You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR

Critical Journal merupakan suatu bentuk kritik sastra dimana kita

menganalisis jurnal dengan melihat dari sisi isi, gaya bahasa, dan kejelasan

jurnal. Metode ini sangat penting karna dengan cara ini kita berpikir lebih

mendalam tentang sebuah jurnal yang telah kita baca dan untuk

menunjukkan pemahaman kita.

B. Tujuan Penulisan CJR

Tujuan critical journal adalah untuk memperluas pemahaman kita

tentang sebuah jurnal. Memberikan informasi dasar tentang jurnal dan isi

jurnal, seperti :

1. Memberikan pengenalan yang mengidentifikasi judul,penerbit, tahun,

jumlah halaman dan penulis jurnal dan jelas menyatakan maksud

tertentu dari penulis.

2. Memberikan ringkasan singkat dari jurnal, mungkin hanya sebuah

paragraf yang menguraikan isi jurnal. Jangan ragu untuk mengutip

kata-kata penulis sendiri, atau menggunakan beberapa kutipan

ilustratif lain untuk menyampaikan fokus utama dari kritikan.

3. Memberikan rekomendasi. Apakah jurnal layak dibaca? Apakah

keuntungan dan kerugian pembaca setelah membaca jurnal tersebut ?

C. Manfaat CJR

Manfaat dalam CJR ini adalah :

1. Memudahkan pembaca dalam memilih suatu jurnal

2. Sebagai bahan pembanding kepada pengarang untuk merivisi jurnal

menjadi lebih baik lagi

1
D. Identitas Jurnal Yang Direview

Judul : Qualitative Approaches In Mathematics Education

Reasearch: Challenges And Possible Solutions

Edisi :2013

Penulis : Sashi Sharma

Penerbit : Education Journal

ISSN : doi: 10.11648/j.edu.20130202.14

E. Identitas Jurnal Pembanding 1

Judul : Qualitative Research on Educational Technology:

Philosophies, Methods and Challenges

Edisi : 2011

Penulis : Heng Luo

Penerbit : International Journal Of Education

ISSN : 1948-5476

F. Identitas Jurnal Pembanding 2

Judul : Quantitative and Qualitative Research: A View for

Clarity

Edisi : 2010

Penulis : Catherine M. Castellan

Penerbit : international journal of education

ISSN : 1948-5476

2
BAB II

RINGKASAN ARTIKEL

Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Pendidikan Matematika:


Tantangan Dan Solusi Yang Memungkinkan

Abstrak

Meskipun penelitian pendidikan dalam matematika relatif masih

baru, pendekatan penelitian kualitatif mendapatkan perhatian khusus

sebagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kredibilitas dan

kepercayaan dari pendekatan ini. Penting bagi peneliti mengetahui

keterbatasan dari metode ini sehingga akar filosofis dari langkah-langkah

yang dilakukan dalam metode ini akan diuraikan. Metode kualitatif

dianggap sebagai alat pengumpul data seperti pendekatan wawancara

dalam literatur penelitian. Tantangan yang dihadapi oleh para peneliti

kualitatif yaitu dalam hal reliabilitas, validitas dan

generalisasinya. Diberikan contoh untuk mengilustrasikan masalah

metodologi dan solusi yang berhubungan dengan metode kualitatif.

A. Pendahuluan
Dalam dua dekade terakhir, paradigma baru yang secara luas disebut
sebagai paradigma penelitian interpretatif telah mulai mendominasi
penelitian dalam pendidikan matematika. Merriam (1998) menelusuri akar
filosofis paradigma ini yang menganggap pendidikan sebagai proses
pengalaman hidup. Kenyatannya dibangun secara sosial oleh individu
melalui pengalaman interaksi sosial mereka sehari-hari (Bryman, 2008;
Cohen, Manion & Morrison 2007.). Telah ada kecenderungan yang
berkembang bagi para peneliti dalam pendidikan matematika untuk
menggunakan pendekatan kualitatif. Silver (2004, p. 154)
menyatakan, "Orang mungkin berpendapat bahwa peneliti dalam
pendidikan matematika beberapa dekade terakhir telah menyusun
rancangan untuk metode penelitian kualitatif dan penelitian bukan
eksperimen. "
Meskipun sering ada penekanan pada metode kualitatif, metode
kuantitatif juga dapat digunakan ketika diperlukan. Dalam banyak

