You are on page 1of 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny.

M
DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH
DI NEONATAL INTENSIF CARE UNIT (NICU)
RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Untuk Memenuhi Tugas Pembuatan Askep


Pelatihan NICU RSUP DR SARDJITO
2018

Disusun oleh :
WARTI

0
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

A. PENGERTIAN
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gr sampai dengan 2499 gram.dan karena
UK < 37 minggu. Bayi yang lahir dengan BB di bawah 10% pada kurva
pertumbuhan intrauterine, bayi tersebut dapat lahir pada kondisi preterm,
aterm, atau postterm.

B. ETIOLOGI
1. Faktor maternal
a. Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
b. Perdarahan antepartum
c. Malnutrisi
d. Anemia
e. Penyakit jantung/penyakit kronis lainnya
f. Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
g. Jarak dua kehamilan yang terlalu dekat
h. Infeksi
i. Penderita DM berat
2. Faktor Janin
Hidramnion, kehamilan ganda
3. Faktor Plasenta
Penyakit vaskuler, kehamilan ganda, malformasi, tumor

C. KLASIFIKASI BBLR
1. Klasifikasi berdasarkan berat lahir
a. Bayi berat lahir rendah: < 2500 gram
b. Bayi berat lahir sangat rendah : <1500 gram
c. Bayi berat lahir ekstrim rendah: <1000 gram
2. Klasifikasi berdasarkan masa gestasi
a. Extremely premature: 24-30 minggu
b. Bayi dengan masa gestasi 24 - 27 minggu(sukar hidup). Untuk 28-30
minggu bisa hidup dengan perawatan intensif
c. Moderat premature : 31 – 36 minggu
d. Kesanggupan hidup jauh lebih baik
e. Borderline premature : 37– 38 minggu
f. Bayi bersifat prematur dan matur

D. GAMBARAN KLINIS

1
1. BB kurang dari 2500 gr
2. PB kurang dari 45 cm
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm
4. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
5. Kepala lebih besar dari pada badan
6. Ubun-ubun dan sutura lebar
7. Kuku jari tangan dan jari kaki belum mencapai ujung jari
8. Kulit tipis/transparan,lunak seperti gelatin
9. Lanugo banyak atau tidak ada sama sekali
10. Lemak subkutan sedikit
11. Pembuluh darah terlihat jelas pada abdominal
12. Mamae : ariola belum terbentuk, glandula tak teraba
13. Telinga lunak, mudah ditekuk dan pinggir tidak berlekuk
14. Genetalia : laki-laki testis tak teraba, perempuan labia minor menonjol
15. Edema pada ekstremitas
16. Lipat plantar halus
17. Otot hipotonik
18. Pernafasan belum teratur
19. Reflek hisap dan telan belum sempurna

E. MASALAH YANG SERING MUNCUL


1. Suhu tubuh yang tidak stabil
a. Pusat mengatur nafas badan belum sempurna.
b. Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya bertambah
c. Otot bayi masih lemah.
d. Lemak kulit dan lemak coklat kurang sehingga cepat kehilangan panas
badan.
e. Kemampuan metabolisme panas masih rendah, sehingga bayi dengan
berat badan lahir rendah perlu diperhatikan agar tidak lemak banyak
kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitar 36,5-37,5%.
2. Gangguan pernafasan
a. Pusat pengatur pernafasan belum sempurna
b. Surfaktan masih kurang sehingga perkembangannya tidak sempurna
c. Otot pernafasan dan tulang iga lemah
d. Dapat disertai penyakit, penyakit hyalin membran, mudah infeksi paru-
paru, gagal pernafasan
3. Gangguan pencernaan dan nutrisi
a. Belum berfungsi sempurna sehingga penyerapan makanan dengan
banyak lemak, kurang baik
b. Aktivitas otot pencernaan makan masih belum sempurna sehingga
pengosongan lambung berkurang

