Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
terletak dalam rongga abdomen, retroperitonial primer kiri dan kanan kolumna
Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan komposisi
kimia darah (dan lingkungan dalam tubuh) dengan mengekskresikan zat terlarut dan
air secara selektif. Apabila kedua ginjal karena sesuatu hal gagal menjalankan
fungsinya, akan terjadi kematian dalam waktu 3 sampai 4 minggu. Fungsi vital ginjal
dicapai dengan filtrasi plasma darah melalui glomelurus diikuti dengan reabsorbsi
sejumlah zat terlarut dan air dalam jumlahyang sesuai di sepanjang tubulus ginjal.
Kelebihan zat terlarut dan air diekskresikan keluar tubuh dalam urine melalui sistem
pengumpul urine.
carik kertas impregnasi yang dapat mendeteksi zat-zat seperti glukosa, aseton,
bilirubin, protein, dan darah. Yang penting pada penyakit ginjal adalah deteksi
adanya protein atau darah dalam urine, pengukuran osmolalitas atau berat jenis,
Suatu kondisi dimana terlalu banyak protein yang terkandung dalam urin
maupun pada penyakit ginjal non diabetes. Proteinuria merupakan gejala utama
pada sindrom nefrotik, sedangkan gejala klinis lainnya dianggap sebagai manifestasi
cukup besar atau beberapa gram protein plasma yang melalui nefron setiap hari,
hanya sedikit yang muncul didalam urin.Ini disebabkan 2 faktor utama yang
TINJAUAN PUSTAKA
Jumlah protein normal dalam urin adalah <150 mg/hari. Sebagian besar dari protein
merupakan hasil dari glikoprotein kental yang disekresikan secara fisiologis oleh sel tubulus,
Proteinuria adalah adanya protein di dalam urin manusia yang melebihi nilai
normalnya yaitu lebih dari 150 mg/24 jam atau pada anak-anak lebih dari 140 mg/m². Dalam
keadaan normal, protein di dalam urin sampai sejumlah tertentu masih dianggap fungsional.
Ada kepustakaan yang menuliskan bahwa protein urin masih dianggap fisiologis jika
jumlahnya kurang dari 150 mg/hari pada dewasa (pada anak-anak 140mg/m2), tetapi ada
- Penyakit tubulus (akibat gangguan reabsorpsi atau protein yang disaring); nefritis
interstisialis kronis, fase poliurik pada nekrosis tubulus akut, sindrom fanconi, toksin
suatu keadaan yang tidak berbahaya pada 2% remaja dimana terjadi proteinuria
Proteinuria dapat meningkat melalui salah satu cara dari ke-4 jalan dibawah ini :
1. Perubahan permeabilitas glomerulus yang mengikuti peningkatan filtrasi dari protein plasma
3. Filtrasi glomerulus dari sirkulasi abnormal, Low Molecular Weight Protein (LMWP) dalam
4. Sekresi yang meningkat dari makuloprotein uroepitel dan sekresi IgA (Imunoglobulin A)
Derajat proteinuria dan komposisi protein pada urin tergantung mekanisme jejas
pada ginjal yang berakibat hilangnya protein. Sejumlah besar protein secara normal
melewati kapiler glomerulus tetapi tidak memasuki urin. Muatan dan selektivitas dinding
glomerulus mencegah transportasi albumin, globulin dan protein dengan berat molekul
besar lainnya untuk menembus dinding glomerulus. Jika sawar ini rusak, terdapat kebocoran
protein plasma dalam urin (protein glomerulus). Protein yang lebih kecil (<20kDal) secara
bebas disaring tetapi diabsorbsi kembali oleh tubulus proksimal. Pada individu normal
ekskresi kurang dari 150 mg/hari dari protein total dan albumin hanya sekitar 30 mg/hari ;
sisa protein pada urin akan diekskresi oleh tubulus (Tamm Horsfall, Imunoglobulin A dan
Urokinase) atau sejumlah kecil β-2 mikroglobulin, apoprotein, enzim dan hormon peptida
Dalam mendiagnosis adanya kelainan atau penyakit ginjal tidak selalu adanya
proteinuria. Proteinuria juga dapat ditemukan dalam keadaan fisiologis yang jumlahnya
kurang dari 200 mg/hari dan bersifat sementara. Pada keadaan demam tinggi, gagal
jantung, latihan fisik yang kuat dapat mencapai lebih dari 1 gram/hari. Proteinuria fisiologis
dapat terjadi pada masa remaja dan juga pada pasien lordotik ( ortostatik proteinuria).
Dikatakan patologis bila protein dalam urin lebih dari 150 mg / 24 jam atau 200 mg / 24 jam.
a. Proteinuria glomerulus
Bentuk ini hampir disemua penyakit ginjal, dimana albumin protein yang dominan
pada urin (60-90%) pada urin, sedangkan sisanya protein dengan berat molekul rendah
Ada 2 faktor utama sebagai penyebab filtrasi glomerulus meningkat yaitu ketika
barier filtrasi diubah oleh penyakit yang dipengaruhi oleh glomerulus pada sejumlah
kapasitas tubulus yang berlebihan menyebabkan proteinuria. Dan faktor kedua yaitu
menyebabkan proteinuria glomerulus oleh tekanan difus yang meningkat tanpa perubahan
apapun pada permeabilitas intrinsik dinding kapiler glomerulus. Akibat terjadinya kebocoran
proteinuria glomerulus, mikroalbuminuria (jumlah 30-300 mg/hari), normal: tidak lebih dari 30
mg/hari, merupakan marker penurunan faal ginjal LFG dan penyakit kardiovaskular sistemik.
b. Proteinuria tubular
Ditemukannya protein berat molekul rendah antara 100-150 mg/hari terdiri atas β-2
Ekskresi protein dengan berat molekul < 40000 Dalton → Light Chain
Imunoglobulin, protein ini disebut dengan protein Bences Jones. Terjadi karena
Dalam anamnesis harus dicari mengenai adanya infeksi baru-baru ini (saluran
keluarga), obat-obatan, dan pekerjaan. Pemeriksaan fisik bisa normal namun bisa
Pemeriksaan penunjang
Kreatinin, ureum, dan elektrolit serum serta pengumpulan urin 24-jam untuk
untuk mencari albumin dan elektroforesis protein (serum dan urin) untuk gamopati
monoklonal. Glukosa darah untuk diabetes. Komplemen serum (bisa rendah pada
abdomen dan ultrasonografi traktus renalis untuk mencari batu, kelainan struktural,
Metode yang dipakai untuk mengukur proteinuria saat ini sangat bervariasi
dan bermakna. Metode dipstik mendeteksi sebagian besar albumin dan memberikan
hasil positif palsu bila pH >7,0 dan bila urin sangat pekat atau terkontaminasi darah.
menjadi negatif palsu.Ini terutama sangat penting untuk menentukan protein Bence
Jones pada urin pasien dengan multipelk mieloma.Tes untuk mengukur konsentrasi
urin total secara benar seperti pada presipitasi dengan asam sulfosalisilat atau asam
awal dari penyakit glomerulus yang terlihat untuk memprediksi jejas glomerulus pada