Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hemoroid merupakan salah satu penyakit yang paling sering dijumpai. Sulit untuk
memperoleh angka insidensi dari penyakit ini. Tapi pengalamam klinik menyokong dugaan
bahwa banyak orang, baik laki-laki maupun perempuan, yang menderita hemoroid. Bahkan yang
lebih banyak lagi menderita hemoroid dalam bentuk tanpa gejala atau keluhan. Dikatakan bahwa
baik pria maupun wanita mempunyai peluan yang sama untuk terkena hemoroid. Semua orang
diatas 30 tahun mempunyai kemungkinan 30-50% untuk mendapat varises ditungkai, pleksus
hemoroidalis maupun ditempat-tempat lain (Dudley).
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan keterampilan penulis dalam
penanganan secara cepat dan akurat jika dihadapkan dengan yang manifestasi
penyakit kejiwaan seperti Stress berat dengan reaksi panic Akut dan
penatalaksanaannya. Sehingga diharapkan dapat menolong kondisi penderita
sehingga dapat kembali hidup normal seperti sedia kala.
2. Tujuan khusus
Untuk memenuhi tugas akhir Skill Lab pada Modul Gawat Darurat Bedah
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Umumnya istilah hemoroid dianggap sinonim piles dan istilah itu dapat saling
mengantikan. Namun secara etimologis kedua istilah tersebut memiliki pengertian istilah
yang berbeda. Istilah hemoroid berasal dari bahasa Yunani Haimorrhoides yang berarti
perdarahan (haema =darah, Rhodes=aliran), sesuai dengan gejala yang paling menonjol
pada kebanyakan kasus. Tetapi istilah ini tidak dapat secara tepat untuk semua kasus,
karena terdapat juga hemoroid yang tidak pernah memberikan gejala pendarahan. Istilah
Piles berasal dari kata latin Pile, yang berarti bola, sesuai dengan kenyataan bahwa
semua kasus hemoroid menimbulkan gejala pembengkakan atau terdapatnya benjolan
dalam berbagai ukuran, meskipun kadang-kadang benjolan tersebut tidak tampak dari
luar (Anonim)
D. KLASIFIKASI
Hemoroid diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu hemorois interna dan hemoroid
eksterna. Hemoroid interna adalah pleksus vena hemoroidalis superior di atas linea
dentata/garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa dengan epitel kolumnar. Hemoroid
interna ini merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa pada rektum
sebelah bawah. Sering hemoroid terdapat pada tiga posisi primer, yaitu kanan depan ( jam
7 ), kanan belakang (jam 11), dan kiri lateral (jam 3), yang oleh Miles disebut “Three
Primary Haemorrhoidal Areas”. Hemoroid yang lebih kecil terdapat di antara ketiga letak
primer tesebut. Secara klinis hemoroid interna dibagi atas 4 derajat :
1. Hemoroid interna derajat I. Ini merupakan stadium awal. Hemoroid hanya berupa
benjolan kecil di dalam kanalis anal pada saat vena-vena mengalami distensi ketika
defekasi.
2. Hemoroid interna derajat II. Hemoroid berupa benjolan yang lebih besar, yang tidak
hanya menonjol kedalam kanalis anal, tetapi juga turun kelubang anus. Benjolan ini
muncul keluar ketika penderita mengejan, tapi secara spontan masuk kembali
kedalam kananlis anal bila proses defekasi telah selesai.
Hemoroid Interna
Derajat Berdarah Menonjol Reposisi
I + - -
II (+) + Spontan
1. Hemoroid eksterna akut. Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada
pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma, walaupun disebut hemoroid
thrombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung
saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
2. Hemoroid eksterna kronik. Disebut juga skin tag itu berupa satu atau lebih lipatan
kulit anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
E. ETIOLOGI
Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :
1. Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelainan organik. Kelainan organik yang
menyebabkan gangguan adalah :
a. Hepar sirosis hepatis. Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan
resistensi aliran vena ke hepar sehingga terjadi hepartensi portal. Maka
akan terbentuk kolateral antara lain ke esopagus dan pleksus hemoroidalis.
b. Bendungan vena porta, misalnya karena trombosis
Hemoroid eksterna
1. Keadaan ini ditandai dengan adanya benjolan di bawah kulit kanalis analis
yang nyeri sekali, tegang dan berwarna kebiru-biruan, berukuran dari
beberapa milimeter sampai satu atau dua sentimeter garis tengahnya.
