You are on page 1of 19

OSOCA SKE A-PENELITIAN OBSERVASIONAL

Sasaran pembelajaran :

1. Jenis penelitian yang biasa dipakai pada bidang kedokteran


2. Konsep penelitian observasional
3. Langkah-langkah penelitian, yang meliputi :
a. Latar belakang
b. Rumusan masalah
c. Tujuan penelitian
d. Metode penelitian
e. Menentukan populasi, sampel, dan cara pengambilan sampel
f. Teknik pengumpulan data dan analisis data
g. Membuat kesimpulan dan saran hasil penelitian
4. Teknik penulisan laporan penelitian

Skenario :

Dr. Emma baru 6 bulan bekerja sebagai dokter puskesmas agung mulia, mendapat laporan dari
petugas bahwa di desa jaya utama terdapat banyak anak –anak menderita pneumonia. Setelah melihat data
rekam medik, ternyata sebagian besar anak yang menderita pneumonia juga menderita gizi buruk dan tidak
pernah dilakukan imunisasi dasar.
Dr.Emma ingin melaporkan kasus tersebut ke Dinas Kesehatan, tapi ia masih bingung apakah ada
hubungan gizi buruk dan imunisasi dengan penyakit pneumonia. Sehingga dr. Emma berpikir untuk
melakukan penelitian awal terhadap kejadian tersebut.

Identifikasi Masalah

1. Dr. Emma baru 6 bulan bekerja sebagai dokter puskesmas agung mulia, mendapat laporan dari petugas
bahwa di desa jaya utama terdapat banyak anak –anak menderita pneumonia. Setelah melihat data rekam
medik, ternyata sebagian besar anak yang menderita pneumonia juga menderita gizi buruk dan tidak
pernah dilakukan imunisasi dasar.
2. Dr.Emma ingin melaporkan kasus tersebut ke Dinas Kesehatan, tapi ia masih bingung apakah ada
hubungan gizi buruk dan imunisasi dengan penyakit pneumonia. Sehingga dr. Emma berpikir untuk
melakukan penelitian awal terhadap kejadian tersebut.

Analisis Masalah

1. Dr. Emma baru 6 bulan bekerja sebagai dokter puskesmas agung mulia, mendapat laporan dari petugas
bahwa di desa jaya utama terdapat banyak anak –anak menderita pneumonia. Setelah melihat data rekam
medik, ternyata sebagian besar anak yang menderita pneumonia juga menderita gizi buruk dan tidak
pernah dilakukan imunisasi dasar.
a. Apa yang dimaksud dengan Pneumonia?
Jawab :
Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit) yang mengenai parenkim paru

(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003)

b. Apa factor resiko yang dapat menyebabkan Pneumonia?


Jawab :
Salah satu faktor yang berpengaruh pada timbulnya pneumonia dan berat ringannya penyakit adalah
daya tahan tubuh balita. Daya tahan tubuh tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :
1. Status gizi
Keadaan gizi adalah faktor yang sangat penting bagi timbulya pneumonia. Tingkat pertumbuhan
fisik dan kemampuan imunologik seseorang sangat dipengaruhi adanya persediaan gizi dalam
tubuh dan kekurangan zat gizi akan meningkatkan kerentanan dan beratnya infeksi suatu penyakit
seperti pneumonia
2. Status imunisasi
Kekebalan dapat dibawa secara bawaan, keadaan ini dapat dijumpai pada balita umur 5-9 bulan,
dengan adanya kekebalan ini balita terhindar dari penyakit. Dikarenakan kekebalan bawaan hanya
bersifat sementara, maka diperlukan imunisasi untuk tetap mempertahankan kekebalan yang ada
pada balita. Salah satu strategi pencegahan untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat
pneumonia adalah dengan pemberian imunisasi. Melalui imunisasi diharapkan dapat menurunkan
angka kesakitan dan kematian penyakit.
3. Pemberian ASI (Air Susu Ibu)
Asi yang diberikan pada bayi hingga usia 4 bulan selain sebagai bahan makanan bayi juga
berfungsi sebagai pelindung dari penyakit dan infeksi, karena dapat mencegah pneumonia oleh
bakteri dan virus. Riwayat pemberian ASI yang buruk menjadi salah satu faktor risiko yang dapat
meningkatkan kejadian pneumonia pada balita
4. Umur Anak
Umur merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia. Risiko untuk
terkena pneumonia lebih besar pada anak umur di bawah 2 tahun dibandingkan yang lebih tua, hal
ini dikarenakan status kerentanan anak di bawah 2 tahun belum sempurna dan lumen saluran
napas yang masih sempit
5. Faktor Lingkungan
Lingkungan khususnya perumahan sangat berpengaruh pada peningkatan resiko terjadinya
pneumonia. Perumahan yang padat dan sempit, kotor dan tidak mempunyai sarana air bersih
menyebabkan balita sering berhubungan dengan berbagai kuman penyakit menular dan terinfeksi
oleh berbagai kuman yang berasal dari tempat yang kotor tersebut, yang berpengaruh diantaranya:
a. Ventilasi
Ventilasi berguna untuk penyediaan udara ke dalam dan pengeluaran udara kotor dari ruangan
yang tertutup. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan naiknya kelembaban udara. Kelembaban
yang tinggi merupakan media untuk berkembangnya bakteri.
b. Polusi Udara
Pencemaran udara yang terjadi di dalam rumah umumnya disebabkan oleh polusi di dalam
dapur. Asap dari bahan bakar kayu merupakan faktor risiko terhadap kejadian pneumonia pada
balita. Polusi udara di dalam rumah juga dapat disebabkan oleh karena asap rokok, dan lain-
lain.

