You are on page 1of 17

KERTAS KERJA

RANCANGAN
PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL
KASUB.BAG TU PUSKESMAS GANDUSARI KECAMATAN
GANDUSARI KABUPATEN BLITAR

PENERAPAN STRANDART OPERASIONAL PROSEDUR DALAM


PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN LOKET DI PUSKESMAS
GANDUSARI KABUPATEN BLITAR

DISUSUN OLEH :

SUPARDI,SKM
NDH: 33

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN 131
DI KABUPATEN BLITAR
TAHUN 2017

1
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya dengan ridho dan rahmadnya makalah Penerapan Standart
Operasional Prosedur ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya dan
berkat karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Laporan akhir
Iplementasi Proyek Perubahan dengan judul
“Penerapan Standart Operasional Prosedur dalam Peningkatan
Kualitas Pelayanan Loket di Puskesmas Gandusari Kab.Blitar”
Perubahan ini disusun sebagai salahsatusyarat memenuhi kewajiban
kurikuler dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan kepemimpinan Tingkat
IV Angkatan CXXXI pada pemerintah Provinsi Jawa Timur di Kabupaten
Blitar.bekerjasama dengan Badan Kepegawaian ,Pendidikan dan
Pelatihan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN-RI)
Untuk itu penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila
ada kesalahan maupun kekurangan didalam penulisan makalah
Penerapan Standart Operasional Prosedur ini,Penulis juga mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun bagi pembaca,agar kedepanya
pembuatan makalah Penerapan Standart Operasional Prosedur ini terus
ditingkatkan dan menjadilebih baik lagi.
Serta dalam kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terimakasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam pengerjaan proyek perubahan
ini,terutama kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Ibu
Dr.Kuspardani, Kepala Puskesmas Gandusari Bp.Dr.Anggit Ditya Putranto
dan seluruh stakeholder yang telah banyak membantu dalam pembuatan
Standart Operasional Prosedur ini dan penerapanya, juga seluruh Staf
Puskesmas Gandusariyang tidak bisa saya sebutkan satu persatu nama
disini.
Semoga proyek perubahan ini bisa membantu meningkatkan
kualitas pelayanan di Puskesmas Gandusari khususnya dan masyarakat
Kabupaten Blitar pada umumnya.
Blitar,..........................
Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................I

DAFTAR ISI......................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. LATAR BELAKANG 1

B. AREA DAN FOKUS PROYEK PERUBAHAN 5

C. TUJUAN DAN MANFAAT PROYEK PERUBAHAN 6

D. RUANG LINGKUP PROYEK PERUBAHAN 7

E. KRITERIA KEBERHASILAN 7

BAB II DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN................................................8

A. OUTPUT KUNCI PROYEK PERUBAHAN 8

B. PENTAHAPAN (MILESTONE) PROYEK PERUBAHAN

C. TATA KELOLA PROYEK PERUBAHAN 10

D. STAKEHOLDER PROYEK PERUBAHAN 6

E. TARGET CAPAIAN KINERJA 7

F. Adopsi dan Adaptasi Hasil Benchmarking Ke Best Practice

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Layanan Loket di UPT Puskesmas Gandusari merupakan pintu gerbang utama
dan pertama masuknya semua calon pengguna layanan kesehatan yang ada di
Puskesmas Gandusari.

Di Loket ini semua pengunjung yang membutuhkan pelayanan Kesehatan


Puskesmas Gandusari wajib mendaftarkan diri di Loket. Di ruang loket terdapat petugas
yang mempunyai peran masing-masing, Semua itu tak lepas dari pelaksanaan layanan
yang diberikan kepada masyarakat. Selama ini pelayanan di Loket pendaftaran di
Puskesmas Gandusari masih belum menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP)
yang ditetapkan, sehingga pelayanannya kurang maksimal dan masyarakat yang
membutuhkan layanan sering bingung karena masih belum tahu prosesnya bagaimana
persyaratannya, berapa lama prosesnya. Banyaknya pasien yang mengantri di loket
pendaftaran membuat suasana tampak semrawut dan kurang nyaman. Pasien sering
terlihat menumpuk dan kurang tertib terutama pada layanan Loket pada jam pelayanan.
Pendaftaran di Loket memakan waktu yang cukup lama. Di samping itu pengunjung
Puskesmas sering mengeluh petugas kurang ramah dan cenderung agak kurang
bersahabat dalam melayani pengunjung.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu ditata dengan Standar Oprasional


