Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
bimbingan-Nya sehinggamakalah “Multisocioculture In Medicine” dapat
diselesaikan dengan baik. Kami juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas
makalah ini.Tanpa mereka yang terlibat membantu penyelesaian tugas ini baik
secara langsung maupun tidak langsung, maka makalah ini tidak dapat kami
selesaikan walaupun kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
serta masih banyak kekurangan dalam proses penyusunannya.
Makalah ini kami susun untuk menyelesaikan tugas tutorial blok dua yang
pertama. Kami menyusun makalah tutorial ini dengan harapan makalah dapat
bermanfaat bagi kami di kemudian hari serta dapat menjadi berguna juga bagi
orang-orang lain yang membaca makalah kami ini.
Akhir kata kami sebagai penulis mengucapkan banyak terima kasih atas
perhatian dan dukungannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Semoga makalah ini dapat membantu mengembangakan topik ini dan bermanfaat
di kemudian hari. Terimakasih.
Tim Penulis
1
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang masalah .................................................................................... 3
1.2 Rumusan masalah.............................................................................................. 3
1.3 Analisis masalah................................................................................................ 4
1.4 Tujuan pembelajaran ......................................................................................... 4
BAB II Isi
2.1 Terminologi ....................................................................................................... 5
2.2 Social Culture ................................................................................................... 5
2.2.1 Pengertian Social Culture .............................................................................. 5
2.2.2 Hubungan Social Culture dengan Kesehatan ................................................. 6
2.2.3 Pengaruh Social Culture Terhadap Makanan ................................................ 6
2.2.4 Pengaruh Social Culture Terhadap Kebiasaan Makanan ............................... 6
2.3 Tabu Makanan .................................................................................................. 7
2.3.1 Pengertian Tabu ............................................................................................. 7
2.3.2 Jenis Tabu Makanan....................................................................................... 7
2.3.3 Klasifikasi Tabu Makanan ............................................................................. 7
2.3.4 Alasan Suatu Makanan Dianggap Tabu ......................................................... 8
2.3.5 Contoh Tabu Makanan ................................................................................... 8
2.3.6 Pengaruh Tabu Makanan Terhadap Kesehatan .............................................. 9
2.3.7 Penjelasan Ilmiah Makanan Yang Dianggap Tabu ....................................... 9
2.3.8 Kandungan Gizi Makanan yang Sering Dianggap Tabu dan Dampaknya
Bagi Kesehatan...................................................................................................... 13
2.4 Peran Promosi Kesehatan Masyarakatan Dalam Kesehatan .......................... 21
2.4.1 Peran Promosi Kesehatan Masyarakatan Dalam Kesehatan ........................ 21
2.4.2 Langkah-Langkah Promosi Kesehatan Di Masyarakat ................................ 27
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
c. Bagaimana ETH dan kawan-kawan mengatasi masalah kesehatan di
daerah tersebut?
4
BAB II
ISI
2.1 Terminologi
1. Prevalensi : jumlah keseluruhan kasus penyakit yang terjadi pada suatu
waktu tertentu di suatu wilayah.
2. Kontradiksi : pertentangan antara dua hal yg sangat berlawanan atau
bertentangan.
3. BUTEKI : Ibu Meneteki.
4. BUMIL : Ibu Hamil.
5. Tabu : pantangan ; larangan.
Obat tradisional : bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut,
yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman. (Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Kepala Badan POM No.
HK.00.05.4.1384 Tahun 2005 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran
Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka).
Kemasyarakatan
Kebudayaan
Kebudayaan merupakan keseluruhan cara hidup masyarakat yang
perwujudannya tampak pada tingkah laku para anggotanya. kebudayaan tercipta
oleh banyak faktor organ biologis manusia, lingkungan alam, lingkungan sejarah,
dan lingkungan psikologisnya. Masyarakat budaya membentuk pola budaya
sekitar satu atau beberapa fokus budaya. Fokus budaya dapat berupa nilai
misalnya keagamaan, ekonomi, ideologi dan sebagainya.
Setelah dikemukakan masing-masing arti kata dari social dan culture, maka
pengertian social culture dapat dirumuskan adalah sebagai kondisi masyarakat
5
(bangsa) yang mempunyai nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara yag dilandasi dengan falsafah negara kesatuan Republik Indoesia.
n dalam priode kanak-kanak setelah disapih m
6
kepercayaan budaya dan pantangan pantangan yang sering membatasi
pemanfaatan makanan yang tersedia. Maka dalam perencanaan kesehatan,
masalahnya tidak terbatas pada pencarian cara – cara untuk menyediakan lebih
banyak makanan, melainkan harus pula dicarikan cara – cara untuk memastikan
bahwa makanan yang tersedia digunakan secara efektif.
Pantangan atau tabu yang tidak berdasarkan agama atau kepercayaan dapat
kita hadapi menurut katagori :
(1) Tabu yang jelas merugikan kondisi gizi dan kesehatan. Sebaiknya
diusahakan
untuk mengurangi, bahkan kalau dapat menghapuskannya,
(2) Tabu yang memang menguntungkan keadaan gizi dan kesehatan,
diusahakan memperkuatnya dan melestarikannya,
(3) Tabu yang tidak jelas pengaruhnya bagi kondisi gizi dan kesehatan,
dibiarkan, sambil dipelajari terus pengaruhnya untuk jangka panjang
(Sediaoetama, 1999).
7
Penghindaran sementara diantaranya pada wanita hamil, melahirkan, menyusui,
sedang menstruasi, pada bayi, anak selama penyapihan, anak-anak, remaja, dan
saat sakit.
