You are on page 1of 16

BAB I

STATUS PASIEN

I. Identitas Pasien

Nama : An. AS
Umur : 4 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Metro

II. Anamnesis

Anamnesis :Anamnesis pada pasien dilakukan melalui


alloanamnesis pada
tanggal 24 mei 2018
Keluhan Utama : Telinga kanan kemasukan benda asing sejak 1 jam
yang lalu
Keluhan Tambahan : Telinga terasa tersumbat dan gelisah

Riwayat Penyakit Sekarang

Anak laki-laki usia 3 tahun diantar oleh orang tua nya ke poliklinik THT-KL
RS Ahmad Yani dengan keluhan terdapat benda asing berupa mainan roda
mobil-mobilan kecil pada telinga kanan pasien. Mainan roda mobil tersebut
dimasukan sendiri oleh pasien saat sedang bermain di teras rumah kata Ibu
Pasien. Ibu Pasien mengatakan adanya keluhan rasa tersumbat atau tidak
nyaman pada telinga kanan anaknya. Rasa gelisah juga terlihat dari pasien
sering memegang-megang telinga kananya. Kemudian ibu pasien segera
membawa anaknya ke RS Ahmad Yani untuk di lakukan tindakan ekstraksi
corpus alienum.

Riwayat Penyakit Dahulu


-

Riwayat Penyakit Keluarga

-
Riwayat Alergi
-
Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi dan Kebiasaan
Pasien dibiasakan bermain sendiri dengan mainanya dan tanpa pengawasan
orangtua pasien.
III. Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : -
Nadi : 90x/ menit, tegangan cukup, regular
Nafas : 22x/ menit, teratur
Suhu :36,6oC

Status lokalis THT


Telinga
Auris
Bagian Kelainan
Dextra Sinistra
Kelainan kongenital - -
Radang dan tumor - -
Preaurikula
Trauma - -
Pembesaran KGB - -
Aurikula Kelainan kongenital - -
Hiperemis - -
Edema - -
Trauma - -
Tumor - -

Edema - -
Hiperemis - -
Sikatriks - -
Retroaurikula
Fistula - -
Fluktuasi - -

Nyeri pergerakan - -
Palpasi aurikula
Nyeri tekan tragus - -
Ruang Terdapat Corpus Lapang,
Alienum hiperemis (-),
furunkel (-)
Sekret -
Serumen - Minimal
Canalis Edema -
Acustikus Jaringan granulasi -
Externa Massa -
Cholesteatoma -
Corpus alienum + (Terlihat
bewarna coklat
dan menutupi
liang telinga)
Tidak terlihat Warna putih
Mutiara, reflex
Membrana
cahaya (+) arah
Timpani
jam 5, bulging
(-), perforasi (-)

Hidung
Hidung luar Kanan Kiri
Kulit Warna sama dengan Warna sama dengan
sekitarnya sekitarnya

Dorsum Nasi Terletak di media nasi Terletak di linea mediana


nasi

Nyeri Tekan, Krepitasi Nyeri tekan (-), Nyeri tekan (-), krepitasi (-)
krepitasi (-)

Ala Nasi Selulitis (-), edema (-) Selulitis (-), edema (-)

Nyeri Tekan Frontal Tidak ditemukan Tidak ditemukan

Nyeri Tekan Maksila Nyeri tekan (-) Tidak ditemukan

Nares Anterior Cavum nasi lapang, Normal, tidak sempit,


sekret pus (-) simetris

Tumor, Fistel Tidak ditemukan Tidak ditemukan

Rhinoskopi Anterior

Kanan Kiri

Cavum Nasi Lapang, perdarahan (-), corpus Lapang, perdarahan (-), corpus
alienum (-) alienum (-)

Sekret Ditermukan sekret (-), purulen Tidak ditemukan

Bau Bau (-) Tidak berbau

Konka Inferior Edema (-), hiperemis (-) Normotrofi, edema (-), hiperemis
(-)

Konka Media Edema (-), hiperemis (-) Normotrofi, edema (-), hiperemis
(-)
Septum Nasi Deviasi (-)

Polip , Abses, Massa Ditemukan Polip Tidak ditemukan

Rinoskopi Posterior
Tidak dilakukan

Cavum Oris
CAVUM ORIS Hasil Pemeriksaan

Mukosa Tidak hiperemis

Gingiva Ulkus (-), edema (-)

Gigi Karies dentis (-)

Lidah Bentuk normal, atrofi papil (-)

Palatum Durum Permukaan licin

Palatum Mole Permukaan licin

Uvula Posisi letak tengah

Tumor Tidak ditemukan

Faring
FARING Hasil Pemeriksaan

Dinding Faring Edema (-), Granular (-)

Mukosa Hiperemis (-)

Uvula Ditengah

Arkus Faring Simetris, Hiperemis (-)

