Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Latar Belakang : Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Di Posyand,
pertumbuhan dan perkembangan balita dipantau setiap bulan. Pada kenyataan hanya 49,4% anak balita
yang melakukan pemantauan pertumbuhan > 3 kali dalam 6 bulan terakhir, 23,8% balita tidak pernah
ditimbang dalam kurun waktu 6 bulan terakhir.
Tujuan : Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan frekuensi kunjungan ibu yang
memiliki anak balita di posyandu Kelurahan Lewet Kecamatan Amurang Timur Kabupaten Minahasa
Selatan ”.
Metode : Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian
ini adalah seluruh ibu dari anak balita yang berjumlah 248 ibu balita. Sampel dalam penelitian ini berjumlah
153. Analisis menggunakan statistik uji chi-square (X2).
Hasil Penelitian : Menunjukkan jumlah anak dan pendapatan ibu yang memiliki anak balita mempunyai
hubungan yang bermakna secara statistik (P < 0.005) dengan frekuensi kunjungan ibu yang memiliki anak
balita di Posyandu Kelurahan Lewet Amurang Timur.
PENDAHULUAN
secara teknis oleh petugas kesehatan guna memungkinkan ibu untuk selalu membawa
munumbuh kembangkan peran serta aktif anaknya pada saat posyandu diadakan. Faktor
masyarakat dalam wadah Lembaga Kesehatan pendidikan, dimana ibu dengan pendidikan
Masyarakat Desa (LKMD). Pada tahun 2010, yang baik dapat menerima segala informasi
diperkirakan sekitar 91,3 % bayi usia 6-11 tentang pemanfaatan posyandu sehingga
bulan dan 74,5% anak balita dibawa ke cenderung akan membawa anak balitanya ke
posyandu hanya satu kali dalam 6 bulan posyandu sesuai jadwal yang telah ditentukan.
terakhir (1). Hasil penelitian Riskesdas tahun Faktor pekerjaan ibu, ibu yang bekerja akan
2010 mengemukakan prevalensi gizi buruk mempunyai waktu tujuh jam sehari, tujuh belas
pada anak balita 4,9%, gizi kurang 13%, hal ini jam sisanya digunakan untuk kehidupan dalam
dapat diminimalkan bila ibu membawa anak keluarga, namun dengan ibu yang bekerja
balita ke posyandu. Di Posyandu pertumbuhan tersebut ia akan meninggalkan sebagian waktu
dan perkembangan balita dipantau setiap bulan. untuk anak-anaknya. Faktor jumlah anak dalam
Pada kenyataan hanya 49,4% anak balita yang keluarga, sangat berpengaruh karena anak yang
melakukan pemantauan pertumbuhan > 3 kali banyak dalam satu keluarga akan
dalam 6 bulan terakhir, 23,8% balita tidak mempengaruhi/berkurangnya perhatian dan
pernah ditimbang dalam kurun waktu 6 bulan kasih sayang, apalagi bila jarak anak terlalu
terakhir (1). Di Kabupaten Minahasa Selatan dekat. Faktor pendapatan, dimana pendapatan
terdapat 214 jumlah posyandu, yang aktif keluarga yang memadai akan menunjang atau
sebanyak 168 posyandu. Jumlah anak balita bisa menyediakan semua kebutuhan anak baik
15.753, yang aktif memanfaatkan posyandu primer ataupun sekunder.
11.698.
Survei yang dilakukan pada bulan
Di Kelurahan Lewet Kecamatan Januari 2013 dengan wawancara kepada lima
Amurang Timur Kabupaten Minahasa Selatan ibu yang memiliki anak balita di Kelurahan
hanya terdapat 1 posyandu (posyandu madya), Lewet Kecamatan Amurang Timur Kabupaten
pelaksanaan posyandu setiap bulan dilakukan di Minahasa Selatan, hasil wawancara
2 (dua) tempat dengan pertimbangan kelurahan menggambarkan bahwa ibu-ibu rutin membawa
terdekat memanfaatkan kegiatan tersebut, anaknya ke posyandu hanya pada tahun
terdapat 248 anak balita, dan yang aktif datang pertama saja sampai imunisasi lengkap, atau
dalam kegiatan posyandu sebanyak 47 (18 %) apabila anak sakit. Oleh karena hal tersebut,
anak balita, dan yang tidak aktif datang maka peneliti tertarik untuk melakukan
sebanyak 201 (82%) anak balita. Kunjungan penelitian tentang “Faktor-faktor yang
ibu yang mempunyai anak balita ke posyandu berhubungan dengan frekuensi kunjungan ibu
merupakan bentuk perilaku yang berdasarkan yang memiliki anak balita ke posyandu
teori Green (1994) dipengaruhi oleh faktor Kelurahan Lewet Kecamatan Amurang Timur
umur, pendidikan, pekerjaan, pekerjaan, jumlah Kabupaten Minahasa Selatan”. Penelitian ini
anak, pendapatan.(2) Ibu dengan umur muda bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
cenderung lebih rajin membawa anaknya ke yang berhubungan dengan frekuensi kunjungan
posyandu. ibu yang memiliki anak balita di posyandu
Kelurahan Lewet Kecamatan Amurang Timur
Faktor pengetahuan, dimana ibu dengan Kabupaten Minahasa Selatan
mengetahui pentingnya posyandu,
Hasil
Tabel 1. Karakteristik responden dan variabel penelitian di Kelurahan Lewet Kecamatan Amurang
Bivariabel.