3
penelitian (Shaughnessy, 2007; Watson & Callingham, 2003) peneliti telah
mengumpulkan dan mengukur hasil survei pada tugas-tugas matematika
dalam jumlah besar tetapi juga telah melakukan wawancara dengan
sejumlah siswa. Hipotesis yang dihasilkan yaitu mengapa siswa menjawab
pertanyaan survei lebih terperinci dengan menggunakan wawancara.
Wawancara sering mengungkapkan cara pemikiran yang sering tidak
terjawab dalam data survei oleh para peneliti (Kalinowski, Lai, Fidler, &
Cumming, 2010; Shaughnessy, 2007).
Tujuan dari jurnal ini adalah untuk menyoroti beberapa masalah yang
muncul tentang penelitian kualitatif dengan memberikan contoh-contoh
dari penelitian penulis sendiri. Jurnal ini dimulai dengan menggambarkan
pendekatan kualitatif. Metode kualitatif dianggap sebagai alat
pengumpulan data seperti pendekatan wawancara dalam literatur
penelitian. Tantangan yang dihadapi oleh para peneliti kualitatif yaitu
dalam hal reliabilitas, validitas dan generalisasinya.

B. Liputan dari Penelitian Kualitatif


Seperti semua penelitian dalam pendidikan, ada yang berbeda dalam
menafsirkan dan mendefinisikan penelitian kualitatif. Alternatif ini disebut
penyelidikan naturalistik, studi lapangan, studi kasus, observasi partisipan
dan etnografi (Bryman, 2008; Merriam, 1998; Yin, 2003). Menurut Creswell
(2008), peneliti kualitatif mengumpulkan data di lokasi penelitian. Mereka
tidak membawa individu dalam situasi yang dirancang. Peneliti
mengumpulkan data dengan memeriksa dokumen, perilaku atau
wawancara peserta. Misalnya, di kelas matematika, data dikumpulkan
dari interaksi siswa dalam kelompok kecil selama diskusi kelas,
berinteraksi dengan guru, atau bekerja secara individual. Dalam
pendekatan kualitatif, peneliti menganggapnya sebagai instrumen
pengumpulan data dan memiliki peran penting. Nilai-nilai, asumsi,
keyakinan, dan pengetahuan mereka memiliki pengaruh pada data yang
dikumpulkan

C. Pengumpulan Data Pada Penelitian Kualitatif


Dalam penelitian kualitatif, wawancara, observasi dan analisis
dokumen adalah sumber utama dari data kualitatif untuk memahami
fenomena yang diteliti (Drew, Hardman, dan Hosp, 2008; Fontana dan
Frey, 2005). Wawancara memberikan kesempatan bagi peneliti untuk
menginvestigasi ide dan keyakinan peserta lebih lanjut dan untuk
mengumpulkan data yang tidak mungkin diperoleh dengan metode lain
seperti pengamatan atau survei (Cohen et al, 2007;. Shaugh-Nessy 2007 ).

4
Metode wawancara memberikan bentuk dialog di mana peneliti
berusaha untuk memperoleh informasi dari subjek tentang bagaimana cara
berpikirnya. Biasanya, diskusi berpusat pada tugas atau masalah yang
telah dipilih dengan cermat untuk memberikan responden kesempatan
untuk menampilkan cara berpikirnya tentang tugas yang dapat
disimpulkan. Tergantung pada tujuan wawancara, pertanyaan wawancara
dapat sangat terstruktur, semi-terstruktur, atau terbuka. Aspek penting
dalam wawancara termasuk mempertahankan situasi nyaman,
mengajukan pertanyaan yang jelas, mencatat, penggunaan yang tepat dari
tindak lanjut pertanyaan, membangun kepercayaan, dan merespon
tanggapan (Cohen, Manion dan Morrison, 2000; Drew et al, 2007 ).
Meskipun wawancara memiliki sejumlah kelebihan penting dari
teknik pengumpulan data, wawancara juga memiliki keterbatasan tertentu
sebagai alat penelitian (Hunting, 1983). McCormick dan James (1988)
berpendapat bahwa prosedur apapun untuk mengumpulkan data yang
dipilih, harus selalu diperiksa secara kritis untuk menilai sejauh mana
kemungkinan dapat diandalkan dan valid. Ada beberapa masalah spesifik
berkaitan dengan wawancara dalam konteks sekolah. Kepercayaan dan
respon adalah kunci masalah dalam penelitian ini, terutama dengan peserta
penelitian (Anae, Coxon, Mara, Wendt-Samu dan Finau, 2001). Bahasa juga
merupakan masalah bagi peserta dalam penelitian yang mungkin
menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua.
Pengamatan dilakukan dengan mengumpulkan informasi kualitatif
tentang perilaku manusia dalam kegiatan sosial, seperti pengajaran dan
belajar di kelas (Cohen et al, 2011;. Neuman, 2007). Ada dua strategi
pengamatan: observasi peserta dan observasi bukan peserta (Bryman, 2008;
Cohen et al, 2011; Johnson & Christensen, 2012.). Observasi peserta adalah
ketika peneliti menjadi bagian dari kelompok yang diteliti dan
berpartisipasi dalam sosial sehari-hari untuk mendapatkan pengalaman
dari fenomena, sementara pada saat yang sama membuat catatan tindakan
dari perilaku peserta (Bryman, 2008; Cohen, Manion & Morrison, 2011).
Sebaliknya, teknik observasi bukan peserta yaitu dimana peneliti hanya
duduk atau berdiri mengamati kegiatan sosial seperti kegiatan belajar
mengajar yang sedang berlangsung, baik di dalam dan di luar kelas
(Bryman, 2008;. Cohen et al, 2011).
Menganalisis dokumen adalah bentuk pengumpulan informasi
kualitatif dari sumber asli yang ditulis, dicetak dan direkam untuk
menjawab pertanyaan penelitian dalam studi kasus interpretatif (Creswell,
2009; Lincoln & Guba, 1985; Punch, 2009). Dokumen menyediakan kegiatan
otentik atau nyata yang dilakukan oleh manusia dalam organisasi sosial
dan pemikiran manusia. Dokumen mungkin termasuk surat-surat,