Sekret Tidak Ada

Tonsil
TONSIL Hasil Pemeriksaan

Pembesaran T1-T1
Kripta Tidak Melebar

Detritus Tidak Ada

Perlekatan Tidak dapat ditentukan

Sikatrik Tidak dapat ditentukan

Laring
Tidak dilakukan pemeriksaan

Nervus Kranilais
Tidak dilakukan pemeriksaan

Leher
PEMERIKSAAN Hasil Pemeriksaan

Kelenjar Parotis Pembesaran (-), nyeri tekan (-)

Kelenjar Submandibularis Pembesaran (-), nyeri tekan (-)

Kelenjar Sublingualis Pembesaran (-), nyeri tekan (-)

Kelenjar Tiroid Pembesaran (-), nyeri tekan (-)

Trigonum Anterior Dalam batas normal

Trigenum Posterior Dalam batas normal

IV. Pemeriksaan Penunjang

Tidak Dilakukan

V. RESUME
A. Anamnesis
a. Keluhan utama : Telinga kanan kemasukan benda asing sejak 1 jam
yang lalu
b. Riwayat penyakit sekarang :
Telinga terasa tersumbat
Nyeri (-), gatal (-), cairan (-)

B. Pemeriksaan Fisik
` Auris dekstra :
Canalis Acustikus Eksterna : Corpus Alienum
VI. Diagnosa Banding
-
VII. Diagnosis
Corpus Alienum Auris Desktra

VIII. Penatalaksanaan
Ekstraksi Corpus Alienum Auris Dekstra
Medikamentosa :
Ibuprofen Syr 60ml 3dd 1 pc
Cetirizine Syr 60ml 3 dd 1 Cth

IX. Edukasi

1. Memberitahu orang tua pasien untuk tidak memberikan mainan berupa


benda kecil sehingga memungkinkan anak memasukan kedalam
lubang hidung, telinga, ataupun tenggorokan.
2. Memberitahu orang tua pasien agar anak saat bermain dilakukan
pengawasan dengan tepat
3. Melakukan segara pemeriksaan bila keluhan yang serupa terulang

Quo Ad Vitam : ad bonam


Quo Ad Functionam : ad bonam
Quo Ad Sanactionam : ad bonam

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 DEFINISI
Benda asing dalam suatu organ ialah benda yang berasal dari luar tubuh

atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada. Benda asing

di telinga merupakan masalah yang sering ditemukan oleh dokter THT,

dokter anak dan dokter layanan primer terutama di pelayanan gawat

darurat.1,3,4 Benda asing yang ditemukan di liang telinga dapat sangat

bervariasi, baik berupa benda mati atau benda hidup, seperti binatang,

komponen tumbuh-tumbuhan, atau mineral.3,4 Selain itu, benda asing pada

telinga merupakan salah satu kasus gawat darurat yang utama. Kejadian

tersering adalah pada telinga bagian luar. Jika tidak ditatalaksana dengan

baik, maka dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi seperti

perforasi membran timpani, gangguan pendengaran dan edema pada liang

telinga.2

II.2 EPIDEMIOLOGI

Benda asing di telinga merupakan kasus yang sering ditemukan pada

instalasi gawat darurat THT. Insidennya mencapai 11% untuk semua kasus

benda asing termasuk di hidung dan tenggorok.2 Benda asing di liang

telinga paling sering terjadi pada anak usia < 5 tahun, sedangkan pada

dewasa lebih jarang terjadi.4,9

Dalam pelayanan darurat THT dari sebuah rumah sakit tersier di Sao

Paulo, terdapat 15.640 kasus dalam periode waktu Februari 2010 sampai

Januari 2011. Benda asing menyumbang 827 kunjungan, atau 5,3% dari

semua kasus. Pasien memiliki usia rata-rata 19,8 tahun dan usia rata-rata 8
tahun. Insiden lebih besar ditemukan pada individu yang berusia < 8 tahun

dengan insiden puncak pada usia 3 tahun.2

II.3 ETIOPATOGENESIS

Benda asing yang masuk ke liang telinga dapat berupa benda mati organik

dan non organik, atau benda hidup. 7 Pada anak kecil sering ditemukan

kacang hijau, manik, mainan, karet penghapus dan terkadang baterai. Pada

orang dewasa yang relatif sering ditemukan adalah kapas cotton bud yang

tertinggal, potongan korek api, patahan pensil, kadang-kadang ditemukan

serangga kecil seperti kecoa, semut atau nyamuk.3

Faktor-faktor yang berperan dalam masuknya benda asing di liang telinga

adalah keinginan untuk mengeksplorasi rongga-rongga tubuh (orifisium)

terutama pada anak. Hal ini terjadi akibat kurangnya pengawasan orang

tua terhadap anak dari benda-benda yang berisiko masuk ke liang telinga.

