You are on page 1of 11

Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 1, Nomor 1, April 2016 ISSN 2502-5570

PERAN PETUGAS KESEHATAN DALAM PENANGGULANGAN GAKY


DI PUSKESMAS CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN
DI YOGYAKARTA

Role of Health Staff in The Prevention of Iodine Deficiency Disorder (IDD) at


Cangkringan Health Center Sleman Yogyakarta Special Territory

Ayu Fitriani¹*, Yuliana Purnama Sari Min²

1
Universitas Respati Yogyakarta
2
Universitas Respati Yogyakarta
*HP/Email : 085640800305/ayufitrianimubarok@gmail.com

Abstract

Cangkringan was as formerly an endemic area of IDD that has become non endemic. The result
of IDD survey at District of Sleman 2003 showed the highest Total Goitre Rate (TGR) was
39.5% at Subdistrict of Cangkringan. Examination to the sample of salt at Cangkringan Health
Center resulted in data of 2010 obtained from 5 villages, Wukirsari, Argomulyo, Glagaharjo,
Kepuharjo, and Umbulharjo. Villages that have good iodine content (40%) were Glagaharjo and
Umbulharjo. The result of examination of salt in the household shows that every village uses
iodinized salt.
Objective: To study the role of health staff in the prevention of IDD at Cangkringan Health Center
District of Sleman Yogyakarta Special Territory.
The study was conducted in Cangkringan Health Center Sleman Yogyakarta Special Territory.
It used descriptive qualitative method. Infroman of the study were Head of Health Center, Head
of Administration Sub Division and health staff. Data were obtained from indepth interview. The
role of the head of puskesmas, the head administrative officer and nutrintion in planning process
included program formulation and budget allocation; in the organization process functioned as
policy maker, coordinator, task distributor, executive manager; in the program implementation
served as activity accelerator across sectors; in the monitoring process worked as activity
manager and iodine examiner; and in the evaluation process served as coordinator of evaluation
in giving intervention of IDD prevention activities in the community that was carried out during
village coordination meeting and other meetings held at the working area of Cangkringan Health
Center. The success of IDD prevention at Cangkringan Health Center largely depended on the
role of health staff in management function, i.e. planning, organizing, implementation, monitoring
and evaluation of activities as an indicator of the well running of IDD prevention program.

Keywords : health staff, iodine deficiency disorder, management function

Intisari

Daerah Cangkringan merupakan daerah yang sebelumnya merupakan daerah endemis GAKY
dan menjadi non endemis GAKY. Hasil survei GAKY Kabupaten Sleman tahun 2003 angka TGR
tertinggi 39,5% adalah Kecamatan Cangkringan. Pemeriksaan terhadap sampel garam pada

29
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 1, Nomor1, April 2016 ISSN 2502-5570

Puskesmas Cangkringan menghasilkan data, yaitu pada tahun 2010 yang diambil sampel dari
5 desa yaitu, Desa Wukirsari, Desa Argomulyo, Desa Glagaharjo, Desa Kepuharjo, dan Desa
Umbulharjo kategori desa yang memiliki garam beryodium yang baik adalah Desa Glagaharjo
dan Desa Umbulharjo sebesar 40 %. Dari hasil pemeriksaan garam tingkat rumah tangga, setiap
desa sudah menggunakan garam beryodium. Tujuan penelitian ini mengetahui peran petugas
kesehatan dalam penanggulangan GAKY di Puskesmas Cangkringan Kabupaten Sleman DI
Yogyakarta.
Metode Penelitian : Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Cangkringan Sleman, DIY. Jenis
penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode kualitatif. Informan penelitian
adalah Kepala Puskesmas, Kepala Subbagian Tata Usaha dan Petugas Gizi. Pengumpulan
data menggunakan teknik wawancara mendalam.
Hasil menunjukkan peran Kepala Puskesmas, Kepala Subbagian Tata Usaha dan Petugas
Gizi dalam perencanaan sebagai perumusan program, penentu anggaran, pengorganisasian
sebagai pengambil kebijakan, pembagian tugas, pelaksanaan kegiatan berperan sebagai
melibatkan lintas sektor dan lintas program sebagai penggerak kegiatan, pemantauan berperan
sebagai manajerial kegiatan serta melakukan pemeriksaan garam beryodium dan evaluasi
berperan koordinator evaluasi dalam memberikan intervensi kegiatan penanggulangan GAKY di
masyarakat yang dilakukan pada saat RAKOR desa dan pertemuan lainnya yang dilaksanakan
di desa wilayah kerja Puskesmas Cangkringan.
Keberhasilan penanggulangan GAKY di Puskesmas Cangkringan tidak terlepas dari
peran petugas kesehatan dalam fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan yang dijalankan sebagai patokan dalam
mencapai keberhasilan program penanggulangan GAKY.

Kata Kunci : Peran, petugas kesehatan, penanggulangan, GAKY, fungsi manajemen.