Prosedur (SOP) yang merupakan sebuah petunjuk buku yang sifatnya tertulis. SOP
merupakan pedoman yang berisi prosedur-prosedur oprasional yang ada dalam suatu
organisasi yang digunakan untuk memastikan bahwa semua keputusan dan tindakan
serta penggunaan fasilitas-fasilitas proses yang dilakukan oleh orang-orang di dalam
organisasi berjalan secara efektif, konsisten, standard dan sistematis.

Dalam pemerintahan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP)


merupakan sebuah keharusan dengan dikeluarkannya peraturan Menteri Pemerintahan
dan Apraratur Negara Nomor 35 Tahun 2012. Dalam hal pemerintahan SOP bermanfaat
untuk membantu kinerja pemerintah untuk lebih efektif dan efisien dalam layanan
masyarakat.

Dengan adanya standar Oprasional Prosedur, penyelenggaraan administrasi


pemerintahan berjalan dengan pasti. Berbagai bentuk penyimpangnan dapat dihindari

1
atau sekalipun terjadi penyimpangan dilingkungan pemerintahan, hal tersebut dapat
ditemukan penyebabnya dan bisa diselesaikan dengan cara yang tepat. Apabila semua
kegiatan sudah dapat sesuai denganyang ditetapkan dalam Standar Oprasional
Prosedur,dengan yang ditetapkan dalam Standar Oprasional Prosedur, maka secara
bertahap kualitas pelayanan di Loket akan lebih profesional, cepat, mudah dan nyaman.

B. Area dan Fokus Proyek Perubahan


Area dan fokus perubahan proyek mengacu pada 8 (delapan) area
perubahan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015-
2019.
Delapan area perubahan sesuai peraturan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Mental Aparatur;
2. Pengawasan;
3. Akuntabilitas;
4. Kelembagaan;
5. Tata Laksana;
6. Sumber Daya Manusia Aparatur Sipil Negara;
7. Peraturan perundang-undangan; dan
8. Pelayanan Publik.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka rancangan perubahan dengan
judul Penerapan Standart Operasional Prosedur dalam Peningkatan Kualitas
Pelayanan Loket di Puskesmas Gandusari Kab.Blitar masuk dalam area perubahan
Tatalaksana dan Pelayanan Publik.
Fokus Proyek perubahan yang akan diangkat dalam proyek perubahan
ini adalah Terciptanya pelayanan pendaftaran Loket yang mudah,murah,
cepat,aman dan nyaman dengan berpedoman pada Prosedur Pelayanan yang
lebih efektif.

C. Tujuan dan Manfaat Proyek Perubahan


1.Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari Target yang hendak dicapai dalam proyek perubahan
ini adalah terselenggaranya pelayanan Loket Puskesmas Gandusari yang aman,
nyaman,cepat dan berkualitas meliputi:
2
a. Tujuan Jangka Pendek
- Tersusunnya Program Standar Operasional Prosedur (SOP) Loket
Puskesmas Gandusari
- Terlaksananya kegiatan Penerapan Standar Operasional Prosedur di
Loket Puskesmas Gandusari
- Terlaksananya kegiatan monitoring dan evaluasi

b. Tujuan Jangka Menengah


- Terwujudnya Peningkatan Kinerja di Loket yang lebih efektif dan efisien
dalam pelayanan masyarakat

c. Tujuan Jangka Panjang


- Tersedianya SDM yang berkompeten dalam memberikan pelayanan pada
masyarakat

2. Manfaat
Proyek perubahan Penerapan Standart Operasional Prosedur ini, apabila
berjalan sebagaimana mestinya, akan memberikan manfaat sebagai berikut :
Manfaat bagi Internal :
- Meningkatkan kompetensi SDM Puskesmas Gandusari
- Meningkatkan tatakelola layanan Loket yang merupakan salah satu unit dibawah
Puskesmas Gandusari Kabupaten Blitar

