Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Annisa Belladiena Rosma 220112160503
Mira Rahmawati 220112160510
Kinanti Devia Larasati 220112160511
Dani Ramdani 220112160512
Dini Hanifatul Muslimah 220112160525
Dinda Prianti Arumsari 220112160527
Ria Fitria Bahri 220112160531
Fitrianti Pratami 220112160535
Sellyan Septiani Berly 220112160539
Tanty Yulianti 220112160540
Istirahat Tidur
Hasil wawancara yang dilakukan kepada semua pasien
pada tanggal 25-26 September 2017 didapatkan bahwa dari 16
pasien yang menjalani rawat inap di Ruang Marjan Atas, 5
pasien atau sekitar 32% pasien mengalami gangguan tidur hal
b. Psikologis
Hasil wawancara bersama beberapa pasien dan keluarga pre
operasi, sebanyak 4 orang mengalami kecemasan karena akan
dilakukan prosedur operasi. Pasien yang sadarmengungkapkan
keinginannya, emosionalnya baik itu kepada praktikan saat
wawancara maupun kepada keluarga pasien seperti marah, sedih
karena sakit yang dirasakannya. Saat dilakukan observasi belum
terlihat adanya pemberan informasi terhadap pasien dan keluarga
yang ingin mengetahui mengenai kondisi penyakitnya ataupun
dukungan emosional yang dberikan oleh perawat maupun
praktikan dokter yang berdinas .
c. Spiritual
Pola ibadah klien banyak dilakukan di tempat tidur dengan
carashalat, berdoa, dan berdzikir. Pembiasaan untuk berdoa besama
d. Sosiologis
Diantara satu pasien dan pasien yang lainnya terdapat
komunikasi yaitu menceritakan pengalaman penyakit yang di
alaminya maupun kehidupan sehari-hari mereka.Bahkan melalui
hasil observasi, ketika ada pasien yang mengalami kegagalan
operasi, keluarga pasien lainnya saling memberikan support.
3. Manajemen Asuhan
Berdasarkan kajian situasi yang dilakukan tanggal 25-26
September 2017, didapatkan data sebagai berikut:
a. Pengkajian
Hasil observasi secara keseluruhan pada lembar pengkajian
keperawatan belum terisi lengkap seperti lembar pengkajian,
lembar diagnosa keperawatan, lembar observasi, lembar
perkembangan pasien terintegrasi lembar edukasi, lembar tilik
operasi, assesment gizi dan discharge planning. Bagian yang harus
dibubuhi tanda tangan baik dari perawat, dokter maupun tenaga
medis lainnya tidak terisi lengkap, identitas pasein pada setiap
form hampir seuanya tidak diisi. Pengkajian skala nyeri dan
pengkajian resiko jatuh tidak dilakukan pada awal pasien masuk
ruangan, data skala nyeri dan resiko jatuh didapatkan dari hasil
pengkajian sebelumnya di IGD. Pengkajian awal masuk pasien
menggunakan format isian dan checklist. Dalam Formulir
pengkajian setiap perawat bertugas menceklist isian lembar-lembar
assesment tersebut sehingga memudahkan untuk mengisi data
pasien yang didapat saat pengkajian. Saat dilakukan observasi
lembar ini sebagian besar tidak diisi kurang dari 24 jam setelah
pasien masuk ke ruangan bahkan untuk pasien yang sudah
4. Manajemen Unit
RSUD dr.SLAMET Garut sudah menerapkan IPSG sebagai salah
satu lagkah awal terlaksananya proses akreditas rumah sakit pada
bulan Desember 2017 dan sudah mensosialisasikan program
keselamatan pasien ini yang terbagi kedalam 6 point yakni: identifikasi
pasien dengan benar,meningkatkan komunikasi efektif, meningkatkan
keamanan penggunaan obat-obatan risiko tinggi, memastikan benar
lokasi, benar prosedur, benar identitas pasien operasi, mengurangi
risiko infeksi, mengurangi risiko jatuh. Tujuan IPSG adalah untuk
meningkatkan keselamatan pasien. Berdasarkan hasil kajian IPSG
Ruang Marjan Atas melalui observasi, didapatkan hasil:
a. Identifikasi pasien
Belum Semua pasien dilakukan proses pelaksanaan konfirmasi
identitas pasien dengan menanyakan nama dan tanggal lahir setiap
sebelum melakukan tindakan pemberian terapi, tindakan prosedur
dan tindakan diagnosis. 8 dari 10 pasien yang berada di Ruang
Marjan Atas tidak mengetahui alasan pemasangan gelang identitas
sedangkan 2 pasien sudah mengetahui kegunaan pemakaian gelang
identitas. Saat dilakukan observasi hampir semua perawat belum
terbiasa memperkenalkan diri kepada klien.