2. Benjolan itu dapat unilobular, dan dapat pula multilokuler atau beberapa
benjolan.
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
A. DIAGNOSIS
Diagnosa dari hemoroid dapat ditegakkan dari hasil :
a. Anamnesa
1. Identitas pasien
Nama : Tn. Khan
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 45 th
Alamat : Jl. Bundo Kanduang No.45 Padang
2. Keluhan utama : Rasa sangat nyeri di anus
3. Riwayat penyakit sekarang : Benjolan kebiruan di anus
4. Riwayat penyakit dahulu : (-)
5. Riwayat keluarga : (-)
b. Pemeriksaan fisik
Vital sign :
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Suhu : 370C
Nadi : 80x/mnt
Nafas : 24x/mnt
A. KOMPLIKASI
Komplikasi dari hemoroid yang paling sering adalah perdarahan, thrombosis dan
strangulasi. Hemoroid yang mengalami strangulasi adalah hemoroid yang mengalami
prolapsus dimana suplai darah dihalangi oleh sfingter ani. Keadaan thrombosis dapat
menyebabkan nyeri yang hebat dan dapat menyebabkan nekrosis dan kulit yang
menutupinya (Dardjat).
B. DIAGNOSA BANDING
Perdarahan rektum merupakan manifestasi utama hemoroid interna yang juga terjadi
pada:
1. Karsinoma kolorektum
2. Penyakit divertikel
3. Polip
4. Kolitis ulserosa
C. PENATALAKSANAAN
Hemoroid Interna
1. Non Operatif
b. Skleroterapi
Penyulit utama dari ligasi ini adalah timbulnya nyeri karena terkenanya
garis mukokutan. Untuk menghindari ini maka gelang tersebut ditempatkan cukup
jauh dari garis mukokutan. Nyeri yang hebat dapat pula disebabkan infeksi.
Perdarahan dapat terjadi waktu hemoroid mengalami nekrosis, biasanya setelah 7
– 10 hari.
f. Generator galvanis
Jaringan hemoroid dirusak dengan arus listrik searah yang berasal dari
baterai kimia. Cara ini paling efektif digunakan pada hemoroid interna.
Terapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan pada
penderita hemoroid derajat III dan IV. Terapi bedah juga dapat dilakukan dengan
perdarahan berulang dan anemia yang tidak dapat sembuh dengan cara terapi lainnya
yang lebih sederhana. Penderita hemoroid derajat IV yang mengalami trombosis dan
kesakitan hebat dapat ditolong segera dengan hemoroidektomi.
Semua sayatan ditenpat keluar varises harus sejajar dengan sumbu memanjang
dari rectum. Keuntungannya berapa banyak varisespun dapat diangkat. Bila,
sayatan ini kemudian dijahit tidak menimbulkan stenosis. Umumnya dengan
metoda ini mukosa turut diangkat bersama varises. Kelihatannya lebih kasar,
tetapi penyembuhannya lebih baik. Waktu untuk mengerjakan metoda ini kira-kira
15 menit. Pada teknik Langenbeck, hemoroid internus dijepit radier dengan klem.
Lakukan jahitan jelujur di bawah klem dengan cat gut chromic no 2/0. Kemudian
eksisi jaringan diatas klem. Sesudah itu klem dilepas dan jepitan jelujur di bawah
klem diikat.
Dengan metoda ini semua “Primary Piles” diangkat sehingga tidak timbul residif.
d. Tekhnik Ferguson
Berkembang di daerah Amerika Serikat oleh Dr. Fergusonpada tahun 1952. Ini
merupakan modifikasi dari teknik Morgan-Milligan, dengan jalan insisi tertutup
total dan sebagian dengan jahitan running absortable.
e. Bedah beku
Hemoroid dapat pula dibekukan dapat pendinginan pada suhu yang rendah sekali.