Manfaat bagi Eksternal:


- Mewujudkan peningkatan kualitas Pelayanan Loket dalam upaya pemenuhan
keinginan konsumen agar memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan.

D. Ruang Lingkup Proyek Perubahan


Ruang lingkup proyek perubahan Peningkatan Kualitas Layanan Loket melalui Standar
Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas Gandusari meliputi :

• Persiapan
• Penyusunan draf SOP Layanan Loket
• Pelaksanaan Sosialisasi SOP layanan loket
• Monitoring dan evaluasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Layanan Loket

3
E. Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan Penerapan Standar Oprasional Prosedur (SOP)
adalah patokan ukuran tingkat pencapaian prestasi terhadap Kriteria
keberhasilan dari proyek perubahan tersebut adalah :

NO KRITERIA KEBERHASILAN TOLOK UKUR

1. Terlaksananya konsultasi kegiatan kepada 4 kali


mentor

2. Terbentuknya tim kerja 1 tim kerja

3. Terlaksananya Rapat Koordinasi Internal 2 kali


dengan Tim kerja
Tersusunannya draf SOP Loket
4. 1 SOP Loket

5. Terlaksananya pembahasan draf SOP 2 kali


Loket bersama dengan tim

6. Penyempurnaan draf SOP Loket bersama 1 kali


dengan tim

7. Terlaksananya uji coba draf SOP Loket 1 kali

8. Finalisasi draf SOP Loket terlaksana 1 kali

9. Penetapan SOP Loket 1 kali

10. Sosialisasi SOP Loket 2 kali

11 Monitoring Evaluasi terlaksana 4 kali


Standar Operasional Prosedur (SOP)
12. 1 kali
Layanan Loket terlaksana dengan
aktualisasi Standar Operasional Prosedur
(SOP) Layanan Loket

4
BAB II
DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN

Proyek Perubahan Penerapan Standart Operasional Prosedur dalam Peningkatan


Kualitas Pelayanan Loket di Puskesmas Gandusari Kab.Blitar dapat didiskripsikan sbb :
Standart Operasional Prosedur adalah : Instruksi tertulis sederhana, untuk
menyelesaikan tugas rutin dengan cara yang paling efektif dalam rangka memenuhi
persyaratan operasional.
SOP juga berarti : Serangkaian instruksi tertulis yang didokumentasikan dari aktivitas
rutin dan berulang yang dilakukan oleh organisasi. Dalam hal ini mengedepankan pada
peningkatan kwalitas pelayanan.
Kwalitas Pelayanan adalah upaya pemenuhan kebutuhan yang dibarengi dengan
keinginan konsumen serta ketepatan cara penyampaian agar dapat memenuhi harapan
dan kepuasan pelanggan di unit Loket Puskesmas.
Loket Puskesmas adalah pintu gerbang utama dan pertama masuknya semua pengguna
layanan kesehatan yang ada di Puskesmas Gandusari.
Di Loket ini semua pengunjung yang membutuhkan pelayanan Kesehatan Puskesmas
wajib mendaftarkan diri di Loket.