PENDAHULUAN termasuk bagi masyarakat miskin dan masyarakat


yang sulit dijangkau.2
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dalam
Daerah Cangkringan merupakan daerah yang
melaksanakan kebijakan bidang kesehatan sesuai
sebelumnya merupakan daerah endemis GAKY
dengan Sistem Kesehatan Daerah (SKD) memiliki
menjadi non endemis GAKY. Hasil survei GAKY
5 fokus pengembangan kesehatan di Kabupaten
Kabupaten Sleman tahun 2003 mempunyai angka
Sleman, meliputi perubahan paradigma sehat,
TGR 18,1%. Apabila dilihat dari angka tiap-tiap
penataan organisasi, pengembangan sumber daya
kecamatan terdapat 5 kecamatan menunjukkan
kesehatan, pembiayaan kesehatan, serta sarana
endemik berat, dari kelima kecamatan tersebut
dan prasarana kesehatan.1
angka TGR tertinggi 39,5% adalah Kecamatan
Bidang kesehatan merupakan salah satu
Cangkringan dan terendah adalah kecamatan Turi.3
kewenangan wajib pemerintah kabupaten/kota,
Hasil ini mendukung survei yang dilakukan oleh
namun pemerintah pusat tetap bertanggungjawab
Dinas Kabupaten Sleman pada tahun 2003 yaitu
atas keberhasilan pembangunan kesehatan
ditemukan 5 kecamatan yang tergolong endemis
secara nasional. Salah satunya puskesmas dan
berat yaitu Kecamatan Cangkringan, Prambanan,
jaringannya yang memiliki fungsi strategis sebagai
Bokoh, Brebah dan Minggir.4 Dari data tersebut,
ujung tombak pelayanan kesehatan di wilayah
maka Kecamatan Cangkringan dikatakan daerah
kerjanya secara proaktif dan responsif. Kinerja
endemis GAKY karena memiliki kasus defisiensi
puskesmas selalu dituntut untuk terus lebih baik
yodium yang tinggi dibandingkan kecamatan
sebagai bentuk tangggungjawab pemerintah dalam
lainnya.
memenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya

30
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 1, Nomor 1, April 2016 ISSN 2502-5570

Pemeriksaan terhadap sampel garam pada dengan pertimbangan tertentu melalui wawancara
Puskesmas Cangkringan menghasilkan data, mendalam kepada informan.
yaitu pada tahun 2010 yang diambil sampel dari 5
desa yaitu, Desa Wukirsari, Desa Argomulyo, Desa HASIL DAN PEMBAHASAN
Glagaharjo, Desa Kepuharjo, dan Desa Umbulharjo
Perencanaan juga merupakan suatu proses
kategori desa yang memiliki garam beryodium yang
pengambilan keputusan yang mengandung unsur-
baik adalah Desa Glagaharjo dan Desa Umbulharjo
unsur fakta, asumsi dan kegiatan yang dipilih dan
sebesar 40 %, sedangkan kategori desa yang
akan dilakukan di masa datang. Perencanaan
memiliki garam beryodium yang tidak baik adalah
yang baik selalu berdasarkan pada kenyataan-
Desa Argomulyo dan Desa Kepuharjo sebesar 4%.
kenyataan, tidak terlalu optimis ataupun sebaliknya.5
Berdasarkan hasil wawancara peneliti
Dari hasil wawancara mendalam dengan
pada tanggal 31 Oktober 2013, pukul 10.30
beberapa informan dalam merumuskan
kepada petugas gizi di Puskesmas Cangkringan
perencanaan program penanggulangan GAKY
menyatakan daerah Cangkringan bukan daerah
melibatkan tim, yang berada dalam tim diantaranya
endemis berat GAKY. Hal ini dapat ditinjau dengan
Kepala Puskesmas, Kepala Subbagian Tata
tidak ada penderita defisiensi yodium yang
Usaha dan Petugas Gizi. Kepala puskesmas
melakukan pemeriksaan dengan ciri- ciri defisiensi
sebagai pengambil kebijakan, petugas gizi dan
yodium. Hasil wawancara ini didukung oleh hasil
kepala subbagian tata usaha perencanaan
observasi peneliti pada Selasa 12 November 2013,
anggaran, jikalau ada kasus baru menjalankan
Pukul 09.15 WIB di Desa Kepuharjo, masyarakat
tim. Penelitian ini memiliki persamaan dengan
Desa Kepuharjo sudah menggunakan garam
penelitian Winarno, dkk. (2013)6 menyatakan
beryodium yang dijual pada warung. Adapun jenis
peran stakeholder menunjukkan bahwa keputusan
garam yang digunakan adalah garam halus dan
dalam menentukan program, peran stakeholder
garam briket. Garam krosok digunakan warga
dalam penyusunan agenda setting kebijakan ini
untuk campuran pakan ternak sapi.
hanya bersifat normatif, artinya keputusan dalam
Peran petugas kesehatan Puskesmas
menentukan apa yang akan dikerjakan. Peranan
Cangkringan dalam pencapaian keberhasilan
petugas gizi dalam perencanaan penanggulangan
suatu program penanggulangan GAKY sangat
GAKY di Puskesmas Cangkringan lebih pada
besar melalui pemberian informasi dan pendidikan
upaya teknis dengan melakukan pemeriksaan
kepada masyarakat untuk meningkatkan
garam beryodium tingkat rumah tangga.
perubahan perilaku terhadap penggunaan garam
Perecanaan kesehatan dapat disusun dalam
beryodium. Petugas kesehatan dibagi menjadi
skala besar atau kecil tergantung besar kecilnya
kepala puskesmas dan tenaga gizi yang berperan
wilayah dan tanggungajawab organisasi dalam hal
langsung dalam penanggulangan GAKY. Kepala
ini merencanakan untuk peningkatan penggunaan
Puskesmas Cangkringan sebagai pengambil dan
garam beryodium untuk menurunkan angka GAKY
pembuat kebijakan menjadi seorang pemimpin
di wilayah kerja Puskesmas Cangkringan dalam
yang mampu mengkoordinasikan staf yang
skala besar.7 Berikut kutipan hasil wawancara dari
dipimpinnya, serta mampu menyelenggarakan
informan :
fungsi-fungsi manajemen dalam menjalankan
program penanggulangan GAKY.
‘’Itu tim. juga kita libatkan petugas gizi,
untuk pengambil kebijakan ada kepala
METODE PENELITIAN puskesmas dan KASUBAG TU dalam
Jenis penelitian yang digunakan adalah rangka perencanaan anggaran”
deskriptif dengan metode kualitatif. Teknik sampling
yang digunakan adalah purposive sampling Penentuan perencanaan anggaran untuk
yaitu teknik pengambilan sampel sumber data membiayai penanggulangan GAKY adalah bagian