2
c. Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan apsirasi
pneumonis
4. Imaturitas hati
Hepar yang belum matang (immatur), mudah menimbulkan gangguan
pemecahan billirubin, sehingga mudah terjadi hiperbillirubinemia (kuning)
sampai kena ikterus
5. Anemia, perdarahan intraventrikuler
Terjadi karena gangguan pembentukan Fe
6. Perdarahan oro
a. Pembuluh darah bayi peramturnisasi rapuh dan mudah pecah
b. Sering mengalami gangguan pernafasan, sehingga memudahkan
terjadinya perdarahan anak
c. Perdarahan dalam orok memperburuk keadaan dan menyebabkan
kematian bayi
d. Pemberian O2 belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadinya
perdarahan dan nekoris.
7. Neurologisà reflek>>, Kejang, hipotonia, ROP, HIE
8. Imunologis àInfeksi
9. Metabolisme àHipoglikemi/hiperglikemi, hipokalsemi

F. MANAJEMEN BAYI BBLR


1. Sebelum lahir : mencegah kelahiran kurang bulan, kortikosteroid utk ibu
hamil
2. Selama persalinan : persiapan petugas dan alat resusitasi
3. Setelah lahir :
a. Pengaturan suhu (memelihara neutral thermal environment atau
melakukan perawatan metode kangguru)
Bayi dapat dengan cepat akan kehilangan panas badan dan bayi
menjadi hipotermia karena pusat pengaturan panas badan berfungsi
dengan baik. Metabolismenya rendah, dan permukaannya badan relatif
luas oleh karena itu bayi harus dirawat di inkubator sehingga panas
badannya mendekati dalam rahim, bila tidak ada inkubator, bayi
prematuritas dapat dibungkus dengan kain.
b. Oksigenasi (tergantung masalah yang didapat)
c. Pencegahan infeksi

3
Bayi mudah sekali terkena infeksi karena daya tahan tubuh yang
masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, pembentukan
antibodi belum sempurna. Aseptik dan cuci tangan memiliki peranan
penting dalam pencegahan infeksi.
d. Pemberian makanan
Harus dilakukan sedini mungkin/ early feeding. Alat pencernaan bayi
masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum
matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/kg BB dan kalori 110
kal/kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian
minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan
menghisap cairan lambung reflek menghisap masih lemah, sehingga
pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit tetapai sering,
permulaan cairan yang diberikan ± 90-60 cc kg BB/hari terus
dinaikkan sampai 20 cc kg BB/hari.
G. PEMERIKSAAN KHUSUS DAN PENUNJANG
1. Menilai kondisi bayi
Keadaan bayi baru lahir rendah
Niai APGAR
score =
7-10 : tidak asfiksi
4-6 : bayi asfiksi ringan-sedang
0-3 : bayi asfiksi berat

Gejala 0 1 2
1. Warna kulit Tidak ada < 100 > 100
2. Usaha bernafas Tidak ada Lambat, tidak teratur Menangis kuat
3. Tonus obat Tumpul Extremitas, flexi sedikit Gerakan aktif
4. Reflek Tidak bereaksi Gerakan sediktit Menangis
5. Warna kulit Biru/pucat Badan kemerahan Seluruh tubuh kemerahan
extremitas biru
2. Assessment of Respiratory Distress (Downes Score)

4
Skor
Pemeriksaan
0 1 2
Frekuensi < 60x/menit 60-80x/menit >80x/menit
pernapasan
Tidak ada Retraksi ringan Retraksi berat
Retraksi
retraksi
Tidak ada Sianosis hilang Sianosis menentap
Sianosis
sianosis dengan O2 walau dengan O2
Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara
Air Entry
udara masuk masuk
Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar
Granting
dengan stetoskop dengan stetoskop
Evaluasi : 1-3 (distress ringan), 4-5 (distress sedang), >6 (distress berat)
3. Test kocok (shake test)
Sebaiknya dilakukan pada bayi yang berusia < 1 jam dengan mengambil
cairan amnion yang tertelan di lambung dan bayi belum diberikan
makanan. Cairan amnion 0,5 cc ditambah garam faal 0,5cc kemudian
ditambah 1 cc alkohol 95% dicampur dalam tabung kemudia dikocok
selama 15 detik, kemudian diamkan Selma 15 menit dengan tabung
teteang berdiri.
Hasil positif (+) bila terdapat gelembung-gelembung yang membentuk
cincin artinya surfaktan terdapat dalam paru dalam jumlah yang cukup.
Hasil negatif (-) bila tidak ada gelembung atau gelembung sebanyak ½
permkaan artinya paru-paru belum matang/tidak ada surfaktan.
4. Menilai Refleks
a. Refleks moro (ketika dikagetkan bayi kaget)
b. Refleks menghidap (sucking refleks)
c. Refleks mencari (rooting refleks)
d. Refleks menggenggam (dropping refleks) ketika disentuh telapak
tangan bayi akan menggenggam.
e. Refleks babinski (refleks terjadi jika telapak kaki diusap, bayi akan
menyebarkan gerakan memutar)
5. Darah : darah lengkap, elektrolit,AGD,Kultur darah
Glukosa post natal (8-12 jam) disebut hipoglikemia bila konsentrasi
glukosa < 50 mg/dl
6. Rongent dada àsetelah 8 jam

5
7. USG Kepala à terutama gestasi < 35 mg

H. KOMPLIKASI YANG DAPAT TERJADI


1. Hipotermi
2. Hipoglikemia
3. Hiperbillirubin karena fungsi hepar belum sempurna
4. Syndrom gangguan pernafasan hipobia
5. Pneumenium aspirasi, karena reflek menelan dan batuk belum sempurna

I. DIAGNOSIS KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Hipotermia
2. Ketidakefektifan pola napas
3. Risiko infeksi

DIAGNOSA NOC NIC


Hipotermia Thermoregulation Temperature Regulation
Definisi : Selama 3x24 jam klien akan Aktivitas :
Suhu tubuh berada dibawah menunjukkan termoregulasi 1. Monitor suhu
kisaran normal ditandai dengan kriteria hasil tubuh setiap 2 jam jika
Batasan karakteristik : sebagai berikut : diperlukan
1. Suhu tubuh di bawah Kriteria hasil Target 2. Pertahanan
kisaran normal Hipotermia 5 kehangatan suhu tubuh pada
2. Kulit dingin Keterangan :
BBL
3. Dasar kuku sianotik 1 : ekstrem
3. Monitor warna
4. Pucat 2 : berat
kulit
5. Menggigil 3 : sedang,
4. Gunakan selimut
Faktor yang berhubungan : 4 : ringan
1. Penguapan/evaporasi untuk mengahangatkan suhu
5 : tidak ada
dari kulit di lingkungan tubuh
5. Berikan topi pada
yang dingin
2. Pemajanan lingkungan BBL
6. Tingkatkan
yang dingin
asupan nutrisi
Kangaroo Care
Aktivitas :
1. Berikan penjelasan mengenai
Kangaroo Mother Care
(KMC) dan manfaatnya
2. Sediakan ruangan yang
menenangkan dan hangat
3. Berikan ibu pakain dengan
bagian depan yang terbuka
4. Posisikan bayi pronasi diatas
dada ibu

6
5. Dukung kontak maata ibu
terhadap bayi
Ketidakefektifan Pola Respiration Status :Airway Airway Management
Napas Patency Aktivitas :
Definisi : Selama 3x24 jam klien akan 1. Pelihara kepatenan jalan
Inspirasidan/atau ekspirasi menunjukkan termoregulasi napas
yang tidak memberi ditandai dengan kriteria hasil 2. Posisikan klien untuk
ventilasi adekuat sebagai berikut : ventilasi maksimal
Batasan karakteristik : Kriteria hasil Target 3. Posisikan klien untuk
1. Perubahan kedalaman Frekuensi respirasi 5 mencegah dispnea
Keterangan : 4. Monitor status respirasi dan
pernapasan
2. Dispnea 1 : penyimpangan berat oksigenasi
3. Pernapasan cuping 2 : penyimpangan substansial 5. Auskultasi suara napas
3 : penyimpangan sedang 6. Bantu perubahan posisi
hidung
4. Takipnea 4 : penyimpangan ringan
5 : tidak ada penyimpangan
Faktor yang berhubungan :
1. Hiperventilasi
2. Disfungsi
neuromuscular
3. Defomitas dinding dada
4. Imaturitas neurologis
Resiko Infeksi Risk control : Infection process Infection control
Definisi : Selama 3 x 24 jam klien Aktivitas :
Mengalami peningkatan menunjukkan pengendalian 1. Bersihkan ruang perawatan
resiko terserang organisme resiko yang ditandai dengan setelah digunakan pasien
kriteria hasil sebagai berikut ini : sebelumnya dengan tepat
patogenik
Kriteria hasil Target 2. Batasi jumlah pengunjung
Faktor resiko : Mempertahankan 5 3. Ajarkan keluarga cara cuci
Imunitas yang didapat tidak kebersihan tangan yang benar
adekuat lingkungan secara 4. Anjurkan pengunjung untuk
Prosedur invasive konsisten mencuci tangan saat memasuki
Ketuban pecah dini Mempraktekkan 5 dan meninggalkan ruang
Pertahanan tubuh sekunder cuci tangan dengan perawatan
yang tidak adekuat benar secara 5. Cuci tangan sebelum dan
konsisten sesudah melakukan tindakan
Menunjukkan 5 keperawatan pada setiap pasien
hygiene pribadi 6. Monitor tanda-tanda vital
yang adekuat secara 7. Monitor tanda-tanda infeksi
konsisten 8. Ajarkan keluarga bagaimana
Keterangan : cara menghindari infeksi
1: tidak pernah menunjukkan 9. Kolaborasi pemberian terapi
2 : jarang menunjukkan antibiotik
3 : kadang menunjukkan
4 : sering menunjukkan
5 : selalu menunjukkan

7
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY. M
DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

PENGKAJIAN DATA
A. BIODATA BAYI
Nama : By. Ny. M
Tanggal lahir bayi : 18 April 2018
Tanggal pemeriksaan : 18 April 2018
Jenis kelamin : Perempuan
Berat badan lahir : 1446 gram
Pengukuran panjang :
- Panjang : 38 cm
- Lingkar kepala : 28 cm
- Lingkar dada : 24 cm
- Denyut jantung/menit : 132 /menit
- Reguler/ Irreguler : Irreguler
- Respirasi : 60 X/menit
- Temperatur aksila : 36,3C

B. IDENTITAS ORANG TUA BAYI


- Nama ibu : Ny H.
Umur : 41 tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMP
- Nama ayah : Bp. A
Umur : 42 tahun

8
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMP
Alamat : Kalasan
MRS : 18 April 2018
No. RM : 744627
Diagnosa sementara : BBLR

C. KELUHAN UTAMA
Bayi baru lahir.
D. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Lahir bayi perempuan dari ibu G2P1A0 usia 31 tahun UK 30 + 1 minggu.
Lahir secara SC atas indikasi KPD. Lahir tidak langsung menangis dilakukan
resusitasi dan VTP 1 siklus. APGAR score 4/7. Air ketuban bercampur darah,
napas cepat, retraksi ringan.

E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Ibu G2P1A0 dengan faktor resiko KPD, Hb ibu 11 gr/dl dan nila AL
13.980semm3
F. PEMERIKSAAN FISIK BIOLOGIS
- Kepala : bayi tidak mengalami caput suecedenium dan cephal
hematome, ubun-ubun dan sutura lebar, rambut halus,
tipis.
- Telinga : simetris, tidak megeuarkan sekret.
- Mulut : sianosis (-), mukosa bibir lembab

- Leher : massa (-), gerak leher lemah.


- Badan : warna kemerahan, torax retraksi sternum & iga.
tulang teraba lunak
- Aktivitas : lemah, gerak kurang aktif, lemas.
- Lanugo : terdapat pada dahi, lengan, telinga, pelipis.
- Abdomen : bising usus , tidak terdapat benjolan.
- Ekstremitas : tidak terdapat edema & parese (-) kuku belum
mencapai ujung jari.
- Mata : sulit membuka, ikterik (-), anemis (-).

9
- Hidung : tidak terdapat sekret.
- Anus : (-)
- Genital : labia minora lebih menonjol.
- Minum : belum minum
- Refleks : menghisap lemah.
- Kulit : turgor jelek, kulit dingin.

G. LABORATORIUM
Hasil lab tanggal 19 April 2018
- Hb : 10,2 gr %
- Leukosit : 21,690 mm3.
- Trombusit : 247.000 /mm3.
- GDS : 104 gr/dl
- CRP : 5 mg/L
- HCT : 31,1%
- K : 7,13 mEq/L
- Ca : 1,86 mEq/L
- Cl : 109 mEq/L
- Golongan darah : B

H. PEMBERIAN OBAT SEKARANG


IVFD : D 10 % 6,7 cc/jam
O2 : NCAPAP dengan FiO2 25%
Inkubator : (+).

10
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DO: suhu 36,3 o C. Penguapan/evaporasi dari Ketidakefektifan


DS: Kulit dingin kulit di lingkungan yang termoregulasi
dingin

2. DO : RR 60x/menit Imaturitas neurologis Ketidakefektifan


DO : retraksi dada pola nafas

3. DS : BBLR Imunitas yang didapat Resiko infeksi


tidak adekuat

11
12
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : By. Ny. M No MR : 744627


Umur : 0 hari Ruang : Neonatologi
Diagnosa : BBLR

DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN


NO RASIONALISASI
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
1. Ketidakefektifan Selama 3x24 jam klien akan 1. Monitor suhu 1. M
termoregulasi b/d menunjukkan termoregulasi tubuh setiap 2 jam jika empertahankan suhu tubuh bayi.
penguapan/evaporasi ditandai dengan kriteria hasil diperlukan
2. Pertahanan 2. A
dari kulit di lingkungan sebagai berikut :
yang dingin ditandai: Kriteria hasil Target kehangatan suhu tubuh pada gar tidak terjadi kehilangan
- Suhu 36,3C Hipotermia 5 BBL panas yang berlebihan.
Keterangan : 3. Monitor warna
- Akral dingin kulit 3. M
1 : ekstrem
2 : berat 4. Gunakan selimut engetahui perkembangan
3 : sedang, untuk mengahangatkan suhu
/keadaan bayi.
4 : ringan tubuh
5 : tidak ada 5. Berikan topi
pada BBL

2. Ketidakefektifan pola Selama 3x24 jam klien akan 1. Pelihara kepatenan jalan 1. Untuk memaksimalkan ventilasi
menunjukkan termoregulasi napas
nafas berhubungan 2. Memonitor kepatenan jalan
ditandai dengan kriteria hasil 2. Posisikan klien untuk
dengan imaturitas sebagai berikut : nafas

13
neurologis Kriteria hasil Target ventilasi maksimal 3. Memonitor respirasi dan
Frekuensi respirasi 5 3. Posisikan klien untuk
Keterangan : keadekuatan oksigen
mencegah dyspnea
1 : penyimpangan berat 7. Monitor status respirasi dan
2 : penyimpangan substansial oksigenasi
3 : penyimpangan sedang 8. Auskultasi suara napas
4 : penyimpangan ringan 4. Bantu perubahan posisi
5 : tidak ada penyimpangan
3 Resiko infeksi Infeksi tidak terjadi atau bayi 1. Cuci tangan sebelum dan 1. Mengurangi resiko infeksi
berhubungan dengan terhindar dari infeksi dengan sesudah tindakan. nasokomial kepada bayi.
imunitas yang tidak kriteria: 2. Lakukan parasat dengan 2. Melindungi bayi dari infeksi.
adekuat Tanda-tanda infeksi sudah teknik aseptic. 3. Meminimalkan terjadinya
terlihat. 3. Batasi kontak langsung infeksi.
dengan bayi. 4. Mengetahui adanya indikasi
4. Observasi tanda-tanda infeksi.
infeksi. 5. Potensial entri organisme ke
5. Kulit dan tali pusat dirawat dalam tubuh.
dan dibersihkan.
6. Berikan terapi sesuai
indikasi.

CATATAN PERKEMBANGAN

14
HARI DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
1 Ketidakefektifan 1. Menyiapkan setting inkubator. S : ku lemah, terdapat retraksi
I termoregulasi 2. Mengukur suhu tubuh O: Suhu 36,3C, suhu inkubator 34o
18 april 2. Ketidak 1. Kolaborasi pemasangan CPAP O2NCPAP dengan FiO2 25%, PEEP 5,
efektifan pola
2018 2. Monitor kepatenan oksigen SPO2 95%, RR 60x/menit
nafas
1, Cuci tangan sebelum dan setelah kontak pasien terpasang IVFD D10% 4,8 cc/jam
3. Resiko 2. Pemeriksaan lab darah pasien dan memasang infus
infeksi 3. Melakukan tindakan keperawatan dengan teknik aseptik A: Masalah teratasi sebagian.
P : Pertahankan intervensi yang ada.
II 1 Ketidakefektifan 1. Mengukur suhu tubuh S : ku lemah, terpasang infus, terpasang
19 april termoregulasi 2. Memonitor suhu inkubator O2 NCAPAP
2018 3. Memasangkan topi pada bayi O: BB : 1440 gr
Suhu 37,4o, suhu inkubator 33o
2. Ketidakefektifan 1. Monitor kepatenan oksigen dan CPAP O2NCPAP dengan FiO2 21%, PEEP 5,
pola nafas
2. Memonitor pola nafas bayi SPO2 95%, RR 43x/menit, HR
3. Resiko infeksi 1, Cuci tangan sebelum dan setelah kontak pasien 138x/menit
2. Memonitor kepatenan infus dan intake cairan
Intake : infus : 4,8 cc/jam
3. Mengobservasi tanda-tanda infeksi
Output : BAK : 30 cc (1 shift)
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi yang ada
III 1 Ketidakefektifan 1. Mengukur suhu tubuh S : ku lemah, terpasang infus, terpasang

15
20 april termoregulasi 2. Memonitor suhu inkubator O2 NCAPAP
2018 3. Memasangkan topi pada bayi O: BB : 1347 gr
Suhu 37,4o, suhu inkubator 33o
2. Ketidakefektifan 1. Monitor kepatenan oksigen dan CPAP O2NCPAP dengan FiO2 21%, PEEP 5,
pola nafas
2. Memonitor pola nafas bayi SPO2 94%, RR 43x/menit, HR
3. Resiko infeksi 1, Cuci tangan sebelum dan setelah kontak pasien 145x/menit
2. Memonitor kepatenan infus dan intake cairan
Intake : infus : 6,7 cc/jam
3. Mengobservasi tanda-tanda infeksi
Output : BAK : 30 cc (1 shift)
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi yang ada

16
DAFTAR PUSTAKA

Bulecheck, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., Wagner, C.M., 2013. Nursing
Interventions Classification (NIC) 6th Edition.USA : Elsevier Mosby.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI. 2011. Modul (Buku Panduan Peserta)
Manajemen Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) untuk Bidan dan
Perawat. Available from http://www.gizikia.depkes.go.id on : 14Agustus
2014. Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
Kemenkes RI
Manuaba, I.B.G. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB. Jakarta : EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., Swanson, E. 2013. Nursing Outcomes
Classification (NOC) 5th Edition. SA : Elsevier Mosby.
NANDA. 2014. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2012-2014. The
North American Nursing Diagnosis Association. Philadelphia. USA.
Prawirohardjo,S. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal

17
18

You might also like