You are on page 1of 2

Demokrasi Ala Pesantren Tampilkan Wajah Baru Muktamar IMAN PKN-STAN

Bintaro- Pendopo Plasa Mahasiswa Kampus PKN STAN pada hari Minggu (8/1) lalu
dipenuhi oleh para pemuda bersarung. Mereka adalah anggota Ikatan Mahasiswa Nahdliyyin
(IMAN) PKN-STAN yang tengah melangsungkan Muktamar ke-26. Acara dimulai pukul
10.00 WIB dengan lantunan tilawah Al-Qur’an oleh Rizqi Aulia Bisri. Dua agenda utama
acara tersebut adalah penyampaian Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) dan pemilihan ketua
baru. Pemandangan menarik dalam Muktamar kali ini terlihat dari bilik suara yang berjejer di
sudut ruangan lengkap dengan surat suaranya. Pasalnya, berbeda dengan pemilihan ketua
terdahulu yang lebih banyak dilakukan secara aklamasi, ketua IMAN dan Imanisa (Keputrian
IMAN) masa bhakti 2017-2018 dipilih secara demokratis. Diawali dengan adanya
musyawarah penetapan calon ketua, kampanye hingga pemungutan suara untuk keenam
calon pemimpin baru di IMAN ini membuat calon terpilih lebih bertanggung jawab atas
amanah yang diembannya.

“Ini memang sebuah sistem yang baru di IMAN. Kesuksesan Muktamar hari ini merupakan
tanda bahwa pembelajaran demokrasi sudah mulai tumbuh baik dalam IMAN sebagai sebuah
organisasi”, ujar Tamam Khaulani selaku perwakilan alumni IMAN yang turut hadir dalam
acara tersebut. Sistem Muktamar kali ini mengusung sebuah akulturasi dua kultur yaitu
budaya pesantren dan semangat berorganisasi. Keduanya tentu adalah hal yang notabene
berbeda. Kultur pesantren sangat mendahulukan dan menghormati keputusan para kyai dalam
menunjuk seseorang yang dinilai berhak menerima sebuah amanah. Sedangkan dalam budaya
organisasi, demokrasi lebih dikedepankan hingga bisa dibilang sangat penuh dengan
kompetisi. Namun demikian IMAN PKN STAN akhirnya memilih jalan tengah dari
akulturasi dua budaya tersebut dengan menyelenggarakan sistem muktamar yang mengambil
kebaikan dari keduanya.

Mengenai sistem baru ini pun tak lepas dari pro-kontra berbagai pihak. Alih-alih
dimaksudkan untuk mengajarkan cara demokrasi yang baik, justru sempat ada anggapan
miring bahwa terdapat upaya politisasi. Namun akhirnya panitia berhasil meluruskan
anggapan tersebut hingga para calon pun menyadari bahwa demokrasi hanyalah sebuah alat
dan kemenangan bukan semata menjadi tujuan.

Persiapan Muktamar kali ini tergolong lebih rumit dengan alur yang cukup detail.
Dimulai dari musyawarah panitia terkait sistem pemilihan. Dilanjutkan dengan pengiriman
Curiculum Vitae dari masing masing calon, hingga pembentukan tim sukses dan masa
kampanye.

Setelah masa kampanye berakhir, tibalah hari H pemilihan. Menurut penuturan Rifqi
Hidayatullah selaku ketua panitia, tidak semua yang hadir dalam acara Muktamar mempunyai
hak suara. Hanya yang sudah tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) saja yang berhak
memilih. DPT adalah anggota iman yang telah mengetahui kompetensi masing-masing calon
sehingga hasil suara bisa lebih tepat sasaran.

Muktamar berlangsung kondusif. Sesi pemilihan ketua diawali dengan debat publik
yang dilakukan masing-masing calon. Satu budaya yang sangat mengesankan adalah suasana
IMAN yang kental akan nuansa pondok, maka debat pun berjalan santun dan penuh
ketawadhuan. Masing masing calon menyampaikan visi misi tanpa ada itikad untuk
menjatuhkan calon lain. Selanjutnya diisi sesi tanya-jawab dari para guru dan alumni IMAN
yang kemudian dijadikan bahan masukan bagi calon terpilih untuk merealisasikan visinya.

Setelah debat publik selesai, tibalah pemungutan suara dengan kehadiran DPT
sejumlah 78 orang. Suasana bahagia dalam muktamar kali ini terpancar dari seluruh peserta.
Mulai dari alumni, DPT, panitia bahkan masing masing calon saling memberi dukungan.
Penghitungan suara didahulukan dengan shalawat dan takbir. Akhirnya terpilihlah Teguh
Darmawanto sebagai ketua IMAN dan Nur Jami’atul Isro’iyah sebagai ketua Imanisa.

Usai terpilih, para ketua baru menjalani prosesi pengambilan sumpah yang dipandu
oleh Ustadz Subkhan. Prosesi berlangsung khidmat dilanjutkan dengan serah terima jabatan.
Selain memandu prosesi pelantikan, mantan ketua PPI Malaysia ini juga menutup acara
dengan pembacaan doa yang diamini seluruh jamaah. (ilm/Fzy)

You might also like