31
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 1, Nomor1, April 2016 ISSN 2502-5570

perencanaan Kepala Subbagian Tata Usaha. dengan teori, sumber pendanaan Puskesmas
Anggaran merupakan penentuan telebih dahulu Cangkringan untuk kegiatan program sesuai
tentang kegiatan- kegiatan organisasi di waktu dengan Sumber dana kegiatan sektor kesehatan
yang akan datang. Dilihat dari aspek kendala kesehatan berasal dari pemerintah berupa APBN
yang terjadi saat pelaksaan kegiatan yang dikutip yang disalurkan ke daerah dalam bentuk Dana
dari hasil wawancara beberapa informan, ada Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus. APBD
banyak kendala yang dihadapi saat merencanakan yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD)
penanggulangan GAKY diantaranya keterbatasan baik yang bersumber dari pajak atau penghasilan
dana sehingga kegiatan yang diselenggarakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).8 Berikut hasil
mengalami masalah seperti kegiatan survei wawancara yang dikutip dari informan :
konsums rumah tangga yang membutuhkan
personil, melibatkan kader sehingga membutuhkan ‘’Dari APBD dan APBN, BLUD.Dana
biaya transportasi bagi petugas dan kader saat RAKORD ini di backup dari dana APBN’’.
melakukan survei. Berikut kutipan wawancara dari
informan sebagai berikut : Mengkoordinasi aktivitas tim dalam
penanggulangan GAKY tentunya selalu melakukan
‘’Kendala pada saat awal mulai meningkatnya evaluasi melalui lokakarya mini (lokmin) bulanan,
kasus memang dulu sangat keterbatasan serta breafing seminggu 2 kali. Hal ini dilakukan
dana, kadang keterbatasan anggaran.’’. untuk melihat sejauh mana perkembangan serta
kendala yang dihadapi. Selain itu, melihat hasil
Selain itu kendala yang terjadi saat pencapaian program yaitu prevalensi kasus GAKY
pemeriksaan sampel garam rumah tangga, garam sehingga dijadikan bahan evaluasi. Penelitian ini
yang dibawah ibu-ibu adalah garam yang baru memiliki persamaan dengan penelitian Saifuddin.
dibeli di warung bukan garam yang sudah dipakai (2007)9 yaitu proses perencanaan dalam
sebelumnya. Adapula ibu-ibu yang meminta garam penyusunan kegiatan dibahas melalui lokakarya
dari ibu lain yang membawa garam dar rumah. mini dan lokakarya bulanan atau pertemuan khusus
Hambatan program kesehatan dapat bersumber perencanaan. Berikut kutipan wawancaranya
dari masyarakat, lingkungan, puskesmas maupun sebagai berikut :
sektor-sektor lainnya di tingkat kecamatan. Kunci
utama keberhasilan pengembangan program Tentunya kita ada lokmin bulanan,
adalah tumbuhnya partisipasi masyarakat.7 Berikut ada breafing seminggu 2 kali, untuk
kutipan wawancaranya : mengevaluasi apa yang kita laksanakan,
perkembangan
‘’garam itu yang dibeli gitu loh,...jadi bukan
garam yang sudah dipakai toh, ada yang Dalam penanggulangan GAKY pembagian
kalau pas kelupaan minta punya temannya kerja yang efektif berdasarkan job description.
kayak gitu,’’. Hal ini, dikarenakan setiap petugas kesehatan
bertanggungjawab dan bekerja sesuai dengan
Sumber dana dalam pembiayaan kompetensi yang dimiliki. Hal yang paling pokok
penanggulangan GAKY di Puskesmas Cangkringan adalah pembagian tugas. Jika pebagian tugas
berasal dari dana Anggaran Pendapatan Belanja sudah dilakukan dengan jelas serta sesuai dengan
Negara (APBN) berupa dana Bantuan Operasional kemampuan staf. Melalui pembagian tugas yang
Kesehatan (BOK) sebesar Rp. 75.000.000 dan jelas dan spesifik, kelompok kerja akan mempunyai
dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah spesialisasi tugas yang terarah. Penelitian ini
(APBD) dari Subsidi Oprasional Puskesmas (SOP) sejalan dengan penelitian Handayani, dkk (2009)10
sebesar Rp. 80.000.000 yang digunakan untuk menyatakan sangat penting bahwa puskesmas
pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini sesuai mempunyai uraian tugas (job description) pada

