You are on page 1of 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEGAWATDARURATAN SISTEM

KARDIOVASKULER : HIPERTENSI
Oleh : Widya Sari

A. KONSEP DASAR
1. Review Anatomi Fisologi
1. Anatomi
Menurut Tarwoto (2009, hal. 183) Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung,
vaskuler (arteri, vena, kapiler) dan limfatik. Fungsi utama sisitem kardiovaskuler
adalah menghantarkan darah yang kaya oksigen keseluruh tubuh dan
memompakan darah dari seluruh tubuh (jaringan) ke sirkulasi paru untuk
dioksigenasi.
a. Jantung
Jantung merupakan organ utama system kardiovaskuler , berotot dan
berongga, terletak di rongga toraks bagian mediastinum, diantara dua paru-
paru. Bentuk jantung seperti kerucut tumpul, pada bagian bawah disebut
apeks, letaknya lebih ke kiri dari garis medial, bagiuan tepinya pada ruang
interkosta V kiri atau kira-kira 9 cm dari kiri linea medioclavikularis,
sedangkan bagian atasnya disebut basis terletak agak kekanan tepat nya pada
kosta ke lll,1 cm dari tepi lateral sternum. Ukuran jantung kira-kira
panjangnya 12 cm, lebar 8-9 cm tebalnya 6 cm. beratnya sekitar 200 sampai
425 gram, pada laki-laki sekitar 310 gram, pada perempuan sekitar 225 gram.
b. Lapisan otot jantung
Ada tiga lapisan jantung yaitu lapisan bagian luar disebut epikardium, lapisan
bagian tengah disebut miokardium, lapisan ini lebih tebal, tersusun atas otot
lurik dan mampu berkontraksi dengan kuat. Sedangkan lapisan bagian dalam
disebut endokardium, lapisan ini terdiri dari jaringan endothelia yang juga
melapisi ruang jantung katup-katup jantung.
c. Selaput jantung
Jantung dilapisi oleh dua membran untuk mencegah terjadinya trauma juga
infeksi yaitu pericardium parietal dengan pericardium visceral. Pericardium
parietal merupakan membran lapisan jantung paling luar tersusun dari
jaringan fibrosa. Membran ini sangat efektif dalam melindungi jantung dari
infeksi.
d. Ruang jantung
Jantung terbagi atas dua belahan yaitu belahan kanan dan belahan kiri, kedua
belahan tersebut dipisahkan oleh otot pemisah disebut septum,dengan
demikian jantung memiliki empat ruangan yaitu atrium kanan, ventrikel
kanan, atrium kiri ventrikel kiri.
e. Katup jantung
Jantung memiliki dua tipe yaitu katup atrioventrikuler katup semilunar. Katup
jantung tersusun oleh endothelium yang dilapisi oleh jaringan fibrosa,
sehingga katup dapat menutup dan membuka karena sifatnya yang fleksibel.
f. Suplay darah otot jantung
Otot jantung membutuhkan aliran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen,
nutrient yang sangat dibutuhkan untuk metabolisme. Otot jantung diperdarahi
oleh arteri koronaria yang merupakan cabang dari aorta, arteri koroner
bercabang menjadi dua yaitu : arteri koronari kanan atau right coronary
artery (RCA) arteri koronari kiri atau left coronary artery (LCA). Arteri
koronari kanan memperdarahi bagian atrium kanan, ventrikel kanan, inferior
ventrikel kiri bagian posterior dinding septal, sinoatrial Node (SA Node)
Atrioventrikel Node (AV Node).
g. Siklus jantung
Siklus jantung merupakan periode dimana jantung berkontraksi relaksasi.
Satu kali siklus jantung sama dengan satu periode systole (saat ventrikel
berkontrasi) satu periode diastole (saat ventrikel relaksasi). Normalnya siklus
jantung dimulai dengan depolarisasi spontan dari sel pacemaker dari SA
Node berakhir dengan keadaan rekaksasi ventrikel.
h. Bunyi jantung
Bunyi jantung terdiri dari bunyi jantung murni bunyi jantung tambahan.
Bunyi jantung murni terdiri atas bunyi jantung 1 (S1), terjadi akibat
penutupan katup atrioventrikular pada saat systole ventrikel bunyi jantung ll
(S2), terjadi akibat penutupan katup semilunar pada saat terjadi diastole
ventrikel. Sedangkan bunyi tambahan misalnya bunyi lll (S3) bunyi jantung
lV (S4) terjadi akibat vibrasi pada dinding jantung pada saat darah mengalir
dengan cepat dalam ventrikel.

