Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
menganalisis jurnal dengan melihat dari sisi isi, gaya bahasa, dan kejelasan
jurnal. Metode ini sangat penting karna dengan cara ini kita berpikir lebih
mendalam tentang sebuah jurnal yang telah kita baca dan untuk
tentang sebuah jurnal. Memberikan informasi dasar tentang jurnal dan isi
jurnal, seperti :
C. Manfaat CJR
1
D. Identitas Jurnal Yang Direview
Edisi :2013
Edisi : 2011
ISSN : 1948-5476
Clarity
Edisi : 2010
ISSN : 1948-5476
2
BAB II
RINGKASAN ARTIKEL
Abstrak
A. Pendahuluan
Dalam dua dekade terakhir, paradigma baru yang secara luas disebut
sebagai paradigma penelitian interpretatif telah mulai mendominasi
penelitian dalam pendidikan matematika. Merriam (1998) menelusuri akar
filosofis paradigma ini yang menganggap pendidikan sebagai proses
pengalaman hidup. Kenyatannya dibangun secara sosial oleh individu
melalui pengalaman interaksi sosial mereka sehari-hari (Bryman, 2008;
Cohen, Manion & Morrison 2007.). Telah ada kecenderungan yang
berkembang bagi para peneliti dalam pendidikan matematika untuk
menggunakan pendekatan kualitatif. Silver (2004, p. 154)
menyatakan, "Orang mungkin berpendapat bahwa peneliti dalam
pendidikan matematika beberapa dekade terakhir telah menyusun
rancangan untuk metode penelitian kualitatif dan penelitian bukan
eksperimen. "
Meskipun sering ada penekanan pada metode kualitatif, metode
kuantitatif juga dapat digunakan ketika diperlukan. Dalam banyak
3
penelitian (Shaughnessy, 2007; Watson & Callingham, 2003) peneliti telah
mengumpulkan dan mengukur hasil survei pada tugas-tugas matematika
dalam jumlah besar tetapi juga telah melakukan wawancara dengan
sejumlah siswa. Hipotesis yang dihasilkan yaitu mengapa siswa menjawab
pertanyaan survei lebih terperinci dengan menggunakan wawancara.
Wawancara sering mengungkapkan cara pemikiran yang sering tidak
terjawab dalam data survei oleh para peneliti (Kalinowski, Lai, Fidler, &
Cumming, 2010; Shaughnessy, 2007).
Tujuan dari jurnal ini adalah untuk menyoroti beberapa masalah yang
muncul tentang penelitian kualitatif dengan memberikan contoh-contoh
dari penelitian penulis sendiri. Jurnal ini dimulai dengan menggambarkan
pendekatan kualitatif. Metode kualitatif dianggap sebagai alat
pengumpulan data seperti pendekatan wawancara dalam literatur
penelitian. Tantangan yang dihadapi oleh para peneliti kualitatif yaitu
dalam hal reliabilitas, validitas dan generalisasinya.
4
Metode wawancara memberikan bentuk dialog di mana peneliti
berusaha untuk memperoleh informasi dari subjek tentang bagaimana cara
berpikirnya. Biasanya, diskusi berpusat pada tugas atau masalah yang
telah dipilih dengan cermat untuk memberikan responden kesempatan
untuk menampilkan cara berpikirnya tentang tugas yang dapat
disimpulkan. Tergantung pada tujuan wawancara, pertanyaan wawancara
dapat sangat terstruktur, semi-terstruktur, atau terbuka. Aspek penting
dalam wawancara termasuk mempertahankan situasi nyaman,
mengajukan pertanyaan yang jelas, mencatat, penggunaan yang tepat dari
tindak lanjut pertanyaan, membangun kepercayaan, dan merespon
tanggapan (Cohen, Manion dan Morrison, 2000; Drew et al, 2007 ).
Meskipun wawancara memiliki sejumlah kelebihan penting dari
teknik pengumpulan data, wawancara juga memiliki keterbatasan tertentu
sebagai alat penelitian (Hunting, 1983). McCormick dan James (1988)
berpendapat bahwa prosedur apapun untuk mengumpulkan data yang
dipilih, harus selalu diperiksa secara kritis untuk menilai sejauh mana
kemungkinan dapat diandalkan dan valid. Ada beberapa masalah spesifik
berkaitan dengan wawancara dalam konteks sekolah. Kepercayaan dan
respon adalah kunci masalah dalam penelitian ini, terutama dengan peserta
penelitian (Anae, Coxon, Mara, Wendt-Samu dan Finau, 2001). Bahasa juga
merupakan masalah bagi peserta dalam penelitian yang mungkin
menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua.