32
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 1, Nomor 1, April 2016 ISSN 2502-5570

setiap jabatan yang diemban tenaga kesehatan. gambar-gambar yang menarik. Dari tampilan
Berikut kutipan wawancara informan : gambar- gambar yang menarik diharapkan dapat
memberikan informasi yang mudah dipahami
‘’Kalau saya sih lebih baik berdasarkan Job masyarakat sehingga informasi yang didapat
description itu’’. dijadikan bahan referensi untuk mengubah perilaku
masyarakat berkaitan dengan penanggulangan
Pelaksanaan penanggulangan GAKY dengan GAKY. Berikut kutipan wawancara dari informan
memberikan materi penyuluhan yang disampaikan sebagai berikut :
kepada masyarakat dapat ditinjau dari berbagai ‘’Ya leaflet, pake LCD dan ditampilkan ada
aspek, seperti aspek kondisi lingkungan geografis gambar-gambar maka lebih menarik juga’’.
yang mempengaruhi kadar yodium dalam tanah Selain itu, dalam memberikan penyuluhan
serta efek dari konsumsi garam beryodium kepada masyarakat ada beberapa petugas yang
rendah dapat mempengaruhi kesehatan. Oleh terlibat yaitu kader dan bidan desa. Keterlibatan
karena itu, perlu diberikan penyuluhan mengenai kader dalam memberikan penyuluhan kepada
pengetahun penyakit gondok dan gizi seimbang masyarakat. Selain melakukan pendataan garam
dalam rumah tangga agar masyarakat mengetahui dari rumah ke rumah kader juga mempunyai
dan memahami pentingnya konsumsi garam tugas memberikan penyuluhan mengenai garam
beryodium bagi kesehatan. Penelitian ini sejalan beryodium. Sebelum memberikan penyuluhan
dengan teori Notoatmodjo (2007)11 menyatakan kader dibekali dengan materi penyuluhan dan
melalui penyuluhan tejadi kontak antara informan memberikan informasi mengenai cara melakukan
dengan petugas lebih intensif, setiap masalah yang pendataan di tingkat rumah tangga. Hal ini dilakukan
dihadapi oleh informan dapat dikoreksi dan dibantu agar kader memahami serta tidak memberikan
penyelesaiannya.Berikut kutipan wawancara dari informasi yang salah kepada masyarakat. Hasil
informan sebagai berikut : penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Saifuddin (2007)9 yang menyatakan
‘’materi penyuluhan, dilihat dari aspek data riil diperoleh dari pendataan yang dilakukan
kondisi geografis, aspek efek dari pola oleh bidan desa dan kader sehingga dalam data riil
konsumsi garam beryodium yang rendah itu tercantum nama dan alamat yang dapat dilacak.
terhadap kesehatannya’’. Peran kader dan bidan desa dalam
kegiatan penanggulangan GAKY di masyarakat
Cara menyampaikan informasi ke masyarakat sangat penting, dimana bidan desa selalu
dilakukan melalui pertemuan bulanan masyarakat mengisi waktu yang kosong pada saat diadakan
seperti rapat koordinasi pimpinan (RAKORD) posyandu maupun puskesmas keliling dengan
yang dilaksanakan tiap bulan membahas melakukan penyuluhan kesehatan, salah satunya
berbgaiamacam masalah kesehatan. Selain itu, penggunaan garam beryodium di rumah tangga.
disampaikan saat upacara bendera yang diadakan Selain penyuluhan sebagai media memberikan
tiap tanggal 17. Saat pertemuan koordinasi dan informasi, penyebaran pamflet yang mendukung
pertemuan PKK desa juga disampaikan informasi kegiatan posyandu maupun kegiatan lainnya dalam
mengenai penanggulangan GAKY. Wawancara menyampaikan informasi. Penelitian ini sesuai
mendalam kepala kepala puskesmas menjelaskan dengan penelitian Sulaeman (2009)12 menyatakan
yang menyampakan materi adalah programer gizi keterlibatan kader dalam pelayanan masyarakat
menggunakan alat peraga dan media lainnya. penting, dimana kader dapat membantu petugas
Media pendukung yang digunakan saat kesehatan dalam melayani masyarakat. Berikut
menyampaikan informasi ke masyarakat sebagian hasil wawancara dari beberapa informan sebagai
besar mengatakan hal yang sama, dimana media berikut :
yang digunakan adalah liflet dan LCD. Leaflet dan
LCD digunakan karena banyak menampilakan

33
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 1, Nomor1, April 2016 ISSN 2502-5570

‘‘....Kader wajid dilibatkan karena dia dengan baik. Berikut kutipan wawancara dari
pelaksana Posyandu’. informan sebagai berikut :
‘’....karena mereka tahu kondisi di dusunnya
toh, biasanya kader sudah menjadi tokoh ‘’Tentunya survei itu tidak harus objektif,
masyarakatnya toh mbak, kalau ngomong Dari pemantauan dilihat dari aspek survei
itu lebih di dengar daripada kalau yang pemantauan gizi dengan yodium test dan
biasa’’. pola konsumsi keluarga’’