5
rencana, model, jadwal operanasional sehari-hari, buku harian pribadi,
laporan dan foto-foto kegiatan (Punch, 2009).

D. Tantangan yang Dihadapi Dalam Metode Penelitian Kualitatif


Lankshear dan Knobel (2004) mengidentifikasi dua pendekatan yang
berbeda untuk penelitian kualitatif. Pendekatan tradisional yaitu untuk
mencoba menunjukkan bahwa penelitian kualitatif dapat memenuhi
kriteria dalam mengontrol kualitas penelitian kuantitatif secara
tradisional. Kedua, pendekatan yang lebih baru yaitu dengan
menggunakan kriteria unik (Golafshani, (2003); Lesh, 2002;. Morse et al,
2002; Parker, 2004; Simon, 2004).
Pendekatan tradisional untuk menilai penelitian kualitatif sering
dikaitkan dengan positivisme (Cobb, 2007; Ernest, 1997; Kalinowski, Lai,
Fidler, & Cumming, 2010;. Morse et al, 2002; National Research Council,
2002). Peneliti kualitatif positivisme umumnya berusaha untuk menjaga
kualitas penelitian mereka dengan menunjukkan bahwa mereka memenuhi
standar untuk berbagai jenis validitas, reliabilitas dan generalisasinya
(Cresswell, 2008; Kalinowski, Lai, Fidler, & Cumming, 2010; .Miles &
Huberman, 1994;. Morse et al, 2002).
Pendekatan kedua menilai penelitian kualitatif menolak kriteria
positivistik karena terlalu sederhana dan terbatas. Para penulis (Battista et
al 2009;. Lesh, 2002) menyatakan bahwa penelitian kualitatif tidak dapat
dikenakan kriteria yang sama dengan pendekatan kuantitatif. Lesh
menunjukkan bahwa reliabilitas, validitas dan generalisasi yang tepat di
masa lalu mungkin tidak relevan dengan penelitian modern dalam
pendidikan matematika.
Reliabilitas adalah ukuran konsistensi dari waktu ke waktu, sejauh
mana hasil yang diperoleh akan tetap sama pada semua keputusan dengan
orang yang sama (Cohen et al., 2007)). Cohen et al., (2000) menunjukkan
bahwa peneliti kualitatif cenderung melihat reliabilitas sebagai kesesuaian
antara apa yang mereka rekam dan apa yang sebenarnya terjadi.
Menurut Burns (2000) reliabilitas dalam penelitian kualitatif dapat
ditingkatkan jika peneliti menguraikan alasan untuk penelitian dan
pertanyaan utama mereka, mereka menjelaskan perspektif mereka pada
pertanyaan, menyatakan asumsi penelitian mereka, menjelaskan prosedur
mereka dan kategori pengumpulan data yang dikembangkan untuk
analisis. Anfara (2000) menawarkan tiga saran untuk menilai metodologis
dan analitis dari paradigma kualitatif: merancang pertanyaan wawancara
yang membahas pertanyaan penelitian, melakukan analisis data melalui
kode pemetaan dan memverifikasi temuan dengan triangulasi
data. Triangulasi membantu untuk menunjukkan bahwa fenomena yang

