You are on page 1of 8

MAKALAH

HSE
“HEALTH SAFETY ENVIROMENT
DALAM INDUSTRI MIGAS”

*DISUSUN OLEH
 ARNOLD TAMBUNAN 071001600017
 FIKRI SAPUTRA 071001600047
 MARSYA AMANDA 071001600073
 OWEN 071001600089
 ANDI RACHMAT.S 071001600111
Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang …………………………………… 3
1.2 Rumusan Masalah ………………………………… 4
1.3 Tujuan ……………………………………………. 4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Isi ………………………………………………………. 5

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ………………..…………………….… 8
3.2 Saran ……………………………………………… 8

DAFTAR PUSTAKA ……………….……………………… 8

2
Bab I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia perminyakan penting bagi kita untuk mengetahui hal-hal yang
mencakup ruang lingkup industri migas. Sehubungan dengan tugas yang diberikan
oleh kakak senior kami, agar dapat memahami dunia perminyakan untuk kedepannya,
kali ini kita akan membahas sebuah materi tentang Health Safety Enviroment atau
biasa disingkat dengan istilah HSE. HSE sendiri di Indonesia lebih dikenal dengan
istilah K3LH (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup). Isitilah tersebut
sering kita dengar diberbagai perusahaan-perusahaan, namun masing-masing
perusahaan juga memiliki isitilah lain tenang hal ini.
Health Safety Enviroment di dunia perminyakan mempunyai peran penting
dalam keberlangsungan industri migas. HSE sangat penting karena dimanapun dan
kapanpun kita bekerja harus selalu memperhatikan faktor-faktor keselamatan,
terutama di dalam dunia migas yang mempunyai resiko sangat besar. Ada istilah
"Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati", penulis tertarik untuk mengadopsi
istilah baru "Lebih Baik Mencegah Resiko Daripada Menanggung Rugi". Mengapa?
Ini mengingat begitu banyak resiko yang berpotensi mengancam stabilitas produksi
Migas saat ini maupun dikemudian hari. Untuk itu pemaksimalan potensi Migas juga
dapat tercipta dengan memperkuat sektor keselamatan dan keamanan kerja
Acuan dasar terlihat jelas pada UU No.1 tahun 1970 tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja; Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: PER.05/MEN/1996 tentang
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja; hingga Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 315/Menkes/SK/III/2003 tentang komite kesehatan dan
keselamatan kerja sektor kesehatan.

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan topik tentang “Health Safety Enviroment” beberapa hal yang
perlu dibahas dalam makalah ini sebagai berikut.
1) Apa yang dapat kita bahas dari materi HSE di dunia perminyakan ini?
2) Bagaimana cara kita untuk menerapkan HSE di industri migas ini?
3) Alat apa saja yang dibutuhkan dalam menerapkan HSE di industri migas ini?
4) Seberapa besar manfaat HSE untuk para pekerja perminyakan?

1.3 Tujuan
Berkenaan dengan permasalahan pada 1.2 di atas, tujuan penelitian tentang
“Health Safety Enviroment Dalam Industri MIGAS” adalah
1) ingin mengetahui apa itu HSE di dunia perminyakan;
2) ingin mengetahui cara menerapkan HSE di industri MIGAS;
3) ingin mengetahui alat-alat keselamatan yang dibutuhkan di industri MIGAS;
4) ingin memahami manfaat HSE untuk para pekerja industri MIGAS.

4
Bab II
PEMBAHASAN

2.1 Isi
HSE adalah singkatan dari Health Safety Environment. (HSE) adalah
Kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang berdampak, atau dapat berdampak, pada
kesehatan dan keselamatan karyawan atau pekerja lain. Secara umum , HSE
didefinisikan sebagai ilmu tentang antisipasi, pengakuan, evaluasi dan pengendalian
bahaya yang timbul di atau dari tempat kerja yang dapat mengganggu kesehatan dan
kesejahteraan pekerja, dengan mempertimbangkan kemungkinan dampak pada
masyarakat sekitar dan lingkungan umum . Masing-masing perusahaan memiliki
kebijakan HSE tersendiri. Kebijakan pedoman kesehatan, keselamatan dan
lingkungan Ini adalah kebijakan perusahaan untuk melakukan kegiatan mereka
sedemikian rupa untuk mempertimbangkan terutama kesehatan dan keselamatan
karyawan mereka dan orang-orang lainnya, dan memberikan hal yang tepat untuk
konservasi lingkungan. Dalam dunia perminyakan misalnya, perusahaan
mengharuskan kontraktor yang bekerja atas nama mereka untuk menerapkan
kesehatan, keselamatan dan standar lingkungan sepenuhnya secara kompatibel agar
proyek berjalan dengan baik dan pekerja merasa aman, lalu bekerjasama dengan
pihak berwenang dan layanan darurat, untuk meminimalkan bahaya dari kecelakaan.
Dunia Migas bukanlah dunia yang aman, disini faktor keselamatan
merupakan hal yang utama karena kita berhubungan langsung dengan alam bebas dan
alat-alat berat. Oleh karena itu penerapan HSE sangatlah penting untuk menghindari
kejadian-kejadian yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja karena nyawa
menjadi taruhan. Dalam hal ini proses pencegahan bahaya dan resiko dalam bekerja
dapat dicegah dengan (1) Identifikasi bahaya sistematis (2) Evaluasi tingkat bahaya
(3) penerapan pengendalian keuangan dan (4) perencanaan untuk restorasi. Dengan
ini hal-hal tersebut dapat dicegah. Penerapan HSE juga bisa berupa perencanaan
proyek yang melputi (1) verifikasi standar peralatan keselamatan sebelum proyek
dimulai (2) memverifikasi sistem manajemen HSE yang efektif di lapangan sebelum

5
start-up (3) manajemen HSE membuat program pelatihan yang ditujukan untuk
manajemen lini senior dan atasan langsung. Pelatihan ini akan mencakup topik-topik
seperti Hazard Analysis Job, keselamatan program pelatihan observasi (4) manajemen
limbah dan pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku.
Berikutnya HSE tidak akan bisa berjalan tanpa adanya perangkat-
perangkat pendukung yang bisa kita anggap sebagai alat-alat keselamatan yang
mempunyai peran dan tugas yang berbeda beda dalam hal melindungi setiap individu
yang berada dalam industri. Alat-alat ini meliputi :
 Tangan Sarung tangan : berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada
saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan.
 Keamanan Helm : berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda
yang bisa mengenai kepala secara langsung.
 Keamanan Goggles : berfungsi sebagai pelindung mata ketika
bekerja (misalnya mengelas)
 Ear Plugs : berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat
bekerja di tempat yang bising.

 Keselamatan sepatu – sepatu : berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal


yang menimpa kaki karena benda tajam atau
berat, benda panas, cairan kimia dsb.
 Rain Coat : berfungsi melindungi dari percikan air saat
bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau
sedang mencuci alat).
 Masker : berfungsi sebagai penyaring udara yang
dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas
udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb)
 Safety Jacket : melindungi tubuh dari kontak benda asing
 P3K : Pertolongan pertama pada kecelakaan

6
Dari paragraf-paragraf sebelumnya kita telah membahas definisi, penerapan
dan alat-alat penunjang pada HSE itu sendiri. HSE merupakan sebuah sistem yang
mempunyai maksud dan tunjuan yang memiliki manfaat. Manfaat itu sendiri dapat
diperoleh baik oleh pekerja maupun perusahaan yang melaksanakan sebuah proyek.
Untuk perusahaan sendiri HSE sangat bermanfaat untuk manajemen keuangan karena
efisiensi dalam penerapan HSE sangat diperhatikan dan sudah menjadi syarat
operasional dalam melakukan sebuah proyek yang diharuskan oleh pemerintah. Untuk
pekerja, HSE dapat meminimalisir resiko kecelakaan kerja.

7
Bab III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
HSE merupakan sebuah syarat operasional didalam perusahaan dunia Migas
yang bertujuan untuk menjaga keselamatan para pekerja, dan bukan hanya soal
keselamatan namun juga memperhatikan lingkungan dan efesien dalam
melangsungkan sebuah kegiatan proyek dimana kita ketahui industri migas ini
memakan biaya yang sangat besar dan beresiko tinggi.

3.2 Saran
Sebaiknya badan maupun perusahaan minyak di Indonesia mempunyai
standardisasi mulai dari tenaga ahli maupun prosedur HSE yang akan dijalankan
sebuah badan maupun perusahaan agar mempunyai standar yang jelas dan bisa
melindungi tiap-tiap individu dalam badan maupun perusahaan minyak tersebut.

*Daftar pustaka

http://khusus-ilmu-manfaat.blogspot.co.id/2012/12/health-safety-
environment.html

http://projectmedias.blogspot.co.id/2013/07/jenis-jenis-alat-
pelindung-diri-apd.html

You might also like