Professional Documents
Culture Documents
ISI
Dalam dunia bisnis kita juga memperlukan komunikasi apalagi jika kita berbisnis dengan
orang yang mempunyai kebudayaan berbeda dengan kita lah berikut ini makna dari
komunikasi bisnis lintas budaya
1. Definisi Budaya
a. Menurut Lehman, Himstreet dan Batty, budaya sebagai sekumpulan pengalaman hidup
yang ada dalam masyarakat mereka sendiri.
b. Menurut Hofstede, budaya diartikan sebagai pemrograman kolektif atas pikiran yang
membedakan anggota-anggota suatu kategori orang dari kategori lainnya.
c. Menurut Bovee dan Thill, Budaya adalah sistem sharing atas symbol-simbol, kepercayaan,
sikap, nilai-nilai, harapan, dan norma-norma untuk berperilaku.
d. Menurut Murphy dan Hildebrandt, budaya diartikan sebagai tipikal karakteristik perilaku
dalam suatu kelompok.
e. Menurut Mitchel, budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar,
pengetahuan, moral, hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu-individu
masyarakat yang menentukan bagaimana seseorang bertindak, berperasaan, dan memandang
dirinya serta orang lain.
2. Komponen Budaya
Menurut Lehman, Himstreet dan Baty, setiap elemen terbangun oleh beberapa komponen
utamanya, yaitu nilai-nilai, norma-norma, symbol-simbol, bahasa, dan pengetahuan.
Menurut Mitchell, komponen budaya mencakup antara lain; bahasa, kepercayaan/keyakinan,
sopan santun, adat istiadat, seni, pendidikan, humor, dan organisasi sosial.
Menurut Cateora, budaya memiliki beberapa elemen, yaitu:
• Budaya Material (material culture), dibedakan dalam dua bagian yaitu teknologi dan
ekonomi. Teknologi mencakup teknik atau cara yang digunakan untuk mengubah atau
membentuk material menjadi suatu produk yang dapat berguna bagi masyarakat pada
umumnya. Sedangkan ekonomi dimaksudkan suatu cara orang menggunakan segala
kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang
lain.
• Organisasi sosial (social institution), dan pendidikan adalah suatu lembaga yang berkaitan
dengan cara bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain, mengorganisasikan
kegiatan mereka untuk dapat hidup secara harmonis dengan yang lain, dan mengajar perilaku
yang dapat diterima oleh generasi berikutnya.
• Sistem kepercayaan atau keyakian (belief sistem) yang dianut oleh suatu masyarakat akan
berpengaruh terhadap sistem nilai yang ada di masyarakat tersebut.
• Estetika (aesthetics), nilai nilai estetika yang ditunjukkan masyarakat dalam berbagai peran
tentunya perlu dipahami secara benar, agar pesan yang disampaikan mencapai sasaran secara
efektif.
• Bahasa (language), adalah suatu cara yang digunakn seseorang dalam mengungkapkan
sesuatu melalui symbol-simbol tertentu kepada orang lain.
3. Tingkatan Budaya
Menurut Murphy dan Hildebrandt, dalam dunia praktis terdapat tiga tingkatan budaya, yaitu:
a. Formal
Budaya pada tingkatan formal merupakan sebuah tradisi atau kebiasaan yang dilakukan oleh
suatu masyarakat yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya dan hal itu
bersifat formal atau resmi. Dalam dunia pendidikan, tata bahasa Indonesia adalah termasuk
budaya tingkat formal yang mempunyai suatu aturan yang bersifat formal dan terstruktur dari
dulu hingga sekarang.
b. Informal
Pada tingkatan ini, budaya lebih banyak diteruskan oleh suatu masyarakat dari generasi ke
generasi berikutnya melalui apa yang didengar, dilihat, dipakai (digunakan) dan dilakukan,
tanpa diketahui alasannya mengapa hal itu dilakukan.
c. Teknis
Pada tingkatan ini, bukti-bukti dan aturan-aturan merupakan hal yang terpenting. Terdapat
suatu penjelasan yang logis mengapa sesuatu harus dilakukan dan yang lain tidak boleh
dilakukan. Pada tingkatan formal pembelajaran dalam budaya mencakup pembelajaran pola
perilakunya, sedangkan pada tingkatan teknis, aturan-aturan disampaikan secara logis dan
tepat.
2. Etnosentrisme banyak orang yang menganggap caranya melakukan persepsi terhadap hal-hal
disekelilingnya adalah satu-satunya yang paling tepat dan benar, padahal harus disadari
bahwa setiap orang memiliki sejarah masa lalunya sendiri sehingga apa yang dianggapnya
baik belum tentu sesuai dengan persepsi orang lain. Etnosentrisme cenderung menganggap
rendah orang-orang yang dianggap asing dan memandang budaya-budaya asing dengan
budayanya sendiri karena etnosentrisme biasanya dipelajari pada tingkat ketidaksadaran dan
diwujudkan pada tingkat kesadaran, sehingga sulit untuk melacak asal usulnya.