Pengamatan dilakukan dengan mengumpulkan informasi kualitatif
tentang perilaku manusia dalam kegiatan sosial, seperti pengajaran dan
belajar di kelas (Cohen et al, 2011;. Neuman, 2007). Ada dua strategi
pengamatan: observasi peserta dan observasi bukan peserta (Bryman, 2008;
Cohen et al, 2011; Johnson & Christensen, 2012.). Observasi peserta adalah
ketika peneliti menjadi bagian dari kelompok yang diteliti dan
berpartisipasi dalam sosial sehari-hari untuk mendapatkan pengalaman
dari fenomena, sementara pada saat yang sama membuat catatan tindakan
dari perilaku peserta (Bryman, 2008; Cohen, Manion & Morrison, 2011).
Sebaliknya, teknik observasi bukan peserta yaitu dimana peneliti hanya
duduk atau berdiri mengamati kegiatan sosial seperti kegiatan belajar
mengajar yang sedang berlangsung, baik di dalam dan di luar kelas
(Bryman, 2008;. Cohen et al, 2011).
Menganalisis dokumen adalah bentuk pengumpulan informasi
kualitatif dari sumber asli yang ditulis, dicetak dan direkam untuk
menjawab pertanyaan penelitian dalam studi kasus interpretatif (Creswell,
2009; Lincoln & Guba, 1985; Punch, 2009). Dokumen menyediakan kegiatan
otentik atau nyata yang dilakukan oleh manusia dalam organisasi sosial
dan pemikiran manusia. Dokumen mungkin termasuk surat-surat,
5
rencana, model, jadwal operanasional sehari-hari, buku harian pribadi,
laporan dan foto-foto kegiatan (Punch, 2009).
6
telah diamati bukan hanya hasil dari instrumen atau metode yang
digunakan dalam penelitian ini. Triangulasi terjadi ketika dua atau lebih
strategi data yang digunakan menggambarkan fenomena yang diteliti
(Cohen et al, 2011;. Patton, 2002). Dua jenis triangulasi yang memiliki
relevansi dengan makalah ini adalah: triangulasi data dan triangulasi
metode.Triangulasi data mengacu pada beberapa data yang dikumpulkan
dari lebih dari satu sumber selama periode waktu yang lebih
lama. Triangulasi metode adalah ketika penelitian ini menggunakan dua
atau lebih strategi untuk mengumpulkan data tentang masalah yang sama.
Reliabilitas berkaitan dengan kesalahan yang mungkin terjadi dalam
proses penelitian (Bell, 1993). McCormick dan James (1988) menulis bahwa
peneliti kualitatif mencoba untuk memahami pengalaman informan
mereka membuat mereka mereka lebih dekat dengan kenyataan oleh
karena itu lebih valid. Patton (2002) berpendapat bahwa validitas dalam
metode penelitian kualitatif sangat tergantung pada keterampilan,
kompetensi dan ketegasan dari peneliti.
Penelitian kualitatif menunjukkan bahwa keterbatasan utama
penelitian kualitatif adalah bahwa generalisasi tidak mungkin melampaui
populasi yang diteliti. Penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk
menggeneralisasi temuan tetapi untuk memahami situasi tertentu.
7
Untuk membantu validitas penelitian memanfaatkan beberapa titik
pandang yang disebutkan oleh Anfara (2000) dan (Cresswell, 2008). Ketika
wawancara digunakan sebagai sumber data pengumpulan primer,
pertanyaan wawancara disesuaikan untuk tingkat usia dalam dokumen
kurikulum (Fiji Departemen Pendidikan, 1994)
Alasan untuk penelitian (pentingnya statistik dalam masyarakat,
kesulitan dalam penalaran statistik dan kurangnya penelitian di bidang ini)
dan pertanyaan utama dibahas pada bab satu. Pandangan peneliti pada
proyek (latar belakang, harapan) dituangkan dalam laporan. Selain itu,
untuk membantu reliabilitas dan meminimalkan dugaan pewawancara,
peneliti menggunakan pendekatan semi-terstruktur. Setiap siswa awalnya
dihadapkan dengan tugas yang sama. Selama wawancara, diambil
tindakan untuk untuk memastikan alasan apa yang dipikirkan
siswa. Dalam beberapa kasus, siswa diminta untuk mengomentari soal
untuk memastikan bahwa makna yang dibangun oleh peneliti sama
dengan yang dibangun oleh siswa.
Peneliti mengakui bahwa temuannya mungkin tidak
digeneralisasikan untuk semua siswa di daerah dan negara-negara lain
yang cenderung memiliki pengalaman dan penalaran yang sangat berbeda.