Diharapkan pelayanan bisa dilaksanakan bisa berkualitas

Peningkatan kualitas pelayanan dapat dilakukan dengan cara pembinaan dan


pendampingan bagi petugas. Dengan pembinaan dan pendampingan yang
berkesinambungan diharapkan menghasilkan peningkatan kompetensi SDM terutama
pada Loket Puskesmas Gandusari.
Puskesmas Gandusari adalah salah satu pelayanan publik di bidang kesehatan yang
terletak di Kabupaten Blitar yang mempunyai wilayah kerja 9 Desa. Dengan angka
kunjungna perhari rata-rata 50 s/d 100 pasien per hari yang diharapkan berkualitas.
Target yang hendak dicapai dalam proyek perubahan ini adalah terselenggaranya
pelayanan Loket Puskesmas Gandusari yang aman, nyaman dan cepat dan berkualitas.

A. Output Kunci Proyek Perubahan


Output kunci menjadi indikator kinerja, tanpa indikator kinerja sulit menilai
keberhasilan atau kegagalan suatu kinerja organisasi, dan yang menjadi output
kunci dalam proyek perubahan ini adalah output kunci yang akan dihasilkan
berupa output antara (yang akan dicapai dalam jangka pendek dan menengah)
dan output akhir yang akan dicapai dalam jangka panjang. Output kunci
tersebut adalah :

5
1. Terlaksananya Konsultasi kegiatan Project Leader mengadakan konsultasi
kepada mentor dengan Mentor tentang rencana Projec
perubahan dan titik pelaksanaan Projec
perubahan
2. Terbentuknya Tim Kerja Project Leader membentuk Tim kerja sebagai
pelaksana Projec perubahan dan titik
pelaksanaan Projec perubahan
3. Terlaksananya Rapat Koordinasi Project Leader mengadakan rapat koordinasi
dengan Tim Kerja dengan Tim Kerja untuk menyusun rencana
penyusunan draf SOP
4. Terlaksananya rapat pembentukan Project Leader mengadakan rapat
Tim Teknis pembentukan Tim Teknis sebagai penyusun
draf SOP
5. Tersusunya draf SOP Loket Project Leader bersama Tim Teknis
menyusun draf SOP Loket dengan sistim
pelayanan yang mudah dan cepat bersama
Tim Teknis
6. Penyempurnaan draf SOP Loket Draf SOP disempurnakan dengan
bersama dengan tim mempertimbangkan segi efektifitas dan
efidiensi pelayanan.
7. Terselenggarakanya uji coba draf SOP diuji coba di Loket selama 2 minggu
SOP Loket untuk melihat kendala dan hambatan
pelaksanaan SOP disertai dengan mengukur
waktu pelayanan.
8. Terselenggaranya finalisasi draf SOP Loket disepakati untuk dilaksanakan
SOP Loket setelah melalaui proses ujicoba dan siap
untuk ditetapkan.
9. Penetapan SOP Loket SOP ditanda tangani oleh Kepala Puskesmas
dan diberlakukan secara resmi oleh Tim
Kerja.
10. Terselenggarakanya sosialisasi Project leader bersama tim kerja
SOP Loket mensosialisasikan SOP Loket yang akan
segera diberlakukan.
11. Monitoring Evaluasi Project leader bersama tim kerja
mengadakan evaluasi SOP Loket yang
diberlakukan dan dilaporkan kepada Mentor

B. Pentahapan (Milestone) Proyek Perubahan


Pentahapan Proyek Perubahan terdiri dari Tahap Jangka Pendek, Jangka
Menengah, dan jangka panjang. Tahapan Jangka Pendek dan Menengah wajib

6
dilaksanakan sebagai implementasi Proyek Perubahan Peserta Diklat PIM IV
Angkatan LVIII. Tahapan Jangka Pendek dan Menengah dapat dilihat pada
bagan dibawah ini :
Aktualisasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Layanan Loket

