You are on page 1of 4

HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLETE

DI RUMAH SAKIT PALANG BIRU KUTOARJO PURWOREJO


TAHUN 2014

Nurma Ika Zuliyanti

ABSTRAK
AKI di Indonesia saat ini masih cukup tinggi. Menurut SDKI 2012 menyebut angka
kematian ibu (AKI) adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup dan abortus menjadi penyebab
kematian ibu. Salah satu penyebab terjadinya abortus yaitu dari faktor usia ibu. Studi
pendahuluan di Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo menunjukkan bahwa terdapat 101 kejadian
abortus dan 58 diantaranya merupakan abortus inkomplete.
Mengetahui hubungan usia ibu dengan kejadian abortus inkomplete di Rumah Sakit
Palang Biru Kutoarjo.
Penelitian ini menggunakan desainsurvey analitik dengan pendekatan waktu cross
sectional. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan data sekunder. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua ibu yang mengalami abotus. Penelitian ini menggunakan teknik total
sampling. Waktu penelitian pada bulan April 2014. Analisa data menggunakan uji Chi
Squaredan koefisien kontingensi.
Dari hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai X2 hitung=10,355 dengan p=0,001 dan
nilai signifikasi (p) adalah 0,05, maka 0,001<0,05. Sedangkan nilai koefisien kontingensiadalah
0,305, menunjukan keeratan hubungan berada pada kategori rendah.
Terdapat hubungan antara usia ibu dengan kejadian abortus inkomplete di Rumah Sakit
Palang Biru Kutoarjo
Ibu hamil diharapkan dapat mencegah terjadinya abortus khususnya abortus inkomplete
dengan mengambil sikap dan tindakan yang tepat selama kehamilannya.

