You are on page 1of 10

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

BAB VI
PERSYARATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

1. UMUM
1.1. BAHAN
Semua bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ada pada
Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural SNI 1729-2015,
Persyaratan Umum Untuk Pekerjaan Struktur, syarat-syarat dalam bagian
ini dan syarat-syarat khusus yang ada pada syarat-syarat ini.
1.2. PERATURAN DAN STANDARD
Peraturan-peraturan dan pedoman standard yang dipakai :
1. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBI) Mei 1984
2. American Institute of Steel Construction (AISC) Manual of
Steel Construction-8th Edition",1980
3. American National Standars Institute (ANSI): B27.265 Plain Washers".
4. American Society for Testing and Materials (ASTM)
Specifications:
- ASTM A 36 - 70a Structural Steel
- ASTM A 53 - 72a Welded and Seamless Steel Pipe.
- ASTM A153 - 71 Zink Coating (hot dip) on Iron and Steel
Hardware.
- ASTM A307 - 68 Carbon Steel Externally Threaded Steel
Hardware.
- ASTM A325 - 71a High Strength Bolts for Strucural Steel
Joint, Including Suitable Nuts and Plain Hardened Washers.
- ASTM A490 - 71 Quenched and Tempered Alloy Steel Bolts
for Structural Steel Joints".

Gedung Olahraga – Universitas Negeri Jakarta 34


Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

2. BAJA STRUKTURAL
2.1. PENGGUNAAN AISC DAN PPBBI
Kecuali kalau diatur secara tersendiri maka semua bahan-bahan untuk
konstruksi baja harus memenuhi spesifikasi "American Institute of Steel
Construction (AISC)" dan PPBBI 1984.
2.2. BAJA PROFIL
Kecuali kalau diatur secara tersendiri, semua material profil, pelat dan
kisi-kisi yang akan dibuat konstruksinya secara las harus terbuat dari Jenis
baja karbon yang memenuhi persyaratan A.S.T.M. A36 atau yang setara
2.3. PIPA
Untuk semua jenis pipa juga harus dari baja karbon yang memenuhi
persyaratan A.S.T.M. A35 type E atau S.
2.4. BAJA TERLAPIS SENG
Baja terlapis seng harus memenuhi ASTM A123.
2.5. BAHAN STRAND
Bahan dari stainless steel. Strand harus sesuai dengan ASTM A586,
dengan kapasitas minimum 25ton. Sambungan strand juga harus mampu
menahan gaya sebesar minimum 25 ton. Semua data teknis yang berkaitan
dengan strand maupun sambungan strand harus sudah diserahkan pada
direksi sebelum pelaksanaan.
2.6. BAHAN BARU
Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru,
yaitu bahan yang belum pernah dipergunakan sebelumnya dan harus
disertai sertifikat pengiriman dari pabrik.

3. BAUT DAN MUR


3.1. BAHAN PENGIKAT
Bahan-bahan pengikat struktur/konstruksi utama : baut- baut, mur-
mur/sekerup-sekerup dan ring-ring disyaratkan sebagai berikut :
1. Untuk sambungan bukan baja ke baja, harus dari baja karbon yang
memenuhi persyaratan A.S.T.M A370 dan telah digalvanis.

Gedung Olahraga – Universitas Negeri Jakarta 35


Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

2. Untuk sambungan baja ke baja, harus dari baja karbon yang


memenuhi persyaratan ASTM A325 dan atau ASTM A490 dan harus
telah terlapis cadmium.
3. Untuk sambungan logam yang berlainan jenis bahannya, pengikat-
pengikat harus dari baja tahan korosi yang memenuhi persyaratan ASTM
A 275 type 321.
4. Ring untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.
3.2. BAUT ANGKUR
Baut angkur dan sekrup-sekrup / mur-mur harus memenuhi persyaratan
ASTM A36 atau A325.
3.3. SEKRUP
Lapisan seng untuk produksi uliran sekrup harus memenuhi ASTM A153.
3.4. BAUT DAN MUR YANG TIDAK TERLAPIS
Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM
A307 dengan type baut segi enam (hexagon-bolt type).