8
g. Selanjutnya di daerah Betawi ada tabu makan ikan asin, ikan laut, udang
dan kepiting bagi ibu menyusui, karena dikhawatirkan nantinya air susu akan
menjadi asin.
h. Tabu makan ikan hiu pada ibu menyusui di daerah Sulawesi Selatan,
merupakan temuan menarik pada penelitian yang dilakukan oleh Aswita& Dewi
(2006). Dalam uraiannya dikatakan bahwa hal itu berkaitan dengan legenda yang
terjadi di daerah Sulawesi Selatan, khususnya pada suku Bugis. Dahulu saat
sedang mencari ikan di laut terjadi badai yang dahsyat, dan mereka selamat karena
ditolong oleh ikan hiu sehingga terjadi perjanjian tidak boleh lagi makan ikan hiu
untuk anak cucunya. Pada ibu menyusui, makan ikan hiu dipercaya akan
menyebabkan anak menderita penyakit kulit.
i. Selain itu untuk ibu menyusui di pulau Lombok, khususnya suku Sasak,
terdapat tabu makan ikan belut karena akan menyebabkan penyakit gatal pada
anak yang disusuinya.
j. Pada masyarakat Papua, khususnya suku Jae, Ikan Kakap dan Ikan
Sembilan tabu dimakan karena bentuknya aneh, sehingga dikhawatirkan akan
menyebabkan kelainan pada tubuh, bahkan berakibat kematian (Apomfirez, 2002)
9
sedang hamil, dilarang mengonsumsi buah pepaya—terutama pepaya yang masih muda
atau mentah atau mengkal—dan juga kulit; daun; biji (segar/kering); dan getahnya,
karena bagian-bagian buah tersebut, memiliki efek untuk menggugurkan kandungan.
Jika tidak memungkinkan—dikarenakan berbagai alasan, wanita yang sedang hamil
tetap “diperbolehkan” untuk mengonsumsi buah pepaya, itupun yang telah benar-
benar masak dan dengan kuantitas yang sedang. Dalam hal ini, dosis memainkan peran
yang amat penting, karena wanita-wanita yang mengonsumsi pepaya dalam jumlah yang
banyak dan dalam rentang waktu yang sangat lama, bisa menjadi mandul untuk
selamanya.
Oleh sebab itulah, di berbagai negara seperti di Papua Nugini dan Peru, buah
pepaya sering digunakan sebagai alat kontrasepsi (pengendali kelahiran). Dari
hasil seminar tentang pepaya yang diselenggarakan oleh Direktorat Budidaya
Tanaman Buah—Direktorat Jendral Holtikultura di Taman Buah Mekarsari,
terungkap sejumlah informasi penting tentang manfaat mengonsumsi buah
pepaya, di antaranya:
5.Pepaya merupakan salah satu buah yang amat baik dijadikan sebagai
sumber antioksidan, yang bisa diandalkan untuk mengenyahkan radikal bebas—
pemicu penyakit kanker, karena pepaya mengandung vitamin C dan karoten
dalam jumlah yang lumayan banyak,
10
6. Pepaya memiliki sifat antiseptik dan dapat membantu mencegah
perkembangan bakteri yang dapat merugikan usus. Selain itu, pepaya membantu
menormalkan pH usus, sehingga keadaan flora usus menjadi normal,
8.Zat papain yang dikandung oleh pepaya dapat memecah makanan yang
mengandung protein, sehingga terbentuklah senyawa asam amino yang bersifat
autointoxicanting, sehingga otomatis menghilangkan terbentuknya berbagai
substansi yang tidak diinginkan tubuh, yang terjadi akibat proses pencernaan yang
tidak sempurna. Dengan demikian, kita akan terbebas dari penyakit epilepsi,
hipertensi, kencing manis, radang sendi, dan sembelit.
B. Belut
Fungsi utama fosfor adalah sebagai pemberi energi dan kekuatan pada
metabolisme lemak dan karbohidrat, sebagai penunjang kesehatan gigi dan gusi,
untuk sintesis DNA serta penyerapan dan pemakaian kalsium. Kebutuhan fosfor
bagi ibu hamil tentu lebih banyak dibandingkan saat-saat tidak mengandung,
terutama untuk pembentukan tulang janinnya.
Jika asupan fosfor kurang, janin akan mengambilnya dari sang ibu. Ini salah
satu penyebab penyakit tulang keropos pada ibu. Kebutuhan fosfor akan terpenuhi
apabila konsumsi protein juga diperhatikan.
C. Nanas
Jika dimakan oleh ibu hamil akan menyebabkan keguguran. Dalam kadar
tinggi (pada varietas nanas tertentu), mungkin bromelain dapat membahayakan
janin yang masih muda (trimester pertama). Jika hanya memakan dalam jumlah
sedikit dan usia kehamilan sudah aman (di atas 4 bulan), makan nanas tidak akan
memengaruhi janin, terutama untuk nanas yang sudah tua atau nanas olahan.
Banyak ibu hamil menjadikan nanas sebagai santapan buah segar dan
kehamilannya tetap aman. Sementara, kebanyakan keguguran tidak ada
hubungannya dengan nanas. Keguguran bisa disebabkan oleh infeksi (misalnya
toksoplasma), kecelakaan (jatuh, terguncang), masalah pertumbuhan (kurang gizi,
kelainan bawaan), dan kesengajaan (aborsi).
11
D. Ikan Laut
Jika dimakan oleh ibu menyusui akan menyebabkan ASI menjadi asin.
Sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang lahir dari seorang ibu
yang suka makan ikan dan makanan laut lainnya selama hamil cenderung menjadi
lebih cerdas dan memiliki keterampilan tumbuh kembang yang lebih baik
dibandingkan anak dari ibu yang kurang suka makan makanan laut. Penelitian ini
menjadi kontroversial di negeri Paman Sam karena pemerintah Amerika Serikat
dan beberapa ilmuan lain telah mengeluarkan rekomendasi untuk wanita hamil
agar membatasi asupan makanan laut untuk menghindari merkuri, suatu toksin
yang dapat membahayakan sistem saraf janin yang sedang berkembang.
Dr. Joseph Hibbeln dari U.S National Institute of Health yang memimpin
penelitian tersebut menyatakan bahwa makanan laut adalah sumber penting asam
lemat omega 3 yang penting untuk perkembangan otak janin.
Dalam jurnal kedokteran The Lancet, ia menuliskan bahwa pembatasan asupan
ikan dan makanan laut sebanyak 12 ons per minggu pada wanita hamil seperti
(yang direkomendasikan oleh pemerintah Amerika Serikat) tidak melindungi janin
dari masalah perkembangan.
