Professional Documents
Culture Documents
Sasaran pembelajaran :
Skenario :
Dr. Emma baru 6 bulan bekerja sebagai dokter puskesmas agung mulia, mendapat laporan dari
petugas bahwa di desa jaya utama terdapat banyak anak –anak menderita pneumonia. Setelah melihat data
rekam medik, ternyata sebagian besar anak yang menderita pneumonia juga menderita gizi buruk dan tidak
pernah dilakukan imunisasi dasar.
Dr.Emma ingin melaporkan kasus tersebut ke Dinas Kesehatan, tapi ia masih bingung apakah ada
hubungan gizi buruk dan imunisasi dengan penyakit pneumonia. Sehingga dr. Emma berpikir untuk
melakukan penelitian awal terhadap kejadian tersebut.
Identifikasi Masalah
1. Dr. Emma baru 6 bulan bekerja sebagai dokter puskesmas agung mulia, mendapat laporan dari petugas
bahwa di desa jaya utama terdapat banyak anak –anak menderita pneumonia. Setelah melihat data rekam
medik, ternyata sebagian besar anak yang menderita pneumonia juga menderita gizi buruk dan tidak
pernah dilakukan imunisasi dasar.
2. Dr.Emma ingin melaporkan kasus tersebut ke Dinas Kesehatan, tapi ia masih bingung apakah ada
hubungan gizi buruk dan imunisasi dengan penyakit pneumonia. Sehingga dr. Emma berpikir untuk
melakukan penelitian awal terhadap kejadian tersebut.
Analisis Masalah
1. Dr. Emma baru 6 bulan bekerja sebagai dokter puskesmas agung mulia, mendapat laporan dari petugas
bahwa di desa jaya utama terdapat banyak anak –anak menderita pneumonia. Setelah melihat data rekam
medik, ternyata sebagian besar anak yang menderita pneumonia juga menderita gizi buruk dan tidak
pernah dilakukan imunisasi dasar.
a. Apa yang dimaksud dengan Pneumonia?
Jawab :
Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit) yang mengenai parenkim paru
Beberapa keadaan seperti gangguan nutrisi (malnutrisi), usia muda, kelengkapan imunisasi,
kepadatan hunian, defisiensi vitamin A, defisiensi Zinc (Zn), dan faktor lingkungan (polusi udara)
merupakan faktor risiko untuk IRBA (Infeksi Respiratorik Bawah Akut). Pada keadaan malnutrisi
selain terjadinya penurunan imunitas seluler, defisiensi Zn merupakan hal utama sebagai faktor
risiko pneumonia. Penelitian meta-analisis menunjukkan bahwa pemberian vitamin A pada anak
dapat menurunkan risiko kematian karena pneumonia. Kejadian IRBA meningkat pada anak dengan
riwayat merokok atau perokok pasif.
c. Apa hubungan gizi buruk dan status imunisasi dengan kejadian Pneumonia?
Jawab :
- Keadaan gizi adalah faktor yang sangat penting bagi timbulya pneumonia. Tingkat pertumbuhan fisik
dan kemampuan imunologik seseorang sangat dipengaruhi adanya persediaan gizi dalam tubuh dan
kekurangan zat gizi akan meningkatkan kerentanan dan beratnya infeksi suatu penyakit seperti
pneumonia.
- Diperlukan imunisasi untuk tetap mempertahankan kekebalan yang ada pada balita. Salah
satu strategi pencegahan untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat pneumonia adalah
dengan pemberian imunisasi. Melalui imunisasi diharapkan dapat menurunkan angka
kesakitan dan kematian penyakit.
Menurut International Federation Health Organization (1992:2), rekam medis disimpan dengan
tujuan:
1. Fungsi komunikasi
Rekam medis disimpan untuk komonikasi di antara dua orang yang bertanggung jawab terhadap
kesehatan pasien untuk kebutuhan pasien saat ini dan yang akan datang.
2. Kesehatan pasien yang berkesinambungan
Rekam medis dihasilkan atau dibuat untuk penyembuhan pasien setiap waktu dan sesegera
mungkin.
3. Evaluasi kesehatan pasien
Rekam medis merupakan salah satu mekanisme yang memungkinkan evaluasi terhadap standar
penyembuhan yang telah diberikan.
4. Rekaman bersejarah
Rekam medis merupakan contoh yang menggambarkan tipe dan metode pengobatan yang
dilakukan pada waktu tertentu.
5. Medikolegal
Rekam medis merupakan bukti dari opini yang yang bersifat prasangka mengenai kondisi,
sejarah dan prognosi pasien.
6. Tujuan statistic
Rekam medis dapat digunakan untuk menghitung jumlah penyakit, prosedur pembedahan dan
insiden yang ditemukan setelah pengobatan khusus.
7. Tujuan penelitian dan pendidikan
Rekam medis di waktu yang akan datang dapat digunakan dalam penelitian kesehatan.
