ANALISIS IDENTIFIKASI KOMPONEN DESAIN PENELITIAN

1. Judul skripsi : Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kecemasan Mahasiswa yang

Mengalami Typus di UPT Pelayanan
Tahun : 2015

Hasil analisis desain penelitian yaitu sebagi berikut :

Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu deskriptif korelasional. Peneliti
ingin mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan kecemasan mahasiswa
yang mengalami typhus. Peneliti mengguakan rancangan penelitian Cross Sectional yang
menakankan pengukuran atau observasi data variabel independen (pengeatahuan) dan
dependen (kecemasan mahasiswa) hanya satu kali pada satu saat.
Desain penelitian yang digunakan peneliti merupakan Non-Experimental Designs.
Desain terebut digunakan untuk membangun gambara fenomena, mengeksplorasi
peristiwa, orang atau situasi yang terjadi ataupun menguju hubungan dan perbedaan antar
variabel. Desain penelitian ini juga dapat membangun gambaran suatu fenomena pada satu
tutuk selama periode waktu tertentu.
Pada rancangan penelitian cross sectional yang digunakan peneliti pengukuran yang
dibutuhkan hanya sekali dan menggunakan analisis data menghitung rasio prevalensi.
Kegunaan dari rancangan penelitian cros-sectioanl sendiri yaitu mengetahui prevalensi
atau rasio prevalensi dan mengetahui hubungan antara risiko dan penyakit. Dalam jurnal
tersebut peneliti menggunakan rancangan penelitian cross-sectional untuk mengetahui
hubungan antara pengetahuan dengan kecemasan mahasiswa yang mengalami typhus.
2. Judul skripsi :Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Demonstrasi dan Redemonstrasi
Terhadap Risiko Prolaps Vitreus Operasi Katarak Senilis di
Tahun : 2015

Hasil analisis desain penelitian yaitu sebagai berikut :

Penelitian tentang “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Demonstrasi dan
Redemonstrasi Terhadap Risiko Prolaps Vitreus Operasi Katarak “ menggunakan desain
penelitian pra eksperimental dengan metode static group comparation atau eksperimen
semu. Pada penelitian di lapangan tidak menggunakan rancangan eksperimen sungguhan.
Desain ini tidak memiliki pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat yang
sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas.Disebut eksperimen semu karena
eksperimen ini belum atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya
karena variabel yang harusnya dikontrol dan dimanipulasi. Pada kelompok eksperimen
diberikan perlakuan dan dilakukan post test dan pada kelompok kontrol tidak dilakukan
perlakuan tetapi dilakuka post test. Perlakuan berupa pendidikan kesehatan secara
demonstrasi. Post test menunjukkan hasil perlakuan demonstrasi.
2. Judul skripsi : Pengaruh Progressive Muscle Prelaxation Terhadap Aliran Puncak
Ekspirasi Klien dengan Asma Bronkial di Poli Spesialis Paru di Rumah
Sakit

Tahun : 2014

Hasil analisis desain penelitian yaitu sebagai berikut :

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre eksperiment: one
group pretest and posttest. One group pretest and posttest adalah rancangan dengan tidak
menggunakan kelompok pembanding namun sudah dilakukan observasi pertama yang
memungkinkan peneliti dapat meguji perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen
(Setiadi, 2007). Rancangan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi
progressive muscle relaxation terhadap nilai aliran puncak ekspirasi. Berdasarkan desain
penelitian tersebut, maka peneliti akan melakukan pretest untuk mengetahui nilai aliran
puncak ekspirasi awal, kemudian dilakukan intervensi progressive muscle relaxation.
Setelah dilakukan intervensi kemudian nilai aliran puncak ekspirasi responden diukur
kembali untuk mengetahui adanya pengaruh dari intervensi yang telah diberikan sebagai
posttest.
Pretest Intervensi Posttest
O1 X O2
Sumber: Notoatmodjo, 2010

Keterangan :
O1 : Observasi nilai aliran puncak ekspirasi sebelum diberikan terapi progressive muscle
relaxation sebagai pretest
X : Intervensi terapi progressive muscle relaxation
O2 : Observasi nilai aliran puncak ekspirasi sesudah diberikan terapi progressive muscle
relaxation sebagai pretest