Kata kunci : Usia ibu, Kejadian abortus inkomplete


PENDAHULUAN 2012). Abortus (keguguran) merupakan
Angka Kematian Ibu (AKI) salah satu penyebab perdarahan yang terjadi
merupakan salah satu indikator untuk pada kehamilan trimester pertama dan
melihat derajat kesehatan perempuan. kedua. Perdarahan ini dapat menyebabkan
Angka kematian ibu juga merupakan salah berakhirnya kehamilan atau kehamilan terus
satu target yang telah ditentukan dalam berlanjut. Abortus dapat menyebabkan
tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan perdarahan yang hebat dan dapat
ke 5 yakni meningkatkan kesehatan ibu menimbulkan syok, perforasi, infeksi, dan
dimana target yang akan dicapai sampai kerusakan faal ginjal (renal failure)
tahun 2015 adalah mengurangi sampai tiga sehingga mengancam keselamatan ibu.
per empat resiko jumlah kematian ibu. Dari Kematian dapat terjadi apabila pertolongan
hasil survei yang dilakukan, angka Kematian tidak diberikan secara cepat dan tepat
Ibu telah menunjukkan penurunan dari (Wiknjosastro, 2006).
waktu ke waktu, namun demikian upaya Risiko terjadinya abortus lebih sering
untuk mewujudkan target tujuan terjadi pada usia muda dibawah 20 tahun
pembangunan millenium masih dan usia tua lebih dari 35 tahun. Usia dapat
membutuhkan komitmen dan usaha keras mempengaruhi kejadian abortus karena pada
yang terus menerus (Depkes RI, 2010). usia kurang dari 20 tahun belum matangnya
Berdasarkan SDKI 2012, rata-rata alat reproduksi untuk hamil sehingga dapat
angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai merugikan kesehatan ibu maupun
359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata pertumbuhan dan perkembangan janin,
kematian ini jauh melonjak dibanding hasil sedangkan abortus yang terjadi pada usia
SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu. lebih dari 35 tahun disebabkan
Dalam hal ini, fakta lonjaknya kematian ini berkurangnya fungsi alat reproduksi,
tentu sangat memalukan pemerintahan yang kelainan pada kromosom atau penyakit lain
sebelumnya bertekad akan menurunkan (Manuaba, 2010).
Angka Kematian Ibu hingga 108 per 100 Studi pendahuluan yang dilakukan
ribu pada 2015 sesuai dengan target MDGs oleh peneliti di Rumah Sakit Palang Biru
(Trisnantoro, 2013). Kutoarjo pada tanggal 9 Januari 2014
Angka kematian ibu di provinsi Jawa menunjukkan bahwa angka kejadian abortus
Tengah pada tahun 2012 yaitu inkomplete pada bulan Januari-Desember
116,34/100.000 kelahiran hidup atau 675 2013 masih tinggi yaitu sebesar 57,4% (58)
kasus kematian ibu. Penyebabnya antara lain dari 101 kejadian abortus yang ada di
dikarenakan pendarahan, hipertensi, infeksi, Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo.
abortus dan partus lama (Sugihanto, 2011). Kejadianabortus inkomplete tersebut 44,8 %
Dikabupaten Purworejo 13 kasus angka (26) oleh usia ibu lebih dari 35 tahun dan
kematian ibu (AKI). Jumlah tersebut sama 10,3 % (6) usia ibu kurang dari 20 tahun.
dengan tahun 2010, dan sempat menurun Sedangkan 44,8 % (26) terjadi pada usia ibu
pada tahun 2011 dengan jumlah 9 kasus. 20 sampai 35 tahun.
Penyebab kematian AKI rata-rata karena METODE PENELITIAN
pendarahan, faktor usia, kehamilan yang Metode penelitian ini adalah penelitian
tidak dikehendaki, serta persalinan tidak analitik, kemudian dilakukan analisis
bersih (Mujiyani, 2012). dinamika korelasi antara fenomena atau
WHO memperkirakan sekitar 15- antara faktor resiko dengan faktor efek.
20% kematian ibu disebabkan oleh abortus. Penelitian ini menggunakan pendekatan
Angka kematian ibu karena abortus tidak cross sectional. Penelitian ini dilakukan
aman diperkirakan 100.000 wanita setiap pada bulan April 2014. Populasi dalam
tahun, 99% diantaranya terjadi di negara penelitian ini adalah semua kejadian abortus
berkembang termasuk Indonesia. Data dari di Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo pada
beberapa negara memperkirakan bahwa periode bulan Januari-Desember 2013
antara 10-15 % kehamilan terdiagnosis dengan jumlah 101 kejadian, teknik
secara klinis berakhir dengan abortus. sampling menggunakan total sampling.
Abortus lebih sering terjadi pada wanita usia Analisa data menggunakan uji statistik Chi
di atas 30 tahun dan meningkat pada usia di square.
atas 35 tahun (Llewellyn, 2005). HASIL PENELITIAN
Abortus adalah terhentinya Analisis Univariate
kehamilan sebelum minggu ke 20 (berat Hasil penelitian yang telah dilakukan di RS
janin kurang dari 500 gram) (Nugroho, Palang Biru Kutoarjo sebagai berikut;
1. Distribusi frekuensi berdasarkan usia Sedangkan responden berusia <20 dan
ibu. >35 tahun yang mengalami abortus
Tabel 1 Distribusi frekuensi berdasarkan inkomplete 32 orang (31,7) dan yang
usia tidak mengalami abortus inkomplete
Presentase (selain abortus inkomplete) 10 orang
No Usia Frekuensi
% (9,9%).
20-35 Tabel 5 menunjukkan analisis uji
1 59 58,4 hubungan menggunakan Chi Square
tahun
<20 dan diperolehX2 hitung sebesar 10,355
2 42 41,6
>35 tahun dengan p=0,001. Sehubungan dengan p
Jumlah 101 100 value<0,05 maka Ho ditolak dan Ha
Sumber: Data Rekam Medik, tahun 2013 diterima artinya ada hubungan antara
Berdasarkan hasil analisa data pada tabel 1 usia ibu dengan kejadian abortus
dapat diketahui bahwa 59 orang (58,4%) inkomplete di Rumah Sakit Palang Biru
merupakan ibu berusia 20-35 tahun dan 42 Kutoarjo. Tingkat keeratan hubungan
orang (41,6%) berusia <20 dan >35 tahun. antar variabelnya dalam kategori rendah
2. Distribusi frekuensi berdasarkan dengan nilai C=0,305.
kejadian abortus inkomplete PEMBAHASAN
Tabel 2 Distribusi frekuensi berdasarkan 1. Usia ibu