Fungsi pemantauan dilaksanakan dengan Secara teknis pemantauan dilakukan petugas


tepat sehingga dapat mengetahui sejauh mana gizi melalui pemeriksaan garam beryodium 2 kali
kegiatan program sudah dilaksanakan oleh staf, dalam setahun sesuai dengan ketentuan yang
apakah sesuai dengan rencana kerja, apakah dilakukan Puskesmas Cangkringan dengan
sumber daya sudah dipergunakan sesuai dengan mengambil sampel dan memeriksa kadar yodium
yang ditetapkan sehingga fungsi pemantauan pada garam yang dibawah oleh ibu-ibu saat
dalam hal ini bermanfaat untuk meningkatkan posyandu, sedangkan jawaban dari bidan desa dan
efisiensi kegiatan program. Selain itu, melakukan kader tidak sesuai dengan yang dikatakan petugas
proses pemantauan untuk mengukur hasil gizi. Dalam hal ini, perlu disampaikan informasi
atau prestasi yang telah dicapai oleh staf atau dari petugas gizi kepada petugas kesehatan
organisasi.8 Pemantauan penanggulangan GAKY yang terlibat sehingga kapan saja dibutuhkan
dilihat dari anggaran yang dilaksanakan. Kepala petugas kesehatan lainnya serta kader selalu siap
puskesmas meninjau dari aspek perencanaan yang untuk melakukan pemeriksaan atau memberikan
dilakukan dengan menganalisis laporan survei penyuluhan mengenai penanggulangan GAKY.
pola konsumsi gizi keluarga. Tentunya secara Penelitian ini sejalan dengan teori Laka (2010)13
teknis dengan melihat laporan yang dibuat oleh menyatakan pemantauan dapat dilakukan dengan
petugas gizi berdasarkan data pemeriksaan garam dengan menggunakan berbagai cara diantaranya
beryodium rumah tangga yang selalu dilakukan 2 supervisi dan bimbingan teknis, analisis dari laporan
kali dalam setahun. Sementara itu, hal yang sama tersebut. Kajian dari hasil supervisi dan analisis dari
dilakukan oleh kepala subbagian tata usaha dalam laporan tersebut dibahas dalam forum komunikasi.
memantau penanggulangan GAKY yaitu dengan Cara melakukan pemantauan garam di masyarakat
melihat bentuk fisik laporan yang dibuat petugas dilakukan 2 kali dalam setahun. Garam yang
gizi. Dari laporan kasus trsebut dapat diketahui diperiksa dipilih dari beberapa desa, selanjutnya
sejauh mana perkembangan kasus GAKY serta dipilh 2 posyandu yang dijadikan sampel. Ketika
dapat pula dijadikan data pembanding dan bahan sampel sudah dipilih selanjutnya kader dari
evaluasi untuk masa yang akan datang. Jadi posyandu tersebut melakukan mendataan dan
pemantauan yang dilakukan Kepal Puskesmas dan mengambil garam dari rumah ke rumah untuk
Keala Subbagian Tata Usaha ditinjau dari aspek selanjutnya dibawakan ke puskesmas. Saat
manajerial dengan melihat bentuk fisik laporan pendataan kader menuliskan nama merk garam
yang dibuat Petugas Gizi. Penelitian ini sebanding yang dipakai, nama pengguna garam yang dijadikan
dengan teori Muninjaya (2004)7 menyatakan sampel dan jenis garam yang dipakai. Petugas gizi
staf penanggungjawab laporan program diminta melakukan pemeriksaan garam saat diadakan
membuat laporan singkat tentang hasil kegiatannya. posyandu menggunakan iodium test atau garam
Informasinya hanya terbatas pada hal-hal yang yang sudah dikumpulkan dari tiap rumah dibawah
dianggap penting oleh staf. Sistem pencatatan dan ke puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan
pelaporan program yang secara rutin dibuat oleh menggunakan iodium test oleh petugas gizi. Dari
staf dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan hasil pemeriksaan baru diketahui jenis garam yang
program asalkan laporan tersebut sudah dianalisis dipakai masyarakat, kemudian dilakukan intervensi

34
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 1, Nomor 1, April 2016 ISSN 2502-5570