6
telah diamati bukan hanya hasil dari instrumen atau metode yang
digunakan dalam penelitian ini. Triangulasi terjadi ketika dua atau lebih
strategi data yang digunakan menggambarkan fenomena yang diteliti
(Cohen et al, 2011;. Patton, 2002). Dua jenis triangulasi yang memiliki
relevansi dengan makalah ini adalah: triangulasi data dan triangulasi
metode.Triangulasi data mengacu pada beberapa data yang dikumpulkan
dari lebih dari satu sumber selama periode waktu yang lebih
lama. Triangulasi metode adalah ketika penelitian ini menggunakan dua
atau lebih strategi untuk mengumpulkan data tentang masalah yang sama.
Reliabilitas berkaitan dengan kesalahan yang mungkin terjadi dalam
proses penelitian (Bell, 1993). McCormick dan James (1988) menulis bahwa
peneliti kualitatif mencoba untuk memahami pengalaman informan
mereka membuat mereka mereka lebih dekat dengan kenyataan oleh
karena itu lebih valid. Patton (2002) berpendapat bahwa validitas dalam
metode penelitian kualitatif sangat tergantung pada keterampilan,
kompetensi dan ketegasan dari peneliti.
Penelitian kualitatif menunjukkan bahwa keterbatasan utama
penelitian kualitatif adalah bahwa generalisasi tidak mungkin melampaui
populasi yang diteliti. Penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk
menggeneralisasi temuan tetapi untuk memahami situasi tertentu.

E. Mencapai Kriteria Kualitas Dalam Penelitian Kualitatif: Sharma (1997)


Kekhawatiran tentang kesulitan siswa dengan statistik dan
probabilitas dan kurangnya penelitian di bidang ini dari negara-negara
barat membuat peneliti tertarik untuk menelitinya (Sharma,
1997). Informasi dikumpulkan dengan membentuk lima (14 sampai 16
tahun) siswa india untuk membangun ide-ide tentang statistik. Secara
keseluruhan, tujuan pertanyaan penelitian ini yaitu: "Ide-ide apa yang
dimiliki lima siswa tersebut tentang statistik dan probabilitas, dan
bagaimana mereka membangun idenya?
Penelitian ini terdiri dari serangkaian wawancara di sekolah
menengah dengan sampel yang berbeda kemampuan dan sikap. Setiap
wawancara berlangsung antara 40 sampai 50 menit. Semua wawancara
direkam untuk analisis. Data juga terdiri dari observasi kelas dan pekerjaan
siswa sebagai partisipasi siswa dalam statistik diajarkan oleh guru kelas.

F. Menghadapi Masalah Kriteria Kualitas


Kalinowski (2010) menyatakan bahwa apa pun prosedur untuk
mengumpulkan data yang dipilih harus selalu kritis untuk menilai sejauh
mana kemungkinan untuk valid dan reliabel.