4. BAHAN LAS
Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari "American Welding Society"
(AWS D1. 0-69: Code for Welding in Building Counstruction).

5. PERENCANAAN DAN PENGAWASAN


5.1. GAMBAR KERJA (SHOP DRAWINGS)
Sebelum pekerjaan fabrikasi di pabrik dimulai Pemborong harus
menyiapkan gambar-gambar kerja yang menunjukkann detail-detail lengkap
dari semuua komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran serta tempat
baut-baut serta detail-detail lain yang diperlukan.
5.2. KETELITIAN
Pemborong wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap
semua ukuran dan dimensi yang tercantum pada gambar kerja.

Gedung Olahraga – Universitas Negeri Jakarta 36


Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

5.3. MUTU PEKERJAAN


1. Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas
tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian
rupa sehingga semua komponen dapat dipasang dengan tepat di
lapangan.
2. MK/Pengawas mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada
saat yang dikehendakinya, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim
ke
3. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar
atau spesifikasi ini akan ditolak.

6. STANDARD PENGELASAN
6.1. KESESUAIAN DENGAN GAMBAR KERJA
Pengelasan harus sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui
pengawas dan harus mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS atau
AISC Spesification.
6.2. PERSONIL YANG CAKAP
Pelaksanaan pengelasan harus oleh personil yang memiliki kecakapan untuk
pekerjaan lasdan dibawah pengawasan personil yang secara teknis
bertanggung jawab untuk pekerjaan tersebut.
6.3. PENGGUNA LAS LISTRIK
Penyambungan bagian-bagian konstruksi baja harus dilakukan dengan las
listrik, serta hasilnya harus memenuhi persyaratan teknis.
6.4. KEBERSIHAN
Bagian konstruksi yang akan di las harus dibersihkan dari bekas- bekas
cat, karat, lemak, kerak-kerak dan kotoran-kotoran lainnya.
6.5. PERSETUJUAN PENGELASAN
Pengelasan dapat dilakukan setelah diperiksa bahwa hubungan yang akan
dilas sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk
konstruksi itu.

Gedung Olahraga – Universitas Negeri Jakarta 37


Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

6.6. POSISI PENGELASAN


Kedudukan konstruksi baja yang segera akan dilas harus menjamin situasi
yang paling aman bagi pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang dilakukan.
6.7. PEMBERSIHAN KERAK (SLAG)
1. Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka lapisan yang
terdahulu harus dibersihkan dari kerak (slag) dan percikan- percikan
logam sebelum memulai dengan lapisan las yang baru.
2. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak harus dibersihkan
kembali dan diulang sejak awal.
3. Pada pekerjaan las ulangan, sebelum mengadakan las ulangan, baik bekas
lapisan pertama, maupun bidang-bidang benda kerja harus dibersihkan
dari kerak (slag) dan kotoran lainnya.
6.8. PERLINDUNGAN TERHADAP HUJAN DAN ANGIN
Lokasi tempat pengelasan serta konstruksi yang akan dilas, harus
terlindung dari hujan dan angin kencang selama pengelasan berlangsung.

7. LUBANG-LUBANG BAUT
Pembuatan lubang baut harus dilaksanakan di pabrik dan harus dikerjakan
dengan alat bor.

8. SAMBUNGAN
Untuk sambungan komponen konstruksi yang tidak dapat dihindarkan,
berlaku ketentuan hanya diperkenankan maksimal satu sambungan dan
dilaksanakan dengan las tumpul/full penetration atau but weld.

9. PEMASANGAN PERCOBAAN/TRIAL ERECTION


Bila dipandang perlu oleh MK, Pemborong dapat diwajibkan melaksanakan
pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh pekerjaan Konstruksi atas
biaya pemborong.
Komponen yang tidak cocok atau yang tidak sesuai dengan gambar dan
spesifikasi dapat ditolak oleh MK.