i. Frekuensi jantung
Jantung berdeyut dalam satu menit sekitar 60-100 kali atau rata-rata 75 kali
permenit. Jika jantung berdeyut lebih dari 100 kali disebut takhikardia jika
kurang dari 60 kali disebut bradikrdia. Frekuensi denyut jantung dipengaruhi
oleh keadaan aktivitas, umur, jenis kelamin, endokrin, suhu, tekanan darah,
kecemasan, stress dan nyeri.
2. Fisiologi
Menurut Mutaqqin, (2014, hal 2) Sistim kardiovaskuler berfungsi sebagai sistim
regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespon seluruh aktivitas
tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar
aktivitas jaringan dapat terpenuhi, pada keadaan tertentu darah akan lebih banyak
dialirkan pada organ-organ vital seperti jantung otak untuk memelihara sistim
sirkulasi organ tersebut.
a. Darah
Komponen darah merupakan alat pembawa (carrier) pada sistim kardiovaskular,
secara normal volume darah yang berada dalam sirkulasi pada seseorang laki-
laki dengan berat badan 70 kg berkisar 8% dari berat badan atau sekitar 5600 ml.
dari jumlah tersebut sekitar 55% merupakan plasma, volume komponen darah
harus memiliki jumlah yang sesuai dengan rentang yang normal agar system
kardiovaskuler dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
b. Curah jantung
Tubuh manusia memiliki berbagai mekanisme control regulasi yang digunakan
untuk menigkatkan suplai darah secara aktif ke jaringan yaitu dengan
meningkatkan jumlah cairan jantung (cardiac output) pengaturan curah jantung
bergantung pada hasil perkalian denyut jantung (heart rate) dengan volume
sekuncup (stroke volume). Curah jantung orang dewasa adalah antara 4,5-8 liter
permenit, peningkatan curah jantung terjadi karena adanya peningkatan denyut
jantung atau volume sekuncup.
c. Denyut jantung
Denyut jantung normalnya berkisar 70 kali permenit, denyut jantung ini
dikontrol sendiri oleh jantung melalui mekanise regulasi nodus SA dan system
purkinje.Dalam keadaan normal, regulasi denyut jantung dipengaruhi oleh saraf
simpatis, saraf parasimpatis melalui sistim saraf otonom. Empat reflek utama
yang menjadi media system saraf otonom dalam meregulasi denyut jantung
adalah refleks baroreseptor, refleks kemoreseptor, refleks Bainbrige, refleks
pernapasan.
d. Tekanan vena
Kembalinya darah ke jantung disebabkan adanya tekanan gradient, ketika darah
dipompa oleh jantung, tekanan arteri berkisar 120 mmHg pada saat sistolik dan
70 mmHg pada saat diastolic. Tekanan ini akan menurun bersamaan dengan
pergerakan darah keluar menuju arteri, kapiler, venula. Sistem vena mempunyai
daya kapasitasnsi yang sangat besar dan berpengaruh terhadap perubahan
tekanan yang kecil. Adanya kapasitansi dan banyaknya system saraf simpatis
akan mengubah tekanan vena dalam mengatur aliran balik ke jantung, konstriksi
vena yang disebabkan oleh stimulasi saraf simpatis akan mengurangi kapasitani
dan meningkatkan tekanan vena, sehingga meningkatkan aliran balik ke jantung.
e. Ruang jantung
Atrium kanan
Atrium kanan memiliki lapisan dinding yang tipis berfungsi sebagai tempat
penyimpanan darah mengalirkan darah dari vena-vena sirkulasi sistemis ke
dalam ventrikel kanan dan kemudian ke paru-paru . darah yang berasal dari
pembulu vena ini masuk ke dalam atrium kanan melalui vena cava superior,
inferior dan sinus koronarius.
f. Ventrikel kanan
Ventrikel kanan memiliki bentuk yang unik yaitu bulan sabit yang berguna untuk
menghasilkan kontraksi bertekanan rendah, yang cukup untuk mengalirkan
darah ke dalam arteri pulmonaris. Sirkulasi pulmunar merupakan sistim aliran
darah bertekanan rendah, dengan resitensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran
darah yang berasal dari ventrikel kanan. Oleh karena itu, beban kerja dari
ventrikel kanan jauh lebih ringan dari pada ventrikel kiri.
g. Atrium kiri
Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenisasi dari paru-paru melalui
vena pulmonaris. Tidak terdapat katup sejati antara vena pulmonalis dan atrium
kiri. Oleh karena itu, darah akan mengalir kembali ke pembuluh paru-paru bila
terdapat perubahan tekanan dalam atrium kiri (retrograde).
h. Ventrikel kiri
Ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi
tahanan sirkulasi sistemis dan mempertahankan aliran darah ke jaringan-jaringan
perifer.
i. Katup jantung
Katup atrioventrikuler
katup antrioventrikuler karena terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang
terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan ini mempunyai tiga buah daun
katup yang disebut katup trikuspidalis. Sedangkan katup yang terletak antara
atrium kiri dan ventrikel kiri mempunyai dua buah daun katup yang disebut
katup mitral.
j. Katup semilunar
Katup semilunar terdiri atas dua katup yaitu semilunar pulmonary dan katup
semilunar aorta. Katup semilunar pulmonary terletak pada arteri pulmonaris,
memisahkan arteri pulmonaris dengan ventrikel kanan.katup semilunar aorta
terletak antara ventrikel kiri dan aorta.

2. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas
normal. Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut
jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah tepi dan peningkatan
volume aliran darah darah (Hani, 2010)
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan tekanan diastolic diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia,
hipertensi didefinisikan sebagai takanan sistolik 160 mmHgdan tekanan diastolic 90
mmHg (Sheep,2005).

3. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Hipertensi primer/esensial, yaitu hipertensi yang belum diketahui penyebabnya,
disebut juga hipertensi idiopatik. Banyak factor yang mempengaruhi seperti,
genetic, lingkungan, hiperaktivitis susunan saraf simpatis, system rennin-
angiotensin, defek dalam eksresi natrium, peningkatan Na dan Ca dalam
intraseluler, serta factor-faktor yang menigkatkan resiko seperti, obesitas, alcohol,
merokok dan polisistemia.
2. Hipertensi sekunder, terdapat 5% kasus, pemyebab spesifiknya diketahui seperti
penggunaan ekstrogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular renal,
hiperaldosteronisme primer, dan sindrom cushing, kuartaksio aorta, hipertensi
yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain.

4. Tanda Gejala
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala. Meskipun
demikian secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan hipertensi (padahal sebenarnya tidak). Gejala yang di maksud
adalah sakit kepala,pendarahan dari hidung,pusing,wajah kemerahan dan kelelahan .
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul gejala berikut :
 Sakit kepala
 Kelelahan
 Mual
 Muntah
 Sesak nafas
 Gelisah
 Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak,mata,jantung dan ginjal
Kadang penderita hipertensi berat penurunan kesadaran dan bahkan koma karena
terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopoti hipertensif yang
memerlukan penanganan segera.

5. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut kebawah kekorda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangat pusat vasomotor
dihantarkan dalam benuk impuls yang bergerak kebawah melalui saraf simpatis
keganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang
akan merangsang serabut sarafpasca ganglion kepembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norefinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah.

Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon


pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat
sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi (Crowin,2001).