NO. TAHAP UTAMA WAKTU

JANGKA PENDEK

1. Mengkonsultasikan kegiatan kepada mentor 23 -24 Maret 2017

2. Membentuk tim kerja dan Tim Teknis 19 April 2017

3. Melakukan Rapat Koordinasi Internal dengan Tim 20 April 2017


kerja

4. Melakukan pembahasan draf SOP Loket bersama 22 April 2017


dengan tim Teknis

5. Melakukan penyusunan draf SOP Loket 25 april 2017

6. Melakukan penyempurnaan draf SOP Loket 27 April 2017


bersama dengan tim

7. Melakukan uji coba draf SOP Loket 1 s/d 13 Mei 2017

8. Melakukan finalisasi draf SOP Loket 17 Mei 2017

9. Melakukan Penetapan SOP Loket 16 Mei 2017

10. Mengadakan sosialisasi SOP Loket 22 Mei 2017

11. Monitoring Evaluasi 29 Mei s/d 3 Juni 2017

JANGKA MENENGAH

1 Menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Juli s/d Desember 2017


Layanan Loket.

2 Mengembangkan SOP di Instalasi lain pada Agustus s/d Desember


Unit pelayanan Puskesmas 2017

7
JANGKA PANJANG

1 Seluruh Unit Pelayanan sudah memiliki SOP Januari 2018


dan dilaksanakan sesuai SOP yang
diberlakukan

C. Tata Kelola Proyek Perubahan


Gambaran tata kelola proyek perubahan ini dapat kami tampilkan sebagai
berikut:

MENTOR

Drg.ANGGIT DITYA PUTRANTO

COACH PROJECT LEADER

Drs. A. FARID GAFTAN, M. Si SUPARDI,SKM

TIM KERJA :

1. Mukti Harini

2. Suhartin

3. Istihariani

Deskripsi tata kelola sebagaimana di atas adalah sebagai berikut :


1. Sponsor:
- Bertindak sebagai pembimbing dan pengawas peserta berdasar sikap
profesionalisme
- Memberikan dukungan penuh kepada peserta diklat dalam
mengimplemantasikan Proyek Perubahan;

8
- Memberikan dukungan kepada peserta dalam mendayagunakan seluruh
potensi sumberdaya yang diperlukan dalam melakukan implemantasi
Proyek Perubahan;
- Memberikan bimbingan kepada peserta dalam mengatasi kendala yang
muncul selama proses implementasi berlangsung;
- Berperan sebagai inspirator bagi peserta diklat
2. Project leader :
- Melakukan eksekusi keseluruhan tahapan yang telah dirancang dalam
project charter dengan mendayagunakan seluruh sumber daya yang
dimiliki
- Mengambil inisiatif dalam dialog dengan mentor;
- Secara aktif melakukan diskusi dengan bertanya atau melaporkan
progress implementasi proyek perubahan kepada coach;
- Mengacu rumusan milostones dalam project charter sebagai dasar
pencapaian target perubahan;
- Menggerakkan seluruh elemen stakeholders terkait (internal dan
eksternal) dalam mendukung keseluruhan tahapan implementasi
perubahan;
- Mengembangkan instrument monitoring dan melakukan perekaman
terhadap setiap progress yang dihasilkan dalam proses implementasi
proyek perubahan;
- Menyusun laporan proyek perubahan ke dalam sebuah diskripsi utuh
mulai dari proses penyusunan project charter sampai dengan
hasil/capaian dari implementasi proyek perubahan. Diskripsi dan analisis
terhadap critical success factor dan strategi mengatasi kendala yang
muncul selama tahapan ini juga merupakan bagian penting yang harus
tercakup dalam laporan ini;
- Menyerahkan laporan implementasi proyek perubahan kepada peyelenggara
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV pada tahap Evaluasi.

3. Coach :
- Melakukan monitoring secara reguler terhadap kegiatan peserta selama
tahap Laboratorium Kepemimpinan melalui media teknologi informasi (TI)
- Memberikan feedback terhadap laporan progress implementasi proyek
perubahan yang disampaikan peserta bimbingan minimal seminggu
sekali.

