You are on page 1of 19

BAB 1

TINJAUAN TEORITIS

1.1. Fungsi Manajemen

Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia telah mengalami perubahan


mendasar dalam memasuki era globalisasi. Perubahan tersebut sebagai
dampak dari perubahan sosial-politik-ekonomi, kependudukan serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan yang ada
membawa implikasi terhadap sistem pelayanan kesehatan dan keperawatan
sebagai tantangan bagi tenaga keperawatan Indonesia dalam proses mencapai
profesionalisasi. Keperawatan di Indonesia hingga saat ini masih dalam
proses mewujudkan keperawatan sebagai profesi, yang bertujuan untuk
memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu
inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, ilmu
keperawatan dankehidupan keprofesian merupakan fokus utama keperawatan
di Indonesia dalam mencapai profesionalisasi tersebut. Dan keadaan seperti
ini dapat dicapai apabila perawat mampu menguasai pengelolaan
keperawatan secara profesional baik untuk saat ini maupun waktu yang akan
datang.

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam


menjalankan suatu kegiatan di organisasi, dimana di dalam manajemen
tersebut mencakup kegiatan dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana
dalam mencapai tujuan organisasi (Grant & Massey, 1999).

Fungsi manajemen keperawatan adalah memudahkan perawat dalam


menjalankan asuhan keperawatan yang holistik sehingga seluruh kebutuhan
klien di rumah sakit terpenuhi. Terdapat lima elemen dalam manajemen
keperawatan berdasarkan fungsinya yaitu planning (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), staffing (ketenagaan), directing (pengarahan)
dan controlling (pengendalian/evaluasi) (Rosyidi, 2013 dalam jurnal
Universitas Sari Mutiara Medan, 2014).
1.1.1. Fungsi Perencanaan
1.1.1.1. Definisi
Fungsi Perencanaan (Planning) merupakan suatu penjabaran
dari tujuan yang ingin dicapai, perencanaan sangat penting
untuk melakukan tindakan. Didalam proses keperawatan
perencanaan membantu perawat dalam menentukan tindakan
yang tepat bagi klien dan menjamin bahwa klien akan
menerima pelayanan keperawatan yang mereka butuhkan
dan sesuai dengan konsep dasar keperawatan. Perencanaan
adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan
tujuan organisasi, sampai dengan menetapkan alternatif
kegiatan untuk mencapainya. Tanpa ada fungsi perencanaan,
tidak akan ada kejelasan kegiatan yang akan dilaksanakan
oleh staf untuk mencapai tujuan organisasi. Melalui fungsi
perencanaan akan dapat ditetapkan tugas-tugas pokok staf
dan dengan tugas-tugas ini seorang pemimpin akan
mempunyai pedoman supervisi dan menetapkan sumber
daya yang dibutuhkan oleh staf untuk menjalankan tugas-
tugasnya

1.1.1.2. Fungsi perencanaa dalam manajemen


a. Perencanaan sebagai pengarah
Perencanaan akan menghasilkan upaya untuk meraih sesuatu
dengan cara yang terkoordinasi. Perencanaan mencakup
fungsi pengarahan dari apa yang harus dicapai oleh
organisasi.
b. Perencanaan sebagai minimalisasi pemborosan sumber
daya
Jika perencanaan dilakukan dengan baik, jumlah sumber
daya yang diperlukan, dengan cara bagaimana
penggunaannya, dan untuk penggunaan apa saja dengan
lebih baik dipersiapkan sebelum kegiatan dijalankan.

c. Perencanaan sebagai penetepan standar dalam pengawasan


kualitas
Dalam perencanaan, institusi layanan keperawatan
menentukan tujuan dan rencana untuk mencapai tujuan
tersebut. Dalam pengawasan, keperawatan
membandingkan antara tujuan yang ingin dicapai dan
realisasi di lapangan, membandingkan antara standar yang
ingin dicapai dan realisasi dilapangan, mengevaluasi
penyimpangan yang mungkin terjadi, hingga mengambil
tindakan yang dianggap perlu untuk memperbaiki kinerja
keperawatan.