Pada saat bersamaan dimana system simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal mensekresi efineprin yang menyebabkan
vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang
mengakibatkan penurunan darah keginjal, mengakibatkan pelepasan rennin, rennin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian dirubah menjadi angiotensin
II, saat vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal
menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua factor tersebut cendrung
mencetuskan keadaan hipertensi.
6. Pemeriksaan penunjang dan hasilnya
1. Pengobatan non obat
Pengobatan dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan
yang lebih baik, pengobatan non farmakologis diantaranya adalah:
a. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh.
b. Mengurangi asupan garam kedalam tubuh. Nasehat pengurangan garam,
harus memperhatikan kebiasaan makan penderita. Pengurangan asupan garam
secara drastic akan sulit dilaksanakan. Cara ini hendaknya tidak dipakai
sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap
pada pengobatan farmakologis.
c. Ciptakan keadaan rileks. Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau
hypnosis dapat mengontrol system saraf yang akhirnya dapat menurunkan
tekanan darah.
d. Melakukan olah raga seperti senam aerobic atau jalan cepat selama 30-45
menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
e. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alcohol.

2. Pengobatan dengan obat-obatan


a. Diuretic
seperti thiazide, hydroclorathiazide, chlorathalidone dan Indapamide) yang
bekerja dengan membantu ginjal untuk lulus akumulasi garam dan air,
sehingga mengurangi jumlah cairan dalam tubuh dan menurunkan tekanan
darah. Diuretik juga menyebabkan pembuluh darah membesar, mengurangi
resistensi terhadap aliran darah, dan karena itu tekanannya. Beberapa jenis
diuretik menyebabkan ginjal untuk mengekskresikan kalium suplemen kalium
sehingga mungkin diperlukan.
b. Beta blocker
seperti propranolol, atenolol, nadolol, pindolol dan labetolol yang rileks
jantung dengan menghalangi tindakan hormon seperti adrenalin dan
noradrenalin yang membuat jantung memompa lebih keras.
c. Alfa blocker
seperti prazosin yang juga menghambat efek adrenalin dan noradrenalin pada
pembuluh darah.
d. Vasodilator
seperti hydralazine dan minoxidil yang mengendurkan otot polos arteri,
menyebabkan mereka untuk membesar dan dengan demikian mengurangi
resistensi terhadap aliran darah.
e. Bloker kanal kalsium
seperti nifedipin, nicardipine, verapamil dan diltiazem yang bekerja dengan
menghalangi aliran kalsium dalam otot-otot jantung dan pembuluh darah,
menyebabkan pembuluh darah membesar.
f. Angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor
seperti captopril, enalapril, perindopril, ramipril, quinapril dan lisinopril, yang
memblokir aksi hormon angiotensin II, yang mempersempit pembuluh darah.
g. Angiotensin receptor blocker
seperti candesartan, irbesartan, telmisartan, eprosartan berperilaku dengan cara
yang sama seperti ACE inhibitor.

7. Pathway
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian Primer
Airway
a. yakinkan kepatenan jalan napas
b. berikan alat bantu napas jika perlu (guedel atau nasopharyngeal)
c. jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan bawa
segera mungkin ke ICU

Breathing
a. kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter, untuk
mempertahankan saturasi >92%.
b. Berikan oksigen dengan aliran tinggi melalui non re-breath mask.
c. Pertimbangkan untuk mendapatkan pernapasan dengan menggunakan bag-valve-
mask ventilation
d. Lakukan pemeriksaan gas darah arterial untuk mengkaji PaO2 dan PaCO2
e. Kaji jumlah pernapasan / Auskultasi pernapasan
f. Lakukan pemeriksan system pernapasan
g. Dengarkan adanya bunyi krakles / Mengi yang mengindikasikan kongesti paru

