar balik pada tanggal 30
September 2017 – 4Oktober 2017.
2. Pada ketidak Optimalan Penyelenggaraan Sistem IPSG (International

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 123


Patient Safety Goal) telah dilakukan sosialisasi mengenai identifikasi
pasien secara tepat, komunikasi efektif dan mempraktekkan komunikasi
efektif pada saat hand over, keamanan penggunaan obat yang perlu
diwaspadai dengan tidak menempatkan di ruangan, pengajuan rancangan
dan sosialisasi penggunaan label infus dan obat serta label BUD,
sosialisasi hand hygiene 5 moment 6 steps, role play perawatan luka
dengan teknik aseptik, pengajuan rancangan label sampah infeksius dan
non infeksius serta sosialisasi pemilahan sampah, pengajuan rancangan
label sprei infeksius dan non infeksius serta sosialisasi pemilahannya,
sosialisasi pemilahan limbah benda tajam ke safety box, sosialisasi
assessment pada pasien dengan reesiko jatuh, pengajuan rancangan tanda
pasien dengan resiko jatuh, penggunaan gelang berwarna kuning pada
pasien dengan resiko jatuh pada tanggan 30 September 2017 – 4 Oktober
2017.
3. Pada masalah ketidak optimalan pengorganisasian struktur ruangan dan
pendokumentasian serta proses timbang terima telah dilakukan
implementasi berupa mensosialisasikan struktur organisasi yang ada,
membuat struktur organigram Ruang Marjan Atas, melakukan
pembaharuan papan informasi (papan informasi perawat serta papan
informasi perawat penanggungjawab ruangan dengan metode tim) Ruang
Marjan Atas, membuat label barang sesuai dengan barang yang ada di
lemari serta menyusun barang. Membuat usulan dan rancangan pembuatan
penyusunan berkas dokumentasi yang ada di lemari Nurse station.
Penyusunan berkas dokumentasi yang ada di lemari nurse station dan
memfasilitasi keefektifan pengisian buku dokumentasi: buku laporan tim,
buku discharge planning, buku waiting list, buku tata keuangan, buku
jadwal terapi, dll. Sosialisasi dan role play mengenai proses timbang
terima (operan) pasien.
4. Pada masalah ketidak optimalan pelaksanaan manajemen unit yang
berhubungan dengan pemenuhan rasa nyaman, telah diadakan sosialisasi
pada perawat mengenai teknik manajemen nyeri pre dan post operasi
terkait pasien yang ada di ruangan Marjan atas, sosialisasi dilakukan

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 124


dengan konsultasi terkait materi dan pelaksanaan manajemen nyeri dengan
CI terlebih dahulu. Konsultasi dan pelaksanaan sosialisasi manajemen
nyeri dilaksanakan pada tanggal 2 – 4 oktober 2017.
5.2 Saran
Dari hasil proses implementasi yang dilakukan oleh tim
manajemen Keperawatan Unpad bersama dengan pihak Ruang Marjan
Atas, terdapat beberapa hal yang perlu ditindak lanjuti, yaitu sebagai
berikut:
1. Diharapkan supervisor ruangan atau kepala ruangan dan ketua tim
berupaya membiasakan perawat di ruangan untuk melakukan
penerimaan pasien baru sesuai dengan SOP dengan cara dilakukan
sosialisasi secara berkala atau melalui pendekatan interpersonal.
2. Diharapkan supervisor ruangan atau kepala ruangan dan ketua tim
mensosialisasi penggnaan lembar balik secara berkala melalui
pendekatan interpersonal.
3. Perlu dilakukan pelatihan pengisian pengkajian asuhan keperawatan
pasien baru rawat inap baik dilakukan secara inhouse training atau
melalui pendekatan interpersonal yang dilakukan oleh supervisor
ruangan atau kepala ruangan dan ketua tim.
4. Sosialisasi secara terus menerus baik dari pihak bidang mutu, kepala
bidang keperawatan, pokja insiden keselamatan pasien, dan kepala
ruangan mengenai pentingnya melakukan identifikasi pasien dengan
menggunakan minimal 2 komponen identitas untuk mencegah
terjadinya kejadian tidak diharapkan pada pasien akibat kesalahan
identifikasi. Perlu pemahaman bersama secara sistem terutama untuk
petugas pendaftaran bahwa pada saat proses pendaftaran pasien selalu
menggunakan data yang terdapat dalam KTP untuk keseragaman data
5. Perlu sosialisasi secara berkala yang dilakukan di rumah sakit baik
melalui in house training mengenai pengisian dokumentasi
keperawatan ataupun melalui proses supervisi dari supervisor, kepala
ruangan, dan katim ruangan terhadap perawat pelaksana

