You are on page 1of 4

The Hallmarks of Scientific Research

1. Purposiveness
Yaitu fokus pada tujuan. Penelitian memiliki tujuan yang jelas sehingga berkaitan dengan masalah relevan,
jelas, dan dianggap perlu atau penting untuk melakukan penelitian misalnya tingginya tingkat komplain
pelanggan sehingga pelayanan dan kualitas produk perlu ditelaah lebih lanjut. Penelitian yang dimulai dengan
masalah yang dipersepsikan peneliti namun tidak sesuai konteks yang diteliti akan menghasilkan penelitian
yang tidak relevan misalnya si peneliti ingin mengangkat topik penelitian citra perusahaan namun perusahaan
tersebut tidak mengalami masalah citra, penelitian ini memiliki tujuan jelas namun tidak relevan sehingga
perlu dihindari.
2. Rigor
Bersifat hati-hati, akurat dan memiliki derajat pasti misalnya indikator yang baik, alat ukur yang baik dalam
mengumpulkan data serta sampel yang tepat. Selain itu penelitian tersebut dilakukan dengan dasar teoritis
yang kuat serta desain penelitian yang benar.
3. Testability
Dapat diuji kebenarannya secara logis misalnya hipotesis yang dibangun dari permasalahan dapat dibuktikan
dengan alat statistik, alat pengumpulan data yang memenuhi kaidah validitas dan reliabilitas, serta model-
model teoritis yang dikembangkan peneliti dapat diuji secara empiris.
4. Replicability
Hasil yang sama pada situasi sama dan hasil yang sama dengan metode sama. Apabila terdapat hasil yang tidak
sama akan melahirkan research gap misal si peneliti A menemukan keterlibatan konsumen secara siginifikan
mempengaruhi loyalitas konsumen sedangkan si peneliti B menemukan keterlibatan konsumen tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas konsumen. Dari kajian tersebut terkesan rendah tingkat
replikasinya namun dapat dikembangkan model baru misalnya pengaruh keterlibatan terhadap loyalitas
berbeda antara konsumen pria dan wanita.
5. Precision and confidence
Hasil mendekati realita atau kenyataan sehingga tingkat kepercayaan yang dimiliki tinggi (confidence level)
serta mengandung tingkat kemungkinan benar yang tinggi misal signifikan 1-5%, contohnya estimasi
penelitian A hasil produksi sekitar 20-65, penelitian B sekitar 30-50, kenyataannya hasil produksi setahun 45,
penelitian B mendekati kebenaran dibandingkan penelitian A.
6. Objectivity
Penarikan kesimpulan berdasarkan data aktual atau objektif, bukan data yang sifatnya subjektif yang sifatnya
pendapat tanpa disertai bukti atau landasan yang kuat. Misalnya peneliti hanya menguji pengaruh peran iklan
terhadap intensitas pembelian namun pada kenyataannya tidak menemukan hasil yang signifikan, namun
penelitian berkesimpulan bahwa iklan tidak penting karena tidak berperan bagi intensi pembelian.
7. Generalizability
Mengacu pada cakupan penerapan temuan penelitian dalam suatu konteks organisasi ke konteks organisasi
lainnya.
8. Parsimony
Kesederhanaan dalam menjelaskan fenomena atau persoalan yang muncul danmenghasilkan solusi masalah
selalu lebih disukai untuk kerangka penelitian yang kompleks yang meliputi jumlah faktor yang tidak dapat
dikendalikan.
Metode Hipotetis Deduktif
Tujuh langkah metode hipotesis-deduktif:
1. Mengidentifikasi masalah secara luas
Penurunan penjualan, seringnya terjadi gangguan produksi, hasil akuntansi yang salah, hasil yang rendah dari
investasi, peralihan pelanggan, dan sejenisnya, yang bisa menarik perhatian manajer dan mempercepat proyek
penelitian.
2. Mendefinisikan masalah
Mengumpulkan informasi awal tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah akan membantu
membatasi masalah yang masih bersifat umum dan untuk mendefinisikan masalah.
3. Mengembangkan hipotesis
Hipotesis ilmiah harus memenuhi dua syarat. Pertama, hipotesisnya dapat diuji. Kedua, dapat ditiru.
4. Menentukan ukuran/langkah-langkah
Kecuali variabel dalam kerangka teoritis diukur dalam berbagai cara, maka hipotesisnya tidak bisa diuji.
5. Pengumpulan data
Setelah menentukan bagaimana untuk mengukur variabel, data yang sehubungan dengan masing-masing
variabel dalam hipotesis perlu didapatkan.
6. Analisis data
Dalam menganalisis data, data yang sudah dikumpulkan dianalisis secara statistik, untuk melihat apakah
hipotesis yang dihasilkan sudah didukung.
7. Interpretasi data
Langkah yang terakhir adalah memutuskan apakah hipotesisnya didukung atau tidak dengan menafsirkan arti
dari hasil analisis data.
Proposal Penelitian
Sebelum studi penelitian dilakukan, harus ada persetujuan antara orang yang mengotorisasi studi dan peneliti mengenai
masalah yang diinvestigasi, metodologi yang digunakan, dan durasi studi, serta biayanya. Proposal penelitian pada
dasarnya mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Judul kerja.
2. Latar belakang studi.
3. Pernyataan masalah:
a) Tujuan studi
b) Pertanyaan/masalah penelitian.
4. Ruang lingkup studi.
5. Keterkaitan studi.
6. Desain penelitian, detail yang ditawarkan dalam:
a) Tipe studi – eksplorasi, deskriptif, dan/atau biasa.
b) Metode pengumpulan data.
c) Desain contoh.
d) Analisis data.
7. Kerangka waktu studi, termasuk informasi kapan laporan tertulis diserahkan kepada sponsor.
8. Anggaran, rincian biaya dengan referensi untuk pengeluaran spesifik.
9. Daftar pustaka yang dipilih.

Measurement Scale

1. Nominal Scale
Peneliti akan mengelompokkan objek, baik individu atau pun kelompok kedalam kategori tertentu dan
disimbolkan dengan label atau kode tertentu. Tidak menunjukkan tingkatan tertentu, hanya untuk
membedakan.
Contoh: laki-laki – perempuan (jenis kelamin), Bogor-Bandung (kota lahir), Kristen – Islam (Agama)
2. Ordinal Scale
Di dalam skala ordinal, objek atau kategorinya disusun berdasarkan urutan tingkatannya, dari tingkat terendah
ke tingkat tertinggi atau sebaliknya
Contoh: sangat tidak setuju ~ sangat setuju, angka kepuasan (1~5), nilai (A, B, C, D, E)
3. Interval Scale
Skala Interval merupakan skala pengukuran yang bisas digunakan untuk menyatakan peringkat untuk antar
tingkatan. Jarak atau interval antar tingkatan pun sudah jelas, hanya saja tidak memiliki nilai 0 (nol) mutlak.
Contoh: pendapatan karyawan [(0-5jt), (5-10jt), (10-15jt)]
4. Ratio Scale
Skala rasio adalah skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa dibedakan, diurutkan,
memiliki jarak tertentu, dan bisa dibandingkan.
Contoh: gross profit thdp sales, debt equity ratio

Data penelitian terbagi atas 2 (dua) jenis, yaitu :

a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan
penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari
sumber-sumber yang telah ada.

You might also like