You are on page 1of 19

MAKALAH

PROMOSI KESEHATAN
SOSIALISASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH
Dosen: Dr. Desi Lusiana W., SKM., M.Kes

Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Amet (2017C06b0076)
2. Buddy Pramono (2017C06b0080)
3. Elsie Solaika (2017C06b0087)
4. Intan Kusuma Fabriyani (2017C06b0095)
5. Mulyadi (2017C06b0099)
6. Teti Mareta (2017C06b0111)
7. Vinna Yunanae (2017C06b0114)
8. Wulandari Yupiami (2017C06b0117)
9. Yudhae (2017C06b0119)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGSUS S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga dalam menyusun makalah Promosi
Kesehatan yang berjudul “Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Tentang
Pengelolaan Sampah” ini kita mampu mempelajari dengan baik serta
menyelesaikannya dengan lancar.
Makalah ini disusun untuk pembaca memperluas pengetahuan mengenai
Promosi Kesehatan. Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan
perbaikan, tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca dalam
penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis
membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terimakasih.

Palangka Raya, 28 April 2018


Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam promosi kesehatan, PHBS terutama di Indonesia sangat familiar di
kalangan petugas kesehatan termasuk masyarakat Indonesia. Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang,
keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri)
di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
Sehingga PHBS sebetulnya dibutuhkan oleh semua orang baik di keluarga,
kelompok, maupun masyarakat termasuk lembaga atau institusi pemerintah
maupun non pemerintah, untuk bersatu padu mengimplementasikan PHBS di
lingkungan masing-masing mulai dari hal yang kecil sekalipun (Swarjana, I Ketut,
2017). Di dalam PHBS ada 10 perilaku salah satunya memberantas jentik nyamuk
1x seminggu dengan pengelolaan sampah di Sekolah sebagai salah satu sasaran
PHBS di tatanan institusi pendidikan perlu mendapatkan perhatian mengingat usia
sekolah bagi anak juga merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit serta
munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-
10), seperti Demam Berdarah (DBD). Menurut kejadian Demam Berdarah (DBD)
memang cenderung mengalami peningkatan pada musim penghujan. Hal ini
karena air hujan yang tertampung di media-media barang bekas atau sampah,
kerap menjadi media perkembang biakan nyamuk.
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 1996-2005 hanya
sekitar 0,4 juta sampai 1,3 juta dalam satu tahun. Pada tahun 2010 telah mencapai
2,2 juta dan 2015 menjadi 3,2 juta. Lima negara yang melaporkan rata-rata jumlah
kasus DBD paling banyak ke WHO dalam satu tahun pada kurun waktu 2004-
2010 yaitu tertinggi dari Brazil (447.446 kasus), Indonesia (129.435 kasus),
kemudian disusul oleh Vietnam (91.321 kasus), Mexico (75.353 kasus) dan
Venezuela (61.612 kasus) (Wirawan, Dewa Nyoman, 2016). Menurut Informasi
Kementerian Kesehatan RI, 2016, di Indonesia sebanyak 58 orang yang terinfeksi
DBD dan 24 orang di antaranya meninggal dunia dengan Anka Kematian (AK)
mencapai 41,3%. Kemudian data dari Dinas Kesehatan Palangka Raya merinci
sejak Januari hingga September 2017 sebanyak 123 warga positif DBD kasus
tersebut terdiri dari 11 kasus terdata pada bulan Januari, 19 kasus bulan Februari
dan 27 kasus pada bulan Maret. Selanjutnya pada April tercatat 23 kasus, Mei 21
kasus, Juni dua kasus, Agustus tujuh kasus dan pada September tercatat 11 kasus
DBD. Sementara tahun 2016 lalu Dinkes Palangka Raya mencatat telah terjadi
318 kasus DBD dan akan terus meningkat sampai tahun 2018 (Andika, Rendhik,
2017).