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 125


6. Perlu sosialisasi SOP mengenai penyimpanan obat-obat high alert di
RSUD Dr. Slamet agar semua memahami bahwa setiap ruang
perawatan tidak diperbolehkan menyimpan obat high alert di ruangan
7. Perlu ditetapkan suatu sistem untuk memberikan pemahaman yang
sama bagi semua petugas mengenai manajemen obat dalam bentuk 1
SOP atau protap
8. Perlu pendekatan secara personal yang dilakukan oleh PPI, pokja IKP,
kepala ruangan dan ketua tim kepada petugas yang masih belum
terbiasa untuk melakukan 5 moment hand hygiene sehingga bsia
terbentuk 1 pemikiran yang sama tentang 5 moment hand hygiene
9. Perlu kerjasama lintas program yang berada di rumah sakit mengenai
pengadaan alat GV dengan prinsip 1 pasien 1 alat GV juga perlu
dilakukan pelatihan baik melalui in house training ataupun
mengirimkan staff rumah sakit ke berbagai seminar yang berkaitan
dengan cara perawatan luka
10. Perlu dilakukan supervisi berkala agar pemilahan sampah infeksius
dan non infeksius agar tetap berjalan secara optomal
11. Perlu dilakukan supervisi secara berkala mengenai pemilahan sprei
kotor infeksius dan non infeksius agar tetap berjalan optimal
12. Perlu kerjasama lintas program dan unit yang ada di rumah sakit agar
penggunaan safety box dengan limbah jerigen dijadikan alternatif
pilihan saat safety box tidak tersedia
13. Perlu diilakukan sosialisasi mengenai cara melakukan pengkajian
resiko jatuh pada pasien di RSUD Dr. Slamet melalui pelatihan
dokumentasi asuhan keperawatan
14. Perlu diilakukan sosialisasi mengenai cara melakukan pengkajian
resiko jatuh pada pasien di RSUD Dr. Slamet melalui pelatihan
dokumentasi asuhan keperawatan
15. Perlu sosialisasi secara terus-menerus dan pendekatan personal dari
pokja IKP, kepala ruangan, ketua tim, perawat pelaksana agar
mewmiliki pemahaman yang sama mengenai pentingnya pemasangan

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 126


bedside rail dalam mencegah terjadinya kejadian tidak diharapkan
pada pasien akibat cedera
16. Diperlukan kerjasama lintas unit untuk memastikan penyediaan
kancing kuning sebagai penanda pada pasien dengan resiko jatuh
17. Perlu dilakukan sosialisasi mengenai MPKP lebih lanjut,
a. PILAR I: pendekatan manajemen keperawatan
1. Membuat visi misi yang jelas (Specific, Measureable,
Achieveable, Reasonable,Time).
2. Perlu membuat kebijakan terkait staf serta ruangan dan rencana
(target) jangka pendek ; harian,bulanan,dan tahunan.
3. Melakukan pengarahan kegiatan delegasi, supervisi,
menciptakan iklim motivasi, manajemen waktu, komunikasi
efektif yang mencangkup pre dan post conference, dan
manajemen konflik,dan kepala ruangan melakukan
pengawasan dan pengendalian sistem di ruangan.
b. PILAR II: sistem penghargaan
1. Meningkatkan skill sumber daya manusia (perawat) dengan
melakukan pelatihan-pelatihan yang menunjang peningkatan
mutu pelayanan
2. Perlu penilaian kinerja pegawai secara berkala sebagai upaya
peningkatan mutu serta motivasi perawat dalam memberikan
asuhan.
c. PILAR IV: manajemen asuhan keperawatan
1. Meningkatkan motivasi perawat dalam melakukan
pendokumentasian asuhan dan melakukan proses timbang
terima sesuai protap dengan cara memberikan reward dan
punishment.
18. Perlunya sosialisasi/ pemberian informasi terkait manajemen nyeri
yang tergeneralisasi ke seluruh perawat, perlunya sosialisasi/
pemberian informasi yang merata terkait manajemen nyeri yang
berkesinambungan dan berkelanjutan.

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 127


19. Perlunya keberadaan supervisi sebagai control terhadap pelaksanaan
baik secara asuhan maupun dalam pendokumentasian dalam catatan
terintegrasi milik pasien oleh perawat (dalam hal ini manajemen
nyeri).

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 128


Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 129
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2000. Keperawatan Dasar Ruangan. Jakarta


JCI, 2017
Kozier, Barbara.2000. Fundamental of Nursing: Concept, Process and Practice:
Sixth edition. Menlo Park: California
Potter& Perry.2000.Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar Edisi III Alih Bahasa
Ester Monica. Penerbit Buku Kedokteran: EGC
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Perencanaan dan Penganggaran Bidang Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang
Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2015 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 130


LAMPIRAN

Sosialisasi alur flow of Care dan Discharge Planning

- Evaluasi alur penerimaan pasien

- Evaluasi penggunaan lembar balik

- Evaluasi Flow of Care dan Discharge Planning

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 131


Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 132
Sosialisasi IPSG (International Patient Safety Goals)

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 133


- Identifikasi pasien secara tepat

- Komunikasi efektif

- Keamanan penggunaan obat yang perlu diwaspadai

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 134


- Pencegahan resiko infeksi

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 135


- Sosialisasi pencegahan resiko jatuh

Manajemen-Unit Pengorganisasian dan Ruangan dan Pendokumentasian

- Sosialisasi struktur organisasi dan membuat organigram

- Pembaharuan papan informasi

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 136


- Pemberian label barang yang tersedia di lemari penyimpanan

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 137


- Pembuatan rancangan penyusunan berkas dokumentasi

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 138


- Penyusunan berkas dokumentasi yang ada di nurse station

- Evaluasi timbang terima

Manajemen rasa nyaman

- Sosialisasi manajemen nyeri

Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 139


Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 140
Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 141
Manajemen Keperawatan UNPAD PPN XXXIII 142

You might also like