berupa evaluasi setelah kegiatan dilakukan. Berikut puskesmas selalu melakukan evaluasi proses
kutipan hasil wawancara informan sebagai berikut : pada saat kegiatan berlangsung untuk mengetahui
apakah metode yang dipilih sudah efektif,
“Iya, setahun 2 kali’’,... bagaimana dengan motivasi staf dan komunikasi
‘’Yang dari rumah ke rumah kader, jadi antara staf dan masyarakat. Berikut kutipan
nanti kadernya dikumpulkan ke desa terus wawancara informan sebagai berikut :
diberi penyuluhan ini,.,..’’
‘’Penyuluhan, kemudian juga skrining,
Jenis garam ini dipililh masyarakat, selain pemantauan kadar yodium dan
memiliki kandungan yodium juga karena garam pemeriksaan garam di masyarakat dengan
yang ada dalam kemasan cukup banyak dan bisa Iodium Test’’.
dipakai dalam waktu yang lama. Penggunaan
garam krosok tidak digunakan lagi di masyarakat, Alternatif solusi puskesmas dalam membrika
garam krosok hanya digunakan untuk pakan ternak dampak terhadap penurunan angka GAKY dilakukan
saja. Berikut kutipan wawancaranya sebagai lebih ke arah perubahan perilaku agar masyarakat
berikut : tidak hanya membeli garam tanpa mengetahui
manfaat garam itu sendiri bagi kesehatan, sehingga
‘’...Pake bata itu loh mbak. Kotak- kotak itu dengan memberikan motivasi masyarakat dapat
loh seperti bata,...’’ memahami konsumsi garam beryodium yang
akan berdampak untuk jangka panjang.penelitian
Berdasarkan hasil wawancara kepada kader ini sejalan dengan teori Notoatmodjo (2007)11
mengenai penemuan kasus gondok untuk saat ini menyatakan perubahan perilaku merupakan tujuan
tidak ditemukan lagi penderita dengan pembesaran dari penyuluhan kesehatan sebagai penunjang
leher, namun 4 tahun lalu pernah ditemui pendarita program-program kesehatan dalam hal ini
dengan kasus pembesarn leher, sedangkan ketika penggunaan agaram beryodium. Terbentuknya dan
hal ini ditanyai pada bdan desa tidak ditemui perubahan perilaku karena proses interaksi antara
kasus pembesaran leher pada masyarakat wilayah individu dan lingkungan ini melalui suatu proses
kerja Puskesmas Cangkringan. Berikut kutipan belajar.
wawancaranya : Selain itu, dilakukan upaya promosi kesehatan
sebagai salah satu bentuk kegiatan intervensi.
‘’Nggak ada e mbak, tapi kalau menemui Tentu intervensi ini dilakukan setelah peninjauan
pasien seperti itu ada dan kebetulan bukan kasus secara terus menerus sehingga berdampak
di Cangkringan’’. pada pencapaian target sesuai perencanaan
‘’Pernah, ditemui 4 tahun yang lalu, awal. Intervensi kegiatan dilakukan beragam
sekarang jarang ditemui’’ tergantung masalah, tujuan yang akan dicapai,
serta memilih waktu yang tepat untuk melakukan
Proses pelaksanaan evaluasi dilakukan intervensi. Penelitian ini sejalan dengan teori yang
melalui penyuluhan untuk melihat perkembangan diungkapkan oleh Sulaeman (2009)12. menyatakan
dari kegiatan. Selain itu, dilakukan skrining juga pada pelaksanaan intervensi kemampuan itu
untuk mengetahui kharakteristik penyakit serta harus ditambah dengan kemampuan pendekatan
kepastian dari melalui diagnosis. Selain itu, kemasayarakatan agar dapat menumbuhkan rasa
pemeriksaan kadar yodium melalui pemantauan saling memiliki dari masyarakat. Berikut kutipan
yodium di masyarakat bertujuan untuk meninjau wawancara dari informan sebagai berikut :
penggunaan garam beryodium sudah memenuhi ‘’lebih ke arah perilakunya tetap dia
standar yang ditentukan, serta melakukan survei selalu kita memberikan motivasi untuk
konsumsi rumah tangga. Penelitian ini sejalan menggunakan garam beryodium, lebih
dengan teori Muninjaya (2004)7 menyatakan pada garam yang berkualitas’’.

35
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 1, Nomor1, April 2016 ISSN 2502-5570

‘’kita memang melakukan promosi ya intervensi kegiatan yang dilaksanakan setiap


dan intervensi terhadap hasil yang kita bulan pada saat diadakan rapat koordinasi tingkat
dapatkan tentu dilihat dari kasusnya’’. desa atau pada saat pertemuan PKK. Intervensi
ini berupa pemberian penyuluhan mengenai
Keberhasilan suatu program kegiatan tentu penggunaan garam beryodium bagi kesehatan.
dilihat dari awal kegiatan, apakah sesuai dengan Penelitian ini berbeda dengan penelitian Saifuddin
perencanaan awal, serta membandingkan kegiatan (2007)9 menyatakan evaluasi yang dilakukan oleh
yang dilakukan dengan data laporan sebelumnya puskesmas dan dinas kesehatan lebih pada evaluasi
sehingga dapat menentukan apakah kegiatan ini proses dan output jarang melakukan evaluasi
berhasil sesuai dengan target yang diinginkan. input diantaranya meliputi ketersediaan SDM,
Data laporan kasus sebelumnya dapat dijadikan kemampuan pengelolaan anggaran di puskesmas
materi pembanding utnuk pencapaian target dalam dan ketepatan penggunaan anggaran. Penilaian
penanggulaangan GAKY. Penelitian ini sesuai sebagai suatu proses yang teratur dan sistematis
dengan teori yang menjelaskan evaluasi atau dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan
penilaian adalah suatu proses untuk menentukan tolok ukur atau kriteria yang ditetapkan, dilanjutkan
jumlah keberhasilan dari pelaksanaan suatu dengan pengambilan keputusan serta penyusunan
program dalam mencapai suatu tujuan yang saran-saran yang dapat dilakukan pada setiap
ditetapkan Sulaeman (2009).12 Penelitian ini tahap dari pelaksanaan program.12 Berikut kutipan
memiliki kesamaan dengan penelitian Winarno, dkk hasil wawancara dari beberap informan sebagai
(2013)6 menyatakan evaluasi yang dilaksanakan berikut :
hanya menyangkut masalah fisik pembagunan
berupa laporan penyerapan anggaran masing- ‘’Ada tindak lanjut biar bagaimana pun
masing program dan berdasarakn laporan. Berikut masyarakat itu tetap perlu mendapatkan
kutipan hasil wawancara dari informan sebagai informasi- informasi yang berkaitan dengan
berikut : itu’’

‘’Diantaranya bisa kita ketahui dari laporan ‘’Tindak lanjut, nah seperti tadi Kalau
kasus penyakit, diketahui kasusnya sudah memang kegiatannya dibutuhkan, kemudian
menurun atau meningkat dari laporan keberhasilan dari kegiatan yang nyata
bulanan penyakit’’. dilakukan dan efektif kita bisa lanjutkan’’.