Penyebaran DBD yang tinggi karena berpengaruhnya faktor cuaca dan iklim
serta musim pancaroba yang cenderung menambah jumlah habitat vector DBD,
sanitasi lingkungan dengan tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina
yaitu bejana yang berisi air jernih (bak mandi, kaleng bekas dan tempat
penampungan air lainnya) kondisi ini diperburuk dengan rendahnya partisipasi
dalam pengendalian DBD dikarenakan masih kurangnya pengetahuan, sikap dan
tindakan kelompok dalam penanggulangan DBD.
Sehingga sekolah perlu dilakukan adanya perilaku atau tindakan kerja bakti
dalam pengelolaan sampah dengan 3M Plus bersama Kepala Sekolah serta guru-
guru dimana berguna untuk menghilangkan jentik nyamuk sumber penyakit DBD
terutama di Sekolah Menengah Pertama (SMP).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat?
2. Apa saja indikator PHBS di lingkungan sekolah?
3. Apa tujuan PHBS di lingkungan sekolah?
4. Apa manfaat PHBS di lingkungan sekolah?
5. Bagaimana cara memberantas nyamuk dengan 3M Plus?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memperdayakan setiap siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah
agar tau, mau, dan mampu menolong diri sendiri di bidang kesehatan dengan
menerapkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Setelah di lakukan promosi kesehatan siswa dan guru SMP dapat
mengetahui tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
1.3.2.2 Setelah di lakukan promosi kesehatan siswa dan guru SMP dapat
mengetahui penerapan, tujuan dan manfaat dari Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat.
1.3.2.3 Meningkatkan peran serta aktif setiap siswa dan guru SMP untuk
melakukan PHBS di sekolah.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat menambah informasi bagi Siswa, Guru serta Kepala
Sekolah agar mereka mengetahui tentang pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Siswa
Hasil tugas promosi kesehatan ini dapat meningkatkan kesehatan agar tidak
mudah sakit, meningkatkan semangat belajar, meningkatkan produktivitas belajar,
dan menurunkan angka absensi karena sakit di lingkungan sekolah.
1.4.2.2 Bagi Warga Sekolah
Hasil tugas promosi kesehatan ini diharapkan dapat meningkatkan semangat
belajar siswa yang berdampak positif terhadap pencapaian target tujuan,
menurunkan biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh orangtua, serta
meningkatkan citra sekolah yang positif.
1.4.2.3 Bagi Sekolah
Hasil tugas promosi kesehatan ini diharapkan sekolah dapat memberikan
bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di sekolah dan memberikan
dukungan buku pedoman serta media promosi PHBS di sekolah.
1.4.2.4 Bagi Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota
Hasil tugas promosi kesehatan ini diharapkan dengan adanya sekolah yang
sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang
baik serta dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan
PHBS di sekolah.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


2.1.1 Definisi PHBS Di Sekolah
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah. Sekolah adalah tempat
diselenggarakannya proses belajar mengajar secara formal, dimana terjadi
transformasi ilmu pengetahuan dari para guru atau pengajar kepada anak didiknya.
Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar
sekali pada jiwa anak, maka disamping keluarga sebagai pusat pendidikan,
sekolah juga mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan
pribadi anak.
Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di sekolah adalah upaya untuk
memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau
dan mampu mempraktekkan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan
sekolah sehat (Herdiana, Agus, 2014).
2.1.2 Indikator PHBS Di Sekolah
Indikator PHBS di institusi pendidikan/sekolah meliputi:
1. Memelihara rambut agar bersih dan rapih adalah mencuci rambut secara
teratur dan menyisirnya sehingga terlihat rapih. Rambut yang bersih adalah
rambut yang tidak kusam, tidak berbau dan tidak berkutu. Memeriksa
kebersihan dan kerapihan rambut dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader
kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.
2. Memakai pakaian bersih dan rapih adalah memakai baju yang tidak ada
kotorannya, tidak berbau. Pakaian yang bersih dan rapih diperoleh dengan
mencuci baju setelah dipakai dan dirapikan dengan disetrika. Memeriksa baju
yang dipakai dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS
minimal seminggu sekali.
3. Memelihara kuku agar selalu pendek dan bersih adalah memotong kuku
sebatas ujung jari tangan secara teratur dan membersihkannya sehingga tidak
hitam/kotor. Memeriksa kuku secra rutin dapat dilakukan oleh dokter
kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.