Penelitian tersebut dilakukan terhadap lebih dari 8.000 anak yang dipilih oleh
The University of Bristol untuk melihat bagaimana perkembangan anak bila
ibunya makan lebih dari 12 ons makanan laut selama hamil. Anak-anak tersebut
menunjukkan kemajuan yang lebih baik dalam uji perkembangan yang dilakukan
untuk menilai keterampilan motorik, komunikasi, dan sosial selama masa balita,
berperilaku lebih baik di usia 7 tahun, dan memperoleh nilai IQ verbal lebih tinggi
di usia 8 tahun. Perbedaan yang sangat mencolok dibandingkan anak yang ibunya
selama hamil tidak makan makanan laut sama sekali, 48% dari anak-anak ini
mempunyai nilai IQ verbal yang relatif rendah di usia 8 tahun dibandingkan anak
dari kelompok pertama. Dr. Gary Myers dan Philip Davidson dari University of
Rochester Medical Center di New York menulis komentar dalam The
Lancet,"Hasil penelitian tersebut menekankan pentingnya memasukkan ikan
dalam diet ibu hamil dan mendukung opini umum bahwa ikan adalah makanan
untuk otak."
E. Telur
12
dan tungkai. Fuwnkel dapat terbentuk pada Iebih dan satu tempat. Jika lebih
dansatu disebut furunkulosis. Furunkulosis dapat disebabkan oleh berbagai
faktorantara lain akibat iritasi, kebersihan yang kurang,daya tahan tubuh kurang
daninfeksi oleh staphylococcus Aureus. Infeksi dimulal dan peradangan pada
folikel rambut pada kulit (folikulitis) yang menyebar ke jaringan sekitarnya.
Karbunkel adalah infeksi bakteri pada sekelompok folikel rambut dan jaringan
sekitarnya yang berdekatan. Karbunkel terbentuk dari gabungan beberapa
furunkel yang berkelompok dan dibatasi oleh trabekula fibrosa yang berasal
dari jaringan subkutan yang padat.Karbunkel merupakan nodul inflamasi pada
daerah folikel rambut yang lebih luas dan dasarnya lebih dalam daripada furunkel.
Pepaya
a) Vitamin
Pepaya merupakan sumber vitamin C, vitamin E dan beta-karoten, tiga
antioksidan yang sangat kuat. Vitamin-vitamin ini membantu mencegah oksidasi
kolesterol. Kolesterol yang teroksidasi dapat menempel dan menumpuk di dinding
pembuluh darah, membentuk plak berbahaya (aterosklerosis) yang akhirnya dapat
menyebabkan serangan jantung atau stroke.
13
mg 00
vitamin 0.00 0.
B12 mcg 00
187.87 31
vitamin C
mg 3.12
3.40
vitamin E
mg
115.52 28
asam folat
mcg .88
7.90 9.
vitamin K
mcg 88
asam 0.66 6.
pantotenat mg 60
72.96 7.
kalsium
mg 30
33.44
klorid
mg
0.05 2.
tembaga
mg 50
0.30 1.
besi
mg 67
30.40 7.
magnesium
mg 60
0.03 1.
mangan
mg 50
15.20 1.
fosfor
mg 52
781.28 22
potasium
mg .32
1.82 2.
selenium
mcg 60
9.12 0.
sodium
mg 38
0.21 1.
zinc
mg 40
b) Serat
Pepaya merupakan sumber serat yang sangat baik. Selain menurunkan kadar
kolesterol tinggi, serat pepaya juga mampu mengikat zat-zat beracun di usus besar
dan menjauhkannya dari sel-sel usus yang sehat.
c) Asam Folat
Asam folat yang ditemukan dalam pepaya dibutuhkan untuk mengubah zat
yang disebut asam amino homosistein menjadi jinak. Jika tidak diubah,
14
homosistein dapat menempel di dinding pembuluh darah dan menjadi faktor risiko
yang signifikan untuk serangan jantung atau stroke.
d). Enzim
Ikan
Sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang lahir dari seorang ibu
yang suka makan ikan dan makanan laut lainnya selama hamil cenderung menjadi
lebih cerdas dan memiliki keterampilan tumbuh kembang yang lebih baik
dibandingkan anak dari ibu yang kurang suka makan makanan laut. Penelitian ini
menjadi kontroversial di negeri Paman Sam karena pemerintah Amerika Serikat
dan beberapa ilmuan lain telah mengeluarkan rekomendasi untuk wanita hamil
agar membatasi asupan makanan laut untuk menghindari merkuri, suatu toksin
yang dapat membahayakan sistem saraf janin yang sedang berkembang.
Dr. Joseph Hibbeln dari U.S National Institute of Health yang memimpin
penelitian tersebut menyatakan bahwa makanan laut adalah sumber penting asam
lemat omega 3 yang penting untuk perkembangan otak janin.
Dalam jurnal kedokteran The Lancet, ia menuliskan bahwa pembatasan asupan
ikan dan makanan laut sebanyak 12 ons per minggu pada wanita hamil seperti
(yang direkomendasikan oleh pemerintah Amerika Serikat) tidak melindungi janin
dari masalah perkembangan.
Sebaliknya, menurut mereka wanita hamil yang menghindari makanan laut
bahkan dapat membahayakan janin yang dikandungnya karena akan mengalami
kekurangan nutrisi esensial yang dibutuhkan dalam perkembangan otak janin.
Dr. Hibbeln mengatakan,"Hasil yang kami temukan ini cukup mengejutkan,
karena kami sebelumnya tidak mengarapkan hasil yang sangat jelas seperti ini
15
mengenai bahaya kekurangan konsumsi makanan laut." Penelitian tersebut
dilakukan terhadap lebih dari 8.000 anak yang dipilih oleh The University of
Bristol untuk melihat bagaimana perkembangan anak bila ibunya makan lebih dari
12 ons makanan laut selama hamil. Anak-anak tersebut menunjukkan kemajuan
yang lebih baik dalam uji perkembangan yang dilakukan untuk menilai
keterampilan motorik, komunikasi, dan sosial selama masa balita, berperilaku
lebih baik di usia 7 tahun, dan memperoleh nilai IQ verbal lebih tinggi di usia 8
tahun.
Perbedaan yang sangat mencolok dibandingkan anak yang ibunya selama hamil
tidak makan makanan laut sama sekali, 48% dari anak-anak ini mempunyai nilai
IQ verbal yang relatif rendah di usia 8 tahun dibandingkan anak dari kelompok
pertama.