Berdasarkan aspek diatas maka rekam medis mempunyai nilai kegunaan yang sangat luas, yaitu:
1. Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien
2. Bahan pembuktian dalam hukum
3. Bahan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan
4. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan
5. Bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan
6. Fungsi komunikasi
7. Kesehatan pasien yang berkesinambungan
8. Rekaman bersejarah.
Dalam penelitian :
Rekam medik mempunyai nilai penelitian karena mengandung data atau informasi sebagai aspek
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.
2) Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari sekurang-kurangnya memuat:
a. Identitas pasien;
b. Tanggal dan waktu;
c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit;
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik:
e. Diagnosis;
f. Rencana penatalaksanaan;
g. Pengobatan dan/atau tindakan;
h. Persetujuan tindakan bila diperlukan;
i. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan;
j. Ringkasan pulang (discharge summary);
k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan
pelayanan kesehatan;
l. Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu; dan
m. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik.
2. Dr. Emma ingin melaporkan kasus tersebut ke Dinas Kesehatan, tapi ia masih bingung apakah ada
hubungan gizi buruk dan imunisasi dengan penyakit pneumonia. Sehingga dr. Emma berpikir untuk
melakukan penelitian awal terhadap kejadian tersebut.
a. Apa jenis-jenis penelitian kesehatan?
Jawab :
Menurut jenis dan analisis data :
1. Penelitian kualitatif
2. Penelitian kantitatif
Menurut tujuan :
1. Penelitian dasar (basic research)
2. Penelitian terapan (Applied Research)
Menurut metode
1. Penelitian survei
2. Penelitian expost Facto
3. Penelitian eksperimen
4. Penelitian naturalisme
5. Penelitian kebijakan (Policy research)
6. Penelitian tindakan (Action research)
7. Penelitian evaluasi
8. Penelitian sejarah
Menurut tingkat eksplanasi
1. Penelitian deskriptif
2. Penelitian komparatif
3. Penelitian asosiatif
(Sugiyono, 2007)
Observasional Intervensional
1. Laporan kasus 1. Uji klinis
2. Seri kasus 2. Intervensi
3. Studi cross-sectional termasuk survai Pendidikan
4. Studi kasus-kontrol Perilaku
5. Studi kohort Kesehatan masyarakat
6. Meta-analisis
Desain penelitian yang cocok dilakukan untuk kasus ini adalah studi cross sectional dan bisa
juga dilakukan studi case-control.
Kasus control :
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai
2. Mendeskripsikan variabel penelitian : factor resiko, efek
3. Menentukan populasi terjangkau dan sampel (kasus, control), dan cara untuk pemilihan
subyek penelitian
4. Melakukan pengukuran variabel efek dan factor resiko
5. Menganalisis data
4. Apa yang dapat diharap dari penelitian yang direncanakan untuk menutup knowledge gap
tersebut
“Pneumonia pada balita merupakan masalah kesehatan di Indonesia, hal ini terkait dengan
tingginya morbiditas dan mortalitas akibat pneumonia. Pneumonia adalah radang paru yang
disebabkan oleh bakteri dengan gejala panas tinggi disertai batuk berdahak, napas cepat
(frekuensi nafas >50 kali/ menit), sesak, dan gejala lainnya (sakit kepala, gelisah dan nafsu
makan berkurang) yang disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Populasi yang rentan
terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65
tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imonologi) serta
merupakan salah satu penyebab utama kematian anak (Depkes 2006).
Di seluruh dunia setiap tahun diperkirakan terjadi lebih dari dua juta kematian balita
karena pneumonia. Menurut WHO (2006) pneumonia merupakan penyebab utama kematian
pada anak usia di bawah 5 tahun (balita), yaitu sekitar 19% atau sekitar 1,8 juta balita tiap
tahunnya meninggal karena pneumonia. Angka ini melebihi jumlah akumulasi akibat malaria,
AIDS, dan campak. Diperkirakan pneumonia terjadi pada balita di negara berkembang, yaitu
sekitar 95% dari semua kasus di dunia (UNICEF/ WHO, 2006).
Sedangkan persentase penderita pneumonia balita yang ditangani di Provinsi
Sumatera Selatan tahun 2009-2012, yaitu 29,53% pada tahun 2009 dan meningkat hingga ke
tahun 2012 sebesar 29,90% (DINKES, 2013).
Gejala pneumonia berupa napas cepat dan sesak napas, karena paru meradang secara
mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau
lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun atau 40 kali per menit atau lebih
pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun.
Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian pneumonia pada balita antara lain status
gizi, imunisasi, ASI ekslusif, pajanan asap rokok maupun asap dapur, pengetahuan dan faktor
lingkungan lainnya. Oleh karena itu pneumonia pada bayi/balita perlu mendapat perhatian
sehingga target MDGs dalam menurunkan angka kematian bayi dan balita dapat tercapai.
Oleh karena itu,, upaya pencegahan pneumonia pada bayi/balita dengan perbaikan gizi,
imunisasi dan upaya manajemen/tatalaksana pneumonia perlu untuk dilakukan dalam
penelitian ini.
Adakah hubungan status gizi dan riwayat imunisasi dasar dengan kejadian penyakit Pneumonia pada
anak-anak di Puskesmas Agung Mulia Desa Jaya Utama?
f. Apa tujuan penelitiannya?