b. Komunikasi efektif
Ruang Marjan Atas berada diatas ruang Marjan bawah yang berada
di area sebelah kiri dari pintu utama dan terletak di sebalah kanan bila
melalui pintu masuk gerbang PUSPA.Ruang kepala ruangan dan ruang
perawatan isolasi terdapat di area sebelah kiri pintu masuk ruangan
yang berhadapan dengan ruangan nurse station dan ruang
istirahat/ganti perawat, toilet perawat dan mahasiswa hanyaterdapat di
satu ruangan yaitu ruangankepala ruangan Marjan Atas. Mushola,
penyimpanan lemari linen, dan lemari BMHP terletak di ruangan
kepala ruangan.Penyimpanan alat seperti kursi roda, trolley, dan
tabung oksigen diletakkan disudut selasar ruangan dan ruang
perawatan.Tata letak kamar rawat inap di ruang inap bedah orthopedi
Marjan Atas dimulai dari kamar 1 sampai kamar 2 ditambah 1 kamar
isolasi., dimana ruang perawatan terletak searah dengan pintu masuk
utama ruang perawatan Marjan Atas. Terdapat 2 toilet pasien dan
keluarga pasien yang dapat digunakan.
1 Flow Of Care: Penerimaan Pasien Baru PenerimaanPasien Baru: Flow Penerimaan Pasien Ketidak Optimalan
:Flow of Care of Care Baru: Flow of Care pelaksanaan alur
Penerimaan pasien penerimaan pasien
baru, Discharge Data Subjektif: Prosedur penerimaan klien baru: Penerimaan pasien (Flow of care),
Planning: - Hasil wawancara b) Perawat menerima pasien dari dalam instalasi rawat inap
discharge
Persiapan Pulang dengan dua orang IGD atau Poliklinik di Rumah Sakit
planning(persiapan
pasien perawat ruangan danmemperkenalkan diri. merupakan kegiatan yang
pulang pasien), dan
mengatakan bahwa c) Pasien dan keluarganya meliputi tindakan penyelenggaraan
belum ada buku diterima dengan ramah. orientasi, yaitu penjelasan
praktik
panduan penerimaan d) Serah terima pasien dan rekam berbagai hal tentang
keperawatan
pasien baru medis dari IGD atauPoli pelayanan keperawatan
profesional
- Sebagian besar perawat e) Melakukan orientasi ruangan, yang menjadi interaksi
mengatakan tidak edukasi berdasarkan masalah awal antara pasien dan
mengkomunikasikan aktual pasien saat ini, dan perawat yang dapat
Referensi:
Undang - Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan
Nasional
Undang - Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang
Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2014 tentang
2 Ketidakoptimalan Proses Timbang Terima Proses Timbang Terima Proses Timbang Terima Ketidakoptimalan
pengorganisasian pengorganisasian
struktur dan Data subjektif: Dalam pelaksanaan metode tim MPKP Merupakan salah struktur dan
pendokumentasian Hasil wawancara CI dan terdapat pembagian peran yang satu strategi untuk
pendokumentasian
serta proses kepala ruangan terdiri dari ketua tim dan anggota mengoptimalkan peran
serta proses
tim. dan fungsi perawat.
timbang terima mengatakan pasien timbang terima
Tugas dan tanggung jawab ketua MPKP dapat dipengaruhi
Referensi :
Nursalam. 2011. Manajemen
Keperawatan Aplikasi dalam
Praktek Keperawatan
Profesional. Edisi 3. Jakarta:
Salemba Medika
Wahyuni, S. 2007. Analisis
Kompetensi Kepala Ruangan
dalam Pelaksanaan Standar
Manajemen Pelayanan
Keperawatan dan
Pengaruhnya terhadap
Kinerja Perawat dalam
Mengimplementasikan
Model Praktik Keperawatan
Profesional di Instalasi
Rawat Inap B RSUD
Banjarnegara. Universitas
Diponegoro .