Namun hasil dari penelitian lain telah digunakan untuk membangun
keterwakilan temuan. Tujuan dari penelitian adalah untuk membangun
apa yang sudah dilakukan oleh orang lain. Amir dan Williams (1999),
FISCHBEIN, dan Schnarch (1997), Jones, Langrall, dan Mooney (2007) dan
Shaughnessy (2007, 1992) mengangkat kepedulian tentang kurangnya
penelitian probabilitas di negara-negara barat. Shaughnessy
menggabungkan pengaruh etnis yang kuat bahwa budaya
memiliki pengaruh pada penalaran probabilistik siswa. Penelitian ini
memiliki kekurangan dalam hal ini. Selain itu, karena salah satu tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pola umum penalaran,
temuan yang diperoleh dari penelitian ini cenderung untuk kelompok
lain. Kerangka kerja akan memberikan kontribusi pada perbaikan model
konseptual yang dikembangkan di awal sehingga dapat membantu guru
dengan memberikan rubrik untuk mengajar dan menilai siswa.
Data yang dilaporkan dalam penelitian sebagian besar diperoleh dari
wawancara individu. Data dari kelas observasi dan karya tulis siswa
digunakan untuk memeriksa temuan awal dan informal untuk
triangulasi. Perhatian guru adalah apakah mereka memberikan jawaban
yang benar. Siswa hanya dipertanyakan ketika mereka memberikan
jawaban yang salah.
Peneliti mengumpulkan data wawancara dengan berinteraksi tatap
muka dengan para peserta dan mengamati prilaku mereka dalam
8
kelas. Peneliti berupaya untuk menciptakan saling pengertian dan
kenyamanan dalam interaksi sehari-hari dengan peserta. Peneliti
menjunjung tinggi budaya, nilai-nilai, keyakinan dan norma-norma
sekolah selama penelitian.
G. Kesimpulan
Nilai penelitian kualitatif dalam memajukan bidang pendidikan
matematika tidak boleh dianggap sebagai hal sepele. Penelitian kualitatif
ini menyediakan sarana untuk melakukan penelitian ilmiah yang
bermanfaat pada pemahaman kita tentang mengajar dan belajar
matematika. Salah satu kelebihan dari penelitian kualitatif adalah
bahwa perilaku peserta dicatat dengan semua seluk-beluk
lingkungannya. Meskipun pendekatan penelitian kualitatif memiliki
kelebihan, namun telah dikritik karena kurangnya reliabilitas, validitas dan
generalisasi antar-subjektivitas. Dalam penelitian kualitatif mungkin sulit
untuk memahami apa yang sedang terjadi karena kompleksitas
lingkungan. Penting bagi peneliti mengetahui keterbatasan yang terkait
dengan metode ini sehingga dapat melakukan langkah-langkah yang tepat
dan meminimalkan pengaruh dari keterbatasan ini. Jurnal ini memberikan
beberapa saran untuk meningkatkan reliabilitas, validitas dan generalisasi
metode penelitian kualitatif. Peneliti kualitatif harus memberikan
penjelasan yang cukup mendalam sehingga orang lain dapat menilai
kualitas penelitian dan menerima atau membantah temuan.
Mengingat penelitian kualitatif berkontribusi pada bidang
matematika, penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan dengan
baik untuk menghindari kelemahan di atas serta memusatkan perhatian
pada masing-masing pendekatan yang dapat berkontribusi untuk
pemahaman secara keseluruhan tentang pengajaran dan pembelajaran
matematika.
9
BAB III
PEMBAHASAN / ANALISIS
keyakinan peserta lebih lanjut dan untuk mengumpulkan data yang tidak
studi dan penelitian berbasis desain. Secara umum isi keseluruhan jurnal
10
pendidikan teknologi. Sedangkan pada jurnal pembanding 2 membahas
secara umum dari penelitian tersebut, tidak secara khusus membahas pada
utama. Selain itu jurnal ini hanya merupakan pandangan dari penulis
matematika.
tersebut.
4. Kelamahan jurnal ini berada pada tidak ada penjelasan secara rinci
11
PENUTUP
A. Kesimpulan
satu dengan yang lain,baik itu dari segi bahasanya, kelebihannya, dan
informasi lebih.
Suatu peninjauan pada jurnal atau sama halnya dengan critical jurnal
jurnal, bertambahnya ilmu atau pengetahuan dari isi jurnal tersebut, serta
menentukan dan menilai bagaimana jurnal tersebut. Dari sisi manfaat, sisi
positif dan sisi negatif, yang mana berguna atau tidaknya untuk kita dan
orang banyak.
B. Rekomendasi
diperkuat lagi, dan mengenai kekurangan jurnal agar lebih diteliti lagi
12
DAFTAR PUSTAKA
No 2
13