Dr. Gary Myers dan Philip Davidson dari University of Rochester Medical Center
di New York menulis komentar dalam The Lancet,"Hasil penelitian tersebut
menekankan pentingnya memasukkan ikan dalam diet ibu hamil dan mendukung
opini umum bahwa ikan adalah makanan untuk otak."
Ikan Belut
Sebagai Sumber Energi dan Protein Dilihat dari komposisi gizinya, belut
mempunyai nilai energi yang cukup tinggi, yaitu 303 kkal per 100 gram daging.
Nilai energi belut jauh lebih tinggi dibandingkan telur (162 kkal/100 g tanpa kulit)
dan daging sapi (207 kkal per 100 g). Hal itulah yang menyebabkan belut sangat
baik untuk digunakan sebagai sumber energi.
Nilai protein pada belut (18,4 g/100 g daging) setara dengan protein daging
sapi (18,8 g/100g), tetapi lebih tinggi dari protein telur (12,8 g/100 g). Seperti
jenis ikan lainnya, nilai cerna protein pada belut juga sangat tinggi, sehingga
sangat cocok untuk sumber protein bagi semua kelompok usia, dari bayi hingga
usia lanjut.
Protein belut juga kaya akan beberapa asam amino yang memiliki kualitas cukup
baik, yaitu leusin, lisin, asam aspartat, dan asam glutamat. Leusin dan isoleusin
merupakan asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak-
anak dan menjaga kesetimbangan nitrogen pada orang dewasa.
Leusin juga berguna untuk perombakan dan pembentukan protein otot. Asam
glutamat sangat diperlukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan asam
aspartat untuk membantu kerja neurotransmitter.
Tingginya kadar asam glutamat pada belut menjadikan belut berasa enak dan
gurih. Dalam proses pemasakannya tidak perlu ditambah penyedap rasa berupa
monosodium glutamat (MSG). Kandungan arginin (asam amino nonesensial)
pada belut dapat memengaruhi produksi hormon pertumbuhan manusia yang
populer dengan sebutan human growth hormone (HGH). HGH ini yang akan
membantu meningkatkan kesehatan otot dan mengurangi penumpukan lemak di
tubuh. Hasil uji laboratorium juga menunjukkan bahwa arginin berfungsi
menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara. Belut kaya akan zat besi (20
mg/100 g), jauh lebih tinggi dibandingkan zat besi pada telur dan daging (2,8
mg/100g). Konsumsi 125 gram belut setiap hari telah memenuhi kebutuhan tubuh
akan zat besi, yaitu 25 mg per hari. Zat besi sangat diperlukan tubuh untuk
16
mencegah anemia gizi, yang ditandai oleh tubuh yang mudah lemah, letih, dan
lesu.
Zat besi berguna untuk membentuk hemoglobin darah yang berfungsi membawa
oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen tersebut selanjutnya berfungsi untuk
mengoksidasi karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi untuk aktivitas
tubuh. Itulah yang menyebabkan gejala utama kekurangan zat besi adalah lemah,
letih, dan tidak bertenaga. Zat besi juga berguna untuk meningkatkan sistem
kekebalan tubuh, sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.
Belut juga kaya akan fosfor. Nilainya dua kali lipat fosfor pada telur. Tanpa
kehadiran fosfor, kalsium tidak dapat membentuk massa tulang. Karena itu,
konsumsi fosfor harus berimbang dengan kalsium, agar tulang menjadi kokoh dan
kuat, sehingga terbebas dari osteoporosis. Di dalam tubuh, fosfor yang berbentuk
kristal kalsium fosfat umumnya (sekitar 80 persen) berada dalam tulang dan gigi.
Fungsi utama fosfor adalah sebagai pemberi energi dan kekuatan pada
metabolisme lemak dan karbohidrat, sebagai penunjang kesehatan gigi dan gusi,
untuk sintesis DNA serta penyerapan dan pemakaian kalsium. Kebutuhan fosfor
bagi ibu hamil tentu lebih banyak dibandingkan saat-saat tidak mengandung,
terutama untuk pembentukan tulang janinnya. Jika asupan fosfor kurang, janin
akan mengambilnya dari sang ibu. Ini salah satu penyebab penyakit tulang
keropos pada ibu. Kebutuhan fosfor akan terpenuhi apabila konsumsi protein juga
diperhatikan.
Kandungan vitamin A yang mencapai 1.600 SI per 100 g membuat belut sangat
baik untuk digunakan sebagai pemelihara sel epitel. Selain itu, vitamin A juga
sangat diperlukan tubuh untuk pertumbuhan, penglihatan, dan proses reproduksi.
Belut juga kaya akan vitamin B. Vitamin B umumnya berperan sebagai kofaktor
dari suatu enzim, sehingga enzim dapat berfungsi normal dalam proses
metabolisme tubuh. Vitamin B juga sangat penting bagi otak untuk berfungsi
normal, membantu membentuk protein, hormon, dan sel darah merah.
Nanas
Nanas adalah jenis buah-buahan yang banyak dikonsumsi sebagai bahan
olahan minuman atau pun makanan. Kandungan dan manfaat buah nanas adalah
sebagai berikut.
17
Asam chlorogen, semacam antioksidan yang dapat memblokir formasi
nitrosamine, zat yang dapat menyebabkan kanker.
Asam amino esensial dan non-esensial, untuk membantu memperkuat
sistem imun dalam tubuh, mengatasi kelelahan, dan meningkatkan stamina dan
energi.
Valine dan leucine yang terdapat di dalam nanas dibutuhkan oleh tubuh
untuk pertumbuhan dan memperbaiki jaringan otot.
Kandungan cystine pada nanas berguna untuk pembentukan kulit dan
rambut, membentuk formasi kulit, dan mempercepat penyembuhan luka.
Namun, dalam kadar tinggi (pada varietas nanas tertentu), mungkin bromelain
dapat membahayakan janin yang masih muda (trimester pertama). Jika hanya
memakan dalam jumlah sedikit dan usia kehamilan sudah aman (di atas 4 bulan),
makan nanas tidak akan memengaruhi janin, terutama untuk nanas yang sudah tua
atau nanas olahan. Banyak ibu hamil menjadikan nanas sebagai santapan buah
segar dan kehamilannya tetap aman. Sementara, kebanyakan keguguran tidak ada
hubungannya dengan nanas. Keguguran bisa disebabkan oleh infeksi (misalnya
toksoplasma), kecelakaan (jatuh, terguncang), masalah pertumbuhan (kurang gizi,
kelainan bawaan), dan kesengajaan (aborsi).