Gedung Olahraga – Universitas Negeri Jakarta 38


Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

Pemasangan percobaan ini tidak boleh dibongkar sebelum mendapat


persetujuan MK.

10. PENGECATAN
10.1. UMUM
Semua bahan konstruksi baja harus dilapis cat, kecuali baja yang akan
ditanam di dalam beton tidak boleh di cat.
10.2. CAT DASAR
Cat dasar adalah jenis zink chromate setaraf ICI atau Danapaints dan
pelaksanaan pengecatan pengecatan dilakukan satu kali di pabrik dan satu
kali di lapangan.
10.3. SAMBUNGAN DENGAN BAUT
Untuk lubang baut kekuatan tinggi (high strength bolt) permukaan baja
tidak boleh dicat.
Pengecatan harus dilakukan setelah baut selesai dipasang.
10.4. CAT AKHIR
Cat akhir adalah jenis gloss enamel paint setaraf ICI atau Danapaint dan
dilakukan 2 kali di lapangan kecuali bila dinyatakan lain dalam gambar atau
persyaratan teknis Bab Arsitektur.

11. GROUTING
Dibagian bawah dari base plate harus digrout dengan bahan setara "Master
Flow 713 Grout", dengan tebal minimum 2.5 cm. Cara pemakaian harus
sesuia spesifikasi pabrik.

12. PEMASANGAN AKHIR/FINAL ERECTION


12.1. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN KERJA
Peralatan untuk pemasangan akhir harus sesuai dan sebanding
dengan pekerjaannya dan dalam kondisi kerja yang baik.
12.2. BAGIAN YANG TIDAK PAS

Gedung Olahraga – Universitas Negeri Jakarta 39


Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi yang tidak dapat dipasang


atau ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan
fabrikasi atau perubahan maka keadaan itu harus segera dilaporkan
kepada MK untuk diperoleh cara perbaikannya.
12.3. PERBAIKAN BAGIAN YANG TIDAK PAS
Perbaikan kesalahan harus dilakukan dihadapan MK, dan pekerjaan
perbaikan tersebut adalah menjadi tanggungan Kontraktor.
12.4. PERALATAN YANG DIPERLUKAN
Pemborong harus selalu menyediakan peralatan pemasangan dalam
jumlah yang cukup. Termasuk sebagai peralatan pemasangan adalah
sabuk pengaman dan tali-tali harus digunakan oleh para pekerja
khususnya pada saat bekerja ditempat yang tinggi, disamping pengaman
yang berupa "platform" atau jaringan ("net").
12.5. PEMBERIAN KODE (MARKING)
Untuk kemudahan pemasangan, setiap komponen diberi kode/marking
yang sesuai dengan gambar pemasan
12.6. IKATAN-IKATAN SEMENTARA
Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan
sementara harus digunakan untuk mencegah terjadinya tegangan-
tegangan yang melewati tegangan izin. Ikatan-ikatan itu tetap dipasang
sampai keseluruhan konstruksi selesai.
12.7. SAMBUNGAN SEMENTARA
Sambungan-sambungan sementara berupa las maupun baut harus
diberikan kepada bagian konstruksi untuk menahan beban mati, angin dan
tegangan-tegangan selama pembangunan.
12.8. PEERSEDIAAN BAHAN
Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain
harus telah disediakan dengan lengkap dan siap dipasang sebagaiamana
mestinya sesuai dengan gambar.
Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan dengan kunci torsi (torque
wrench).

Gedung Olahraga – Universitas Negeri Jakarta 40


Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

13. TOLERANSI
13.1. KOLOM
Penyimpangan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari 1/500
dari tinggi vertikal kolom.
13.2. KESELURUHAN
Toleransi keseluruhan tidak boleh lebih dari L/1000 untuk semua
komponen.