Circulation
a. Kaji heart rate dan ritme, kemungkinan terdengan suara gallop
b. Kaji peningkatan JVP
c. Monitoring tekanan darah
d. Pemeriksaan EKG mungkin menunjukan:
a. Sinus tachikardi
b. Adanya Suara terdengar jelas pada S4 dan S3
c. right bundle branch block (RBBB)
d. right axis deviation (RAD)
e. Lakukan IV akses dekstrose 5%
f. Pasang Kateter
g. Lakukan pemeriksaan darah lengkap
h. Jika ada kemungkina KP berikan Nifedipin Sublingual
i. Jika pasien mengalami Syok berikan secara bolus Diazoksid,Nitroprusid

Disability
a. kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU
b. penurunan kesadaran menunjukan tanda awal pasien masuk kondisi ekstrim dan
membutuhkan pertolongan medis segera dan membutuhkan perawatan di ICU.

Exposure
a. selalu mengkaji dengan menggunakan test kemungkinan KP
b. jika pasien stabil lakukan pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
lainnya.
c. Jangan lupa pemeriksaan untuk tanda gagal jantung kronik

2. Pengkajian sekunder
a. Aktivitas : lemah, letih, lesu, takipnea, peningkatan HR, perubahan irama
jantung.
b. Sirkulasi : riwayat hipertensi, palpitasi, kenaikan TD perubahan warna
kulit, suhu dingin, pucat, sianosis, diaporesis.
c. Integritas ego : ansietas, depresi, marah, gelisah, otot muka tegang, peningkatan
pola bicara.
d. Makanan/cairan :BB normal/obesitas, edema.
e. Neurosensori : pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, epistaksis.
f. Nyeri : nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala, nyeri abdomen.
g. Pernapasan : dispnea takipnea, riwayat merokok, bunyi nafas tambahan.
h. Eliminasi : gangguan gunjal saat ini atau yang lalu.
i. Keamanan : gangguan koordinasi, hipotensi postural.
3. Diangnosa keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
3. Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral
4. Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d masukan berlebih
5. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan
perawatan diri

4. Intervensi dan rasional


Dx 1 : Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
Tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan 1. Pantau TTD 1. Perbandingan dari
asuhan keperawatan tekanan memberikan
diharapkan klien mau gambaran yang lebih
berpartisipasi dalam lengkap tentang
aktivitas yang keterlibatan/bidang
menurunkan TD/beban masalah vascular.
kerja jantung dengan 2. Catat 2. Denyutan
KH : keberadaan,kualitas karotis,jugularis,radialis
- TD dalam rentang denyutan sentraldan dan femolarismungkin
individu yang dapat perifer teramati/terpalpasi.Deny
diterima ut pada tungkai mungkin
- Irama dan frekuensi menurun,mencerminkan
jantung stabil dalam efek dari
rentang normal vasokontriksi(peningkat
an SVR) dan kongesti
vena.
3. Auskultasi tonus 3. S4 umumnya terdengar
jantung dan bunyi nafas pada pasien hipertensi
berat karena adanya
hipermetrofi
atrium(peningkatan
volume/tekananatrium)P
erkembangan S3
menunjukkan hipertrofi
ventrikel dan kerusakan
fungsi,adanya
krakles,mengi dapat
mengindikasikan
kongesti paru skunder
terhadap terjadinya atau
gagal ginjal kronik.
4. Amati warna 4. Adanya pucat,dingin,
kulit,kelembaban,suhu, kulit lembab dan masa
dan masa pengisian pengisian kapiler lambat
kapiler mungkin berkaitan
dengan vasokontriksi
atau mencerminkan
dekompensasi/penuruna
n curah jantung
5. Catat edema 5. Dapat mengindikasikan
umum/tertentu gagal jantung,kerusakan
ginjal atau vascular.