Pengorganisasian
Ruangan
Pengorganisasian
Pengorganisasian Ruangan Struktur organisasi adalah
Pendokumentasian
Rekam Medis
Pendokumentasian Rekam
Pendokumentasian Rekam medis merupakan
Medis
Rekam Medis salah satu bagian dari
Rekam medis yang lengkap SIMRS (Sistem Informasi
Data Subjektif: merupakan rekam medis yang Manajemen di Rumah
- Hasil wawancarasalah telah diisi lengkap oleh dokter Sakit) yang digunakan
seorang mulai dari pendaftaran,
dalam waktu <24 jam setelah
perawat,mengatakan
selesai pelayanan rawat jalan atau pemeriksaan, perencanaan
bahwa
pendokumentasian setelah pasien dirawat inap perawatan dan tindakan
pasien tidak dapat diputuskan untuk pulang yang perawatan yang diberikan
dilakukan dengan meliputi: identitas pasien,kepada pasien hingga
lengkap dikarenakan anamnesis, rencana asuhan, pasien pulang.
kesibukan yang tidak
pelaksanaan asuhan, tindak lanjut
sebanding dengan Dalam berbagai penelitian
jumlah perawat yang dan resume. Resume medis dibuat
manfaat SIMRS antara
berdinas. oleh dokter yang melakukan
lain adalah: meningkatan
Visi Ruangan Marjan Atas ““Terwujudnya pelayanan keperawatan di ruangan Marjan Atas yang eksis, proaktif, sensitif dan inisiatif dengan mengedepankan asuhan
keperawatan medikal bedah orthopedi yang prima, paripurna, bertanggung jawab dan bertanggung gugat bagi masyarakat di RSUD dr. Slamet Garut”
Ruang marjan Atas memiliki fokus telaah dengan kasus bedah orthopedi dan THT baik itu pre dan post operasi pada pasien anak dan dewasa, baik petempuan ataupun laki-laki.
Tidak optimalnya alur penerimaan pasien (Flow of Belum optimalnya pelaksanaan Ketidak Optimalan Pengorganisasian
Ketidak Optimalan
care) dan discharge planning. Sistem IPSG (International Patient Struktur Ruangan pendokumentasian serta
pemenuhan rasa nyaman
Safety Goal) proses timbang terima
Visi Ruangan Marjan Atas ““Terwujudnya pelayanan keperawatan di ruangan Marjan Atas yang eksis, proaktif, sensitif dan inisiatif dengan mengedepankan asuhan
keperawatan medikal bedah orthopedi yang prima, paripurna, bertanggung jawab dan bertanggung gugat bagi masyarakat di RSUD dr. Slamet Garut”
Ruang marjan Atas memiliki fokus telaah dengan kasus bedah orthopedi dan THT baik itu pre dan post operasi pada pasien anak dan dewasa, baik petempuan ataupun laki-laki.
- Petugas memahami - Tersedianya labeling infus pasien, - Visi dan misi sesuai dengan karakteristik ruangan
alur penerimaan stiker BUD, dan penanda resiko - Manajemen pemenuhan rasa - Falsafah dan tujuan ruangan sesuai dengan karakteristik ruangan
pasien baru secara jatuh pasien nyaman pasien terpenuhi - Struktur organigram sesuai dengan struktur tim yang baru
tepat - Tersosialisaisikan kembali IPSG - pendokumentasian askep terisi secara optimal
- Petugas menjalankan 1-6 dan di implementasikan - Penyusunan berkas dokumentasi askep secara tepat
proses penerimaan - Pemahaman mengenai proses pendokumentasian secara tepat
setiap hari.
pasien baru secara - Pengkajian pasien baru terisi
tepat - Diagnose keperawatan terisi sesuai dengan prioritas masalah
- Pengisian discharge - Intervensi asukan keperawatan terisi
planning di lakukan - Evaluasi askep terisi secara tepat
secara tepat - Terlaksananya laporan timbang terima (operan) setiap pergantian
shift
- Lemari penyimpanan tersusun rapih dan terpasang label sesuai
dengan jenis barang
-
-
Ketidak Tujuan Jangka Panjang: - Melakukan usulan Alat Ukur: Small 30 Kepala Annisa,
Optimalan Manajemen pemenuhan rasa terkait materi dan - Rancangan materi group Septemb Ruangan, Mira
Pelaksanaan nyaman pasien terlaksana pelaksanaan dan pelaksanaan discussio er - 4 Ketua Tim,
Manajemen secara optimal sosialisasi sosialisasi n Oktober Mahasiswa
nyeri yang manajemen nyeri manajemen nyeri 2017 PPN XXIII
berhubungan Tujuan Jangka Pendek: Indikator UNPAD.