Beberapa keadaan seperti gangguan nutrisi (malnutrisi), usia muda, kelengkapan imunisasi,
kepadatan hunian, defisiensi vitamin A, defisiensi Zinc (Zn), dan faktor lingkungan (polusi udara)
merupakan faktor risiko untuk IRBA (Infeksi Respiratorik Bawah Akut). Pada keadaan malnutrisi
selain terjadinya penurunan imunitas seluler, defisiensi Zn merupakan hal utama sebagai faktor
risiko pneumonia. Penelitian meta-analisis menunjukkan bahwa pemberian vitamin A pada anak
dapat menurunkan risiko kematian karena pneumonia. Kejadian IRBA meningkat pada anak dengan
riwayat merokok atau perokok pasif.

c. Apa hubungan gizi buruk dan status imunisasi dengan kejadian Pneumonia?
Jawab :
- Keadaan gizi adalah faktor yang sangat penting bagi timbulya pneumonia. Tingkat pertumbuhan fisik
dan kemampuan imunologik seseorang sangat dipengaruhi adanya persediaan gizi dalam tubuh dan
kekurangan zat gizi akan meningkatkan kerentanan dan beratnya infeksi suatu penyakit seperti
pneumonia.
- Diperlukan imunisasi untuk tetap mempertahankan kekebalan yang ada pada balita. Salah
satu strategi pencegahan untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat pneumonia adalah
dengan pemberian imunisasi. Melalui imunisasi diharapkan dapat menurunkan angka
kesakitan dan kematian penyakit.

d. Apa yang dimaksud dengan rekam medik?


Jawab :
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang rekam medis dijelaskan
bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan
kesehatan.

e. Apa manfaat data rekam medik dalam penelitian?


Jawab :
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 749 a tahun 1989 menyebutkan bahwa Rekam Medis
memiliki 5 manfaat, yaitu :
1. Sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pesien
2. Sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum
3. Bahan untuk kepentingan penelitian
4. Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan
5. Sebagai bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan

Menurut International Federation Health Organization (1992:2), rekam medis disimpan dengan
tujuan:
1. Fungsi komunikasi
Rekam medis disimpan untuk komonikasi di antara dua orang yang bertanggung jawab terhadap
kesehatan pasien untuk kebutuhan pasien saat ini dan yang akan datang.
2. Kesehatan pasien yang berkesinambungan
Rekam medis dihasilkan atau dibuat untuk penyembuhan pasien setiap waktu dan sesegera
mungkin.
3. Evaluasi kesehatan pasien
Rekam medis merupakan salah satu mekanisme yang memungkinkan evaluasi terhadap standar
penyembuhan yang telah diberikan.
4. Rekaman bersejarah
Rekam medis merupakan contoh yang menggambarkan tipe dan metode pengobatan yang
dilakukan pada waktu tertentu.
5. Medikolegal
Rekam medis merupakan bukti dari opini yang yang bersifat prasangka mengenai kondisi,
sejarah dan prognosi pasien.
6. Tujuan statistic
Rekam medis dapat digunakan untuk menghitung jumlah penyakit, prosedur pembedahan dan
insiden yang ditemukan setelah pengobatan khusus.
7. Tujuan penelitian dan pendidikan
Rekam medis di waktu yang akan datang dapat digunakan dalam penelitian kesehatan.