Tindak lanjut suatu kegiatan perlu dilakukan Tindakan yang dilakukan sebagai upaya
secara terus menerus karena masyarakat mengatasi penanggulangan GAKY yaitu adanya
membutuhkan informasi yang berkaitan dengan suatu komitmen dari semua petugas, baik tim
kegiatan sebelumnya. Upaya tindak lanjut penanggulangan GAKY maupun petugas lintas
dilakukan agar masyarakat juga selalu memahami program yang selalu mendukung kegiatan
informasi yang disampaikan yang berkaitan penanggulangan GAKY di masyarakat. Hasil
dengan pola konsumsi. Selain itu, upaya tindak penelitian ini sama dengan penelitian Saifuddin
lanjut juga dilakukan pada kegiatan yang berhasil (2007)9 menyatakan anggaran bukan satu-satunya
secara nyata, sehingga perlu ditindaklanjuti serta keberhasilan program ada faktor lain meliputi
keberhasilan tersebut dapat dijadikan tolok ukur kinerja petugas, motivasi petugas, kesesuaian
pembanding yang baik untuk waktu yang akan target dengan keadaan di lapangan. Dukungan
datang. Jikalau kegiatan tidak mendapatkan hasil dari lintas program menjadi faktor penting dalam
yang diharapkan, maka dilakukan perubahan upaya penanggulangan GAKY melalui pemberian
program hingga mencapai target keberhasilan. penyuluhan saat posyandu di dusun. Selain itu,
Upaya tindak lanjut yang dilakukan Puskesmas upaya teknis perlu dilakukan yaitu skrining sebagai
Cangkringan setelah evaluasi yaitu melakukan awal pendeteksian kasus. Tindakan penyuluhan

36
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 1, Nomor 1, April 2016 ISSN 2502-5570

sebagai media penyampaian informasi penting laporan bulanan, sehingga selalu mengetahui
dilakukan secara terus menerus agar masyarakat perubahan kasus, seperti adanya peningkatan
memahami pentingnya penanggulangan maupun penurunan di tiap periode. Dengan adanya
GAKY di tingkat rumah tangga. Berikut kutipan identifikasi ini, petugas gizi dapat menemukan
wawancaranya : penyebab masalah sehingga dapat dilakukan
intervensi atau upaya tindakan selanjutnya. Berikut
‘’Intinya kegiatan penanggulangan ini serta hasil wawancara informan sebagai berikut:
punya komitmen dari petugas semuanya,
baik gizi, petugas lapangan maupun ‘’Indikatornya tenaga gizinya itu punya
daerah binaan masing- masing. selain itu motivasi kerja yang bagus. ada koordinator
ada bidan, perawat, dokter, Sehingga bisa lintas program dan lintas sektoral. Jadi
merata terkait dengan penanggulangan lintas program itu bisa saling mendukung
GAKY ini’’. kegiatan’’.

Indikator keberhasilan GAKY di Puskesmas Kegiatan penanggulangan GAKY di tingkat


Cangkringan sebagian besar karena partisipasi puskesmas dilakukan secara rutin setiap tahun,
tenaga kesehatan secara khusus petugas gizi yang pelaksanaan pemeriksaan garam rumah tangga
menangani ini, berkat motivasi kerja yang bagus 2 kali atau bisa lebih dari 2 kali dalam setahun
sehingga dapat memberikan informasi kepada sehingga dapat memastikan penggunaan garam
masyarakat. Hal yang penting dari keaktifan petugas beryodium masyarakat masih mengandung yodium.
gizi adalah keaktifannya sehingga masyarakat dengan melakukan kegiatan pemantauan garam
juga ikut aktif dan terbuka untuk mendengarkan rutin dalam setahun sehingga dapat meminimalisasi
informasi yang diberikan petugas. Selain itu peran terjadi gangguan akibat kekurangan yodium
serta lintas program dan lintas sektor penting yang memberikan dampak besar bagi kesehatan
dalam pencapaian keberhasilan GAKY. Lintas masyarakat khususnya dampak yang dirasakan
program dapat memberikan bantuan dalam jangka panjang. Hasil kegiatan ini akan menjadi
rangka pemberian informasi berupa penyuluhan masukan bagi penyusunan rencana kegiatan yang
dan pembagian leafleat, brosur dan lainnya disaat akan datang 12.
melakukan promosi kesehatan, posyandu maupun
puskesmas keliling, sedangkan dari aspek lintas KESIMPULAN
sektor para petugas kesehatan dapat ikut serta
Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka
pada berbagai kegiatan yang diselenggarakan
penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
oleh aparatur desa, seperti pada saat pertemuan
1. Peran petugas kesehatan dalam
desa, upacara bendera sekali dalam tiap bulan,
fungsi perencanaan yaitu sebagai tim
pertemuan PKK, pertemuan desa, dan saat
penanggulangan GAKY, fungsi kepala
RAKOR Pimpinan yang diselenggarakan di desa.
puskesmas sebagai pengambil kebijakan,
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian
KASUBAG sebagai perencana anggaran
Winarno, dkk (2013)6 menyatakan pembangunan
dan petuga gizi sebagai pelaksana teknis di
membutuhkan pemberdayaan, kerjasama lintas
lapangan. Adapun kendala yang ditemui saat
sektor dan profesionalisme yang merupakan
merencanakan kegiatan salah satunya adalah
kunci dalam pengejawantahan paradigma sehat.
anggaran kegiatan.
Penelitian ini juga memiliki kesamaan dengan
2. Peran petugas kesehatan dalam fungsi
penelitian Laka (2010)13 menyatakan peran serta
pengorganisasian yaitu melakukan koordinasi
masyarakat dalam hal ini tokoh masyarakat dan
kerja tim yang disesuaikan dengan job
kader tidak kalah penting untuk berperan aktif
description, melakukan pertemuan rutin
dalam memberikan dorongan. Selain itu, melakukan
kegiatan setiap 2 kali dalam seminggu,
identifikasi terhadap prevalensi kasus berdasarkan