4. Memakai sepatu bersih dan rapih adalah memakai sepatu yang tidak ada
kotoran menempel pada sepatu, rapih misalnya ditalikan bagi sepatu yang
bertali. Sepatu bersih diperoleh bila sepatu dibersihkan setiap kali sepatu
kotor. Memeriksa sepatu yang dipakai siswa dapat dilakukan oleh dokter
kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.
5. Berolahraga teratur dan terukur adalah siswa/guru/masyarakat sekolah lainnya
melakukan olahraga/aktivitas fisik secara teratur minimal tiga kali seminggu
selang sehari. Olahraga teratur dapat memelihara kesehatan fisik dan mental
serta meningkatkan kebugaran tubuh sehingga tubuh tetap sehat dan tidak
mudah jatuh sakit. Sekolah diharapkan membuat jadwal teratur untuk
berolahraga bersama serta menyediakan alat/sarana untuk berolahraga.
6. Tidak merokok di sekolah adalah anak sekolah/guru sekolah tidak merokok di
lingkungan sekolah. Merokok berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang
yang berada di sekitar perokok. Siswa/guru sekolah bisa saling mengawasi
diantara mereka untuk tidak merokok di lingkungan sekolah dan diharapkan
mengembangkan kawasan tanpa rokok/kawasan bebas asap rokok.
7. Tidak menggunakan NAPZA adalah anak sekolah/guru/masyarkat sekolah
tidak menggunakan NAPZA (Narkotika Psikotropika Zat Adiktif).
Penggunaan NAPZA membahayakan kesehatan fisik maupun psikis
pemakainya.
8. Memberantas jentik nyamuk adalah upaya untuk memberantas jentik di
lingkungan sekolah yang dibuktikan dengan tidak ditemukan jentik nyamuk
pada: tempat-tempat penampungan air, bak mandi, gentong air, vas bunga, pot
bunga/alas pot bunga, wadah pembuangan air dispenser, wadah pembuangan
air kulkas, dan barang-barang bekas/tempat yang bisa menampung air yang
ada di sekolah. Memberantas jentik di lingkungan sekolah dilakukan dengan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan menguras dan menutup
tempat-tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas, dan
menghindari gigitan nyamuk. Dengan lingkungan bebas jentik diharapkan
dapat mencegah terkena penyakit akibat gigitan nyamuk seperti demam
berdarah, cikungunya, malaria, dan kaki gajah. Sekolah diharapkan dapat
membuat pengaturan untuk melaksanakan PSN minimal satu minggu sekali.
9. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat adalah anak sekolah/guru sekolah
menggunakan jamban atau WC angsa dengan tangki septik atau lubang
penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir saat buang air besar dan
buang air kecil. Menggunakan jamban yang bersih setiap buang air kecil
ataupun buang air besar dapat menjaga lingkungan di sekitar sekolah menjadi
bersih, sehat, dan tidak berbau.
10. Menggunakan air bersih adalah anak sekolah/guru sekolah menggunakan air
bersih untuk kebutuhan sehari-hari di lingkungan sekolah. Sekolah diharapkan
menyediakan sumber air yang bisa berasal dari air sumur terlindung, air
pompa, mata air terlindung, penampungan air hujan, air ledeng, dan air dalam
kemasan (sumber air berasal dari sumur pompa, sumur mata air terlindung
berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau
limbah/WC).
11. Mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun adalah sekolah/guru
sekolah selalu mencuci tangan sebelum makan, sesudah buang air besar atau
sesudah buang air kecil, sesudah beraktivitas, dan atau setiap kali tangan kotor
dengan memakai sabun dan air bersih yang mengalir.
12. Membuang sampah ke tempat sampah yang terpilah adalah anak sekolah/guru
sekolah membuang sampah ke tempat sampah yang tersedia. Diharapkan
tersedia tempat sampah yang terpilah antara sampah organik, non-organik, dan
sampah bahan berbahaya. Sampah selain kotor dan tidak sedap dipandang
juga mengandung berbagai kuman penyakit.
