Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Kelompok 10 / THP C
Muhammad Yunus (151710101027)
Melinda Ranny Dwisari (151710101051)
Wahyuni Eka Putri (151710101060)
Rizka Rola Puspita (151710101111)
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu untuk mengetahui
pengolahan limbah cair secara biologis dengan menggunakan lagoon fakultatif.
BAB 2. ISI
2.1 Deskripsi
2.1.1 Lagoon
Lagoon merupakan kolam yang didalamnya terjadi proses aerob, fakultatif
dan anaerob, sesuai kedalaman air. Pasokan oksigen mengandalkan dari proses
alam, yaitu oksigen dari udara yang melarut kedalam air dan oksigen yang berasal
dari fotosintesis tumbuhan air. Menurut Rahayu (1993), lagoon adalah kolam dari
tanah yang luas, dangkal, atau tidak terlalu dalam. Lagoon memiliki dimensi
panjang 40 m, lebar 14 m, dan kedalaman 1 m. Volume dari lagoon adalah 560 m3.
Lagoon memiliki beberapa fungsi yaitu meningkatkan kadar oksigen dalam air,
menambah terjadinya pengendapan, dan sebagai pemecah warna.
Air limbah yang dimasukkan ke dalam lagoon didiamkan dengan waktu
yang cukup lama agar terjadi pemurnian secara biologis alami. Di dalam sistem
lagoon, paling tidak sebagian dari sistem biologis dipertahankan dalam kondisi
aerobik agar didapatkan hasil pengolahan sesuai yang diharapkan. Meskipun
suplai oksigen sebagian didapatkan dari proses difusi dengan udara luar, namun
sebagian besar didapatkan dari hasil fotosintesis (BPPT, 2008).
Gambar 1. Diagram umum sistem biologis yang terdapat pada Lagoon Fakultatif
Batas zona aerobik dan anaerobik tidak tetap, dipengaruhi oleh adanya
pengadukan (mixing) oleh angin dan penetrasi sinar matahari. Jika angin tidak
terlalu kerasa dan sinar matahari lemah, maka lapisan anaerobik bergerak ke arah
permukaan air. Perubahan siang dan malam juga dapat menyebabkan fluktuasi
terhadap batas antara lapiasan aerobik dan lapisan anaerobik. Daerah dimana
oksigen terlarut terjadi fluktuasi disebut daerah fakultatif (facultative zone),
karena mikroorganisme yang terdapat pada zona tersebut harus mampu
menyesuaikan proses metabolismenya terhadap perubahan kondisi okasigen
terlarut. Interaksi yang sangat komplek juga terjadi pada daerah diantara zona
tersebut. Asam organik dan gas yang dihasilkan oleh proses penguraian senyawa
organik pada zona anaerobik akan diubah menjadi makanan bagi mikroorganisme
yang ada pada zona aerobik. Massa organisme yang yang terjadi akibat proses
metabolisme pada zona aerobik karena gaya gravitasi akan mengendap ke dasar
kolam dan akan mati, serta menjadi makanan bagi organisme yang terdapat pada
zona anaerobik.
Selanjutnya, setelah dari lagoon fakultatif akan dialirkan ke lagoon
maturasi untuk dijadikan substrat pertumbuhan mikroalga sehingga dihasilkan
biomassa. Biomassa mikroalga selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pakan
terutama untuk akuakultur, produk agrokimia seperti biofertilizer, dan sumber
energi seperti biodiesel, hidrokarbon, methan dan etanol (Budi, 2004).
2.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pengolahan limbah cair dengan metode
lagoon fakultatif meliputi:
a) Floating Aerator
Floating aerator digunakan untuk membantu mekanisasi supply oksigen
larut dalam air. Aerator ini menggunakan propeler yang setengah terbenam dalam
air dengan putarannya memecah permukaan air agar lebih banyak bagian air yang
kontak dengan udara dan menyerap oksigen bebas dari udara.
b) Bak Maturasi
Bak maturasi digunakan untuk menjadikan substrat pertumbuhan
mikroalga sehingga dihasilkan biomassa. Biomassa mikroalga selanjutnya dapat
digunakan sebagai bahan pakan terutama untuk akuakultur, produk agrokimia
seperti biofertilizer, dan sumber energi seperti biodiesel, hidrokarbon, methan
dan etanol.
2.4 Perhitungan
Rumus yang digunakan untuk merencanakan lagoon fakultatif
menggunakan beberapa data operasional yang disajikan dalam panduan manual
perancangan (USEPA, 1974). Perancangan Loading Rate Area dan permodelan
Wehner-Wilhelm merupakan perhitungan dan ilustrasi dari ukuran lagoon
fakultatif yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a) Perancangan Loading Rate Area
Loading Rate Area adalah metode desain yang paling konservatif dan
dapat disesuaikan dengan standar spesifik. Luas permukaan yang diperlukan
untuk lagoon fakultatif ditentukan dengan membagi kandungan organik (BOD)
dengan loading rate BOD yang tercantum pada Tabel sesuai suhu udara dimana
lagoon akan dibuat. Berdasarkan suhu udara musim dingin, rata-rata Loading
Rate yang direkomendasikan dapat dilihat pada Tabel 1. berikut ini (USEPA,
1974).
Tabel 1. Loading Rates BOD5 untuk Lagoon Fakultatif
Keterangan:
C = Konsentrasi substrat pada efluen, mg/L
Co = Konsentrasi substrat pada influen, mg/L
a =
k = konstanta reaksi orde I
t = Waktu detensi, h
D = Faktor dispersi, H/uL
H = Koefisien dispersi aksial, m2/h atau ft2/h
U = Kecepatan aliran, m/h atau ft/h
L = jarak yang ditempuh partikel, m atau ft
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan makalah yang telah dibuat dapat diambil kesimpulan bahwa,
lagoon fakultatif merupakan metode yang mengkombinasikan antara aerob lagoon
dan anaerob lagoon, dimana lagoon fakultatif dianggap sebagai reaktor dengan
pencampuran sempurna tanpa sirkulasi biomassa. Mekanisme kerja lagoon
fakultatif dalam pengolahan limbah, yaitu bahan baku berupa limbah organik
difermentasi pertama kali pada kolam anaerob dengan penambahan lumpur aktif
yang akan membantu proses degradasi limbah. Efluen kemudian dialirkan ke
kolam fakultatif dimana pada kolam ini mikroalga mulai banyak berperan sebagai
agen phycoremdiasi.
DAFTAR PUSTAKA
BPPT. 2008. Buku Air Limbah Domestik DKI.
http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAirLimbahDomestikDKI/BAB9
KOLAMLAGOON.pdf,
Budi S., M.K.E., 2014, Kajian Proses Aerasi Kolam Fakultatif di Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) Propinsi D.I. Yogyakarta, Tesis, Program
Pasca Sarjana Teknik Sipil, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Nusa, I. 2000, Buku Air Limbah Domestik DKI: “Daur Ulang Air Limbah untuk
Air Minum (Online), (http://www.kelair.bppt.go.id)
Rahayu, 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.
US Environmental Protection Agency (U.S. EPA).1972. Water Quality Criteria
1972. EPA-R3-73-033- March 1973. Pp.170 -177.