Hasil penelitian hubungan antara umur ibu kemaknaan 95% (α 0,05) dalam tabel 2
balita dengan frekuensi kunjungan berdasarkan menunjukkan bahwa variabel umur tidak
nilai statistik uji chi square (X2), pada tingkat mempunyai hubungan yang signifikan dengan
frekuensi kunjungan (p>0,05).
Frek. Kunjungan P
Penge-tahuan < 3 kali 3 kali
N % N %
Hasil analisis dalam tabel 2 menunjukkan tidak ada hubungan dengan frekuensi
bahwa variabel pengetahuan kunjungan (p>0,0.
Hasil analisis dalam tabel 3 menunjukkan tidak ada hubungan dengan frekuensi
bahwa variabel pendidikan kunjungan (p>0,05)
Hasil analisis dalam tabel 4 menunjukkan tidak ada hubungan dengan frekuensi
bahwa variabel pekerjaan kunjungan (p>0,05).
Hasil analisis dalam tabel 6 menunjukkan hubungan yang signifikan dengan frekuensi
bahwa variabel pendapatan mempunyai kunjungan (p<0,05). Hal ini berarti semakin
banyak pendapatan ibu balita, semakin kurang
melaksanakan kunjungan ke Posyandu
PEMBAHASAN
Hasil uji statistik diperoleh variabel jumlah kegiatan posyandu. Sebaliknya ibu-ibu yang
anak dan pendapatan ibu yang memiliki anak umur reproduksi sehat (20-35 tahun)
balita mempunyai hubungan yang bermakna mempunyai perhatian dan mau untuk ikut
secara statistik dengan frekuensi kunjungan. kegiatan posyandu.
Hal ini berarti hipotesis yang mengatakan
ada hubungan jumlah anak ibu yang memiliki Pengetahuan ibu yang memiliki anak balita
anak balita dengan frekuensi kunjungan tidak ada hubungan dengan frekuensi
posyandu, serta hipotesis yang mengatakan ada kunjungan posyandu. Hasil penelitian ini
hubungan pendapatan ibu yang memiliki anak berbeda dengan penelitian yang dilaksanakan
balita terbukti. Untuk faktor umur, oleh Kresno, dkk. (2008) yang mengemukakan
pengetahuan, pendidikan dan pekerjaan ibu ada hubungan yang signifikan antara
yang memiliki anak balita tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemanfaatan
dengan frekuensi kunjungan. posyandu, ibu yang memanfaatkan posyandu
pengetahuannya lebih tinggi daripada ibu yang
Umur ibu yang memiliki anak balita tidak tidak memanfaatkan posyandu. Pada penelitian
mempunyai hubungan yang bermakna secara ini mungkin disebabkan oleh karena sebagian
statistik dengan frekuensi kunjungan posyandu. besar responden (66%) pendidikan SMA dan
Menurut Hurloch (2004) mengemukakan Perguruan tinggi dan mempunyai informasi
bahwa umur ibu sebagai salah satu faktor yang berbagai fasilitas kesehatan, sehingga
mempengaruhi partisipasi sosial pada masa mempunyai kemampuan untuk memilih.(5)
dewasa(4) . Wanita yang dewasa akan aktif
dibidang sosial, seperti ikut serta dalam peran Notoatmodjo (2007) mengemukakan
posyandu. Pada penelitian ini ada bahwa orang akan mengadopsi perilaku baru, ia
kecenderungan semakin usia ibu muda atau harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat
dewasa, semakin enggan berpartisipasi dalam perilaku tersebut bagi dirinya. Seorang ibu akan
Volume I Nomor 1. Juli – Desember 2013 57
JIDAN
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN : 2339-1731
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan 2) Variabel jumlah anak dan pendapatan
yang telah di uraikan sebelumnya maka dapat mempunyai hubungan yang signifikan dengan
ditarik kesimpulan sebagai berikut : frekuensi kunjungan (p<0,05).
ibu mau membawa anaknya pada setiap 3) Pada saat pelaksanaan Posyandu sebaiknya
kegiatan rutin di posyandu sampai anak berusia disertai dengan sarana bermain anak, agar
5 tahun; masyarakat tertarik untuk memanfaatkan
posyandu sekaligus mendapatkan pelayanan
2) Bidan agar memberikan pendidikan kesehata
kesehatan kepada ibu balita dan keluarga
tentang pentingnya memanfaatkan posyandu;
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI. Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar Gizi. Jakarta Direktorat Bina
Gizi Kementerian Kesehatan R.I; (2011).
2. Green L. Health Education Planning, A Diagnostic Approuch. . .The John Hopkins University: Mayfield
Publish-ing Co; (1990).
3. Sulistyaningsih. Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif. Edisi I. Yogyakarta: Graha
Ilmu; (2011).
4. Hurlock. E, B., . Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga; (2004).
5. Kresno. S, Makmur. A, et al. Laporan Penelitian Study Pemanfaatan Posyandu Di Kelurahan Cipinang
Muara Kecamatan Jatinegara Kodya Jakarta Timur Tahun 2007 [Skripsi]. Jakarta.: Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia; (2008).
6. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta Rineka Cipta; (2007).
7. Friedman A, and Lahad A. Association between Maternal and Adult Offspring Utilization of Primary
Healthcare. IMAJ. (2007). 9 pp. 86-9.
8. Webair HH, and Bin-Gouth AS. Factors affecting health seeking behavior for common childhood
illnesses in Yemen. Dove Press Journal. (2013). pp. 1129-38.
9. Notoatmodjo S. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta.: Rineka Cipta; (2003).