Professional Documents
Culture Documents
111.150.016
Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi (kelas A)
Gambar 2. Tipe Petroleum System Cekungan Tersier di Asia Tenggara (Doust and Noble, 2008)
Tatanan stratigrafi cekungan Sumatra Selatan pada dasarnya terdiri dari satu siklus
besar sedimentasi dimulai dari fase transgresi pada awal siklus dan fase regresi pada
akhir silkusnya. Secara detail siklus ini dimulai oleh siklus non-marine yaitu dengan
diendapkannya Formasi Lahat pada Oligosen Awal dan kemudian diikuti oleh Formasi
Talang Akar yang diendapkan secara tidak selaras di atasnya. Menurut Adiwidjaja dan
De Coster (1973), Formasi Talang Akar merupakan suatu endapan kipas alluvial dan endapan
sungai teranyam (braided stream deposit) yang mengisi suatu cekungan. Fase transgresi terus
berlangsung hingga Miosen Awal dimana pada kala ini berkembang Batuan karbonat yang
diendapkan pada lingkungan back reef, fore reef, dan intertidal (Formasi Batu Raja) pada
bagian atas Formasi Talang Akar. Fase Transgresi maksimum ditunjukkan dengan
diendapkannya Formasi Gumai bagian bawah secara selaras di atas Formasi Baturaja yang
terdiri dari Batuserpih laut dalam.
3. Petroleum System Sumatra Selatan Basin
A. Batuan Induk
Batuan induk yang potensial berasal dari batu lempung Formasi Lahat, batu
lempung Formasi Talang Akar dan batu lempung Formasi Gumai. Formasi yang paling
banyak menghasilkan minyak hingga saat ini adalah Formasi Talang Akar, dengan
kandungan material organik yang tinggi berkisar antara 0,5-1,5%.
B. Batuan Reservoir
Batuan reservoir terdapat pada lapisan batupasir Fomasi Lahat, Talang Akar,
Gumai, Air Benakat, dan Muara Enim, serta batugamping Formasi Baturaja.
C. Batuan Tudung
Batuan tudung pada umumnya merupakan lapisan batulempung yang tebal dari
Formasi Gumai, Air Benakat, Muara Enim. Disamping itu, terjadinya perubahan facies
kearah lateral dari Formasi Talang Akar dan Baturaja.
DAFTAR PUSTAKA
Bishop, Michele G., 2000. South Sumatra Basin Province, Indonesia: The Lahat/TalangAkar-Cenozoic