6. Berikan lingkungan 6. Membantu untuk


tenang dan menurunkan rangsang
nyaman,kurangi simpatis;meningkatkan
aktivitas/keributan relaksasi
lingkungan .batasi 7. Menurunkan stress dan
jumlah pengunjung dan ketegangan yang
lamanya tinggal. mempengaruhi tekanan
7. Pertahankan darah dan perjalanan
pembatasan aktivitas penyakit hipertensi.
seperti istirahat 8. Mengurangiketidaknyam
ditempat tidur/kursi; anan dan dapat
jadwal periode istirahat menurunkan rangsang
tanpa gangguan;bantu simpatis.
pasien melakukan 9. Dapat menurunkan
perawatan diri sesuai rangsangan yang
kebutuhan. menimbulkan
8. Lakukan tindakan- stress,membuat efek
tindakan nyaman tenang,sehingga
seperti pijatan menurunkan TD.
punggung dan 10. Respon terhadap terapi
leher,miringkan kepala obat “stepeed”(yang
di tempat tidur. terdiri atas Diuretic,
9. Anjurkan tehnik inhibitorsimpatis dan
relaksasi,panduan vasodilator)tergantung
imajinasi ,aktivitas pada individu dan efek
pengalihan. sinergis obat.karena efek
10. Pantau respon terhadap samping tersebut,maka
obat untuk mengontrol penting untuk
tekanan darah menggunakan obat
dalam jumlah paling
sedikit dan dosis paling
rendah.
Dx 2 : Intoleran aktivitas b.d kelemahan umum ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
Tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Kaji respon klien 1. menyebutkan
keperawatan diharapkan terhadap parameter membantu
klien klien mampu aktivitas,perhatian dalam mengkaji
melakukan aktivitas yang frekuensi nadi lebih respons fisiologi
ditoleransi KH : dari20 X per menit di terhadap stres aktivitas
 Klien berpartisipasi atas frekuensi istirahat dan bila ada
dalam aktivitas yang ;peningkatan TD yang merupakan indikator
diinginkan/diperlukan nyata selama/sesudah dari kelebihan kerja
 Melaporkan aktivitas,dispnea,nyeri yang berkaitan dengan
peningkatan dalam dada;keletihan dan tingkat aktivitas.
toleransi aktivitas kelemahan yang 2. Tehnik menghemat
yang dapat diukur berlebihan;diaphoresis;p energi mengurangi
 Menunjukkan using atau pingsan. penggurangan energy
penurunan dalam 2. Intruksikan pasien juga membantu
tanda – tanda tentang tehnik keseimbangan antara
intoleransi fisiologi penghematan energi,mis; suplai dan kebutuhan
menggunakan kursi saat oksigen.
mandi,duduk saat 3. kemajuan aktifitas
menyisir rambut atau bertahap mencegah
menyikat gigi,melakukan peningkatan kerja
aktifitas dengan jantung tiba- tiba.
perlahan. memberikan bantuan
3. Berikan dorongan untuk hanya sebatas
melakukanaktivitas/ kebutuhan akan
perawatan diri bertahap mendorong
jika dapat ditoleransi kemandirian dalam
.berikan bantuan sesuai melakukan aktivitas.
kebutuhan.
Dx 3 : Nyeri ( sakit kepala ) b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral
Tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. mempertahankan tirah 1. meminimalkan
keperawatan diharapkan baring selama fase akut stimulasi/meningkatka
nyeri berkurang dengan n relaksasi
KH : 2. berikan tindakan non 2. tindakan yang
 Klien melaporkan farmakologi untuk menurunkan tekanan
nyeri/ketidaknyamana menghilangkan sakit vaskuler serebral dan
n hilang/terkontrol kepala mis; kompres yang memperlambat/
dingin pada dahi,pijat memblok respon
punggung dan simpatis efektif dalam
leher,tenang,redupkan menghilangkan sakit
lampu kamar lampu kepala dan
kamar,tehnik komplikasinya.
relaksasi(panduan
imajinasi,diktraksi) dan
aktifitas waktu
senggang.
3. Hilangkan/minimalkan 3. Aktivitas yang
aktivitas vasokontriksi meningkatkan
yang dapat vasokontriksi
meningkatkan sakit menyebabkan sakit
kepala mis; mengejan kepala pada adanya
saat BAB,batuk panjang peningkatan tekanan
dan membungkuk. vascular serebral.