Daging Ayam
Dianalisa dari nilai gizinya, setiap 100 gram daging ayam mengandung 74
persen air, 22 persen protein, 13 miligram zat kalzium, 190 miligram zat fosfor
dan 1,5 miligram zat besi. Daging ayam mengandung vitamin A yang kaya, lebih-
lebih ayam kecil. Selain itu, daging ayam juga mengandung vitamin C dan E.
Daging ayam selain rendah kadar lemaknya, lemaknya juga termasuk asam lemak
tidak jenuh, ini merupakan makanan protein yang paling ideal bagi anak kecil,
orang setengah baya dan orang lanjut usia, penderita penyakit pembuluh darah
jantung dan orang yang lemah pasca sakit.
Sebenarnya, lemak merupakan salah satu dari tiga unsur gizi yang tidak
terkurangkan untuk tubuh manusia, kalau tidak mengkonsumsinya sama sekali
dapat berakibat kekurangan kalori yang diperlukan untuk kegiatan tubuh, dan
kekurangan zantara untuk menyerap vitamin A, D, E dan K. Masyarakat
dianjurkan tidak mengkonsumsi lemak berlebihan dalam asam lemak jenuh, yang
mudah memicu lemak darah tinggi dan mengakibatkan penyakit pembuluh darah
jantung. Maka, mengkonsumsi asam lemak tidak jenuh bermanfaat bagi
kesehatan. Nilai dari daging ayam justru karena tidak mengandung asam lemak
tidak jenuh.
18
Daun Kelor
Daun kelor adalah bagian paling bergizi dari tanaman kelor sendiri,
merupakan sumber penting vitamin B6, vitamin C, provitamin A sebagai beta-
karoten, magnesium dan protein antara nutrisi lain yang telah diteliti di lab. oleh
USDA. Jika dibandingkan dengan makanan umum, daun kelor sangat tinggi
dalam kandungan nutrisi nya :
Secara tradisional daun kelor dimasak dan digunakan seperti bayam. Selain
digunakan segar sebagai pengganti bayam, daun biasanya dikeringkan dan
ditumbuk menjadi bubuk digunakan dalam sup dan saus. Sebagai catatan Penting
untuk diingat bahwa seperti kebanyakan tanaman kelor pemanasan di atas 60
derajat celcius dapat menghancurkan beberapa nilai gizi.
1. Anti inflamasi
19
seperti stress. Hormon adrenalin dan kostisol dapat memicu produksi kolesterol
dalam tubuh. Penelitian tentang daun kelor membuktikan, bahwa efek dari ekstrak
kelor dapat sebanding dengan obat atenolol dalam menurunkan kadar lemak
dalam tikus. Penelitian ini masih banyak dilakukan juga terkait peran i2 sitosterol,
senyawa bio aktif yang terkandung dalam daun kelor.
Telur
Dilihat dari nilai gizinya, telur puyuh tidak kalah dari telur ayam ataupun
telur bebek. Kandungan zat gizi telur puyuh dibandingkan dengan telur ayam dan
telur bebek per 100 gramnya dapat dilihat pada tabel.
Kandungan gizi per 100 gram telur puyuh, telur ayam, dan telur bebek
20
Thiamin (mg) 0,069 0,069 0,156
Riboflavin (mg) 0,478 0,478 0,404
Niasin (mg) 0,070 0,070 0,200
Asam Panthothenat
1,438 1,438 1,862
(mg)
Vitamin B6 (mg) 0,143 0,143 0,250
Kolin (mg) 263,4 251,1 263,4
Vitamin B12 (mkg) 1,58 1,29 5,40
Vitamin A (IU) 543 487 674
Vitamin E (mg) 1,08 0,97 1,34
Vitamin K (mkg) 0,3 0,3 0,4
Kolesterol (mg) 844 423 884
Lutein+zeaksantin
369 331 459
(mkg)
Kacang-kacangan
Kandungan nutrisi
a) Protein tinggi
b) Mineral kalsium dan fosfor
c) Asam lemak tak jenuh
d) Sumber protein nabat iterbaik
e) Rendah lemak
f) Vitamin B1,B2
Manfaat bagi kesehatan:
a) Menjaga kolesterol (asam lemak tidak jenuh)
b) Mempercepat proses pertumbuhan dan mencegah penyakit
beri-beri (vitamin B1)
c) Membantu penyerapan protein hingga lebih efisien untuk
digunakan (vitamin B2)
d) Memperkuat tulang (fosfor + kalsium)
e) Meningkatkan kesuburan dan mencegahpenuaandini
f) Sumber energi (kalori)
21
masalah dan tantangan yang semakin besar dan kompleks. Upaya untuk
menurunkan penyakit menular (infectious diseases) misalnya diare, pneumonia,
demam berdarah belum sepenuhnya berhasil, merebak pula penyakit dan
gangguan kesehatan akibat gaya hidup yangtidak sehat (unhealthy life style),
misalnya merokok, penyalahgunaan zat (substance abuse), rendahnya aktivitas
fisik, pola makan tidak sehat,
perilaku seks yang tidak aman, cedera akibat kecelakaan lalu lintas,
dankekerasan. Belakangan, beban tersebut diperberat karena munculnyapenyakit
baru (new diseases), misalnya avian influenza (flu burung).
Menurut Winslow (1974) kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni untuk
mencegah penyakit, memperpanjang masa hidup dan meningkatkan derajat
kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat alam:
a) perbaikan sanitasi lingkungan
b) pemberantasan penyakit menular,
c) pendidikan untuk kebersihan perorangan,
d) pengorganisasian
pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan
pengobatan, serta e) pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang
terpenuhi kehidupan yang layak dalam memelihara
kesehatannya. Sebagai ilmu, kesehatan masyarakat mempunyai perangkat
berupaparadigma, teori, metode, dan teknologi yang khas, yang telah
terbuktikeberhasilannya dalam berkontribusi terhadap upaya meningkatkan
derajatkesehatan penduduk. Di sisi lain, mengingat sasaran kesehatan masyarakat
adalah manusia dengan berbagai ciri kepribadian serta keanekaragaman latar
belakang budaya yang unik, maka penerapan ilmu kesehatan masyarakat
memerlukan kreativitas seni, berupa apresiasi terhadap keragaman individual,
kelompok dan masyarakat. Mengingat bahwalapangan aktivitas kesehatan
masyarakat adalah promosi dan pencegahan, maka segenap metode, teknik, upaya,
dan seni tersebut harus diarahkan
untuk mencegah dan mengendalikan berbagai penyakit menular, sekaligus
mempromosikan (meningkatkan) perilaku yang selaras dengan kaidah kesehatan.