kejadian abortus inkomplete Berdasarkan tabel satu menunjukkan
Abortus Presentase hasil bahwa usia ibu yang mengalami
No Frekuensi abortus inkomplete di Rumah Sakit Palang
inkomplete %
1 Ya 58 57,4 Biru Kutoarjodengan kategori usia 20-35
2 Tidak 43 42,6 tahun 26 orang (25,7%), kategori usia <20
Jumlah 101 100 dan >35 tahun 32 orang (31,7%).
Sumber: Data Rekam Medik, tahun 2013 Usia mempunyai pengaruh terhadap
Berdasarkan hasil analisa data pada table 4 kehamilan dan persalinan ibu. Usia yang
dapat diketahui bahwa dari 101 kejadian kemungkinan tidak resiko tinggi pada saat
abortus di Rumah Sakit Palang Biru kehamilan dan persalinan yaitu umur 20-35
Kutoarjo, terdapat 58 orang (57,4%) tahun, karena pada usia tersebut rahim sudah
mengalami abortus inkomplete dan 43 siap menerima kehamilan, mental sudah
orang (42,6%) merupakan selain abortus matang dan sudah mampu merawat bayi dan
inkomplete. dirinya. Sedangkan umur kurang dari 20
Analisis Bivariate tahun dan lebih dari 35 tahun merupakan
Analisis hubungan antara usia ibu dengan umur yang resiko tinggi terhadap kehamilan
kejadian abortus inkomplete. dan persalinan. Ibu yang berumur kurang
Tabel 3 Tabulasi silang antara usia ibu dari 20 tahun rahim dan bagian tubuh
dengan kejadian abortus inkomplete di lainnya belum siap untuk menerima
Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo kehamilan dan cenderung kurang perhatian
terhadap kehamilannya. Ibu yang berumur
20-35 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya
Abortus inkomplete sudah siap untuk menerima dan diharapkan
Total untuk memperhatikan kehamilannya. Ibu
Usia ibu Ya Tidak
f % f % f % yang berumur lebih dari 35 tahun, rahim dan
25, 32, 59 58, bagian tubuh lainnya sudah menurun fungsi
20-35 th 26 33 dan kesehatannya (Neli, 2008).
7 7 4
<20 dan 31, 42 41, Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
32 10 9,9 pernyataan Wiknjosastro (2006) bahwa usia
>35 th 7 6
kurang dari 20 tahun alat reproduksi belum
57, 42, 10 10
Total 58 43 siapmenerima kehamilan. Usia lebih dari 35
4 6 1 0
tahun alat-alat reproduksi telah mengalami
X2hitung=10,355 (p=0,001) regenerasi sehingga mudah terjadi risiko
pada kehamilannya.
Data table 3 menunjukkan bahwa
2. Abortus inkomplete
responden berusia 20-35 tahun yang
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan hasil
mengalami abortus inkomplete 26 orang
bahwa terdapat 58 orang (57,4%) yang
(25,7%), dan yang tidak mengalami
mengalami abortus inkomplete di Rumah
abortus inkomplete (selain abortus
Sakit Palang Biru Kutoarjo, dan selebihnya
inkomplete) 33 orang (32,7%).
yaitu 43 orang (42,6%) merupakan kategori berarti tingkat keeratan hubungan antar
selain abortus inkomplete. variabel pada penelitian tersebut rendah.
Menurut Sukarni dan Margareth (2013),
penyebab keguguran sebagian besar tidak Daftar Pustaka
diketahui secara pasti, tetapi terdapat Handono, Budi. 2009. Abortus berulang.
beberapa faktor yang berpengaruh antara Bandung: PT Refika Aditama.
lain: faktor pertumbuhan hasil konsepsi, Llewellyn, Derek. 2005. Dasar-dasar
penyakit ibu, kelainan plasenta, dan usia ibu. obstetric danginekologi. Jakarta:Hipokrates.
Handono (2009) juga menyatakan Manuaba, Ida Bagus. 2010. Pengantar
bahwa resiko abortus meningkat seiring kuliah obstetri. Jakarta: EGC.
dengan usia ibu. Frekuensi abortus yang Mujiyani. 2012. Kasus AKI di Purworejo.
secara klinis terdeteksi meningkat dari 12% http://www.purworejokab.go.id 30
pada wanita berusia kurang dari 20 tahun Desember 2013.
menjadi 26% pada mereka yang usianya Neli. 2008. Pengaruh usia terhadap
lebih dari 40 tahun. kehamilan. http://repository.usu.ac.id. 12
3. Hubungan usia ibu dengan kejadian Januari 2014.
abortus inkomplete di Rumah Sakit Sugihanto, 2011. Angka kematian ibu di
Palang Biru Kutoarjo. Jawa Tengah masih tinggi.
Hasil tabulasi silang usia ibu dengan http://jateng.bkkbn.go.id30 Desember 2013.
kejadian abortus inkomplete menunjukkan Trisnantoro, Laksono. 2013. Angka
bahwa terdapat 58 orang yang mengalami kematian ibu masih tinggi.
abortus inkomplete dengan kriteria ibu http://kebijakankesehatanindonesia.net/com
berusia 20-35 tahun 26 orang (25,7%), ponent/content/article/2132.html7 Desember
danibu berusia <20 dan >35 tahun 32 orang 2013.
(31,7%). Sedangkan selebihnya terdapat 43 Wiknjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu
orang merupakan ibu yang tidak mengalami kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka
abortus inkomplete (selain abortus
inkomplete) dengan kriteria ibu berusia 20-
35 tahun 33 orang (23,7%), dan ibu berusia
<20 dan >35 tahun 10 orang (9,9%).
Analisis uji hubungan menggunakan
Chi Square diperoleh ada hubungan usia ibu
dengan kejadian abortus inkomplete di
Rumah Sakit Palang Biru Kutoarjo dengan
X2 hitung sebesar 10,355 danp=0,001
dengan nilai koefisien kontingensi=0,305
yang berarti tingkat keeratan hubungan antar
variabelnya dalam kategori rendah, hal ini
sesuai dengan pernyataan Sukarni dan
Margareth (2013) bahwa abortus inkomplete
tidak hanya disebabkan oleh usia ibu
melainkan oleh faktor-faktor lain meliputi
faktor pertumbuhan hasil konsepsi, penyakit
ibu, dan kelainan plasenta.
SIMPULAN
1. Usia ibu yang mengalami abortus
inkomplete di Rumah Sakit Palang Biru
Kutoarjo yaitu antara <20 dan >35
tahun (31,7%).
2. Kejadian abortus inkomplete diRumah
Sakit Palang Biru Kutoarjo yaitu 58
orang (57,4%).
3. Ada hubungan usia ibu dengan kejadian
abortus inkomplete di Rumah Sakit
Palang Biru Kutoarjo dengan X2 hitung
sebesar 10,355 denganp=0,001 dan nilai
koefisien kontingensi=0,305 yang

You might also like