4. Bantu pasien dalam 4. pusing dan penglihatan


ambulasi sesuai kabur sering
kebutuhan berhubungan dengan
sakit kepala.pasien
juga dapat mengalami
episode hipotensi
postural.
5. berikancairan,makanan 5. meningkatkan
lunak,perawatan mulut kenyamanan
yang teratur bila terjadi umum.kompres hidung
pendarahan hidung atau dapat mengganggu
kompres hidung telah proses menelan atau
dilakukan untuk membutuhkan napas
menghentikan dengan mulut
pendarahan ,menimbulkan stagnasi
sekresi oral dan
mengeringkan
membrane mukosa.
6. kolaborasi pemberian 6. munurunkan/mengontr
obat analgesik, ol nyeri dan
menurunkan rangsang
system saraf simpatis.
7. kolaberasi pemberian 7. dapat mengurangi
obat Antiansietas mis; ketegangan dan
lorazepanm(ativan),diaze ketidaknyamanan yang
pam,(valium) diperberat oleh stress.

Dx 4 : Nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d masukan berlebih


Tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Kaji pemahaman pasien 1. kegemukan adalah
keperawatan diharapkan tentang hubungan resiko tambahan pada
nutrisi klien langsung antara tekanan darah tinggi
cukup/optimal sesuai hipertensi dan karena disproporsi
kebutuhan dengan KH : kegemukan antara kapasitas aorta
 Berat badan klien dan peningkatan curah
dalam batas ideal jantung berkaitan
dengan peningkatan
massa tubuh.
2. Bicarakan pentingnya 2. Kesalahan kebiasaan
menurunkan masukan makan makan
kalori dan batasi menujang terjadinya
masukan lemak,garam, ateroskerosis dan
dan gula,sesuai indikasi. kegemukan.

Dx 5 : Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit dan


perawatan diri
Tujuan Intervensi Rasional
Setelah diberikan asuhan 1. Kaji kesiapan dan 1. kesalahan konsep dan
keperawatan diharapkan hambatan dalam menyangkal diagnose
terjadi peningkatan belajar.termasuk orang karena perasaan
pengetahuan pada klien terdekat. sejahtera yang sudah
dengan KH : lama dinikmati
 Klien paham dengan mempengaruhi minat
tentang proses pasien dan/orang
penyakit dan regimen terdekat untuk
pengobatan mempelajari
penyakit,kemajuan,dan
prognosis.bila pasien
tidak menerima realitas
bahwa membutuhkan
pengobatan
continue,maka
2. Terapkan dan nyatakan perubahan prilaku
batas TD normal. tidak akan
jelaskan tentang dipertahankan.
hipertensi dan efeknya 2. Memberikan dasar
pada jantung,pembuluh untuk pemahaman
darah ,ginjal dan otak. tentang peningkatan
TD dan
mengklarisifikasi
istilah medis yang
sering
digunakan.pemahaman
bahwa TD tinggi dapat
terjadi tanpa gejala
adalah ini untuk
memungkinkan pasien
melanjutkan
pengobatan meskipun
ketika merasa sehat.
3. Hindari mengatakan TD 3. Karena pengobatan
normal dan gunakan untuk pasien hipertensi
istilah”terkontrol dengan adalah sepanjang
baik “saat kehidupan,maka
menggambarkan tekanan dengan penyampaian
darah pasien TD pasien ide”terkontrol”akan
dalam batas yang membantu pasien
normal. untuk memahami
kebutuhan untuk
melanjutkan
pengobatan/medikasi.
DAFTAR PUSAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah”, Edisi 8, Vol 2, Jakarta:
EGC

Doenges Marilynn E., et. al. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta: EGC

Doenges Marilynn E., et. al. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta: EGC

Noer Sjaifoellah. 2002. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I. Jakarta: FKUI

Sustiani, Lanny, Syamsir Alam dan Iwan Hadibroto. 2003. Stroke. Jakarta ; PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Tambayong Jon. 2000. “Patofisiologi Untuk Keperawatan”, Jakarta, EGC

You might also like