1.1.1.3. Jenis Perencanaan


Jenis perencanaan terbagi berdasarkan jangka waktu, waktu
pembuatan, proses dan lain sebagainya. Berdasarkan jangka
waktu pencapaian tujuan, pernecanaan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
- Jangka panjang 10-15 tahun
- Jangka menengah 1-5 tahun
- Jangka pendek harian, bulanan atau mingguan
Jenis perencanaan waktu adalah jenis perencanan yang paling
sering digunakan.

1.1.1.4. Contoh Penerapan


Ns. Novi adalah kepala ruangan di ruangan Cinta di sebuah
rumah sakit, Ns. Novisedang melakukan perencanaan untuk
ruangan Cinta yang memiliki 6 ruangan, 1 ruangan VIP, 2
Ruang rawat wanita, 2 ruang rawat pria dan 1 ruang rawat anak.
Ns. Novi mulai dengan merumuskan tujuan yang hendak
dicapai oleh ruangan Cinta dalam menangani pasien rawat inap,
yaitu Menjadikan ruangan Cinta menjadi ruangan yang
memiliki pelayanan keperawatan yang melayani dengan hati,
ramah menjunjung tinggi privasi pasien serta berkomitmen
memberikan pelayanan yang menyeluruh bagi pasien.
Kemudian setelah Ns. Novi merumuskan tujuan, Ns. Novi
melanjutkan dengan merincikan setiap kebutuhan tenaga, alat,
dan sarana untuk dapat menunjang terlaksananya tujuan yang
telah dibuat.

Tenaga Pendidikan Jumlah Alat

kesehatan tenaga penunjang

Perawat Ners 15 USG

1.1.2. Fungsi Pengorganisasian


1 Definisi
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,
mengelompokkan dan mengatur berbagai macam kegiatan,
penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian
wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi
pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua
kegiatan yang beraspek personil, finansial, material dan tata cara
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ruang
rawat merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan
termasuk pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh semua
tim kesehatan dimana semua tenaga termasuk perawat
bertanggungjawab dalam penyelesaian masalah kesehatan
klien. Pengorganisasian pelayanan keperawatan secara optimal
akan menentukan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan
pengorganisasian manajemen keperawatan meliputi struktur
organisasi ruang rawat, pengelompokkan kegiatan (metode
pengawasan), koordinasi kegiatan dan evaluasi kegiatan
kelompok kerja.

2 Manfaat Pengorganisasian
Ada beberapa manfaat pengorganisasian dalam manajemen
keperawatan, yaitu
a. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
b. Hubungan organisatoris antara orang-orang didalam
organisasi tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya
c. Pendelegasian wewenang
d. Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik

3 Tahapan Pengorganisasian
a. Tujuan organisasi harus dipahami staf, tugas ini sudah
teruang dalam fungsi manajemen
b. Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok
untuk mencapai tujuan
c. Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam satuan-satuan
kegiatan yang praktis
d. menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilakukan oleh
staf dan menyediakan fasilitas yang diperlukan
e. Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas
dan
f. Mendelegasikan wewenang

4 Contoh Penerapan
Ns. Novi sudah selesai dengan perencanaan yang dibuatnya,
kemudian Ns. Novi melanjutkan dengan penyusunan struktur
organisasi ruangan cinta beserta pembagian tugas masing-msing
perawat pelaksana.
DIRUT DIREKTUR UTAMA DIRUT KEUANGAN
KEPERAWATAN

Kepala Instalasi

Kepala Ruangan irina


Cinta

Ns. Novi Love, S. Kep

Tim Manguni Tim Barakuda Tim Kucing


Ns. Uti (Ka. Tim) Ns. Utu (Ka. Tim) Ns. Iye (Ka. Tim)
Ns. Nou (Pelaksana) Ns. Non (pelaksana) Ns. Momo (Pelaksana)
Ns. Ita (Pelaksana) Ns. Min (Pelaksana) Ns. Ungke (Pelaksana)