Berdasarkan aspek diatas maka rekam medis mempunyai nilai kegunaan yang sangat luas, yaitu:
1. Dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien
2. Bahan pembuktian dalam hukum
3. Bahan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan
4. Dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan
5. Bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan
6. Fungsi komunikasi
7. Kesehatan pasien yang berkesinambungan
8. Rekaman bersejarah.

Dalam penelitian :
Rekam medik mempunyai nilai penelitian karena mengandung data atau informasi sebagai aspek
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

f. Bagaimana cara penulisan rekam medik ?


Jawab :
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008
Tentang Rekam Medis, BAB II Jenis dan Isi Rekam Medis Pasal 3 yaitu:
1) Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan sekurang-kurangnya
memuat:
a. Identitas pasien;
b. Tanggal dan waktu;
c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit;
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
e. Diagnosis;
f. Rencana penatalaksanaan;
g. Pengobatan dan/atau tindakan;
h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien;
i. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik; dan
j. Persetujuan tindakan bila diperlukan.

2) Isi rekam medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu hari sekurang-kurangnya memuat:
a. Identitas pasien;
b. Tanggal dan waktu;
c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit;
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik:
e. Diagnosis;
f. Rencana penatalaksanaan;
g. Pengobatan dan/atau tindakan;
h. Persetujuan tindakan bila diperlukan;
i. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan;
j. Ringkasan pulang (discharge summary);
k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan
pelayanan kesehatan;
l. Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu; dan
m. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik.

3) Isi rekam medis untuk pasien gawat darurat, sekurang-kurangnya memuat:


a. Identitas pasien;
b. Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan;
c. Identitas pengantar pasien;
d. Tanggal dan waktu;
e. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit;
f. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
g. Diagnosis;
h. Pengobatan dan/atau tindakan
i. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan rencana
tindak lanjut;
j. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan
pelayanan kesehatan;
k. Sarana transportasi yang digunakan bagi pasien yang akan dipindahkan ke sarana pelayanan
kesehatan lain; dan
l. Pelayanan lain yang telah diberikan

2. Dr. Emma ingin melaporkan kasus tersebut ke Dinas Kesehatan, tapi ia masih bingung apakah ada
hubungan gizi buruk dan imunisasi dengan penyakit pneumonia. Sehingga dr. Emma berpikir untuk
melakukan penelitian awal terhadap kejadian tersebut.
a. Apa jenis-jenis penelitian kesehatan?
Jawab :
 Menurut jenis dan analisis data :
1. Penelitian kualitatif
2. Penelitian kantitatif
 Menurut tujuan :
1. Penelitian dasar (basic research)
2. Penelitian terapan (Applied Research)
 Menurut metode
1. Penelitian survei
2. Penelitian expost Facto
3. Penelitian eksperimen
4. Penelitian naturalisme
5. Penelitian kebijakan (Policy research)
6. Penelitian tindakan (Action research)
7. Penelitian evaluasi
8. Penelitian sejarah
 Menurut tingkat eksplanasi
1. Penelitian deskriptif
2. Penelitian komparatif
3. Penelitian asosiatif
(Sugiyono, 2007)

b. Desain penelitian apa yang paling tepat terhadap kasus ini?


Jawab :
Desain Penelitian

Observasional Intervensional
1. Laporan kasus 1. Uji klinis
2. Seri kasus 2. Intervensi
3. Studi cross-sectional termasuk survai Pendidikan
4. Studi kasus-kontrol Perilaku
5. Studi kohort Kesehatan masyarakat
6. Meta-analisis

Desain penelitian yang cocok dilakukan untuk kasus ini adalah studi cross sectional dan bisa
juga dilakukan studi case-control.

c. Bagaimana langkah-langkah penelitiannya?


Jawab :
Cross sectional :
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai
2. Mengidentifikasi variabel bebas dan tergantung
3. Menetapkan subyek penelitian
4. Melaksanakan pengukuran
5. Menganalisis data

Kasus control :
1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai
2. Mendeskripsikan variabel penelitian : factor resiko, efek
3. Menentukan populasi terjangkau dan sampel (kasus, control), dan cara untuk pemilihan
subyek penelitian
4. Melakukan pengukuran variabel efek dan factor resiko
5. Menganalisis data

d. Apa latar belakang penelitiannya?


Jawab :
Latar belakang masalah merupakan bagian yang paling penting dari setiap usulan penelitian.
Uraian dalam latar belakang masalah hendaknya mencakup 4 hal :
1. Pernyataan tentang masalah penelitian serta besaran masalah
Identifikasi masalah penelitian merupakan hal pertama yang harus dilakukan oleh tiap
peneliti. Masalah kesehatan terjadi bila terdapat kesenjangan antara apa yang seharusnya ada
(das Sollen) dengan yang sekarang ada (das Sein). Masalah penelitian harus dapat dipecahkan
sebagian atau seluruhnya dengan penelitian, dan kemungkinan jawabannya harus lebih dari
satu.
Selain jenis masalah, besaran masalah (magnitude of the problem) juga harus diuraikan.
Pengetahuan tentang epidemiologi penyakit atau masalah kesehatan diperlukan agar pembaca
dapat diyakinkan bahwa masalah tersebut memang penting untuk dicari pemecahannya melalui
penelitian. Insidens atau prevalens suatu penyakit yang tinggi merupakan masalah kesehatan
bila menyebabkan kesakitan atau kematian yang tinggi. Namun insidens penyakit yang rendah,
bila menyebabkan kematian atau kecacatan yang bermakna juga merupakan masalah yang
perlu diteliti. Dimensi waktu, apakah masalah tersebut sekarang mash berlangsung, serta area
geografik dan demografik perlu dikemukakan untuk mempertegas betapa pentingnya masalah.

2. Apa yang sudah diketahui (what is known)


Setiap masalah kedokteran atau kesehatan hamper pasti sudah ada upaya pemecahan, baik
dengan dasar bukti yang sahih melalui penelitian (evidence-based) maupun langsung
dilaksanakan oleh para praktisi. Dengan studi literatur yang komprehensif dapat dijelaskan hal-
hal apa saja yang telah dilakukan orang, khususnya penelitian yang bermaksud mengatasi
masalah tersebut. Pemilihan literature yang relevan dan cukup mutakhir diperlukan agar batas-
batas yang sudah diketahui menjadi jelas.

3. Apa yang belum diketahui (what is not known – knowledge gap)


Hal yang belum diketahui dalam pemecahan masalah merupakan kesenjangan pengetahuan
(knowledge gap) yang seyogianya ditutup dengan penelitian.

4. Apa yang dapat diharap dari penelitian yang direncanakan untuk menutup knowledge gap
tersebut

Latar belakang pada kasus :

“Pneumonia pada balita merupakan masalah kesehatan di Indonesia, hal ini terkait dengan
tingginya morbiditas dan mortalitas akibat pneumonia. Pneumonia adalah radang paru yang
disebabkan oleh bakteri dengan gejala panas tinggi disertai batuk berdahak, napas cepat
(frekuensi nafas >50 kali/ menit), sesak, dan gejala lainnya (sakit kepala, gelisah dan nafsu
makan berkurang) yang disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Populasi yang rentan
terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65
tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imonologi) serta
merupakan salah satu penyebab utama kematian anak (Depkes 2006).
Di seluruh dunia setiap tahun diperkirakan terjadi lebih dari dua juta kematian balita
karena pneumonia. Menurut WHO (2006) pneumonia merupakan penyebab utama kematian
pada anak usia di bawah 5 tahun (balita), yaitu sekitar 19% atau sekitar 1,8 juta balita tiap
tahunnya meninggal karena pneumonia. Angka ini melebihi jumlah akumulasi akibat malaria,
AIDS, dan campak. Diperkirakan pneumonia terjadi pada balita di negara berkembang, yaitu
sekitar 95% dari semua kasus di dunia (UNICEF/ WHO, 2006).
Sedangkan persentase penderita pneumonia balita yang ditangani di Provinsi
Sumatera Selatan tahun 2009-2012, yaitu 29,53% pada tahun 2009 dan meningkat hingga ke
tahun 2012 sebesar 29,90% (DINKES, 2013).
Gejala pneumonia berupa napas cepat dan sesak napas, karena paru meradang secara
mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau
lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun atau 40 kali per menit atau lebih
pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun.
Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian pneumonia pada balita antara lain status
gizi, imunisasi, ASI ekslusif, pajanan asap rokok maupun asap dapur, pengetahuan dan faktor
lingkungan lainnya. Oleh karena itu pneumonia pada bayi/balita perlu mendapat perhatian
sehingga target MDGs dalam menurunkan angka kematian bayi dan balita dapat tercapai.
Oleh karena itu,, upaya pencegahan pneumonia pada bayi/balita dengan perbaikan gizi,
imunisasi dan upaya manajemen/tatalaksana pneumonia perlu untuk dilakukan dalam
penelitian ini.

e. Apa masalah utama penelitiannya?


Jawab :
Rumusan masalah penelitan mempunyai syarat sebagai berikut :
1. Rumusan masalah hendaknya disusun dalam kalimat tanya (interogratif). Rumusan masalah
dalam kalimat Tanya ini sangat dianjurkan, karena dapat lebih bersifat khas dan tajam; karena itu,
rumusan masalah disebut pula sebagai pertanyaan penelitian (research question). Dengan
rumusan dalam bentuk kalimat tanya, masalah penelitian lebih terfokus, spesifik, dan tajam.
2. Substansi yang dimaksud hendaknya bersifat khas, tidak bermakna ganda.
3. Bila terdapat banyak pertanyaan penelitian, maka masing-masing pertanyaan harus
diformulasikan terpisah, agar tiap pertanyaan dapat dijawab secara terpisah pula.

Masalah utama pada kasus :

Adakah hubungan status gizi dan riwayat imunisasi dasar dengan kejadian penyakit Pneumonia pada
anak-anak di Puskesmas Agung Mulia Desa Jaya Utama?
f. Apa tujuan penelitiannya?
Jawab :
Uraian tentang tujuan penelitian mencakup tujuan umum serta tujuan khusus.
Di dalam tujuan umum (ultimate objective) dinyatakan tujuan akhir penelitian. Tujuan umum
biasanya mengacu pada aspek yang lebih luas atau tujuan jangka panjang penelitian, tidak terbatas
pada hal-hal yang langsung diteliti atau diukur.
Dalam tujuan khusus (specific objective) disebutkan secara jelas dan tajam hal-hal yang akan
langsung diukur, diniai, atau diperoleh dari penelitian.
Tujuan umum dan khusus yang hanya terdiri atas satu atau dua butir saja mungkin cukup ditulis
secara naratif dalam satu kalimat. Tetapi apabila terdapat banyak butir dan sub-butir maka tujuan
umum dan khusus perlu dipisahkan, agar lebih jelas da mudah dimengerti pembaca.

Tujuan pada kasus :


Tujuan umum :
Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan status imunisasi pada balita dengan kejadian
Pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Agung Mulia Desa Jaya Utama.

Tujuan khusus :
a. Mengetahui status gizi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Agung Mulia Desa Jaya Utama.
b. Mengetahui status imunisasi pada balita di wilayah kerja Puskesmas Agung Mulia Desa Jaya
Utama.
c. Mengetahui prevalensi kejadian Pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Agung
Mulia Desa Jaya Utama.
d. Menganalisis hubungan antara status gizi dan status imunisasi pada balita dengan kejadian
Pneumonia di wilayah wilayah kerja Puskesmas Agung Mulia Desa Jaya Utama.

g. Bagaimana kerangka hipotesis dan hipotesis pada penelitian ini?


Jawab :
Formula hipotesis yang baik harus memenuhi persyaratan berikut:
1) Dinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas dan sederhana, tidak bermakna ganda.
2) Mempunyai landasan teori yang kuat. Hipotesis tidak serta merta dating dengan sendirinya,
namun harus dibangun atas dasar teori, pengalaman, serta sumber ilmiah lain yang sahih.
3) Menyatakan hubungan antar variabel tergantung dengan satu atau lebih variabel bebas. Kadang
hipotesis menyatakan hubungan antara beberapa variabel bebas dengan satu variabel
tergantung, missal pada studi factor-faktor risiko dengan analisis multivariate. Namun dalam
satu hipotesis hanya boleh terdapat satu variabel tergantung. Hipotesis dengan lebih dari satu
variabel tergantung (disebut sebagian hipotesis yang kompleks) harus dipecah menjadi dua
atau lebih hipotesis sederhana.

Hipotesis pada kasus:


H0:
Tidak terdapat hubungan antara status gizi dan status imunisasi pada balita dengan kejadian
pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Agung Mulia Desa Jaya Utama.
Atau
H1 :
Terdapat hubungan antara status gizi dan status imunisasi pada balita dengan kejadian pneumonia
di wilayah kerja Puskesmas Agung Mulia Desa Jaya Utama.

h. Apa manfaat penelitian pada kasus?


Jawab :
Manfaat Penelitian pada kasus :
 Manfaat Penelitian untuk Penelitian
Dengan mengetahui hubungan status gizi dan riwayat imunisasi dasar dengan Pneumonia pada
Anak dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
 Manfaat Penelitian untuk Ilmu Pengetahuan
Dengan mengetahui adanya hubungan status gizi dan riwayat imunisasi dasar dengan Pneumonia
pada Anak, maka dapat diupayakan tindakan preventif terhadap kejadian Pneumonia pada anak
akut sehingga outcome menjadi lebih baik
 Manfaat Penelitian untuk Masyarakat
Dengan mengetahui hubungan status gizi dan riwayat imunisasi dasar dengan Pneumonia pada
anak maka dapat memberikan informasi kepada keluarga untuk mencukupi kebutuhan gizi pada
anak dan pentingnya imunisasi.

i. Apa metode penelitiannya?


Jawab :
Metode penelitian observasional analitik.

j. Bagaimana menentukan populasi dan sampel serta cara pengambilan sampel?


Jawab :
Populasi :
Yang dimaksud dengan populasi dalam penelitian adalah sejumlah besar subyek yang mempunyai
karakteristik tertentu. Subjek penelitian dapat berupa manusia, hewan coba, data rekam medis, data
laboratorium, dan lain-lain, dan karakteristik subyek ditentukan sesuai dengan ranah dan tujuan
penelitian.

Populasi penelitian dapat dibagi menjadi dua :


1. Populasi target (target population)
Populasi yang merupakan sasaran akhir penerapan hasil penelitian disebut sebagai populasi
target. Populasi target bersifat umum, yang pada penelitian klinis biasanya ditandai dengan
karakteristik demografis (misalnya kelompok usia, jenis kelamin) dan karakteristik klinis
(misalnya sehat, osteoporosis, pneumonia).
2. Populasi terjangkau (accessible population) atau populasi sumber (source population)
Adalah bagian populasi target yang dapat dijangkau oleh peneliti. Dengan kata lain, populasi
terjangkau adalah bagian populasi target yang dibatasi oleh tempat dan waktu.

Sampel :
Sampel adalah bagian (subset) dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat
mewakili populasinya.

Cara pemilihan sampel dapat digolongkan menjadi 2, yaitu :

1. Pemilihan berdasarkan peluang (probability sampling)


Hal yang prinsip pada probability sampling adalah bahwa tiap subyek dalam populasi
(terjangkau) mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih atau untuk tidak terpilih sebagai
sampel penelitian.
a. Simple random sampling
Pada simple random sampling kita hitung terlebih dahulu jumlah subyek dalam populasi
(terjangkau) yang akan dipilih subyeknya sebagai sampel penelitian. Setiap subyek diberi
bernomor, dan dipilih sebagian dari mereka dengan bantuan tabel angka random.

b. Systematic sampling
Pada systematic sampling ditentukan bahwa dari seluruh subyek yang dapat dipilih, setiap
subyek nomor ke-sekian dipilih sebagai sampel. Bila ingin diambil 1/n dari populasi, maka
tiap pasien ke-n dipilih sebagai sampel. Jadi, seperti pada random sampling, setiap subyek
yang memenuhi kriteria untuk dipilih diberi bernomor.

c. Stratified random sampling


Dalam penelitian tidak jarang ditemukan keadaan tertentu, sehingga setiap kelompok (sebut
strata) memberikan nilai yang jela berbeda. Bila sampling dilakukan terhadap semua subyek
sebagai satu kesatuan, akan diperoleh sampel dengan variasi yang sangat besar terutama bila
jumlah subyek tidak banyak, dan simpulan hasil penelitian menjadi bias. Untuk mengatasi
hal tersebut, maka dilakukan stratifikasi dan pemilihan subyek berdasarkan atas strata. Pada
cara ini, sampel dipilih secara acak untuk setiap strata, kemudian hasilnya dapat digabungkan
menjadi satu sampel yang terbebas dari variasi untuk setiap strata. Variabel yang sering
digunakan untuk stratifikasi adalah jenis kelamin, umur, ras, kondisi social-ekonomi, status
gizi, tempat penelitian (pada studi multisenter), dan lain-lain.

d. Cluster sampling
Pada cluster sampling, sampel dipilih secara acak pada kelompok indvidu dalam populasi
yang terjadi secara alamiah, missal wilayah (kodya, kecamatan, kelurahan, dst). Cara ini
sangat efisien bila populasi tersebar secara las sehingga tidak mungkin membuat daftar
seluruh populasi tersebut. Pada kondisi ini maka pemilihan dengan simple random sampling
sangat sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan.

2. Pemilihan tidak berdasarkan peluang (non- probability sampling)


Non- probability sampling merupakan cara pemilihan sampel yang lebih praktis dan mudah
dilakukan daripada probability sampling, karenanya dalam penelitian klinis lebih sering
digunakan daripada probability sampling.

a. Consecutive sampling
Pada Consecutive sampling, semua subyek yang datang secara berurutan dan memenuhi
kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan
terpenuhi. Consecutive sampling ini merupakan jenis non- probability sampling yang paling
baik, dan seringkali merupaan cara yang termudah. Faktanya sebagian besar penelitian klinis
(termasuk uji klinis) pemilihan subyeknya dilakukan dengan teknik ini.

b. Convenient sampling
Cara ini merupakan cara termudah untuk menarik sampel, namun juga sekaligus merupakan
cara yang paling lemah. Pada cara ini, sampel diambil tanpa sistematika tertentu, sehingga
jarang dianggap dapat mewakili populasi terjangkau, apalagi populasi target penelitian.

c. Judgmental sampling atau purposive sampling


Pada judgmental sampling atau purposive sampling ini peneliti memilih responden
berdasarkan pada pertimbangan subyektif dan praktis, bahwa responden tersebut dapat
memberikan informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan penelitian.

k. Bagaimana cara pengumpulan data dan analisis data?


Jawab :
Cara pengumpulan data pada kasus data sekunder dengan menggunakan rekam medis.

Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya :


1) Data primer
Data primer adalah data yang langsung di ambil dari sumbernya. Ada 3 cara pengumpulan data
primer yaitu:
a) Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan.
Data yang di hasilkan adalah data yang kualitatif.
b) Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan secara lisan, biasanya dilakukan jika ingin diketahui hal-hal yang lebih
mendalam dari responden.
c) Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.
2) Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil dari hasil pengumpulan orang lain, contohnya: data yang
dimiliki suatu perusahaan atau data BPS

Teknik pengumpulan data penelitian kuantitatif:


1) Kuisioner, yang berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dnegan topik tertentu
diberikan kepada sekelompok individu dengan maksud untuk memperoleh data.
2) Skala: skala Likert, skala Thurstone, skala Guttman, skala perbedaan semantik
3) Tes

Teknik pengumpulan data penelitian kualitatif:


1) Wawancara, merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian berupa suatu proses interaksi antara pewawancara dan sumber informasi melalui
komunikasi langsung.
2) Observasi
a) Participant observer (pengamat terlibat langsung)
b) Non-participation observer (pengamat tidak terlibat secara langsung)
3) Dokumen, merupakan catatan atau karya seseorang tentang sesuatu yang sudah berlalu.
Dokumen dapat berbentuk teks tertulis, artefak, gambar, foto, biografi, atau cerita.
Pengolahan data merupakan salah satu rangkaian kegiatan penelitian setelah pengumpulan data.
Untuk itu data yang masih mentah (raw data) perlu diolah sedemikian rupa sehingga menjadi
informasi yang dapat digunakan untuk menjawab tujuan penelitian. Ada empat tahapan dalam
pengolahan data yang harus dilalui, agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang benar,
yaitu :
1. Editing
Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isian formulir atau kuesioner, apakah
jawaban yang ada di kuesioner sudah :
 Lengkap (semua pertanyaan sudah terisi jawabannya )
 Jelas (jawaban pertanyaan apakah tulisannya cukup jelas terbaca)
 Relevan (jawaban yang tertulis, apakah apakah relevan dengan pertanyaan)
 Konsisten (apakah beberapa pertanyaan berkaitan isi pertanyaannya)
2. Coding
Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka/bilangan.
Misalnya untuk variabel pendidikan dilakukan koding 1 = SD, 2 = SMP, 3 = SMA, 4 = PT,
dsbnya. Coding berguna untuk mempermudah pada saat analisi data dan mempercepat pada saat
entry data.
3. Processing
Memproses data, agar data yang sudah di entry dapat dianalisis. Pemprosesan data dilakukan
dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke paket program komputer. Paket program yang
umum digunakan untuk entry data adalah Program SPSS ( Statistical Program For Social
Science )for window versi 16.0
4. Cleaning
Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry, apakah ada kesalahan atau
tidak. Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat kita meng entry ke komputer. Misalnya
untuk variabel pendidikan ada data yang bernilai 7, mestinya berdasarkan coding, pendidikan
kodenya hanya antara 1 s/d 4 (1 = SD, 2 = SMP, 3 = SMA, 4 = PT )
Cara meng cleaning data :
a. Mengetahui Missing data
b.Mengetahui variasi data
c. Mengetahui konsistensi data (membandingkan dua tabel dan membuat tabel silang)

Setelah selesai melakukan pengolahan data, langkah selanjutnya adalah menganalisis data.
Analisis data merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena
dengan analisislah data dapat mempunyai arti/makna yang berguna untuk memecahkan
masalah penelitian.
Melalukan analisis data tidak dengan sendirinya dapat langsung memberi jawaban penelitian,
untuk itu perlu diketahui bagaimana meninterpretasi hasil penelitian tersebut. Menginterpretasi
artinya kita menjelaskan hasil analisis guna memperoleh makna/arti. Interpretasi ada dua
bentuk, yaitu :
a. Interpretasi dalam arti sempit (deskriptif) yaitu interpretasi data dilakukan hanya
sebatas pada masalah penelitian yang diteliti berdasarkan data yang dikumpulkan dan
diolah untuk keperluan penelitian tersebut.
b. Interpretasi dalam arti luas (analitik) yaitu interpretasi guna mencari makna data hasil
penelitian dengan jalan tidak hanya menjelaskan/menganalisis data hasil penelitian tsb,
tapi juga melakukan infrerensi (generalisasi) dari data yang diperoleh dengan teori-teori
yang relevan dan hasil-hasil penelitian tersebut.

l. Bagaimana cara membuat kesimpulan dan saran hasil penelitian?


Jawab :
Kesimpulan :
Laporan akhir dari suatu kegiatan penelitian. Pada laporan ini disimpulkan apa saja yang telah
berhasil dikumpulkan dari kegiatan penelitian terutama dalam menjawab permasalahan penelitian
yang timbul atau tujuan penelitian. Kesimpulan berisi jawaban atas pertanyaan penelitian: apakah
berhasil atau tidak berhasil.
Saran :
Berikan saran berdasarkan hasil/kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut. Saran ini
sangat berguna untuk membantu memberikan solusi dari hasil akhir penelitian sebagai suatu
kegiatan ilmiah. Permasalahan dalam kesimpulan yang belum terjawab dapat disarankan
untuk dilakukan penelitian selanjutnya dan dari manfaat penelitian yang didapatkan
disarankan untuk ditindaklanjuti Saran berisi “keinginan peneliti” agar penelitia lain mau
melanjutkan .

m. Bagaimana cara penulisan laporan ilmiah yang baik?


Jawab :

Sistematika Usulan Penelitian

Judul
I. Pendahuluan
 Latar belakang
 Rumusan masalah
 Hipotesis
 Tujuan
 Manfaat
II. Tinjauan Pustaka
Kerangka Konsep
III. Metodologi
 Desain
 Tempat dan wakt
 Populasi dan sampel
 Kriteria inklusi dan eksklusi
 Besar sampel
 Cara kerja
 Identifikasi variabel
 Rencana manajemen dan analisis data
 Definisi operasional
 Masalah etika
IV. Daftar Pustaka
V. Lampiran

Bentuk umum laporan ilmiah :


1. Judul penelitian
2. Nama pengarang serta institusi
3. Abstrak dan kata kunci
4. Isi laporan : Pendahuluan, Metode, Hasil, dan Diskusi
5. Ucapan terima kasih
6. Daftar Pustaka
7. Conflict of interest, Peran penulis, Lampiran

n. Bagaimana pandangan islam tentang menggali informasi untuk menjelaskan kebenaran?


Jawab :

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”(QS Al-Hujuraat Ayat : 6).

Kesimpulan
Desain penelitian yang cocok untuk mengetahui hubungan pneumonia dengan gizi buruk dan tidak
diberi imunisasi adalah desain cross sectional atau case control.

Kerangka Konsep

Tingginya kasus Pneumonia Banyaknya kasus gizi buruk Imunisasi tidak lengkap

Dasar mengetahui adanya hubungan Pneumonia dengan

Gizi buruk dan imunisasi tidak lengkap

Penelitian observasional dengan desain cross sectional

Atau case control

Laporan penelitian

You might also like