Faktor lainnya antara lain rasa ingin tahu (curiosity), iritasi karena otalgia,

ketertarikan pada benda-benda kecil, keinginan untuk bersenang-senang

(fun making), retardasi mental dan ADHD.4,10 Sementara pada dewasa

biasanya disebabkan karena kecelakaan/ ketidaksengajaan atau karena

gangguan jiwa.9

II.4 MANIFESTASI KLINIS

Pasien dewasa pada umumnya dapat mengatakan kepada pemeriksa bahwa

ada sesuatu dalam telinganya. Sementara pada anak, berdasarkan usianya,

mungkin dapat mengetahui bahwa ada benda asing dalam telinganya atau
muncul dengan keluhan nyeri telinga atau telinga berair. Pasien mungkin

dapat merasakan ketidaknyamanan dan keluhan mual atau muntah jika ada

serangga yang hidup di liang telinga. Gejala lainnya dapat berupa

gangguan pendengaran atau rasa penuh di liang telinga.11

Pada pemeriksaan fisik, temuan dapat bervariasi tergantung benda dan

lama waktu benda tersebut sudah berada di liang telinga. Benda asing yang

baru saja masuk ke dalam telinga biasanya muncul tanpa kelainan selain

adanya benda asing tersebut yang terlihat secara langsung atau dengan

otoskopi. Nyeri atau perdarahan dapat terjadi pada benda yang melukai

liang telinga atau jika terjadi ruptur membran timpani, atau akibat usaha

pasien yang memaksakan pengeluaran benda tersebut. Jika sudah

terlambat, dapat ditemukan eritema, pembengkakan dan sekret berbau

dalam liang telinga. Serangga dapat merusak liang telinga atau membran

timpani melalui gigitan atau sengatan.11

II.5 DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Tidak ada

pemeriksaan laboratorium ataupun radiologi yang direkomendasikan

sebagai pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik adalah alat diagnostik

yang utama. Otoskop dapat digunakan sambil menarik pinna ke arah

posterosuperior.11 Pada pasien yang dicurigai terdapat gangguan

pendengaran dapat dilakukan pemeriksaan audiometri nada murni. CT


scan dapat dilakukan untuk menentukan lokasi dan komplikasi akibat

benda asing.12

II.6 DIAGNOSIS BANDING

Benda asing di liang telinga perlu dibedakan dari beberapa penyakit di

bawah ini yang memiliki manifestasi klinis yang mirip, antara lain:11

 Abrasi liang telinga

 Serumen impaction

 Hematoma

 Otitis eksterna

 Tumor

 Perforasi membran timpani

II.7 PENATALAKSANAAN

Benda asing di liang telinga harus dikeluarkan.5 Liang telinga luar terdiri

dari bagian tulang rawan dan bagian tulang yang dilapisi oleh lapisan tipis

dari kulit dan periosteum. Bagian tulang sangat sensitif karena kulit hanya

memberikan sedikit bantal yang melapisi periosteum.13

Selain itu, liang telinga luar menyempit di bagian perhubungan antara


bagian tulang rawan dan bagian tulang. Benda asing dapat menjadi

tersangkut di tempat tersebut sehingga meningkatkan kesulitan pada saat

dikeluarkan. Upaya untuk mengeluarkan benda asing mungkin akan

mendorongnya lebih jauh ke dalam liang telinga dan tersangkut di titik

yang sempit tersebut. Selain itu, membran timpani dapat rusak akibat

penekanan benda asing yang terlalu dalam atau akibat peralatan yang

digunakan selama proses pengangkatan. Oleh sebab itu, visualisasi yang

adekuat, peralatan yang memadai, pasien yang kooperatif, dan kemampuan

dokter adalah kunci untuk mengangkat benda asing.13

Gambar. Benda asing yang tersumbat di bagian sempit di liang telinga.


Tindakan pengangkatan benda asing dari telinga diindikasikan apabila

terdapat visualisasi yang baik dari benda asing yang teridentifikasi di

dalam liang telinga luar. Kontraindikasi pengangkatan benda asing adalah

sebagai berikut:

 Adanya perforasi membran timpani, kontak antara benda asing

dengan membran timpani, atau tidak bagusnya visualisasi liang

telinga, sehingga diindikasikan untuk konsultasi emergensi THT

untuk pengangkatan melalui operasi mikroskopik dan spekulum.

 Apabila terdapat baterai alat bantu dengar, sehingga konsultasi

emergensi THT selalu dilakukan karena dapat menyebabkan nekrosis

dalam waktu singkat dan menyebabkan perforasi membran timpani

dan komplikasi lainnya. Jadi, irigasi tidak boleh dilakukan pada kasus

seperti ini, karena dapat menyebabkan percepatan proses nekrotik.