37
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 1, Nomor1, April 2016 ISSN 2502-5570

membahas mengenai kegiatan, anggaran DAFTAR PUSTAKA


yang dibutuhkan serta menentukan materi
1. Dinkes Kabupaten Sleman. 2010. Profil
penyuluhan yang disampaikan dengan
Kesehatan Kabupaten Sleman. Yogyakarta.
mengikutsertakan kader dalam kegiatan
penanggulangan GAKY. 2. Ainy. 2012. Pelaksanaan Kebijakan Bantuan
3. Peran petugas kesehatan dalam fungsi Operasional Kesehatan di Kabupaten Ogan
pelaksanaan yaitu memberikan penyuluhan Ilir, Sumatera Selatan. Jurnal Kebijakan
dan kpemeriksaan garam beryodium tingat Kesehatan Indonesia. Vol.01, No 1 Maret
rumah tangga. Media pendukung yang 2012. Sumatera Selatan.
digunakan dalam memberikan informasi 3. Muksin. 2006. Perbedaan Prestasi Belajar
seperti LCD dan brosur sehingga masyarakat Siswa SD di Daerah Endemik Berat
mudah memahami materi yang disampaikan. GAKY Kecamatan Cangkringan dan
4. Peran petugas kesehatan dalam fungsi Siswa SD di Di Daerah Endemik Ringan
pemantauan yaitu melakukan pemeriksaan GAKY Kecamatan Turi Kabupaten Sleman
garam tingkat rumah tangga yang dilaksanakan Yogyakarta. Jurnal. Fakultas Kedokteran
setahun 2 kali untuk melihat jenis garam yang Universitas Gadjah Mada.
digunakan mayarakat dengan mengambil
4. Damayanti, A. 2010. Hubungan Antara Status
sampel garam pada beberapa posyandu.
Gondok dengan Kemampuan Intelegensi
Pemantauan dari aspek manajerial dengan
dan Prestasi Belajar Siswa SDN Gondang
melihat hasil laporan kegiatan di lokasi.
Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.
5. Peran petugas kesehatan dalam fungsi
Skripsi. Program Studi Gizi Kesehatan UGM.
evaluasi yaitu adanya tindak lanjut kegiatan
melalui pemberian informasi berupa 5. Wijayanti. 2008. Manajemen. Yogyakarta :
penyuluhan saat posyandu RAKOR desa dan Mitra Cendikia Pres.
pertemuan PKK. Evaluasi dilakukan setiap
6. Winarno,dkk. 2013. Evaluasi Kebijakan
kegiatan pemeriksaan sudah dilakukan.
Pembangunan Puskesmas Pembantu
Dilaksanakan 2 kali dalam setahun. Adanya
di Propinsi Kalimantan Tengah. Jurnal
komitmen baik dari petugas kesehatan (tim
Kebijakan Kesehatan Indonesia. Vol. 02.
penanggulangan GAKY) dan keterlibatan
Hal : 86-94.Universitas Gadjah Mada
lintas program dan lintas sektor sebagai
Yogyakarta.
wadah pendukung dalam menyampaikan
informasi sehingga perilaku masyarakat dapat 7. Muninjaya. 2004. Manajemen Kesehatan.
diubah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

8. Herlambang,dkk. 2012. Cara Mudah


Memahami Manajemen Kesehatan dan
Rumah Sakit. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

38
Jurnal Formil (Forum Ilmiah) KesMas Respati, Volume 1, Nomor 1, April 2016 ISSN 2502-5570

9. Saifuddin. 2007. Analisis Perencanaan 11. Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat


dan Penganggaran Program Kesehatan Ilmu dan Seni. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ibu dan Anak pada Puskesmas di Kota
12. Sulaeman. 2009. Manajemen Kesehatan Teori
Banjar Jawa Barat Tahun 2007. Tesis.
dan Praktik di Puskesmas. Solo: Universitas
Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Diponegoro. Semarang
13. Laka. 2010. Peranan Kepala Puskesmas
10. Handayani,dkk. 2009. Peran Tenaga
Dalam Meningkatkan Cakupan Program KIA
Kesehatan Sebagai Pelaksana Pelayanan
di Kabupaten Timor Tengah Utara. Tesis.
Kesehatan Puskesmas. Buletin Penelitian
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Sistem Kesehatan. Surabaya : Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI.

39

You might also like