Dalam menyelenggarakan misi peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit,
kesehatan masyarakat ditopang oleh berbagai pilar, di antaranya adalah
pendidikan atau promosi kesehatan. Hendrik L Blum dalam pandangan klasiknya
menyatakan bahwa derajat kesehatan suatu masyarakat dipengaruhi oleh empat
faktor, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, serta genetik. Oleh sebab
itu upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga diarahkan kepada 4
faktor tersebut. Untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui intervensi faktor
lingkungan adalah dengan memperbaiki lingkungan fisik (penyediaan air bersih,
perbaikan pembuangan tinja, air limbah, pembuangan sampah, dan sebagainya),
dan lingkungan non fisik (sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya).
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui intervensi pelayanan kesehatan
adalah dengan perbaikan atau peningkatan pelayanan kesehatan sehingga
terjangkau oleh masyarakat, baik terjangkau secara ekonomi maupun secara sosial
budaya. Sedangkan peningkatan kesehatan masyarakat melalui intervensi perilaku
adalah dengan pendidikan atau promosi kesehatan. Dengan intervensi promosi
22
kesehatan diharapkan perilaku masyarakat kondusif bagi kesehatan mereka. Lebih
dari itu, pendidikan atau promosi kesehatan sebenarnya tidak hanya pada faktor
lingkungan saja, tetapi juga berperan pada factor lingkungan, pelayanan
kesehatan, bahkan juga berperan pada factor herediter. Dari pengalaman empiris
terbukti, bahwa meskipun masyarakat telah memperoleh fasilitas sarana air bersih
dan jamban keluarga serta fasilitas pelayanan kesehatan, tetapi penggunaan oleh
masyarakat tidak maksimal, bahkan tidak digunakan sama sekali. Hal ini
disebabkan karena belum berperannya faktor perilaku yang juga memerlukan
dukungan promosi kesehatan. Untuk jelasnya peran promosi atau pendidikan
kesehatan terhadap kesehatan masyarakat dalam konteks teori Blum tersebut,
dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.
a). Kesehatan
Perilaku sebagai sasaran intervensi
mempunyai 3 domain, yakni:
pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan praktek atau tindakan (practice).
Pengetahuan dan sikap merupakan perilaku yang masih tertutup (covert behavior),
sedangkan praktek atau tindakan merupakan perilaku yang sudah terbuka (overt
behavior). Oleh sebab itu, perubahan perilakusebagai hasil pendidikan atau
promosi kesehatan terjadi secara bertingkat. Pemberian informasi melalui
penyuluhan kesehatan sebagai bagian daripromosi kesehatan akan meningkatkan
pengetahuan tentang kesehatan.Pengetahuan kesehatan akan meningkatkan sikap
terhadap kesehatan,dan selanjutnya akan berakibat terhadap perubahan praktek
hidup sehat(overt behavior).
b). Metode Promosi Kesehatan
Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu.
Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, maka masyarakat,
kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang
lebih baik. Pengetahuan tersebut pada akhirnya diharapkan dapat berpengaruh
terhadap perilaku. Dengan kata lain dengan adanya promosi kesehtan tersebut
diharapkan dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku kesehatan dari
sasaran.
Promosi/pendidikan kesehatan juga sebagau suatu proses dimana proses
tersebut mempaunyai masukan (input) dan keluaran (output). Di dalam suatu
proses pendidikan kesehayan yang menuju tercapainya tujuan promosi, yakni
perubahan perilaku, dipegaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi
23
suatu proses pendidikan disamping faktor masukannya sendiri juga metode, faktor
materi aytau pesanya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan alat-alat
bantu media yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Agar dicapai suatu
hasil yang optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerja sama secara
harmonis. Hal ini berarti bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu
harus menggunakan cara tertentu pula. Materi juga harus disesuaikan dengan
sasaran. Demikian juga lat bentu pendidikan disesuaikan. Untuksasaran
kelompok, maka metodenya harus berbeda dengan sasaran media massa dan
sasaran individual. Untuk sasaran masssa pun harus berbeda dengan sasaran
individual dan sebagainya. Dibawah ini diuraikan beberapa metode promosi atau
pendidikan individual, kelompok dan massa (publik).
24
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila pserta penyuluhan itu
lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain
ceramah dan seminar.
a. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran pendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal
uang perlu diperhatikan dalam menggunakan metoda ceramah:
Persiapan:
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa
yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri.
Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau
disusun dalam diagram atau skema.
Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah singkat, slide,
transparan, sound sistem, dan sebagainya.
Pelaksanaan:
1) Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah
dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti
psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
2) Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu
dan gelisah.
3) Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
4) Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
5) Berdiri di depan (di pertengahan), seyogianya tidak duduk.
6) Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.
b. Seminar
Metode ini hanya cocok untukpendidikan menengah ke atas. Seminar adalah
suatu penyajian (presentasi) dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang
suatu topic yang dianggap penting dan dianggap hangat masyarakat.
2. Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut
kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain:
a. Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota klompok dapat bebas
berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian
rupa sehingga mereka dapt berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama
lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi juga
duduk di antara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan yang lebih tinggi.