7
Untuk membantu validitas penelitian memanfaatkan beberapa titik
pandang yang disebutkan oleh Anfara (2000) dan (Cresswell, 2008). Ketika
wawancara digunakan sebagai sumber data pengumpulan primer,
pertanyaan wawancara disesuaikan untuk tingkat usia dalam dokumen
kurikulum (Fiji Departemen Pendidikan, 1994)
Alasan untuk penelitian (pentingnya statistik dalam masyarakat,
kesulitan dalam penalaran statistik dan kurangnya penelitian di bidang ini)
dan pertanyaan utama dibahas pada bab satu. Pandangan peneliti pada
proyek (latar belakang, harapan) dituangkan dalam laporan. Selain itu,
untuk membantu reliabilitas dan meminimalkan dugaan pewawancara,
peneliti menggunakan pendekatan semi-terstruktur. Setiap siswa awalnya
dihadapkan dengan tugas yang sama. Selama wawancara, diambil
tindakan untuk untuk memastikan alasan apa yang dipikirkan
siswa. Dalam beberapa kasus, siswa diminta untuk mengomentari soal
untuk memastikan bahwa makna yang dibangun oleh peneliti sama
dengan yang dibangun oleh siswa.
Peneliti mengakui bahwa temuannya mungkin tidak
digeneralisasikan untuk semua siswa di daerah dan negara-negara lain
yang cenderung memiliki pengalaman dan penalaran yang sangat berbeda.
Namun hasil dari penelitian lain telah digunakan untuk membangun
keterwakilan temuan. Tujuan dari penelitian adalah untuk membangun
apa yang sudah dilakukan oleh orang lain. Amir dan Williams (1999),
FISCHBEIN, dan Schnarch (1997), Jones, Langrall, dan Mooney (2007) dan
Shaughnessy (2007, 1992) mengangkat kepedulian tentang kurangnya
penelitian probabilitas di negara-negara barat. Shaughnessy
menggabungkan pengaruh etnis yang kuat bahwa budaya
memiliki pengaruh pada penalaran probabilistik siswa. Penelitian ini
memiliki kekurangan dalam hal ini. Selain itu, karena salah satu tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pola umum penalaran,
temuan yang diperoleh dari penelitian ini cenderung untuk kelompok
lain. Kerangka kerja akan memberikan kontribusi pada perbaikan model
konseptual yang dikembangkan di awal sehingga dapat membantu guru
dengan memberikan rubrik untuk mengajar dan menilai siswa.
Data yang dilaporkan dalam penelitian sebagian besar diperoleh dari
wawancara individu. Data dari kelas observasi dan karya tulis siswa
digunakan untuk memeriksa temuan awal dan informal untuk
triangulasi. Perhatian guru adalah apakah mereka memberikan jawaban
yang benar. Siswa hanya dipertanyakan ketika mereka memberikan
jawaban yang salah.
Peneliti mengumpulkan data wawancara dengan berinteraksi tatap
muka dengan para peserta dan mengamati prilaku mereka dalam

8
kelas. Peneliti berupaya untuk menciptakan saling pengertian dan
kenyamanan dalam interaksi sehari-hari dengan peserta. Peneliti
menjunjung tinggi budaya, nilai-nilai, keyakinan dan norma-norma
sekolah selama penelitian.

G. Kesimpulan
Nilai penelitian kualitatif dalam memajukan bidang pendidikan
matematika tidak boleh dianggap sebagai hal sepele. Penelitian kualitatif
ini menyediakan sarana untuk melakukan penelitian ilmiah yang
bermanfaat pada pemahaman kita tentang mengajar dan belajar
matematika. Salah satu kelebihan dari penelitian kualitatif adalah
bahwa perilaku peserta dicatat dengan semua seluk-beluk
lingkungannya. Meskipun pendekatan penelitian kualitatif memiliki
kelebihan, namun telah dikritik karena kurangnya reliabilitas, validitas dan
generalisasi antar-subjektivitas. Dalam penelitian kualitatif mungkin sulit
untuk memahami apa yang sedang terjadi karena kompleksitas
lingkungan. Penting bagi peneliti mengetahui keterbatasan yang terkait
dengan metode ini sehingga dapat melakukan langkah-langkah yang tepat
dan meminimalkan pengaruh dari keterbatasan ini. Jurnal ini memberikan
beberapa saran untuk meningkatkan reliabilitas, validitas dan generalisasi
metode penelitian kualitatif. Peneliti kualitatif harus memberikan
penjelasan yang cukup mendalam sehingga orang lain dapat menilai
kualitas penelitian dan menerima atau membantah temuan.
Mengingat penelitian kualitatif berkontribusi pada bidang
matematika, penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan dengan
baik untuk menghindari kelemahan di atas serta memusatkan perhatian
pada masing-masing pendekatan yang dapat berkontribusi untuk
pemahaman secara keseluruhan tentang pengajaran dan pembelajaran
matematika.

9
BAB III
PEMBAHASAN / ANALISIS

A. Pembahasan Isi Jurnal

Pada Jurnal utama berisi pembahasan tentang penelitian kualitatif

dalam memajukan bidang pendidikan matematika yang tidak boleh

dianggap sebagai hal sepele karena penelitian kualitatif dapat memberikan

kontribusi dalam penelitian ilmiah yang bermanfaat pada pemahaman

tentang mengajar dan belajar matematika. Salah satu kelebihan dari

penelitian kualitatif adalah adanya catatan lengkap dari perilaku

peserta dengan semua faktor-faktor lingkungan yang

mempengaruhinya. Meskipun penelitian kualitatif memiliki kelebihan,

namun penting bagi peneliti mengetahui keterbatasan yang terkait dengan

metode ini sehingga dapat melakukan langkah-langkah yang tepat dan

meminimalkan pengaruh dari keterbatasan ini. Dalam penelitian kualitatif,

wawancara, observasi dan analisis dokumen adalah sumber utama dari

data kualitatif untuk memahami fenomena yang diteliti. Wawancara

memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menginvestigasi ide dan

keyakinan peserta lebih lanjut dan untuk mengumpulkan data yang tidak

mungkin diperoleh dengan metode lain seperti pengamatan atau survei.