Pembagian di tiap ruang di irina Cinta adalah tim manguni


menangani Pasien yaang berada di ruangan VIP dengan total 2
bed, Tim Barakuda menangani ruangan rawat wanita dengan total
3 bed, dan tim kucing menangani ruangan rawat pria dengan total
4 bed.
1.1.3. Pengaturan Staf
1 Definisi
Ketenagaan (Stuffing) adalah metodologi pengaturan staff,
merupakan proses yang teratur, sistematis, berdasarkan rasional
diterapkan untuk menentukan jumlah dan jenis personal suatu
organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu

2 Fungsi Ketenagaan
a. Rekrutmen
Rekrutmen adalah upaya pencarian sejumlah calon karyawan
yang memenuhi syarat dalam jumlah tertentu, sehingga dari
organisasi dapat menyeleksi orang-orang yang paling tepat
mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Selain itu rekrutmen
harus dapat memenuhi kebutuhan para calon. Terdapat dua
jenis rekrutmen yang dapat dilakukan yaitu rekrutmen
interrnal (internal recruitment) dan rekrutmen eksternal
(external recruitment atau outsourcing). Kegiatan rekrutmen
dalam manajemen keperawatan merupakan suatu proses
yang dilakukan layanan keperawatan untuk mencari dan
menemukan perawat yang dibutuhkan, merupakan aktivitas
manajemen kepegawaian. Kegiatan rekrutmen sebagai suatu
proses selalu di ikuti dengan seleksi untuk menemukan
kesesuain kebutuhan dengan kemampuan pribadi sumber
daya manusia keperawatan.
Kegiatan ini perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan
serius, karena menyangkut kualifikasi yang dipunyai oleh
perawat, baik kualifikasi dibidang pengetahuan maupun
ketrampilannya. Jadi, rekrutmen merupakan proses mencari
dan memikat pelamar kerja sesuai dengan pengetahuan,
keterampilan dan kepribadian yang dibutuhkan oleh
organisasi.
b. Kegiatan Seleksi
Seleksi tenaga kerja adalah langkah selanjutkan yang harus
dilakukan setelah menetapkan jenis rekrutmen yang akan
dilakukan, apak internal maupun eksternal. Paling tidak ada
beberapa yang biasanya dilakukan yang terkait dengan
proses seleksi, yaitu seleksi administrasi, seleksi kualifikasi
dan seleksi sikap dan perilaku. Proses seleksi sebagai proses
menduga yang paling baik (best quists) bahwa seorang
pelamar akan mampu melaksanakan tugas pekerjaannya
dengan baik. Pada seleksi sikap dan perilaku, calon tenaga
kerja diuji dari sisi sikap dan perilakunya sebagai pribadi,
tenaga kerja, maupun ketika bekerja secara tim. Institusi
layanan keperawatan berusaha memperoleh informasi yang
memadai mengenai sisi psikologis dari tenaga perawat,
kemampuannya untuk bersikap baik dan konsisten dalam
pekerjaan, termasuk kesiapannya untuk bekerja secara tim.
Seleksi sikap dan perilaku ini dapat dilakukan secara tertulis
maupun melalui wawancara.
c. Penempatan Kerja
Adaptasi merupakan hal yang alamiah untuk dlakukan oleh
tenaga keperawatan di temapat layanan keperawatan. Oleh
karena itu, perlu memastikan bahwa perawat yang baru
direkrut telah siap bergabung, tidak saja dilihat dari sisi
kualifikasinya, akan tetapi dari kesiapannya untuk bekerja
secara tim. Oleh karena itu, biasanya dilakukan semacam
program pelatihan orientasi (orientation training) yang
bertujuan untuk mengadaptasikan perawat dengan
lingkungan pelayanan keperawatan.