13. Mengkonsumsi jajanan sehat dari kantin sekolah adalah anak sekolah/guru
sekolah mengkonsumsi jajanan sehat dari kantin/warung sekolah atau bekal
yang dibawa dari rumah.
14. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan adalah siswa
ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap bulan agar diketahui
tingkat pertumbuhannya. Hasil penimbangan dan pengukuran dibandingkan
dengan standar berat badan dan tinggi badan sehingga diketahui apakah
pertumbuhan siswa normal atau tidak normal.
2.1.3 Tujuan PHBS
Tujuan dari PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta
meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Memperdayakan setiap siswa, guru,
dan masyarakat lingkungan sekolah agar tau, mau, dan mampu menolong diri
sendiri di bidang kesehatan dengan menerapkan PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan sekolah sehat.
2.1.4 Manfaat PHBS
Ada banyak manfaat yang kita dapatkan mulai dari keluarga maupun
masyarakat di sekitar kita mempunyai perilaku hidup bersih, yaitu:
1. Seluruh anggota keluarga dan masyarakat menjadi sehat.
2. Anak akan tumbuh cerdas dalam lingkungan yang sehat.
3. Masyarakat akan mempu mewujudkan lingkungan yang sehat.
4. Mampu mencegah dan menanggulangi penyakit dan masalah kesehatan.
5. Biaya kesehatan (penyakit) dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain.
2.1.5 Faktor Penyebab Melakukan PHBS
Ada tiga faktor penyebab seseorang melakukan perilaku hidup bersih dan
sehat yaitu:
1. Faktor Pemudah (predisposing factors)
Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap anak-anak terhadap perilaku
hidup bersih dan sehat. Dimana faktor ini menjadi pemicu atau antesenden
terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi tindakannya akibat
tradisi, kebiasaan, kepercayaan, tingkat pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi.
2. Faktor pemungkin (enambling factors)
Faktor pemicu teradap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau
tindakan terlaksana. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas kesehatan bagi anak-anak, misalnya air bersih, tempat pembuangan
sampah, jamban, ketersediaan makanan bergizi, dan sebagainya. Fasilitas ini pada
hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku hidup bersih
dan sehat.
3. Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor ini terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku pengasuh anak-anak
atau orangtua yang merupakan tokoh yang dipercaya atau dipanuti anak-anak.
Contoh pengasuh anak-anak memberikan keteladanan dengan melakukan cuci
tangan sebelum makan atau selalu minum air yang sudah dimasak. Maka hal ini
akan menjadi penguat untuk perilaku hidup bersih dan sehat bagi anak-anak. dan
perilaku aktual saat membuat penilaian tentang bagaimana perilaku mereka
mempengaruhi mereka sendiri dan orang lain yang esensial dalam
mengembangkan penilaian moral.
2.1.6 Sasaran PHBS Di Sekolah
1. Siswa Peserta Didik
2. Warga Sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Karyawan Sekolah, Komite Sekolah,
dan Orangtua Siswa)
3. Masyarakat Lingkungan Sekolah (penjaga kantin, satpam, dll)
2.1.7 Cara Memberantas Nyamuk Dengan 3M dan Plus
Dengan melakukan cara 3M yaitu:
1. Menguras dan menyikat dinding tempat-tempat penampungan air sekurang-
kurangnya seminggu sekali.
2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
3. Menguburkan, mengumpulkan, memanfaatkan atau menyingkirkan barang-
barang bekas yang dapat menampung air hujan, seperti kaleng bekas, plastik
bekas dan lain-lain.
Kemudian 3M dan Plus lainnya yaitu:
1. Mengganti air vas bunga, minuman burung dan tempat-tempat lainnya
seminggu sekali.
2. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancer/rusak.
3. Menutup lubang-lubang pada potongan bambu, pohon dan lain-lain misalnya
dengan tanah.
4. Membersihkan/mengeringkan tempat-tempat yang dapat menampung air
seperti pelepah pisang atau tanaman lainnya termasuk tempat-tempat lain yang
dapat menampung air hujan dipekarangan,kebun, dan lain-lain.