9
- Melakukan interversi bila peserta mengalami permasalahan selama
tahapan Laboratorium Kepemimpinan;
- Melakukan komunikasi dengan mentor terkait kegiatan peserta selama tahap
Laboratorium Kepemimpinan;
- Mengembangkan instrument monitoring dan perekaman terhadap progress yang
dilaporkan oleh peserta bimbingan;
- Mengkomonikasikan proses, kemajuan dan hasil coaching kepada
penyelenggara Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
4. Tim Kerja
- Akuntabel terhadap Pimpinan Tim untuk mencapai hasil yang diharapkan.
- Menjalin komunikasi intensif dan kerjasama dalam satu tim.
- Menghimpun hasil kerja Tim Kerja

D. Stakeholder Proyek Perubahan


Stakeholder didefinisikan sebagai “perorangan maupun kelompok-
kelompok yang tertarik, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar
organisasi, yang berpengaruh maupun terpengaruh oleh tujuan-tujuan dan
tindakan-tindakan sebuah Tim”.
Dalam organisasi publik, sangat penting untuk mengetahui siapa
stakeholder yang memiliki kepentingan dan pengaruh terhadap program yang
dimiliki oleh organisasi. Untuk itu perlu dikenali jenis stakeholder sebagai berikut:

1. Stakeholder Utama/Kunci

Stakeholder utama/kunci adalah stakeholder yang memiliki pengaruh


positif/negatif terhadap kegiatan pemerintah dan keberadaan mereka sangat
penting bagi organisasi yang memiliki program tersebut .

2. Stakeholder primer

Stakeholder primer adalah stakeholder yang langsung dipengaruhi oleh


kegiatan yang dijalankan oleh organisasi publik tertentu. Pengaruh disini
dapat bersifat positif maupun negatif.
3. Stakeholder sekunder

10
Stakeholder sekunder adalah stakeholder yang tidak langsung dipengaruhi
oleh kegiatan yang dijalankan oleh organisasi publik tertentu. Pengaruh
disini dapat bersifat positif maupun negatif pula.

Dalam konteks membangun tim efektif, upaya mempengaruhi stakeholder


harus diawali dengan mengelompokkan stakeholder berdasarkan pengaruh dan
kepentingan yang dimilikinya. Upaya mengelompokkan tersebut dapat dilakukan
dengan memanfaatkan hasil pemetaan stakeholder (bisa dengan menggunakan
net-map atau metode lainnya). Dengan memanfaatkan hasil analisis tersebut,
maka perlu dikelompokkan stakeholder tersebut ke dalam 4 (empat) kelompok
sebagai berikut:

Influence

Interest

Dalam menempatkan masing-masing stakeholder ke dalam salah satu kuadran


tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan ciri-ciri keempat Kelompok
Stakeholders sebagai berikut:
 Promoters memiliki kepentingan besar terhadap program dan juga kekuatan
untuk membantu membuatnya berhasil (atau menggagalkannya)
 Defenders memiliki kepentingan pribadi dan dapat menyuarakan
dukungannya dalam komunitas, tetapi kekuatannya kecil untuk
mempengaruhi kegiatan
11
 Latents tidak memiliki kepentingan khusus maupun terlibat dalam kegiatan,
tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi program jika mereka
menjadi tertarik
 Apathetics kurang memiliki kepentingan maupun kekuatan, bahkan mungkin
tidak mengetahui adanya kegiatan

Dalam konteks membangun Tim yang efektif, upaya mempengaruhi


Stakeholder perlu diawali dengan pengelompokan stakeholder berdasarkan
pengaruh dan kepentingan yang dimilikinya. Stakeholder atau pemangku
kepentingan yang bekaitan dengan Proyek Perubahan ini adalah :