Dengan kata lain mereka harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap
anggota kelompok mempunyai kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan
pendapat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-
pancingan yang dapat berupa pertanyaan-petanyaan atau kasus sehubungan
dengan topic yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin
kelompok harus mengarahkan dan megatur sedemikian rupa sehingga semua
orang dapat kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari
salah seorang peserta.
b. Curah Pendapat (Brain Storming)
25
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sana
dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok
memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban
atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut
ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta
mencurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari oleh siapa pun. Baru setelah
semua anggota dikeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan
akhirnya terjadi diskusi.
c. Bola Salju (Snow Bailing)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian
dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka
tiap 2pasang bergabung menjadi satu. Msreka tetap mendiskusikan masalah
tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah
beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya, demikian
seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok.
d. Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group)
yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan
kelompok lain, Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut,
Selanjutnya hasil dan tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari
kesimpulannya.
e. Role Ploy (Memainkan Peranan)
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang
peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter Puskesmas,
sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai
pasien atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan, misalnya bagaimana
interaksi atau berkomunika sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
f. permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diakusi kelompok.
Pesan-pesan kesehatan disajikan da lam beberapa bentuk permainan seperti
permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli,
dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberan atau papan main.
Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai nara sumber.
3. Metode Massa
Metode pendidikan kesehatan secara massa dipakai untyuk
mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukkan kepada masyarakat
yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian cara yang paling tepat adalah
pendekatan massa. Oleh karena sasarn promosi ini bersifat umum, dalam arti tidak
membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi,
tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang akan
disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh
massa tersebut. Pendekan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness
atau kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, dan belum begitu diharapkan
untuk sampai pada perubahan perilaku. Namun demikian, bila kemudian dapat
berpengaruh terhadap perubahan perilaku juga merupakan hal yang wajar. Pada
26
umumnya bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak langsung. Biasanya dengan
menggunakan atau melalui media massa.
27
Jumlah dan jenis Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
yang ada seperti Posyandu, kelompok pemakai air, kelompok arisan jamban,
tabulin, dasolin. Jumlah kader kesehatan/kader PKK, ormas/LSM yang ada.
4. Survei Mawas Diri
Sebagai langkah pertama dalam upaya membina peranserta masyarakat, perlu
diselenggarakan Survai Mawas Diri, yaitu sebuah survai sederhana oleh para
pemuka masyarakat dan perangkat desa/
kelurahan, yang dibimbing oleh fasilitator dan petugas Puskesmas. Selain
untuk mendata ulang masalah kesehatan, mendiagnosis penyebabnya dari segi
perilaku dan menggali latar belakang perilaku masyarakat, survai ini juga
bermanfaat untuk menciptakan kesadaran dan kepedulian para pemuka
masyarakat terhadap kesehatan masyarakat desa/kelurahan, khususnya dari segi
PHBS.
Dalam survai ini akan diidentifikasi dan dirumuskan bersama hal-hal sebagai
berikut: Masalah-masalah kesehatan yang masih diderita/dihadapi dan mungkin
(potensial) dihadapi masyarakat serta urutan prioritas penanganannya. Hal-hal
yang menyebabkan terjadinya masalah-masalah kesehatan, baik dari sisi teknis
kesehatan maupun dari sisi perilaku masyarakat. Dari sisi perilaku, setiap perilaku
digali faktor-faktor yang menjadi latar belakang timbulnya perilaku tersebut.
Tabel berikut dapat digunakan sebagai panduan untuk menggali latar belakang
setiap perilaku.
5. Sarana Musyawarah Desa/Kelurahan
Musyawarah Desa/Kelurahan diselenggarakan sebagai tindaklanjut Survai
Mawas Diri, sehingga masih menjadi tugas fasilitator dan petugas Puskesmas
untuk mengawalnya. Musyawarah Desa/ Kelurahan bertujuan: Menyosialisasikan
tentang adanya masalah-masalah kesehatan yang masih diderita/dihadapi
masyarakat. Mencapai kesepakatan tentang urutan prioritas masalahmasalah
kesehatan yang hendak ditangani. Mencapai kesepakatan tentang UKBM-UKBM
yang hendak dibentuk baru atau diaktifkan kembali. Memantapkan data/informasi
potensi desa atau potensikelurahan serta bantuan/dukungan yang diperlukan dan
alternatif sumber bantuan/dukungan tersebut. Menggalang semangat dan
partisipasi warga desa atau kelurahan untuk mendukung pengembangan kesehatan
masyarakat desa/kelurahan.Musyawarah Desa/Kelurahan diakhiri dengan
dibentuknya Forum Desa, yaitu sebuah lembaga kemasyarakatan di antara lain :
para pemuka masyarakat desa/kelurahan berkumpul secara rutin untuk membahas
kembangan dan pengembangan kesehatanmasyarakat desa/kelurahan.Dari segi
PHBS, Musyawarah Desa/Kelurahan bertujuan untuk menjadikan masyarakat
desa/kelurahan menyadari adanya sejumlah perilaku yang menyebabkan
terjadinya berbagaimasalah kesehatan yang saat ini dan yang mungkin (potensial)
mereka hadapi.
6. Perencanaan Partisipatif
Setelah diperolehnya kesepakatan dari warga desa atau kelurahan,Forum
Desa mengadakan pertemuan-pertemuan secara intensifguna menyusun rencana
pengembangan kesehatan masyarakat
desa/kelurahan untuk dimasukkan ke dalam Rencana
PembangunanDesa/Kelurahan. Rencana Pengembangan Kesehatan Masyarakat
28
Desa/Kelurahan harus mencakup: Rekrutmen/pengaktifan kembali kader
kesehatan dan pelatihan pembinaan PHBS di Rumah Tangga untuk para kader
kesehatan
oleh petugas Puskesmas dan fasilitator, berikut biaya yang diperlukan dan
jadwal pelaksanaannya.
Kegiatan-kegiatan pembinaan PHBS di Rumah Tangga yang akan
dilaksanakan oleh kader kesehatan dengan pendekatan Dasawisma, berikut jadwal
pelaksanaannya. Sarana-sarana yang perlu diadakan atau direhabilitasi untuk
mendukung terwujudnya PHBS di Rumah Tangga, Hal-hal yang dapat
dilaksanakan tanpa biaya atau dengan swadaya masyarakat dan atau bantuan dari
donatur (misalnya swasta),
dicantumkan dalam dokumen tersendiri. Sedangkan hal-hal yang memerlukan
dukungan pemerintah dimasukkan ke dalam dokumen Musrenbang Desa atau
Kelurahan untuk diteruskan ke Musrenbang
selanjutnya.