Jawab :
Uraian tentang tujuan penelitian mencakup tujuan umum serta tujuan khusus.
Di dalam tujuan umum (ultimate objective) dinyatakan tujuan akhir penelitian. Tujuan umum
biasanya mengacu pada aspek yang lebih luas atau tujuan jangka panjang penelitian, tidak terbatas
pada hal-hal yang langsung diteliti atau diukur.
Dalam tujuan khusus (specific objective) disebutkan secara jelas dan tajam hal-hal yang akan
langsung diukur, diniai, atau diperoleh dari penelitian.
Tujuan umum dan khusus yang hanya terdiri atas satu atau dua butir saja mungkin cukup ditulis
secara naratif dalam satu kalimat. Tetapi apabila terdapat banyak butir dan sub-butir maka tujuan
umum dan khusus perlu dipisahkan, agar lebih jelas da mudah dimengerti pembaca.
Tujuan khusus :
a. Mengetahui status gizi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Agung Mulia Desa Jaya Utama.
b. Mengetahui status imunisasi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Agung Mulia Desa Jaya
Utama.
c. Mengetahui prevalensi kejadian Pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Agung
Mulia Desa Jaya Utama.
d. Menganalisis hubungan antara status gizi dan status imunisasi pada balita dengan kejadian
Pneumonia di wilayah wilayah kerja Puskesmas Agung Mulia Desa Jaya Utama.
Sampel :
Sampel adalah bagian (subset) dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat
mewakili populasinya.
b. Systematic sampling
Pada systematic sampling ditentukan bahwa dari seluruh subyek yang dapat dipilih, setiap
subyek nomor ke-sekian dipilih sebagai sampel. Bila ingin diambil 1/n dari populasi, maka
tiap pasien ke-n dipilih sebagai sampel. Jadi, seperti pada random sampling, setiap subyek
yang memenuhi kriteria untuk dipilih diberi bernomor.
d. Cluster sampling
Pada cluster sampling, sampel dipilih secara acak pada kelompok indvidu dalam populasi
yang terjadi secara alamiah, missal wilayah (kodya, kecamatan, kelurahan, dst). Cara ini
sangat efisien bila populasi tersebar secara las sehingga tidak mungkin membuat daftar
seluruh populasi tersebut. Pada kondisi ini maka pemilihan dengan simple random sampling
sangat sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan.
a. Consecutive sampling
Pada Consecutive sampling, semua subyek yang datang secara berurutan dan memenuhi
kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan
terpenuhi. Consecutive sampling ini merupakan jenis non- probability sampling yang paling
baik, dan seringkali merupaan cara yang termudah. Faktanya sebagian besar penelitian klinis
(termasuk uji klinis) pemilihan subyeknya dilakukan dengan teknik ini.
b. Convenient sampling
Cara ini merupakan cara termudah untuk menarik sampel, namun juga sekaligus merupakan
cara yang paling lemah. Pada cara ini, sampel diambil tanpa sistematika tertentu, sehingga
jarang dianggap dapat mewakili populasi terjangkau, apalagi populasi target penelitian.
Setelah selesai melakukan pengolahan data, langkah selanjutnya adalah menganalisis data.
Analisis data merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena
dengan analisislah data dapat mempunyai arti/makna yang berguna untuk memecahkan
masalah penelitian.
Melalukan analisis data tidak dengan sendirinya dapat langsung memberi jawaban penelitian,
untuk itu perlu diketahui bagaimana meninterpretasi hasil penelitian tersebut. Menginterpretasi
artinya kita menjelaskan hasil analisis guna memperoleh makna/arti. Interpretasi ada dua
bentuk, yaitu :
a. Interpretasi dalam arti sempit (deskriptif) yaitu interpretasi data dilakukan hanya
sebatas pada masalah penelitian yang diteliti berdasarkan data yang dikumpulkan dan
diolah untuk keperluan penelitian tersebut.
b. Interpretasi dalam arti luas (analitik) yaitu interpretasi guna mencari makna data hasil
penelitian dengan jalan tidak hanya menjelaskan/menganalisis data hasil penelitian tsb,
tapi juga melakukan infrerensi (generalisasi) dari data yang diperoleh dengan teori-teori
yang relevan dan hasil-hasil penelitian tersebut.
Judul
I. Pendahuluan
Latar belakang
Rumusan masalah
Hipotesis
Tujuan
Manfaat
II. Tinjauan Pustaka
Kerangka Konsep
III. Metodologi
Desain
Tempat dan wakt
Populasi dan sampel
Kriteria inklusi dan eksklusi
Besar sampel
Cara kerja
Identifikasi variabel
Rencana manajemen dan analisis data
Definisi operasional
Masalah etika
IV. Daftar Pustaka
V. Lampiran
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”(QS Al-Hujuraat Ayat : 6).
Kesimpulan
Desain penelitian yang cocok untuk mengetahui hubungan pneumonia dengan gizi buruk dan tidak
diberi imunisasi adalah desain cross sectional atau case control.
Kerangka Konsep
Tingginya kasus Pneumonia Banyaknya kasus gizi buruk Imunisasi tidak lengkap
Laporan penelitian