dengan (Dalam 5 hari) Keberhasilan:
pemenuhan - Tersosialisasikan Kepala ruangan/
rasa nyaman mengenai manajemen pembibing klinik
nyeri menyetujui usulan dan
rancangan yang telah
dibuat
Berdasarkan hasil seminar awal yang dilakukan di ruang Marjan Atas pada tanggal 29 September 2017, pihak ruangan Marjan Atas
telah mengkonfirmasi dan menyetujui hasil kajian situasi serta rencana intervensi yang disusun oleh mahasiswa PPN XXXIII FKep
UNPAD. Selanjutnya, untuk implementasi serta evaluasi dari implementasi yang telah dilakukan bersama antara mahasiswa PPN XXXIII
FKep UNPAD dan pihak ruangan Marjan Atas dituangkan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Implementasi dan Evaluasi Manajemen Keperawatan di Ruang Marjan Atas RSUD dr Slamet Garut
Perlu sosialisasi
secara berkala
yang dilakukan di
rumah sakit baik
melalui in house
training mengenai
Perlu ditetapkan
Perlu kerjasama
- Mengevaluasi Pemilahan benda Tidak ditemukan lintas program
pemilahan benda tajam telah hambatan selama dan unit yang ada
tajam ke dalam dilakukan dengan pelaksaan di rumah sakit
limbah jerigen menggunakan pembuangan agar penggunaan
limbah tajam ke
- Meningkatkan
skill sumber
daya manusia
(perawat)
dengan
melakukan
pelatihan-
pelatihan yang
menunjang
peningkatan
mutu
pelayanan.
- Perlu
Meningkatkan
motivasi perawat
dalam melakukan
pendokumentasia
n asuhan dan
melakukan proses
timbang terima
sesuai protap
dengan cara
memberikan
reward dan
4. Ketidak - Melakukan usulan √ - Membuat satuan 30 Materi berisi Tidak ada Melakukan
Optimalan terkait materi dan acara sosialisasi Septemb tentang konsep hambatan konsultasi terkait
Pelaksanaan pelaksanaan tentang pelaksanaan er 2017 dasar nyeri; materi dan
Manajemen sosialisasi manajemen manaemen nyeri konsep pelaksanaan
Unit yang nyeri penatalaksanaan sosialisasi
Berhubungan - Mengadakan √ nyeri; asesmen manajemen nyeri
dengan sosialisasi teknik nyeri; intervensi dengan CI dan
Pemenuhan manajemen nyeri (manaeen nyeri); perawat ruangan.
Rasa Nyaman kepada perawat di manajemen nyeri
Ruang Marjan Atas post operasi;
Tujuan RSUD Dr. Slamet evaluasi (re-
Jangka Garut dengan sistem assesment) nyeri;
Panjang: small group dokumentasi
discussion yang nyeri;
Manajemen dilakukan per-shift penatalaksanaan
pemenuhan nyeri non-
rasa nyaman farmakologi dan
pasien edukasi nyeri
terlaksana pada pasien.
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil kajian situasi selama 2 hari dari tanggal 25-26 September
2017, di ruang Bedah Orthopedi Marjan Atas, ditemukan permasalahan, baik itu
dari manajemen unit maupun manajemen asuhan. Masalah tersebut yaitu ketidak
optimalan pelaksanaan alur penerimaan pasien (Flow of care), dan discharge
planning (persiapan pulang pasien), ketidak optimalan penyelenggaraan sistem
IPSG (International Patient Safety Goal), ketidak optimalan pengorganisasian
struktur ruangan dan pendokumentasian serta proses timbang terima, ketidak
optimalan pelaksanaan manajemen unit yang berhubungan dengan pemenuhan
rasa nyaman.
Setelah dilakukannya kajian situasi, dan kesepakatan pada seminar awal.
Maka implementasi mulai dilakukan dari tanggal 30 September – 4 Oktober 2017.
Implementasi yang dilakukan. Berdasarkan hasil praktek manajemen keperawatan
di ruang orthopedi Marjan Atas maka diperoleh kesimpulan, yaitu :
1. Pada ketidak optimalan pelaksanaan alur penerimaan pasien (Flow of
care), discharge planning (persiapan pulang pasien), telah dilakukan
implementasi berupa sosialisasi alur penerimaan pasien baru dengan
melakukan roleplay, membuat usulan dan rancangan materi edukasi
melalui media lembar balik untuk mempermudah sosialisasi discharge
planning (tata tertib pasien, hak dan kewajiban pasien, pendidikan
kesehatan cuci tangan, pemilahan sampah, etika batuk dan bersin,
manajemen nyeri, resiko jatuh, mobilisasi pasien, perioperatif, dan nutrisi
post operatif), mengkonsultasikan hasil usulan dan rancangan materi
edukasi kepada pihak ruangan, membuat media lembar balik yang berisi
materi edukasi terkait discharge planning, dan mensosialisasikan alur
penerimaan pasien (Flow of care) dan discharge planning (persiapan
pulang pasien) dengan menggunakan materi lembar balik pada tanggal 30
September 2017 – 4Oktober 2017.
2. Pada ketidak Optimalan Penyelenggaraan Sistem IPSG (International
- Komunikasi efektif