BAB III
PEMBAHASAN

Benda asing adalah masalah yang lazim pada bidang THT, khususnya pada bidang

THT anak, seringkali diikuti berbagai komplikasi, beberapa mengalami

keparahan. Pada tahun awal kehidupan anak mengalami penjelajahan dan

interaksi dengan lingkungan. Ketika anak mulai dapat merangkak dan berjalan,

anak mulai berinteraksi dengan banyak benda yang biasanya anak suka

memasukan benda-benda tersebut ke dalam lubang mulut, telinga, hidung, dan

sampai tenggorokan.
Diagnosis pada pasien yaitu corpus alieanum auris dekstra sesuia dengan keluhan

terdapat benda asing berupa roda mobil mainan pada telinga kanan pasien. Kerikil

tersebut dimasukan sendiri oleh pasien saat sedang bermain di teras rumah kata

Ibu Pasien. Ibu Pasien mengatakan adanya keluhan rasa tersumbat atau tidak

nyaman pada telinga kanan anaknya. Pasien terlihat gelisah dan selalu memegang-

megang telinga yang kemasukan roda mobil mainan. Oleh karena itu keluhan

diatas dapat ditegakkan diagnosis corpus alienum auris dekstra tanpa harus

melalui pemeriksaan laboratrium ataupun penunjang. Hal tersebut diperlukan jika

corpus alienum diduga telah masuk dan tidak dapat dideteksi oleh otoskop.
Tatalaksana pada pasien dilakukan dengan melakukan ekstraksi pada telinga

kanan menggunakan teknik spooling dengan air hangat atau air steril

menggunakan spuit 10 cc dan dibantu dengan cunam hangman untuk membantu

mengeluarkan benda asing tersebut. Post ekstraksi akan ada nyeri maka diberikan

ibuprofen syrup pada pasien dengan dosis 3 kali sehari 1 sendok, lalu di lain sisi

rasa gatal di terapi dengan cetirizine syrup dosis 3 kali sehari 1 sendok teh.

Edukasi kepada pasien menjadi hal penting dan utama untuk dilakukan
penatalakasanaa pencegahan dengan cara mengawasi dengan ketat anak saat

bermain dan menghindari resiko mainan-mainan yang dapat menjadi factor resiko

corpus alienum bukan hanya di telinga tetapi di hidung maupun yang melalui oral.

Sedangkan Pada pasien dewasa masalah benda asing biasanya terjadi akibat

kesengajaan atau tidak sengaja yang biasanya dapat diakibatkan oleh serangga,

ataupun benda asing lainnya. Karena benda asing bisa menjadi suatu keadaan

yang darurat maka perlu segera dilakukan tindakan untuk mengangkat benda

asing tersebut. Namun terkadang terjadi kesulitan dalam pengangkatan benda

asing dalam THT. Pengangkatan benda asing bergantung pada faktor-faktor dari

benda asing sendiri, dokter yang kompeten dengan alat-alat yang memadai, dan

kerjasama dari pasien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Lee KJ. Otolaryngology and Head Neck Surgery, New York ; Elsevier, 1989 :
20 - 3, 67 - 9.
2. Shambaugh GE. Surgery of the Ear, 4h ed, Tokyo ; WB Saunders Company,
1990:5-7,210-1.
3. Wright A. Anatomy and Ultrastructure of the Human Ear, Basic Science,
Dalam : Scott- Brown's Otolaryngology, 6"' ed, Vol I, Oxford ; Butterworth-
Heinemann Ltd, International Editions : 1/1/1 - /11.
4. Heim SW, Maughan KL. Foreign Body in the Ear, Nose, and Throat.
University of Virginia School of Medicine, Charlottesville, Virginia. Am Fam
Physician. 2007, Oct 15; 76(8): 1185-89. Diunduh dari:
http://www.aafp.org/afp/2007/1015/p1185.html pada tanggal 16 Juli 2011.
5. Cunha JP. Objects or insects in Ear.
http://www.medicinenet.com/objects_or_insects_in_ear/article.htm. Diunduh
pada 16 Juli 2011
6. Mattox DE, Et all. Congenital Aural Atresia ; Embryology, Pathology,
Classification, Genetic and Surgical Management. Dalam : Paparella MM.
Otolaryngology. ed 3. Vol 3. Wb. Saunders : 1191 – 4
7. Russel JD, Et all : What Cause Acute Otitis Externa ? Dalam : the Journal of
Laringology and Otology, Vol 107, No. 10, 1993: 898 - 900.
8. Boies. Penyakit Telinga Luar. Buku Ajar Penyakit Telinga, Hidung,
Tenggorokan, ed 6, Alih Bahasa Dr. Caroline Wijaya, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, Jakarta, 1994: 78 - 80. 28. Maqbool M. Textbook

You might also like