Pengklasifikasian Stakeholder
Stakeholder Jenis
Stakeholder Kelompok
Utama/ Stakeholder
Primer Sekunder
Kunci
Stakeholder Internal
 Kepala Puskesmas V Promoters
 Bidan Koordinator V Latents
 Koordinator Poli Umum V Latents
 Koordinator Poli Gigi V Latents
 Koordinator Poli Gizi V Latents
 Koordinator Apotik V Latents
 Koordinator Laboratorium V Latents
 Koordinator Loket V Promoters
 Staf dibawah KTU V Promoters
Stakeholder External
 Dinas Kesehatan V Latents
 Camat Gandusari V Latents
 Tokoh Masyarakat V Defenders

E. Target Capaian Kinerja


Target diberikan pada masing-masing pentahapan yang berdampak
langsung dalam pencapaian tujuan, dan pemberian bobot target disesuaikan
dengan besaran kontribusi dari masing-masing tahapan terhadap pencapaian

12
tujuan. Secara rinci target proyek perubahan yang dilaksanakan melalui
beberapa pentahapan dapat kami sajikan sebagai berikut :

No Output Kinerja Aksi / Kegiatan Bobot


1. Mengkonsultasikan kegiatan kepada mentor 18
2. Membentuk tim kerja 14
3. Melakukan Rapat Koordinasi Internal dengan Tim kerja 9
4. Melakukan penyusunan draf SOP Loket 16
5. Melakukan pembahasan draf SOP Loket bersama dengan tim 15
6. Melakukan penyempurnaan draf SOP Loket bersama dengan tim 15
7. Melakukan uji coba draf SOP Loket 24
8. Melakukan finalisasi draf SOP Loket 16
9. Melakukan Penetapan SOP Loket 15
10. Mengadakan sosialisasi SOP Loket 8
11. Monitoring Evaluasi 9
TOTAL 100 %

F. Adopsi dan Adaptasi Hasil Benchmarking Ke Best Practice


Pembelajaran Diklat Kepemimpinan Tingkat IV angkatan 128 Tahun 2017
di Kabupaten Probolinggo salah satunya adalah Benchmarking atau patok
banding yaitu melakukan kunjungan lapangan sebagai upaya memperoleh input
best practice dalam pengelolaan kegiatan obyek benchmarking, yakni suatu
lokus (Daerah/instansi) tertentu yang diharapkan mempunyai keterkaitan erat
dengan tugas penyusunan rancangan proyek perubahan instansional peserta.

Pengertian benchmarking atau patok banding secara sederhana adalah


suatu proses membandingkan dan mengukur suatu kegiatan organisasi
terhadap proses operasi yang terbaik sebagai inspirasi dalam meningkatkan
kinerja organisasi. Keadaan ini penting untuk memungkinkan organisasi dapat
membandingkan dengan organisasi kompetitor dan selanjutnya menjadi alat
strategi bagi manajemen untuk meningkatkan kinerja.

Manfaat Benchmarking :
a. Mengurangi biaya karena kesalahan,
b. Menurunkan pencegahan sebelum kesalahan terjadi dan

13
c. penyederhanaan proses dalam melaksanakan proyek project charter di
organisasi.
Sedangkan Tujuan dilaksanakannya Benchmarking adalah sebagai
berikut:

a. Mengidentifikasi best practice pengelolaan program organisasi;


b. Menyusun lesson learned (pelajaran yang dipelajari) dari best
practice;
c. Mengadaptasi best practice untuk keperluan pemantapan proyek
perubahan instansional.

Kegiatan benchmarking dilaksanakan pada tanggal 5 s/d 8 April 2017


pada Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul yang beralamat di Komplek
Perkantoran II Kabupaten Bantul Jl.Lingkar Timur Kab,Bantul DIY Yogyakarta
Dari kegiatan tersebut kami memperoleh hasil identifikasi best practice
pada ................................................... adalah sebagai berikut :
a) ..................... uraikan
b) .................... uraikan dst
Adapun best practice yang dapat kami adopsi dan sesuai dengan
rancangan proyek perubahan kami adalah sebagai berikut :

a) ...........................
uraikan

b) .................................dst
uraikan.

14

You might also like