Pada jurnal pembanding 1 membahas tentang penelitian kualitatif di

bidang teknologi pendidikan melalui sudut pandang ontologi,

epistemologi dan metodologi. Penulis juga mendefinisikan penelitian

teknologi pendidikan serta mengidentifikasi tiga metode kualitatif

penelitian yang lazim di bidang teknologi pendidikan: etnografi, kasus

studi dan penelitian berbasis desain. Secara umum isi keseluruhan jurnal

ini berfokus pada pendidikan teknologi sehingga dapat memberikan

pengetahuan baru tentang pendekatan penelitian kualitatif pada

10
pendidikan teknologi. Sedangkan pada jurnal pembanding 2 membahas

tentang perbandingan dua pendekatan yang berbeda dalam penelitian

pendidikan: penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penjelasan kedua

pendekatan penelitian ini tentang bagaimana komponen dari kedua

pendekatan ini seperti filosofis, metode, tujuan, pertanyaan / hipotesis,

analisis data serta kelebihan dan kelemahan dari masing-masing penelitian

sehingga pembaca dapat memahami dengan jelas perbedaan dari

penelitian kuantitatif dan kualitatif tersebut. Jurnal ini hanya membahas

secara umum dari penelitian tersebut, tidak secara khusus membahas pada

bagian pendidikan ataupun pendidikan matematika seperti pada jurnal

utama. Selain itu jurnal ini hanya merupakan pandangan dari penulis

untuk memperjelas tentang kedua pendekatan penelitian tersebut tanpa

adanya responden khusus yang diteliti.

B. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal yang Direview

1. Tema dalam pemabahasan jurnal ini merupakan satu-satunya tema

yang berfokus pada penelitian kualitatif dalam penelitian pendidikan

matematika.

2. Penulis juga membahas tentang kelemahan dan kelebihan dari

penelitian kualitatif pada penelitian pendidikan matematika

3. Penulis memberikan beberapa bentuk contoh soal dari penelitian yang

dilakukan dan tabel yang berisi penjelasan tahapan fase dalam

penelitian yang dapat membantu pembaca memahami isi jurnal

tersebut.

4. Kelamahan jurnal ini berada pada tidak ada penjelasan secara rinci

tentang bagaimana komponen dari penelitian kualitatif tersebut seperti

filosofis, metode, tujuan, hipotesis, serta analisis datanya

11
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setiap karya tulis pastinya memiliki ciri-ciri yang berbeda-beda antar

satu dengan yang lain,baik itu dari segi bahasanya, kelebihannya, dan

kekurangannnya. Jurnal pasti mengandung informasi yang sudah

dipaparkan dengan jelas oleh penulisnya terlepas dari kekurangan yang

terkandung dalam setiap jurnal, namun sudah dapat dipastikan setiap

jurnal akan membawa keuntungan bagi pembaca dalam hal pendapatan

informasi lebih.

Suatu peninjauan pada jurnal atau sama halnya dengan critical jurnal

review, sangatlah berguna untuk pemahaman kita. Seperti pemahaman isi

jurnal, bertambahnya ilmu atau pengetahuan dari isi jurnal tersebut, serta

menjadikan kita sebagai pribadi yang kritis. Dimana kita dapat

menentukan dan menilai bagaimana jurnal tersebut. Dari sisi manfaat, sisi

positif dan sisi negatif, yang mana berguna atau tidaknya untuk kita dan

orang banyak.

B. Rekomendasi

Didalam kelebihan dari jurnal tersebut agar lebih dipertahankan dan

diperkuat lagi, dan mengenai kekurangan jurnal agar lebih diteliti lagi

untuk mencapai hasil yang lebih maksimal.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sharma, S. 2013. Qualitative Approaches In Mathematics Education

Research: Challenges And Possible Solutions. Education Journal. Vol 2,

No 2

Luo, H. 2011. Qualitative Research on Educational Technology

Philosophies, Methods and Challenges. International Journal of

Education, Vol. 3, No. 2

Castellan, C, M. 2010. Quantitative and Qualitative Research: A View for

Clarity. International Journal of Education, Vol. 2, No. 2

13

You might also like