Bedah beku atau bedah krio ini tidak dipakai secara luas oleh karena mukosa yang
nekrotik sukar ditentukan luasnya.
Dalam melakukan operasi diperlukan narkose yang dalam karena sfingter ani
harus benar-benar lumpuh. Pada orang-orang tua, penderita tuberculosis dan
penyakit saluran pernafasan lainnya,dapat dilakukan anastesi lumbal, dimana
orangnya tetap sadar tetapi relaksasi sfingter baik.
Hemoroid derajat I dan II dapat diobati dengan terapi non operatif, tetapi bila
sudah mencapai derajat III dan IV hemoroid tidak akan sembuh dengan terapi non
operatif. Hal ini dikarenakan hemoroid yang telah mati tetap bisa keluar akibat
adanya thrombus. Akibatnya hemoroid tidak mengalami perubahan apapun.
Bila seseorang datang dengan hemoroid derajat III dan IV tidak boleh segera
dilakukan operasi. Harus diusahakan agar menjadi derajat III terlebih dahulu
dengan cara : setiap 2 hari sekali penderita duduk berendam dalam larutan PK
1/10.000 selama 15 menit. Kemudian dikompres dengan larutan garam hipertonik
sehingga edema akan hilang dan senua kotoran terserap keluar.
Perlu diperhatikan bahwa pada hemoroidektomi selalu terjadi infeksi dan edema
pada luka bekas sayatan, yang akhirnya menimbulkan fibrosis. Ini terjadi karena
dalam traktus gastrointestinal banyak kumannya. Tidak dibuthkan imunisasi
Hemoroid Eksterna
3. Pasien yang datang sebelum 48 jam dapat ditolong dan berhasil baik dengan
cara segera mengeluarkan trombus atau melakukan eksisi lengkap secara
hemoroidektomi dengan anestesi lokal.
5. Nyeri segera hilang pada saat tindakan dan luka akan sembuh dalam waktu
singkat sebab luka berada di daerah yang kaya akan darah.
6. Trombus yang sudah terorganisasi tidak dapat dikeluarkan, dalam hal ini
terapi konservatif merupakan pilihan.
D. PENCEGAHAN
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemoroid antara lain:
1. Jalankan pola hidup sehat
2. Olah raga secara teratur (ex.: berjalan)
E. PROGNOSIS
Dengan terapi yang sesuai, pasien yang simptomatis akan menjadi asimptomatis. Dengan
melakukan terapi operatif dengan hemoroidektomi hasilnya sangat baik, namum bisa
muncul kembali (rekuren), dengan angka kejadian rekuren sekitar 2-5%. Terapi non
operatif seperti ligasi cincin karet (rubber band ligation) menimbulkan kejadian rekuren
sekitar 30-50% antara kurun waktu 5-10 tahun kedepan. Akan tetapi, hemoroid rekuren
ini biasanya ditangani dengan terapi non operatif. Hingga saat ini belum ada penelitian
yang menunjukkan keberhasilan terapi PPH. Setelah sembuh, penderita tidak boleh
sering mengejan dan dianjurkan makan makanan yang berserat tinggi.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hemoroid eksterna adala pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid disebelah distal
garis mukokutan di dalam jaringan di bawah epitel anus, menyerang anus sehingga
menimbulkan rasa sakit, perih, dan gatal. Jika terdorong keluar oleh feses, Hemoroid ini
dapat mengakibatkan penggumpalan (trombosis), yang menjadikan Hemoroid berwarna
biru-ungu.
B. SARAN
Menerapkan pola hidup yang sehat sangatlah dianjurkan, dan hindari hal-hal yang dapat
memicu terjadinya hemoroid.
Dudley, Hug A.F, Hamilton Bailey, Ilmu Bedah Gawat Darurat, Ed. 11, alih Bahasa,
Samik Wahab, Soedjono Aswin, Yogyakarta, Gajah Mada University press, 2001
Mansjur A dkk ( editor ), 1999, Kapita selecta Kedokteran, Jilid II, Edisi III, FK UI,
Jakarta,pemeriksaan penunjang: 321 – 324.
Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Hemoroid, 2004 Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed.2,
Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal: 672 – 675