5. Melakukan larvasidasi, yaitu membubuhkan bubuk pembunuh jentik nyamuk
ditempat-tempat yang sulit dikuras atau didaerah yang sulit air.
6. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
7. Memasang kawat kasa disekolah.
8. Pencahayaan dan ventilasi ruang kelas harus memadai.
9. Menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk (baker,
oles/gosok,elektrik) dan lain-lain untuk mencegah gigitan nyamuk.
2.2 Pelaksanaan Kegiatan Promosi Kesehatan PHBS
1. Audiens
1) Sasaran : Siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP).
2) Jumlah : 35 Orang.
3) Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan.
4) Status : Pelajar.
2. Tempat
1) Di dalam gedung : Ruang kelas VII Sekolah Mengah Pertama (SMP).
2) Di luar gedung : Halaman Sekolah Menengah Pertama (SMP).
3. Metode : Penyampaian video dan materi, diskusi serta
demonstrasi (kerja bakti di halaman sekolah).
4. Media yang digunakan : Laptop, microphone, dan LCD.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di sekolah adalah upaya untuk
memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau
dan mampu mempraktekkan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan
sekolah sehat. Pelaksanaan PHBS di sekolah dapat dimulai dari hal yang
sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun. Meningkatnya perilaku cuci
tangan yang benar (cuci tangan dengan air yang mengalir dan sabun), setelah
buang air besar, sebelum makan serta sebelum menyiapkan makanan maka
perilaku ini bermanfaat untuk meningkatkan pencapaian derajat kesehatan.
Tujuan dari PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta
meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Siswa
Menjadi pembelajaran untuk mengenal tentang kesehatan terutama PHBS
agar tidak mudah sakit, menambah semangat untuk belajar, menambah
produktivitas belajar dan siswa selalu hadir di kelas tanpa absensi karena sakit.
3.2.2 Bagi Warga Sekolah
Menjadi pembelajaran dan pengalaman bagi warga di sekolah agar
memberikan semangat belajar siswa yang berdampak positif terhadap pencapaian
target tujuan serta menurunkan biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh orangtua
jika sakit dan meningkatkan citra sekolah menjadi positif.
3.2.3 Bagi Sekolah
Agar menjadi masukan bagi sekolah untuk dapat memberikan bimbingan
teknis pelaksanaan pembinaan PHBS dan memberikan dukungan buku pedoman
serta media promosi PHBS.
3.2.4 Bagi Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota
Memberikan informasi serta menjadi pusat pembelajaran untuk daerah lain
tentang pembinaan PHBS di sekolah yang sehat agar bisa menunjukkan kinerja
dan citra pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Andika, Rendhik.2010.Waspada Serangan DBD di Palangka Raya.Antara Kalteng.


Kabar Daerah.From:Https://Kalteng.Antaranews.Com/Berita/280349/Waspada-
Serangan-Dbd-Di-Palangka-Raya-Ini-Permintaan-Mofit-Saptono.(Diakses 22
April 2018)
Handryani's, Martian.30 Mei 2014.PHBS di Tatanan
Sekolah.From:http://martianpromkes.blogspot.co.id/2014/05/phbs-di-
tatanan-sekolah.html.(Diakses 22 April 2018)
Herdiana, Agus.2014.From:http://informasikesling.blogspot.co.id/2016/03/phbs-
di-sekolah.html.(Diakses 22 April 2018)
Nono._____.Materi Penyuluhan
PHBS.From:https://www.scribd.com/doc/50017940/materi-penyuluhan-
PHBS.(Diakses 22 April 2018)
Swarjana, I Ketut.2017.Ilmu Kesehatan Masyarakat-Konsep, Strategi dan
Praktik.Edisi 1.Yogyakarta:ANDI.
Wirawan, Dewa Nyoman.2016.Masalah Demam Berdarah Dengue (DBD) dan
Ketersediaan Vaksin.Volume 4, Nomor 2.Public Health Udayana
University.
LAMPIRAN
LEMBAR MATERI POWER PO INT
LEMBAR POSTER
LEMBAR EVALUASI

You might also like