3 Contoh Penerapan
Ns. Novi membagi kesembilan orang perawat pelaksana yang
berada di ruangan Cinta dengan masing-masing memiliki 8 jam
shift dengan 6 hari kerja. Pada setiap perawat pelaksana jika full
bad maka 1 perawat akan menangani 1 perawat 1 pasien.
1.1.4. Fungsi Pengarahan
1 Definisi
Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana manajer
mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya manusia
(manusia dan yang bukan manusia) untuk mencapai tujuan yang
telah disepakati. Untuk menggerakkan dan mengarahkan
sumber daya manusia dalam organisasi, peranan
kepemimpinan, motivasi staf, kerjasama dan komunikasi antar
staf merupakan hal pokok yang perlu mendapat perhatian para
manajer organisasi. Kepemimpinan adalah penggunaan proses
komunikasi untuk mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang
atau kelompok ke arah pencapaian satu atau beberapa tujuan
dalam suatu kegiatan yang unik dan tertentu. Di dalam
kepemimpinan selalu melibatkan semua elemen dalam sistem
pelayanan kesehatan dan yang mempengaruhi elemen tersebut
adalah seorang pemimpin.

Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan kemampuan dan


keterampilan seorang perawat dalam mempengaruhi perawat
lain di bawah pengawasannya untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dalam memberikan pelayanan dan asuhan
keperawatan sehingga tujuan keperawatan tercapai. Pengarahan
diruang perawatan dapat dilakukan dilakukan dalam beberapa
kegiatan yaitu operan pasien, program motivasi, manajemen
konflik, dan melakukan supervisi dan lainnya. Program
motivasi dimulai dengan membudayakan cara berfikir positif
bagi setiap SDM dengan mengungkapkannya melalui pujian
(reinforcement) pada setiap orang yang bekerja bersama-sama.
Kebersamaan dalam mencapai visi, dan misi merupakan
pendorong kuat untuk fokus pada potensi masing-masing
anggota. Manajemen konflik, perubahan kemungkinan
menimbulkan konflik yang disebabkan oleh persepsi,
pandangan dan pendapat yang berbeda. Untuk itu dilakukan
pelatihan tentang sistem pelayanan dan asuhan keperawatan
bagi semua SDM yang ada. Komunikasi yang terbuka diarahkan
kepada penyelesaian konflik dengan winwin solution. Supervisi
/ pengawasan merupakan hal yang penting dilakukan untuk
memastikan pelayanan dan asuhan keperawatan berjalan sesuai
standar mutu yang ditetapkan. Pelayanan tidak diartikan sebagai
pemeriksaan dan mencari kesalahan, tetapi lebih pada
pengawasan partisipatif yaitu perawat yang mengawasi
pelaksanaan kegiatan memberikan penghargaan pada
pencapaian atau keberhasilan dan memberi jalan keluar pada
hal-hal yang belum terpenuhi. Dengan demikian pengawasan
mengandung makna pembinaan.

Pengawasan biasanya dilakukan oleh perawat yang lebih


berpengalaman, ahli atau atasan kepada perawat dalam
pelaksanaan kegiatan atau tindakan. Agar hasil pengawasan
dapat ditindaklanjuti maka sebaliknya disediakan instrumen
pengawasan. Tindak lanjut dapat berupa penghargaan,
penambahan pengetahuan atau keterampilan, promosi untuk
tahap kemampuan lanjutan. Pelaksanaan pengawasan dapat
direncanakan harian, mingguan, bulanan, atau tahunan dengan
fokus yang telah ditetapkan.

2 Contoh Penerapan
Untuk tetap menjaga semangat kerja semua staf yang ada di
ruangan Cinta, Ns. Novi selalu memberikan reward buat setiap
perawat pelaksana yang ada di ruangan Cinta. Reward yang
diberikan berupa penambahan gaji buat setiap perawat yang
selalu melengkapi semua laporan asuhan keperawatannya. Dan
disetiap minggu saat akhir pekan Ns. Novi selalu membawakan
makanan untuk semua perawat di ruangan Cinta. Ns. Novi
adalah seorang pemimpin yang selalu mendengarkan setiap
masukan dari perawat pelaksana, dalam hal ini dia adalah
seorang pemimpin yang demokratis yang selalu mengambil
keputusan dengan terlebih dahulu mendengar pertimbangan dari
perawat pelaksana.

1.1.5. Fungsi Pengendalian


1 Definisi
Controlling adalah proses pemeriksaan apakah segala sesuatu
yang terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepakati,
instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang
ditetapkan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan
kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi. Melalui
fungsi pengawasan, standar keberhasilan program yang
dituangkan dalam bentuk target, prosedur kerja dan sebagainya
harus selalu dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau
yang mampu dikerjakan oleh staf.

a. Adapun tugas seorang manajer keperawatan dalam


menjalankan dan mengembangkan fungsi pengawasan
manajerial perlu memperhatikan beberapa prinsip
pengawasan, yaitu :
1) Pengawasan yang akan dilakukan oleh pimpinan harus
dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur
2) Fungsi pengawsan merupakan kegiatan yang sangat
penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi
3) Standar untuk kerja (standard of performance) harus
dijelaskan kepada semua staf karena kinerja staf akan
terus dinilai oleh pimpinan sebagai bahan pertimbangan
untuk memberi reward kepada mereka yang dianggap
mampu bekerja.
b. Pengawasan bisa berjalan secara efektif diperlukan beberapa
kondisi yang harus diperhatikan yaitu:
1) Pengawasan harus dikaitkan dengan tujuan, dan kriteria
yang dipergunakan dalam system Pelayanan kesehatan,
yaitu relevansi, efektivitas, efisiensi, dan produktivitas.
2) Sulit, tetapi standar yang masih dapat dicapai harus
ditentukan. Ada dua tujuan pokok, yaitu: untuk
memotivasi, dan untuk dijadikan patokan guna
membandingkan dengan prestasi. Artinya jika
pengawasan ini efektif akan dapat memotivasi seluruh
anggota untuk mencapai prestasi yang tinggi.
3) Pengawasan hendaknya desesuaikan dengan sifat dan
kebutuhan organisasi. Di sini perlu diperhatikan pola
dan tata organisasi, seperti susunan, peraturan,
kewenangan dan tugas-tugas yang telah digariskan
dalam uraian tugas (job discription).
4) Banyaknya pengawasan harus dibatasi. Artinya jika
pengawasan terhadap karyawan terlampau sering, ada
kecenderungan mereka kehilangan otonominya dan
dapat dipersepsi pengawasan itu sebagai pengekangan.
5) Sistem pengawasan harus dikemudi (steering controls)
tanpa mengorbankan otonomi dan kehormatan
manajerial tetapi fleksibel, artinya sistem pengawasan
menunjukkan kapan, dan dimana tindakan korektif harus
diambil.
6) Pengawasan hendaknya mengacu pada tindakan
perbaikan, artinya tidak hanya mengungkap
penyimpangan dari standar, tetapi penyediaan alternatif
perbaikan, menentukan tindakan perbaikan.
7) Pengawasan hendaknya mengacu pada prosedur
pemecahan masalah, yaitu: menemukan masalah,
menemukan penyebab, membuat rancangan
penanggulangan, melakukan perbaikan, mengecek hasil
perbaikan, mengecek timbulnya masalah yang serupa.
2 Contoh Penerapan
Ns. Novi selalu disiplin dengan setiap pendokumentasian
asuhan keperawatan. Setiap hari Ns. Novi selalu mengecek
kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan dari setiap
tim. Dan setiap sebulan sekali Ns. Novi selalu melaksanakan
pertemuan bulanan untuk mengevaluasi kinerja staf yang ada di
ruang Cinta dan mengkoordinasikan apa yang akan dilakukan
dalam sebulan. Setiap ada kesalahan yang ditemukan di ruang
Cinta¸ selalu menjadi laporan Ns. Novi kepada kepala Instalasi
untuk kemudian dibicarakan solusinya bersama.

1.2. Model Asuhan Keperawatan Profesional


Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai suatu
tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan
keperawatan pada saat ini melibatkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku
dari para praktisi, klien, keluarga dan dokter. Saat mendefinisikan kualitas
keperawatan, perlu diperhitungkan nilai-nilai dasar keyakinan para perawat
serta cara mengorganisasikan asuhan keperawatan tersebut. Intinya, latar
belakang dalam pemberian tugas dalam mutu asuhan yang berorientasikan
teknik, mungkin akan didefinisikan cukup berbeda dengan keperawatan yang
lebih holistik dan ada kemungkinan bahwa metode keperawatan hanya
merupakan prosedur dan teknik bukannya interpersonal dan kontekstual yang
berkaitan dengan mutu asuhan.

Model pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sedang menjadi trend
dalam keperawatan Indonesia adalah Model Asuhan Keperawatan
Profesional dengan metode pemberian asuhan keperawatan Modifikasi
Primer yang merupakan modifikasi Primary Nursing.

Salah satu kritik yang dikemukanan mengenai model keperawatan ini adalah
terlalu komplek dan teoritisnya, akan tetapi bila seluruh pembicaraan
mengenai model ini mendorong perawat untuk memperjelas keyakinan dan
pekerjaannya, meningkatkan kemampuannya dalam mendiskusikan masalah
tersebut yang melibatkan sikap politis dan pribadi yang lebih terbuka, dan
membantu para perawat tersebut untuk lebih bertanggung gugat secara
profesional terhadap tindakannya, maka kita telah mendapatkannya.
(Salvage, 1985).

Asuhan keperawatan merupakan titik sentral dalam pelayanan keperawatan,


oleh karena itu manajemen asuhan keperawatan yang benar akan
meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan. Tujuan asuhan
keperawatan adalah untuk memandirikan pasien sehingga dapat berfungsi
secara optimal. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan manajemen
asuhan keperawatan yang profesional, dan salah satu faktor yang menentukan
dalam manajemen tersebut adalah bagaimana asuhan keperawatan diberikan
oleh perawat melalui berbagai pendekatan model asuhan keperawatan yang
diberikan. Penetapan dan keberhasilan model pemberian asuhan keperawatan
yang digunakan di suatu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya adalah bagaimana pemahaman perawat tentang model-model
asuhan keperawatan tersebut.

Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur,
yakni standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem
MAKP. Defenisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini, dan
akan menentukan kualitas produksi/jasa layanan keperawatan. Jika perawat
tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan
yang independen, maka tujuan pelayanan kesehatan/keperawatan dalam
memenuhi kepuasan klien tidak akan dapat terwujud.

Unsur-unsur dalam praktik keperawatan dapat dibedakan menjadi empat


yaitu: standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem
MAKP. Dalam menetapkan suatu model, maka keempat hal tersebut harus
menjadi bahan pertimbangan, karena merupakan suatu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan.

1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan MAKP


a. Kualitas pelayanan keperawatan
b. Standar praktik keperawatan
c. Model praktikmanegerial grid

2. Metode pengelolaan MAKP

Ada beberapa metode sistem pemberian asuhan keperawatan kepada


pasien. Dari beberapa metode yang ada, maka institusi pelayanan perlu
mempertimbangkan kesesuaian metode tersebut untuk diterapkan.
Sehingga perlu diantisipasi “ ...jangan mengubah suatu sistem ...justru
menambah permasalahan...” (Kurt Lewin, 1951 dikutip oleh Marquis &
Huston, 1998). Dasar pertimbangan penerapan metode sistem pemberian
asuhan keperawatan adalah:
a) Filosofi institusi (visi dan misi institusi)
b) Ekonomis (cost effective)
c) Menambah kepuasan pasien, keluarga, dan masyarakat
d) Menambah kepuasan kerja perawat karena dapat melaksanakan
perannya dengan baik
e) Dapat diterapkannya proses keperawatan
f) Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim
kesehatan lainnya

3. Model Asuhan Keperawatan


Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan
oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan profesional.
Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan
keperawatan dan tuntutan perkembangan IPTEK, maka metode sistem
pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan efisien.

Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Asuhan Keperawatan (MAKP).


Mc Laughin, Thomas, dan Barterm (1995) mengidentifikasi 8 model
pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum digunakan di
rumah sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan
keperawatan primer. Tetapi, setiap unit keperawatan mempunyai upaya
untuk menyeleksi model untuk mengelola asuhan keperawatan
berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana, dan prasarana, dan
kebijakan rumah sakit. Karena setiap perubahan akan berakibat suatu
stres, maka perlu mempertimbangkan 6 unsur utama dalam penentuan
pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan.

a. Sesuai visi dan misi institusi


Dasar utama penentuan model pemberian asuhan keperawatan harus
didasarkan pada visi dan misi rumah sakit.
b. Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam asuhan keperawatan
Proses keperawatan merupakan unsur penting terhadap
kesinambungan asuhan keperawatan kepada pasien. Keberhasilan
dalam asuhan keperawatan sangat ditentukan oleh pendekatan
proses keperawatan.
c. Efisien dan efektif penggunaan biaya
Setiap suatu perubahan, harus selalu mempertimbangkan biaya dan
efektivitas dalam kelancaran pelaksanaannya. Bagaimana pun
baiknya suatu model, tanpa ditunjang oleh biaya memadai, maka
tidak akan didapat hasil yang sempurna.

d. Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga, dan masyarakat


Tujuan akhir asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau
pasien terhadap asuhan yang diberikan oleh perawat. Oleh karena
itu, model yang baik adalah model asuhan keperawatan yang dapat
menunjang kepuasan pelanggan.
e. Kepuasan kinerja perawat
Kelancaran pelaksanaan suatu model sangat ditentukan oleh
motivasi dan kinerja perawat. Model yang dipilih harus dapat
meningkatkan kepuasan perawat, bukan justru menambah beban
kerja dan frustasi dalam pelaksanaanya.
f. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim
kesehatan lainnya
Komunikasi secara profesional sesuai dengan lingkup tanggung
jawab merupakan dasar pertimbangan penentuan model. Model
asuhan keperawatan diharapkan akan dapat meningkatkan hubungan
interpersonal yang baik antara perawat dengan tenaga kesehatan
lainnya.
4. Jenis MAKP
Berikut tabel jenis model asuhan keperawatan menurut Grant & Massey
(1997) dan Marquis & Huston (1998).

Model Deskripsi Penanggung Jawab


Berdasarkan orientasi tugas dari filosofi
Fungsional Perawat yang bertugas pada
keperawatan
Perawat melaksanakan tugas (tindakan) tertentu tindakan tertentu
berdasarkan jadwal kegiatan yang ada
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat
dalam pengelolaan asuhan keperawatan sebagai
pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada
saat itu, karena masih terbatasnya jumlah dan
kemampuan perawat maka setiap perawat hanya
melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya,
merawat luka) keperawatan kepada semua pasien
di bangsal.
Berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi
Kasus Manager keperawatan
keperawatan
Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan
observasi pada pasien tertentu
Rasio 1:1 pasien-perawat.
Setiap pasien dilimpahkan kepada semua perawat
yang melayani seluruh kebutuhannya pada saat
mereka dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat
yang berbeda untuk setiap shift, dan tidak ada
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang
yang sama pada hari berikutnya. Metode
penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu
perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat
privat atau untuk perawatan khusus seperti:
isolasi, intensive care.
Berdasarkan pada kelompok filosofi keperawatan
Tim Ketua tim
Enam – tujuh orang perawat profesional dan
perawat associate bekerja sebagai suatu tim,
disupervisi oleh ketua tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas
anggota yang berbeda-beda dalam memberikan
asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien.
Perawat ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim/grup
yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan
pembantu dalam satu grup kecil yang saling
membantu.
Berdasarkan pada tindakan yang komprehensif
Primer Perawat primer (PP)
dari filosofi keperawatan
Perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek
asuhan keperawatan, dari hasil pengkajian kondisi
pasien untuk mengkoordinasi asuhan keperawatan
Rasio 1:4 / 1:5 (perawat:pasien) dan penugasan
metode kasus.
Metode penugasan dimana satu orang perawat
bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap
asuhan keperawatan pasien, mulai dari pasien
masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong
praktek kemandirian perawat, ada kejelasan antara
si pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode
primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat
dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan
koordinasi asuhan keperawatan selama pasien
dirawat.

You might also like