Professional Documents
Culture Documents
AGEN IMUNOSUPRESIF
Ketika dibutuhkan dosis yang lebih besar dari dosis minimal glukokortikoid untuk
mengontrol penyakit, atau ada kontraindikasi oral glukokortikoid, agen imunosupresif
digunakan untuk terapi pemfigus. Pada banyak kasus, regimen pengobatan sering dimulai
dengan agen imunosupresif dan prednison secara simultan. Penelitian random prospektif
menunjukkan bahwa agen imunosupresif seperti mycophenolate mofetil, azathioprine, and
cyclophosphamide mempunyai efek steroid-sparing; penelitian retrospektif menjelaskan
penurunan angka mortalitas dengan menggunakan steroid dan adjuvan dibandingkan
pemakaian steroid saja.
AZATHIOPRINE
Pada pasien dengan normal TPMP, dosis regimen 2.5 mg/kg/ hari sela 12 hari
berdasarkan konsensus menunjukkan kegagalan terapi. Pasien dengan normal TPMP dapat
mengalami toksisitas terhadap azathioprine, hal ini merupakan alasan semua pasien memulai
dosis yang rendah (50-100 mg/hari) dan dititrasi keas hingga remisi klinis, dosis target 2.5
mg/kg/hari atau efek samping tidak diterima. Monitoring darah dan hati harus dilakukan,
biasanya 8-12 minggu pertama ketika toksisitas lambat dari akumulasi metabolis dapat
muncul.
MYCOPHENOLATE MOFETIL
Efek samping penggunaan mycophenolate mofetil terjadinya infeksi fatal dan sepsis
(2-5%) dari pasien transplantasi yang menerima mycophenolate mofetil, dan meningkatkan
risiko infeksi dengan atau reaktivasi dari cytomgelovirus, herpes zooster, bateri atipikal,
tuberculosis, dan virus John Cunningham.
CYCLOSPHOSPHAMIDE
DAPSONE
Pada kasus series dan uji double-bline secara random, dapsone didemonstrasikan
efikasi sebagai obat steroid-sparing pada fase maintenance PV, meskipun hasilnya secara
statistik tidak signifikan. Dapsone bisa digunakan sebagai penghubung dengan agen
imunosupresif lainnya, khususnya rituximab, dimana mempunyai keuntungan profilaksis
terhadap pneumocystis pneumonia.
2. TAPERING OFF KORTIKOSTEROID