Professional Documents
Culture Documents
Berdasarkan jawaban dari para siswa Madrasah Tsanawiyah se- Kecamatan Bahorok
dengan pertayaan sebanyak 40 butir yang saya berikan kepada masing-masing siswa, dengan
indikator sebagai berikut : motivasi diri, kesadaraan diri, menghidupkan visi dan nilai,
mandiri dan bertanggung jawab. Maka dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa rata-rata
para siswa jarang menggunakan kecerdasan spiritual yang mereka miliki untuk meningkatkan
hasil belajar mereka.
Dari hasil jawaban para siswa untuk memotivasi diri mereka dalam belajar masih
terbilang minim baik itu dalam hal bekerja keras untuk mencapai keberhasilan didalam hidup
mereka, para siswa masih asyik dengan kesibukan mereka dalam bermain tanpa memikirkan
tugas yang diberikan guru dan dikerjakan semaksimal mungkin, hal ini disebabkan mereka
belum menemukan orang terdekat mereka untuk memotivasi diri mereka dalam belajar
sehingga mereka belum bisa memaknai hidup mereka dengan memanfaatkan masa muda
mereka untuk belajar optimal dalam mencapai kebahagian.
Para siswa juga kurang memahami tentang agama yang mereka miliki apalagi tentang
kejujuran dalam melaksanakan ibadah keadaan ini tidak berdampak terhadap motivasi
mereka untuk meningktkan hasil belajar mereka. Hal ini disebabkan para siswa kurang ikut
berperan dalam pelajaran akidah akhlak, pada saat proses pembelajaran dimulai mereka
asyik bermain dibelakang serta tidak menghiraukan penjelasan guru, sehingga mereka
menjadi siswa yang pemalas dan siswa yang tertinggal dengan temannya yang lain. Tetapi ini
berbeda dengan 34 siswa yang menyatakan bahwa mereka memahami pelajaran agama dan
yakin bahwa semua yang terjadi adalah kehendak Allah dan juga atas keridhoan-Nya.
Sehingga mereka memiliki rasa optimis yang tinggi bahwa setiap doa yang mereka minta
hanya kepada-Nya akan terkabulkan dan mereka yakin bahwa Allah akan memberikan jalan
yang terbaik kepada mereka untuk memotivasi mereka dalam meningkatkan hasil belajar
mereka.
Para siswa belum sepenuhnya menggunakan kecerdasan spiritual untuk kesadaran
mereka dalam belajar, sebagian dari mereka kurang memiliki kesadaran bahwa mereka
memiliki kelemahan dan kelebihan namun hal ini tidak mereka gunakan untuk tetap berserah
diri kepada Allah. Tetapi ada siswa sebanyak 34 siswa yang memiliki intelektual sangat
tinggi, mereka memiliki kesadaran untuk meminta petunjuk kepada Allah dalam memilih hal
yang baik sehingga mereka melakukan shalat istikhoroh, kemudia dari sebagian siswa ada
juga yang tidak memanfaatkan waktu mereka sebagai seorang muslim yaitu untuk menjalan
shalat lima waktu serta mengatur jadwal belajar dan bermain seefektif mungkin. Mereka
asyik bermain, bersenang-senang dan melupakan semua tugas yang diberikan guru.
Kemudian mereka belum sadar akan rasa tanggung jawab yang harus mereka jalankan
semaksimal mungkin. Mereka menganggap remeh dalam setiap masalah, padahal mereka
tidak bisa menyelesaikan masalah mereka dengan baik tanpa bantuan Allah.
Sebagian para siswa yang menggunakan kecerdasan spiritual mereka dalam
menghidupkan visi dan nilai untuk meningkatkan hasil belajar mereka, dalam mencapai cita-
cita mereka, mereka melakukan shalat tahajjud dan berdoa kepada Allah agar diberi
kemudahan untuk mencapai semua yang mereka inginkan, dari 198 siswa menggunakan
semangat yang tinggi ketika memulai pelajaran, mereka berdoa terlebih dahulu sebelum
belajar agar pelajaran yang mereka dapatkan dari guru mereka menjadi berkah serta hasil
belajar mereka mencapai angka yang optimal dan memuaskan.
Dari segi tanggung jawab, para siswa memiliki kemandirian dan rasa tanggung jawab
yang berbeda-beda. Dari 198 siswa, mereka mengalami yang namanya naik turun dalam
bertanggung jawab. Misalnya, sebagai seorang muslim mereka tidak bertanggung jawab
dalam mengerjakan sholat meskipun mereka tahu semua yang terjadi adalah kehendak Allah,
tetapi mereka tetap meninggalkan sholat dan asyik bermain tanpa memikirkan waktu untuk
beribadah kepada Allah. Sehingga mereka belum memiliki kemandirian dan rasa tanggung
jawab pada diri mereka sendiri.
Berdasarkan hasil penelitian pada mata pelajaran Aqidah Ahlak yang mempengaruhi
perubahan tingkah laku serta pola fikir setiap siswa. Sebuah proses pembelajaran mulai dari
tidak mengerti tentang akidah akhlak menjadi tahu serta dapat dipahami oleh mereka dan
mereka terapkan serta laksanakan dalam kehidupan sehari – hari agar tingakh laku mereka
menjadi lebih baik. Dari hasil penelitian yang dapat saya peroleh di madrasah Tsanawiyah se-
Kecamatan Bahorok kepada 261 siswa Tsanawiyah yang ada dikecamatan Bahorok dengan
40 pertayaan yang berkaitan tentang pemahaman, pengetahuan, dan penerapan tentang
mata pelajaran aqidah ahlak. Maka berdasarkan penelitiaan yang saya lakukan dapat
diketahui bahwa rata-rata siswa Tsanawiyah dikecamatan Bahorok yaitu sebanyak 158
jarang menggunakan pemahaman serta menerapkan pengetahuan mereka tentang pelajaran
aqidah ahlak dalam kehidupan kehidupan sehari-hari serta pada saat proses pembelajaran.
Tetapi, ada juga sebanyak 47 siswa yang sudah paham dan menerapkan pelajaran Akidah
Akhlak dan sebanyak 58 siswa yang sama sekali tidak paham pelajaran Akidah Akhlak.
Bagi para siswa untuk memahami dan menerapkan pengetahuan pelajaran aqidah
ahlak dalam proses pembelajaran dan kehiduapannya sehari-hari adalah sikap yang harus
tertanam dalam dir mereka, agar etika mereka didalam masyaarakat dipandang baik. Karena
pelajaran Akidah Akhlak membahas tentang kepercayaan, etika, moral dan sopan santun
yang seaharusnya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi para siswa Madrasah
Tsanawiyah se- kecamatan Bahorok ada yang hanya diwaktu- waktu tertentu saja
menerapkan pelajaran akidah ahklak, contohnya saja sebagai seorang musli para siswa masih
melihat waktu-waktu tertentu untuk melaksanakan kewajibannya, seperti mereka hanya shalat
idul fitri, idul adha, sementara shalayt lima waktu mereka abaikan. Tetapi ada juga dari
sebagian siswa yang memang menerapkan pelajaran Akidah Akhlak tersebut didalam
kehidupannya. Contohnya saja berdoa hanya kepada Allah. Hal itu dikarenakan mereka
paham dan mengetahui apa itu iman kepada allah, bagaimana akhlak yang baik, syarat –
syarat taubat yang diterima Allah, keistimewaan Al-qur’an, pengertian tawakkal, pengertian
Nadam, Bersih itu sebagian dari iman, memahami bukti – bukti kebenaran sesuatu yang
berdasarkan Al – Qur’an dan Hadits, dan Dasar – dasar aqidah islam. Karena siswa mampu
memahami semua pelajaran aqidah akhlak dengan baik sehingga para siswa menggunakan
kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional yang iadalam meningkatkan hasil belajar
mereka. Hal ini dapat dijadikan bekal untuk menjadi pribadi yang memiliki aqidah yang baik.
Namun, ada juga sebagian siswa mengecewakan orang-orang terdekat mereka yaitu mereka
tidak menerapkan dan tidak memahami pelajaran Akidah Akhlak itu dalam kesehariannya
sehingga dalam proses pembelajaran mereka tmerasa bosan ketika belajar akidah akhlak dan
bosan tentang apa yang disampaikan gurunya.