7. Pelaksanaan Kegiatan
Sebagai langkah pertama dalam pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan,
petugas Puskesmas dan fasilitator mengajak Forum Desa merekrut atau
memanggil kembali kader-kader kesehatan yang ada. Selain itu, juga untuk
mengupayakan sedikit dana (dana desa/kelurahan atau swadaya masyarakat) guna
keperluan pelatihan kader kesehatan. Selanjutnya, pelatihan kader kesehatan oleh
fasilitator dan petugas Puskesmas dapat dilaksanakan. Segera setelah itu,
kegiatan-kegiatan yang tidak memerlukan biaya operasional seperti penyuluhan
dan advokasi dapat dilaksanakan.Sedangkan kegiatan-kegiatan lain yang
memerlukan dana dilakukan jika sudah tersedia dana, apakah itu dana dari
swadaya masyarakat, dari donatur (misalnya pengusaha), atau dari pemerintah,
termasuk dari desa /kelurahan. Promosi kesehatan dilaksanakan dengan
pemberdayaan keluarga melalui Dasawisma, yang didukung oleh bina suasana
dan advokasi.
Pemberdayaan
Pemberdayaan individu dilaksanakan dalam berbagai kesempatan, khususnya
pada saat individu-individu anggota rumah tangga berkunjung dan memanfaatkan
upaya-upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM) seperti Posyandu,
Poskesdes, dan lain-lain, melalui pemberian informasi dan konsultasi. Dalam
kesempatan ini, para kader (dan juga petugas kesehatan) yang bekerja di UKBM
harus berupaya yakinkan individu tersebut akan pentingnya mempraktikkan
PHBS berkaitan dengan masalah kesehatan yang sedang dan atau potensial
dihadapinya. Pemberdayaan keluarga dilaksanakan melalui kunjungan ke rumah
tangga dan konsultasi keluargaoleh para kader kesehatan. Juga melalui bimbingan
atau pendampingan ketika keluarga tersebut membutuhkan (misalnya tatkala
membangun jamban, membuat taman obat keluarga dan lain-lain). Dalam hal ini,
fasilitator dan petugas Puskesmas mengorganisasikan para kader kesehatan
dengan membagi tugas dan tanggung jawab melalui pendekatan Dasawisma.
Seorang atau dua orang kader diberi tugas dan tanggung jawab untuk membina
PHBS 5–10 rumah tangga.
29
Bina Suasana
Bina suasana diawali dengan advokasi oleh fasilitator dan petugas Puskesmas
untuk menggalang kemitraan. Advokasi dilakukan terhadap para pemuka atau
tokoh-tokoh masyarakat, termasuk pemuka agama dan pemuka adat serta para
pengurus organisasi kemasyarakatan di tingkat desa dan kelurahan seperti
pengurus Rukun Warga/Rukun Tetangga, pengurus PKK, pengurus pengajian,
pengurus arisan, pengurus koperasi, pengurus organisasi pemuda (seperti Karang
Taruna) dan lain-lain. Keberhasilan advokasi dan penggalangan kemitraan akan
memotivasi para pemuka atau tokoh-tokoh masyarakat tersebut untuk berperan
aktif dalam bina suasana, dalam rangka menciptakan opini publik, suasana yang
kondusif dan panutan di tingkat desa dan kelurahan bagi dipraktikkannya PHBS
oleh rumah tangga. Para pengurus organisasi kemasyarakatan juga termotivasi
untuk mendorong anggotaanggotanya agar mempraktikkan PHBS. Bina suasana
juga dapat dilakukan dengan pemanfaatan media seperti pemasangan spanduk dan
atau billboard di jalan-jalan desa/kelurahan, penempelan poster di tempat-tempat
strategis, pembuatan dan pemeliharaan taman obat/taman gizi percontohan di
beberapa lokasi, serta pemanfaatan media tradisional.
Advokasi
Sebagaimana disebutkan di atas, advokasi dilakukan oleh fasilitator dan
petugas Puskesmas terhadap para pemuka masyarakat dan pengurus organisasi
kemasyarakatan tingkat desa dan kelurahan, agar mereka berperan serta dalam
kegiatan bina suasana Di samping itu, advokasi juga dilakukan terhadap para
penyandang dana, termasuk pengusaha, agar mereka membantu upaya
pengembangan kesehatan masyarakat desa/kelurahan. Kegiatan-kegiatan
pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi di desa dan kelurahan tersebut di atas
harus didukung oleh kegiatankegiatan (1) bina suasana PHBS di Rumah Tangga
dalam lingkup yang lebih luas (kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional)
dengan memanfaatkan media massa berjangkauan luas seperti surat kabar,
majalah, radio, televisi dan internet; serta (2) advokasi secara berjenjang dari
tingkat provinsi ke tingkat kabupaten/kota dan dari tingkat kabupaten/kota ke
tingkat kecamatan.
30
tersebut.Pembinaan kelestarian juga dilaksanakan terintegrasi dengan
penyelenggaraan Lomba Desa dan Kelurahan yang diselenggarakan setiap tahun
secara berjenjang sejak dari tingkat desa/kelurahansampai ke tingkat nasional.
Dalam rangka pembinaan kelestarian juga diselenggarakanpencatatan dan
pelaporan perkembangan kesehatan masyarakat desa/kelurahan, termasuk PHBS
di Rumah Tangga, yang berjalan secara berjenjang dan terintegrasi dengan Sistem
Informasi Pembangunan Desa yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam
Negeri.
31
BAB III
KESIMPULAN
32
DAFTAR PUSTAKA
hhttp://nasional.kompas.com/read/2008/11/07/10453394/si.licin.belut.kuatkan.tula
ng
ttp://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2012/08/05/dahsyatnya-khasiat-pepaya/
http://nutrisiuntukbangsa.org/mitos-ibu-hamil-jangan-makan-nanas-nanti-
janinnya-gugur-lho/
http://indonesiaindonesia.com/f/14092-konsumsi-ikan-masa-hamil-meningkatkan-
kecerdasan/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3711/3/fkm%20linda.pdf.txt
http://eprints.undip.ac.id/15216/Afiyah_Sri_Harnany
www.artikelgizikesehatan.blogspot.com/2011/12/tabu-pada-makanan.html?m=1
33