Professional Documents
Culture Documents
tanah. Jika kondisi tanah di bawah struktur cukup kuat dan mampu mendukung beban yang
ada berarti pondasi plat setempat dapat digunakan untuk menyalurkan beban. Dilain pihak,
seandainya kondisi tanah permukaan adalah lunak berarti tiang atau pier dapat digunakan
untuk menyalurkan beban lebih dalam pada kondisi tanah yang paling sesuai. Pada tulisan ini
pembahasan dibatasi hanya pada pondasi dangkal. Dalam dunia konstruksi yang menentukan
daya dukung ijin pondasi dangkal biasanya adalah insinyur geoteknik. Berdasarkan
pengalaman dan didukung oleh teori-teori, insinyur geoteknik menginterprestasikan
informasi hasil soil investigation untuk mendapatkan prediksi performansi pondasi.
Penyelidikan tanah untuk pondasi dangkal di Indonesia umumnya menggunakan metode
Conus Penetration Test (CPT) atau sounding/sondir. Dan hasil prediksi tersebut berakhir
pada laporan rekomendasi yang dibuat oleh insinyur geoteknik. Ada berbagai cara untuk
menentukan daya dukung tanah, salah satu diantaranya adalah melakukan pengetesan dengan
alat sondir. Alat ini mempunyai standar luas penampang sebesar 10 cm2, sudut puncak 60°,
dan luas selimut 150 cm2 (di Indonesia 100 cm2). Kecepatan penetrasi 2 cm/detik (standar
ASTM D411-75T).
Arsitek dan insinyur struktur mungkin sangat familiar dengan pernyataan seperti
“Rekomendasi daya dukung ijin pondasi plat setempat pada lokasi site yaitu 2 kg/cm2”.
Tetapi bagaimana cara mendapatkannya dan menentukannya sehingga rekomendasi tersebut
muncul ? Pengetahuan ini berguna bagi arsitek untuk keperluan preliminary design pondasi
atau disain pondasi bangunan sederhana, yang paling ideal jika didapatkan dari hasil
penyelidikan tanah seperti CPT atau sondir yang biasa digunakan di Indonesia dalam
mendisain pondasi dangkal tetapi jika belum ada dapat dimanfaatkan hasil sondir-sondir
terdahulu dengan mengasumsikan jika lokasi rencana bangunan dekat dengan lokasi sondir
terdahulu, dianggap daya dukung tanahnya diasumsikan sama walaupun asumsi tersebut tidak
sepenuhnya benar tetapi paling tidak dapat memberikan gambaran kondisi tanah pada
wilayah rencana.
PEMBAHASAN
Tes sondir merupakan salah satu tes dalam bidang teknik sipil yang berfungsi untuk
mengetahui letak kedalaman tanah keras, yang nantinya dapat diperkirakan seberapa kuat
tanah tersebut dalam menahan beban yang didirikan di atasnya. Tes ini biasa dilakukan
sebelum membangun pondasi tiang pancang, atau pondasi-pondasi dalam lainnya. Data yang
didapatkan dari tes ini nantinya berupa besaran gaya perlawanan dari tanah terhadap konus,
serta hambatan pelekat dari tanah yang dimaksud. Hambatan pelekat adalah perlawanan geser
dari tanah tersebut yang bekerja pada selubung bikonus alat sondir dalam gaya per satuan
panjang.
Metoda sounding/sondir terdiri dari penekanan suatu tiang pancang untuk meneliti penetrasi
atau tahanan gesernya. Alat pancang dapat berupa suatu tiang bulat atau pipa bulat tertutup
dengan ujung yang berbentuk kerucut dan atau suatu tabung pengambil contoh tanah,
sehingga dapat diperkirakan (diestimasi) sifat-sifat fisis pada strata dan lokasi dengan variasi
tahanan pada waktu pemancangan alat pancang itu. Metoda ini berfungsi untuk eksplorasi
dan pengujian di lapangan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui elevasi lapisan “keras” (Hard
Layer) dan homogenitas tanah dalam arah lateral. Hasil Cone Penetration Test disajikan
dalam bentuk diagram sondir yang mencatat nilai tahanan konus dan friksi selubung,
kemudian digunakan untuk menghitung daya dukung pondasi yang diletakkan pada tanah
tersebut.
Di Indonesia alat sondir sebagai alat tes di lapangan yang sangat terkenal karena di negara ini
banyak dijumpai tanah lembek (misalnya lempung) hingga kedalaman yang cukup besar
sehingga mudah ditembus dengan alat sondir. Di dunia penggunaan Sondir ini semakin
populer terutama dalam menggantikan SPT untuk test yang dilakukan pada jenis tanah liat
yang lunak dan untuk tanah pasir halus sampai tanah pasir sedang/kasar. Pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus (qc), hambatan lekat (fs) tanah
dan friction ratio (rf) untuk memperkirakan jenis tanah yang diselidiki.
Keuntungan:
1. Cukup ekonomis.
2. Apabila contoh tanah pada boring tidak bisa diambil (tanah lunak / pasir).
3. Dapat digunakan manentukan daya dukung tanah dengan baik.
4. Adanya korelasi empirik semakin handal.
5. Dapat membantu menentukan posisi atau kedalaman pada pemboran.
6. Dalam prakteknya uji sondir sangat dianjurkan didampingi dengan uji lainnya baik uji
lapangan maupun uji laboratorium, sehingga hasil uji sondir bisa diverifikasi atau
dibandingkan dengan uji lainnya.
7. Dapat dengan cepat menentukan lekat lapisan tanah keras.
Kerugian:
1. Jika terdapat batuan lepas biasa memberikan indikasi lapisan keras yang salah.
2. Jika alat tidak lurus dan tidak bekerja dengan baik maka hasil yang diperoleh
Sondir merupakan salah satu pengujian tanah untuk mengetahui karakteristik tanah yang
dilakukan di lapangan atau pada lokasi yang akan dilakukan pembangunan konstruksi. Sondir
ada dua macam, yang pertama adalah sondir ringan dengan kapasitas 0-250 kg/cm² dan yang
kedua adalah sondir berat dengan kapasitas 0-600 kg/cm². Jenis tanah yang cocok disondir
dengan alat ini adalah tanah yang tidak banyak mengandung batu.
PERHITUNGAN:
HL = (JP-PK) x A/B
Dimana :
A = Interval Pembacaan 20 cm
Dimana :
Z= Zigma
Alat:
1. Mesin sondir
2. Satu set batang sondir lengkap dengan stang dalam yang panjangnya 1 meter
3. Manometer 2 buah
Bahan :
1. Minyak Hidrlolik
2. Tanah
5. Menekan stang luar sampai kedalaman baru, penekanan stang dilakukan sampai setiap
kedalaman tambahan sebanyak 20 cm.
6. Melakukan hal yang sama dengan langkah kerja di atas sampai pembacaan
manometer tiga kali berturut-turut menunjukkan nilai ≥150 kg/cm2 dan jika
penekanan mesin sondir sudah mencapai maksimalnya atau dirasa telah mencapai
tanah keras, maka pengujian ini dapat dihentikan.