14. CONTOH BAHAN


14.1. PERSETUJUAN CONTOH BAHAN
pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus memberikan contoh-contoh
material antara lain : baja profil, kawat las, cat dasar dan akhir dan lain-
lain untuk mendapat persetujuan MK.
14.2. STANDARD PENERIMAAN
Contoh-contoh yang telah disetujui oleh MK akan dipakai sebagai
standar/pedoman untuk pemeriksaan /penerimaan material yang dikirim oleh
Pemborong ke lapangan.
14.3. PENYIMPANAN CONTOH BAHAN
Pemborong diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh
material yang telah disetujui tersebut dalam Bangsal Pengawas/ Direksi
Keet

15. PENGUJIAN MUTU BAHAN


15.1. SERTIFIKAT PABRIK
Sebelum dilaksanakan pabrikasi/pemasangan, Pemborong diwajibkan
memberikan pada MK "Certificate Test" bahan baja profil, baut-baut,
kawat las, cat dari produsen/pabrik.
15.2. TEST
Bila tidak ada "Certificate Test", atau mutu bahan diragukan oleh MK,
pemborong atas biaya sendiri harus melakukan pengujian atas baja
profil, baut, kawat las di laboratorium yang ditunjuk/disetujui oleh MK.

Gedung Olahraga – Universitas Negeri Jakarta 41


Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

15.3. PENGUJIAN LAS


Pengujian contoh harus disiapkan untuk tiap type pekerjaan pengelasan
dan tiap jenis dari bahan yang akan di las.
Pengujian yang bersifat merusak contoh dari prosedur dan kualifikasi
pengelasan harus diadakan sesuai dengan persyaratan ASTM A370.
16. PENGUJIAN YANG TIDAK MERUSAK
16.1. UMUM
Khusus untuk bagian-bagian konstruksi dengan ketebalan bagian yang dilas
tidak lebih dari 2 cm, pemeriksaan mutu pengelasan dilakukan secara
visuil, bila ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus
diuji dengan cara-cara seperti dibawah ini dan sesuai standar AWS D 1.0.
16.2. ULTRASONIK
Pemeriksaan dengan "Ultrasonic" sesuai dengan lampiran C dari AWS D 1.0
atau persyaratan ASTM E114 - 75 : Ultrasonic Contact Method : E164
- 74 : Ultrasonic Examination or Weldmends: E273 - 68 : Ultrasonic
Inspection of Longitudinal and Spiral Welds of Welded Pipe ad Tubing
(1974).
16.3. MAGNETIC PARTICLE
Cara pemeriksaan dengan "Magnetic Particle" harus sesuai dengan ASTM
E109.
16.4. LIQUID PENETRANT
Cara pemeriksaan dengan "Liquid Penetrant" harus sesuai dengan ASTM
E109.
16.5. TITIK DAN JUMLAH TEST
Titik-titik/bagian konstruksi yang akan dilakukan pengujian dan jumlah
pengujian ditentukan atau dipilih oleh MK.
16.6. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan visuil mutu pengelasan dilakukan ketika pelaksanaan
pengelasan berlangsung dan setelah tahap pekerjaan diselesaikan.
Bagian pengelasan yang telah diselesaikan, harus disikat dengan sikat
kawat sampai bersih sebelum MK melakukan pemeriksaannya.

Gedung Olahraga – Universitas Negeri Jakarta 42


Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

MK akan memberikan perhatian pada permukaan yang pecah-pecah,


poros,masuknya kerak-kerak las pada permukaan, potongan bawah,
lewatan/overlap, kantong udara dan ukuran las. Pengelasan yang dinilai
rusak harus diperbaiki kembali sesuai dengan persyaratan AWS.D 1.0.

17. HASIL PENGUJIAN


Hasil pengujian dari laboratorium/lapangan harus diserahkan pada MK
secepatnya. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan/las
dan sebagainya, menjadi tangggung jawab Pemborong.

Gedung Olahraga – Universitas Negeri Jakarta 43

You might also like