3. Tidak adanya kepercayaan karena sifatnya yang khusus, komunikasi antarbudaya merupakan
peristiwa pertukaran informasi yang peka terhadap kemungkinan terdapatnya ketidak
percayaan antara pihak-pihak yang terlibat.
4. Penarikan diri komunikasi tidak mungkin terjadi bila salah satu pihak secara psikologis
menarik diri dari pertemuan yang seharusnya terjadi. Ada dugaan bahwa macam-macam
perkembangan saat ini antara lain meningkatnya urbanisasi, perasaan-perasaan orang untuk
menarik diri dan apatis semakin banyak pula.
5. Tidak adanya empati, beberapa hal yang menghambat empati antara lain:
a. Fokus terhadap diri sendiri secara terus menerus, sulit untuk memusatkan perhatian pada
orang lain kalau kita berpikir tentang diri kita secara terus menerus dan bagaimana orang
menyukai kita.
b. Pandangan-pandangan stereotype mengenai ras dan kebudayaan
c. Kurangnya pengetahuan terhadap kelompok, kelas atau orang tertentu
d. Tingkah laku yang menjauhkan orang mengungkapakan informasi
e. Tindakan atau ucapan yang seolah-olah menilai orang lain
f. Sikap tidak tertarik yang dapat mengakibatkan orang tidak mau mengungkapkan diri
g. Sikap superior
h. Sikap yang menunjukkan kepastian jika seseorang bersikap sok tahu atau bersikap seolah-
olah serba tahu maka kemungkinan orang akan bersikap defensif terhadapnya
i. Kekuasaan-kekuasaan digunakan untuk mengontrol atau menentukan tindakan orang lain
j. Hambatan derajat kesamaan atau ketidaksamaan (homofily atau heterofily), hambatan
komunikasi antarbudaya dapat ditimbulkan oleh masalah prinsip-prinsip komunikasi yang
ditetapkan pada konteks kebudayaan yaitu tidak memahami, menyadari atau memanfaatkan
derajat kesamaan atau perbedaan kepercayaan, nilai-nilai, sikap, pendidikan, status sosial
anatara komunikator dan komunikan.
11. Hambatan pembentukan dan pemrograman budaya, hambatan ini terjadi dalam suatu proses
akulturasi yang berlangsung antara imigran dengan masyarakat pribumi. Masalah umum yang
sering timbul adalah hambatan stereotype dan prasangka yang biasanya berkembang sejak
semula pada saat kita melalui komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi massa.
Namun lain lagi menurut Barna, 1988 ; Ruben, 1985 dalam (Joseph A. DeVito, 1997 :
488-491) hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya dibagi menjadi 5 yaitu :
Mengabaikan Perbedaan Antara Anda dan Kelompok yang Secara Kultural Berbeda
Mengabaikan perbedaan Antara Kelompok Kultural yang Berbeda
Mengabaikan Perbedaan dalam Makna
Melanggar Adat Kebiasaan Kultural
Menilai Perbedaan Secara Negatif
http://kombisdanbudaya.blogspot.co.id/2013/01/komunikasi-bisnis-lintas-budaya.html
http://harissupiandi.blogspot.co.id/2013/07/hambatan-dalam-komunikasi-antar-budaya.html
http://ika27wahyuni.blogspot.co.id/2014/06/komunikasi-lintas-budaya.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_lintas_budaya
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis
baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan faktor-faktor budaya di
suatu daerah, wilayah atau negara.
Apabila para pelaku bisnis akan melakukan ekspansi bisnisnya ke daerah lain atau ke
negara lain, pemahaman budaya di suatu daerah atau negara tersebut menjadi sangat penting
artinya, termasuk bagaimana memahami produk-produk musiman di suatu negara. Hal ini
dimaksudkan agar jangan sampai terjadi kesalahan fatal yang dapat mengakibatkan kegagalan
bisnis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pentingnya komunikasi bisnis lintas budaya?
2. Mengapa kita harus memahami budaya dan mengetahui hambatan dalam
komunikasi lintas budaya ?
3. Apa yang harus dilakukan dalam mengembangkan komunikasi bisnis lintas
budaya?
C. Tujuan
1. Mengetahui pentingnya komunikasi bisnis lintas budaya
2. Memahami budaya dan mengetahui hambatan dalam komunikasi lintas budaya
3. Bisa mengembangkan komunikasi bisnis lintas budaya
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dalam mata kuliah
Komunikasi Bisnis .
Makalah ini disajikan dalam konsep dan bahasa yang sederhana sehingga dapat
membantu pembaca dalam memahami makalah ini. Dengan makalah ini, diharapkan kita
dapat memahami mengenai Komunikasi Bisnis.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Dosen mata kuliah Komunikasi
Bisnis yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menyusun rangkuman mata
kuliah Komunikasi Bisnis .
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, kritik dan
masukan sangat kami harapkan dari seluruh pihak dalam proses membangun mutu makalah
ini.
PENULIS
KOMUNIKASI BISNIS
Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
KELOMPOK 3
NAMA: