You are on page 1of 8

Peran Notaris Sebagai Saksi....

(Irawam Arief Firmansyah)


Vol. 4 No. 3 September 2017

PERAN NOTARIS SEBAGAI SAKSI


DALAM PROSES PERADILAN PIDANA

Irawan Arief Firmansyah*, Sri Endah Wahyuningsih**


*
Mahasiswa Program Magister (S2) Kenotariatan Fakultas Hukum UNISSULA, Semarang, e-mail:
ukkyirawan@yahoo.com
**
Dosen Fakultas Hukum UNISSULA, Semarang, e-mail endah.w@unissula.ac.id

ABSTRACT

Research on "Notary's Role for Witnesses in Criminal Justice Process" to re-examine the authority of the
Constitutional Court against notary notarization, the role of notary as the cost of criminal cases.
MPD Regulation concerning notarial notes having domicile must be through MPD in accordance with Art. 66 (1) of
Notary Act No. 30 Year. 2004 because it is not in line with the rules of Ps. 27 (1) and Psl. 28 D (1) of the 1945
Constitution on the equality of citizens' attitudes before the law in order to facilitate criminal justice for the
realization of community justice. The role of a notary as a means in a criminal case is to provide information in
accordance with the aspect of formal / material aspects of the deed which is the responsibility. Protection of a
notary as a criminal offense after the release of the Constitutional Court verdict. 49 / PUU-X / 2012 is notary
calling through Notary Board of Honor according to the provisions of Art. 66 Psl. UU no. 2 Yrs. 2014. In addition,
the notary still gets an order from the rights and responsibilities of the notary public.

Keywords: Notary, Witness, Criminal Case

PENDAHULUAN yang menjadi tanggung jawabnya menjadi masalah


Pada proses peradilan pidana, kedudukan manakala notaris berkedudukan sebagai saksi dalam
notaris sebagai pejabat umum yang membuat akta perkara pidana. Di satu sisi keterangan notaris
otentik dan harus merahasiakan akta otentik yang dibutuhkan untuk terangnya perkara pidana. Disisi
dibuatnya menjadi bertolak belakang jika notaris lain notaris harus merahasiakan akta-akta yang
harus memberikan kesaksian berkaitan dengan dibuatnya. Jika notaris menolak menjadi saksi dan
akta-akta yang dibuatnya. Kewenangan Notaris atau menolak memberikan keterangan sebagai
terbatas karena rahasia jabatan yang dimilikinya saksi, maka notaris terbentur ketentuan Psl. 522
seperti ketentuan sumpah jabatannya dalam Psl. 4 KUHP.
dan kewajiban yang dimilikinya sebagaimana Psl. 16 Untuk melindungi notaris dalam melaksana-
(1) huruf f UU Notaris yang menyatakan bahwa kan jabatannya sebenarnya dapat digunakan hak
notaris wajib menyimpan semua rahasia terhadap ingkar yang ada di dalam Psl. 170 (1) KUHAP
akta yang menjadi tanggungjawabnya serta rahasia yang pada pokonya mengatur tentang dibebas-
atas semua keterangan yang masuk kepadanya kannya dari kewajiban karena pekerjaannya, har-
terkait akta yang menjadi tanggungjawabnya ter- kat serta martabatnya atau jabatan yang diem-
sebut yang berkaitan sumpah atau janji jabatan, bannya terhadap kerahasiaan dalam memberikan
terkecuali UU mengatur lain. Dijelaskan pada pasal keterangan sebagai saksi mengenai hal yang
tersebut mengenai kewajiban merahasiakan hal diketahuinya dan atau yang diberikan keper-
ikhwal terkait akta serta seluruh lainnya dimaksud- cayaan terhadap mereka.1
kan sebagai pelindung terhadap kepentingan pihak
1
Darwan Prinst,1998, Pengertian Alat Bukti Yang
yang termasuk dalam ruang lingkup akta.
Sah Dalam Pembuktian Hukum Acara Pidana,
Ketentuan Psl. 16 (1) huruf f UU Notaris yang
http://politkum.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-alat-
mewajibkan notaris menyimpan rahasia seluruh akta
bukti-yang-sah-dalam.html, di akses 18 April 2017

381
Vol. 4 No. 3 September 2017 : 381 - 388

Kompleksnya tugas serta kewajiban seorang pembahasan yang dimaksud dalam penelitian ini
notaris terhadap kehidupan serba modern, dan yaitu “Peran Notaris Sebagai Saksi Dalam Proses
terkait tugas notaris yang memiliki karakteristik Peradilan Pidana”. Permasalahan dalam tulisan ini
khas, notaris yang bertugas beritikad baik sudah yakni mengapa Mahkamah Konstitusi membatalkan
sewajarnya dilindungi secara yuridis. Hal ini ketentuan MPD terhadap pemanggilan notaris
sebagaimana telah terdapat lembaga pengawas sebagai saksi, bagaimana peran notaris sebagai
keberadaan tugas kewajiban notaris yang dijabarkan saksi dalam perkara pidana dan bagaimana
UU Notaris No. 2 Thn. 2014. Perlindungan yuridis perlindungan terhadap notaris sebagai saksi dalam
tersebut diharapkan memiliki standar baku. perkara pidana.
Pemerintah memiliki kepedulian dan kepercayaan
terhadap dunia akademisi diharapkan melakukan METODE PENELITIAN
kontrol notaris terhadap jabatan yang diemban serta Metode penelitian ini yakni metode yuridis
tindak tanduknya. Dibutuhkan sarana dan prasarana sosiologis, artinya pengolahan data yang didasarkan
melakukan hal tersebut seperti sarana pendidikan, pada hasil studi lapangan yang kemudian dipadukan
penataran dan/atau menyegarkan lagi Majelis dengan data yang didapat berasalkan studi
Pengawas dari akademisi dan pemerintah dapat kepustakaan, sehingga nantinya diperoleh data
berjalan beriringan ilmu yang dimiliki terhadap akurat 2
pekerjaan jabatan notaris. Hal Ikhwal tugas yang Spesifikasi penelitian dalam penulisan ini yaitu
sifatnya administrasi dapat dikaji dan dipelajari deskriptif analistis yakni menganalisa dengan jalan
dengan cepat. Majelis Pengawas asalnya sebagai menggambarkan atau melukiskan masalah-masalah
elemen organisasi notaris yang mengerti dan yang diteliti. Penelitian deskriptif merupakan
memahami praktik kenotariatan. Hal ini disebabkan penelitian yang hendak melakukan pencandraan
mereka berasal dari para notaris yang ber (deskripsi) terhadap situasi-situasi atau fenomena-
kepedulian dengan kepribadian baik, masyarakat fenomena dan kejadian-kejadian.3
serta teman dengan profesi yang sama mengakui Berdasarkan jenis serta asal data maka
berintegritas serta berdedikasi tinggi. UU Notaris pengumpulan data penelitian ini yakni4 Data primer,
penuh dengan inovasi yang berhadapan dengan dilakukan dengan cara wawancara.Dalam hal ini
peraturan yang dahulu ada, sebagai bentuk refor- penulis mengadakan wawancara kepada responden
masi. Hal ini diperlukan perhatian wajar dan ber- yaitu Notaris di Pekalongan Jawa Tengah. Data
kelanjutan, seperti adanya Peraturan Pemerintah, sekunder,dilakukan dengan cara studi / kajian
Permen, SK Bersama, dan atau pelaksanaan teknis pustaka (bahan pustaka), serta studi dokumentasi.
lapangan dalam bentuk Surat Edaran dan Tujuan analisis penelitian merupakan penyem-
sebagainya. pitan dan pembatasan hasil penelitian yang luas
Keberadaan lembaga pengawas seperti yang hingga terwujud data yang tersusun baik, serta
terkandung dalam UU Jabatan Notaris, serta ideal terangkai hingga mempunyai bobot yang lebih
pelaksanaannya Jabatan Notaris merupakan jabatan berarti. Penganalisisan data merupakan upaya
yang harus dilaksanakan secara amanah, menjun- dalam rangka menemukan jawaban terhadap
jung tinggi jujur, cermat dan seksama, mandiri tidak permasalahan dalam bentuk pertanyaan tentang
terikat dan bergantung pihak lain, netral tidak doktrin-doktrin dan rumusan-rumusan atau sesuatu
melakukan keberpihakan, serta jabatannya dapat hal yang diperoleh dari kegiatan penelitian. Metode
dilaksanakan secara profesional. Berkaitan dengan
hal demikian, akhirnya notaris merupakan jabatan
pelayanan dan memberikan bantuan masyarakat 2
Ronny Hanitijo Soemitro. 1988. Metodologi
sepenuh hati dengan berdasarkan kepastian hukum Penelitian Hukum dan Jurimetri. Ghalia Indonesia, Jakarta,
yang berkeadilan. hlm. 11
3
Berdasarkan hal tersebut penulisan ini akan Soejono; H. Abdurrahman, 1997, Penelitian
Hukum. Rineka Cipta, Jakarta, hlm.. 21
dibahas lebih lanjut mengenai kedudukan notaris 4
P. Joko Subagyo, 1997, Metode Penelitian. Rineka
sebagai saksi dalam peradilan pidana. Adapun judul
Cipta. Jakarta, hlm. 87.

382
Peran Notaris Sebagai Saksi....
(Irawam Arief Firmansyah)
Vol. 4 No. 3 September 2017

ini penulis menggunakan metode kualitatif, yakni membuat akta otentik tidak dapat dilakukan secara
data hasil penelitian dilakukan penyusunan sistimatis sembarangan karena akta otentik mengandung sifat
yang dilanjutkan dengan proses analisis dan hasil kerahasiaan atau minuta yang dibuat notaris. Untuk
akhirnya dibuat dalam bentuk laporan deskriptif. itu pemeriksaan terhadap akta otentik dan notaris
dilakukan sesuai dengan ketentuan undan-undang.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan terhadap notaris didasarkan pada
ketentuan Psl. 66 (1) UU Notaris No. 30 Thn. 2004
Notaris merupakan pejabat umum dengan
pemeriksaan terhadap notaris yang berkaitan
kewenangan membuat akta otentik dengan pemba-
dengan akta yang dibuatnya harus dengan perse-
tasan bahwa pembuatan akta otentik tersebut tidak
tujuan MPD.
merupakan bagian dari kewenangan pejabat umum
Ketentuan Psl. 66 (1) UU No. 30 Thn. 2004
yang lain selain notaris, seperti juru sita, panitera,
mengenai Jabatan Notaris menyebutkan yang pada
hakim, Pejabat Pembuat AKta Tanah (PPAT) daln
intinya bahwa dalam kepentingan untuk proses
lain sebagainya. Akta otentik tertentu pembuatan-
peradilan, penyidik, penuntut umum, atau hakim
nya diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan
melalui persetujuan MPD mempunyai kewenangan
sebagai bentuk dalam mewujudkan terciptanya
melakukan pengambilan fotokopi Minuta Akta dan /
kepastian, adanya ketertiban, serta perlindungan
atau seluruh surat yang merupakan satu kesatuan
terhadap hukum. Akta lain selain akta yang otentik
Minuta Akta atau Protokol Notaris dalam penyim-
yang pembuatannya oleh atau dihadapan Notaris,
panan Notaris; dan memanggil Notaris guna hadir
tidak saja karena keharusan dari peraturan
untuk pemeriksaan terkait akta yang pembuatannya
perundang-undangan, akan tetapi itu juga disebab-
oleh notaris atau Protokol Notaris yang disimpan
kan dikehendaki pihak-pihak berkepentingan guna
Notaris.
memastikan hak serta kewajibannya agar terwujud
Berdasarkan ketentuan Psl. 66 (1) UU Notaris
kepastian, adanya ketertiban, serta adanya perlin-
No. 30 Thn. 2004 tersebut dapat dikatakan notaris
dungan secara hukum terhadap seluruh pihak yang
mendapatkan perlindungan hukum dari ketentuan
mempunyai kepentingan di dalam aktanya, dan
tersebut karena penegak hukum khususnya penyidik
secara keseluruhan bagi masyarakat umum.
polisi tidak dapat dengan mudah demi proses
Notaris merupakan pejabat pembuat akta
peradilan pidana mengambil akta otentik dan atau
otentik sebagaimana disebutkan dalam UU Notaris
dokumen yang disimpan notaris serta memanggil
No. 2 Thn. 2014. Tugas dan kewenangan notaris
notaris agar datang memenuhi panggilan pemerik-
sebagai pembuat akta otentik memiliki andil cukup
saan terkait dokumen yang menjadi tanggung-
besar dalam mewujudkan kepastian hukum dan
jawabnya dalam pembuatannya, tanpa persetujuan
perlindungan masyarakat. Hal ini mengingat akta
MPD. Artinya perlindungan terhadap notaris tersebut
otentik dikatakan sebagai alat bukti yang sempurna
terletak pada ijin yang harus diperoleh dari MPD
terhadap suatu perbuatan dan atau peristiwa hukum
apabila hendak melakukan panggilan dan/atau
tertentu.5
pemeriksaan notaris.
Kenyataannya akta otentik sebagai alat bukti
Ketentuan Psl. 66 (1) UU Notaris No. 30 Thn.
yang kuat banyak digunakan sebagai alat bukti
2004 dianggap menghambat proses peradilan
dalam permasalahan hukum. Penggunaan akta
bahkan terdapat pihak yang merasa dirugikan
otentik sebagai alat bukti memerlukan pembuktian
dengan ketentuan tersebut yaitu Kant Kamal yang
otentifitas akta yang bersangkutan sehingga diperlu-
mengajukan uji materi terhadap pasal tersebut.
kan pemeriksaan akta otentik sebagai alat bukti.
Penegakan hukum prinsipnya merupakan proses
Untuk kepentingan tersebut maka diperlukan pula
dalam guna mewujudkan tujuan hukum itu sendiri,
pemeriksaan terhadap notaris sebagai pihak yang
gagasan atau ide-ide hukum agar menjadi sebuah
membuat akta otentik. Pembuktian otentifikasi akta
kenyataan.6
otentik maupun notaris sebagai subjek yang

5 6
Penjelasan Umum Psl. No. 2 Thn. 2014 tentang Sri Endah Wahyuningsih, Rismanto,2015,
Jabatan Notaris. Kebijakan Penegakan Hukum Pidana Terhadap

383
Vol. 4 No. 3 September 2017 : 381 - 388

Uji materi ini diajukan terhadap ketentuan yang 1. Pemohon telah membuat laporan / pengaduan
mengatur persetujuan MPD terkait atau berkaitan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia,
dengan pemeriksaan pada proses hukum tersebut terkait adanya atau patut diduganya tindak
dinilai merugikan pihak pemohon disebabkan karena pidana berupa pembuatan keterangan palsu ke
perkara yang dilaporkan terdapat notaris yang dalam sebuah akta otentik notaris seperti dalam
pernah dilakukan SP3, walaupun Kepolisian Polda Psl. 266 KUHP, hal ini terkait dengan tanda bukti
Metro Jaya sudah melakukan pemeriksaan saksi- laporan polisi No. Polisi: tbl/240/VII/ 2011/
saksi perihal pembuatan akta yang otentik oleh bareskrim, tgl 4 Juli 2011;
notaris. Terdapat alasan, tak mendapatkan persetu- 2. Atas dasar laporan polisi tersebut, Kepolisian RI /
juan MPD. Hal tersebut dianggap merupakan peng- Penyidik Kepolisian RI bertugas guna melakukan
halangan proses dalam penyidikan, oleh karenanya proses penyelidikan serta penyidikan untuk
pemohon dianggap tidak memperoleh keadilan. Psl. semua jenis tindak pidana yang terjadi, dalam
66 Ayat (1) UU Notaris No. 30 Thn. 2004 rangka melakukan penyidikan terhadap tindak
menyatakan yang pada pokoknya, “bagi kepenting- pidana sesuai dengan laporan kepada polisi
an penyidik, jaksa penuntut umum, dan atau hakim yang dilakukan dan dibuat pemohon, maka
dengan melalui persetujuan MPD mempunyai Kepolisian RI / penyidik mempunyai kewenang-
kewenangan : (a) mendapatkan fotokopi Minuta an melakukan pemanggilan terhadap seseorang
Akta dan/atau surat yang merupakan satu kesatuan dalam rangka pemeriksaan kedudukannya
Minuta Akta/Protokol Notaris yang disimpan notaris, sebagai tersangka/saksi, hal mana sesuai aturan
dan (b) melakukan pemanggilan notaris agar hadir psl. 16 (1) huruf f UU Kepolisian dan Psl. 7 (1)
dalam menjalani pemeriksaan terkait dengan akta huruf g. KUHAP;
yang menjadi tanggungjawabnya / Protokol Notaris 3. Ternyata dalam proses pemeriksaan / penyidikan
yang disimpan notaris.” Pemohon berpendapat untuk dapat menentukan tersangka / pelaku
bahwa, proses pemeriksaan terkait hukum yang ikut sehubungan dengan laporan polisi tersebut,
terlibat notaris di dalamnya tidaklah memerlukan penyidik Kepolisian Daerah Metro Jaya membu-
adanya persetujuan MPD. Oleh sebab itu, pemohon tuhkan untuk mendengar keterangan notaris
memintakan MK agar menyatakan sebuah frasa sebagai saksi selaku yang melakukan pembuatan
“dengan persetujuan MPD” pada Psl. 66 (1) UU akta otentik yang terdapat dugaan di dalamnya
Notaris agar dibatalkan disebabkan ketentuan terdapat keterangan yang palsu/dipalsukan;
tersebut tidak sesuai dengan Psl. 27 (1) dan Psl. 4. Maka penyidik Kepolisian Daerah Metro Jaya
28D (1) UUD 1945.7 terlebih dahulu meminta ijin kepada MPD dari
Pemohon mempunyai alasan dengan diterap- notaris cianjur, hal mana sesuai aturan atau hal
kan UU a quo tidak sejalan dengan UUD Thn. 1945, yang diatur dalam psl. 66 (1) UU Jabatan
disebabkan karena:8 Notaris, permintaan ijin yang diajukan oleh
penyidik Kepolisian Daerah Metro Jaya tidaklah
Penanggulangan Money Laundering Dalam diberikan / dikabulkan oleh MPD notaris di
Rangkapembaharuan Hukum Pidana Di Indonesia Cianjur;
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/index/search/search?
5. Dengan tidak diberikan / dikabulkan permintaan
simpleQuery= pembaharuan+hukum&searchField=query
ijin yang diajukan penyidik Kepolisian Daerah
diakses 27-07-2017
7
Agus Sahbani, 2013, Pemeriksaan Notaris Tidak
Metro Jaya oleh MPD notaris cianjur, telah
Perlu Persetujuan MPD : Persetujuan MPD Bertentangan menimbulkan kendala bagi penyidik Polda Metro
dengan Prinsip Independensi Peradilan, http://www. Jaya saat dilakukannya proses penyidikan atas
hukumonline.com/berita/baca/lt51a4b3374d208/pemeriks laporan kepolisian pembuatannya oleh pemohon,
aan-notaris-tak-perlu-persetujuan-mpd, diakses 20 Juni laporan tersebut terkait dugaan adanya tindak
2017 pidana berupa pembuatan keterangan palsu
8
Ringkasan Perbaikan Permohonan Perkara
Registrasi No. : 49/PUU-X/2012 Tentang Persetujuan MPD
Terkait Proses Peradilan, http://www.mahkamahkonstitusi. an%20Permohonan%20No%2049.pdf, diakses 20 Juni
go.id/public/content/persidangan/resume/resume_Perbaik 2017

384
Peran Notaris Sebagai Saksi....
(Irawam Arief Firmansyah)
Vol. 4 No. 3 September 2017

pada sebuah akta otentik; Dengan Keputusan Mahkamah Konstitusi


6. Pada sebuah Frasa dan/atau sebuah kalimat tersebut maka Psl. 66 (1) UU Jabatan Notaris
“dengan persetujuan MPD” terkait ketentuan Psl. (UUJN) berubah bunyi menjadi “Untuk kepentingan
66 (1) UU Jabatan Notaris tidak perlu diberlaku- proses, penyidik, penuntut umum, atau hakim
kan karena untuk notaris dilakukan pemeriksaan berwenang” (tak seijin MPD) :10
baik sebagai ahli atau saksi ataupun tersangka 1. Melakukan pengambilan fotokopi Minuta Akta
karena terlibat dalam sebuah tindak pidana tidak dan/atau surat yang dilekatkan pada Minuta Akta
“dengan persetujuan MPD” tetapi cukup dengan atau Protokol Notaris dalam yang disimpan
diberitahukan kepada organisasi notaris atau Notaris; dan
majelis pengawas notaris, hal mana sejalan 2. Melakukan pemanggilan Notaris agar hadir guna
dengan mengandung prinsip sebuah negara dilaksanakan pemeriksaan terkait akta yang
yang berdasarkan atas hukum yang adanya menjadi tanggungjawab dalam pembuatannya
jaminan kepastian, ketertiban, serta adanya atau Protokol Notaris yang berada disimpan
perlindungan dalam aspek hukum dengan Notaris.
berintikan suatu kebenaran hakiki dan sebuah Keterangan notaris sebagai saksi perkara
keadilan; pidana dibutuhkan untuk menerangkan akta yang
7. Bahwa aturan Psl. 66 (1) UU Jabatan Notaris dibuatnya berkaitan dengan peristiwa hukum yang
tersebut sepanjang mengenai frasa / kalimat diterangkan penghadap. Sedangkan keterangan
“dengan persetujuan mpd” adalah sangat notaris sebagai tersangka dibutuhkan berkaitan
bertentangan dengan aturan Psl. 27 (1) & Psl. terhadap pertanggungan jawab notaris akan akta
28 d (1) UUD 1945, disebabkan jika frasa/ otentik yang menjadi tanggung jawabnya
kalimat “dengan persetujuan MPD” pada Psl. 66 Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa
(1) UU Jabatan Notaris tersebut tetap berlaku, notaris sebagai warga negara tidak kebal hukum.
maka tidak menutup kemungkinan pelakupelaku Berkaitan dengan hal tidak mengandung arti
tindak pidana dengan modus operandi menggu- bahwa notaris bebas atau bersih terhadap hukum
nakan akta yang authentik yang pembuatannya atau tanpa dapat dihukum atau kebal akan ancaman
oleh notaris berlindung dibalik Psl. 66 (1) UU hukum. Notaris dapat saja mendapat hukuman
Jabatan Notaris diharapkan notaris tersebut tidak pidana dalam hal dapat dibuktikan di proses sidamh
dapat dilakukan pemeriksaan oleh penyidik pengadilan bahwa dirinya secara disengaja dan atau
menyebabkan tidak dapat diungkapnya pelaku. tidak melakukan kesengajaan notaris bersama para
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia pihak/penghadap membuat akta dengan
berkaitan dengan kewenangannya mencabut frasa mengandung maksud serta bertujuan
“dengan persetujuan MPD” mengabulkan permo- menguntungkan pihak dan atau penghadap atau
honan uji materil yang diajukan oleh Kant Kamal, subyek hukum tertentu atau merugikan penghadap
frasa tersebut bertentangan terhadap Psl. 27 (1) yang lain. Jikalau terkait hal-hal ini dapat dibuktikan
dan Psl. 28D (1) UU Dasar 1945, yang menguraikan dalam persidangan, maka notaris yang terbukti
bahwa Psl. 27 (1) intinya semua warga negara
mempunyai kedudukan sama di muka hukum dan http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/index/search/search?
pemerintahan serta wajib menjunjung tinggi hukum simpleQuery=pembaharuan+hukum&searchField=query
dan pemerintahan tersebut tanpa terkecuali. diakses 27-07-2017
10
Pembangunan di bidang substansi/materi hukum Narotama, 2016, Kewenangan MPD Melaksanakan
yang sampai sekarang terus dilakukan adalah upaya Pengawasan Kepada Notaris Sebelum dan Sesudah
pembaruan hukum pidana materiel Indonesia Putusan Mahkamah Konstitusi No. 49PUU-X2012
http://m-notariat.narotama.ac.id/wp-
(KUHP).9
content/uploads/2016/05/KEWENANGAN-MAJELIS-
PENGAWAS-DAERAH-MELAKSANAKAN-PENGAWASAN-
9
Sri Endah Wahyuningsih, 2014, Urgensi KEPADA-NOTARIS-SEBELUM-DAN-SESUDAH-PUTUSAN-
Pembaharuan Hukum Pidana Materiel Indonesia MAHKAMAH-KONSTITUSI-NOMOR-49PUU-X2012.docx,
berdasarkan Nilai–Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa diakses 20 Juni 2017

385
Vol. 4 No. 3 September 2017 : 381 - 388

melakukan hal tersebut wajib dihukum. Dikarenakan olehnya. Keistimewaan yang dimiliki notaris tersebut
sebab tersebut, hanya Notaris yang sembarangan diakomodir Psl. 1909 (3) KUH Perdata dan Psl. 322
dalam melaksanakan tugas serta pengembanan KUHP.
jabatannya, saat membuat akta otentik guna Perlindungan terhadap notaris sebagai saksi
keperluan pihak-pihak tertentu dengan mengandung dalam perkara pidana setelah keluarnya keputusan
maksud dan tujuan merugikan pihak tertentu dan MK No. 49/PUU-X/2012 yaitu proses dipanggilnya
atau untuk melakukan sebuah tindakan pelanggaran notaris melalui MKN Notaris sesuai aturan Psl. 66 UU
hukum.11 No. 2 Thn. 2014 Perubahan Atas UU Jabatan
Proses dalam pembuktian adanya indikasi Notaris No. 30 Thn. 2004. Selain itu notaris masih
perbuatan tindak pidana pada sebuah akta otentik, mendapat perlindungan dari hak dan kewajiban
maka dibutuhkan hadirnya notaris pada ingkar notaris sebagaimana dimaksud dalam Psl.
pemeriksaan kasus tindak pidana sejak tingkat 1909 (3) KUH Perdata dan Psl. 322 KUHP
penyidikan, penuntutan oleh jaksa sampai dengan Hak ingkar dan kewajiban ingkar yang dimiliki
pembuktian melalui pemeriksaan di sidang. notaris memberikan perlindungan baik terhadap
Diperlukannya kehadiran notaris guna pemeriksaan notaris sendiri maupun akta yang dibuatnya. Hal ini
kasus tindak pidana terkait sebuah akta yang tentunya juga memberikan perlindungan terhadap
pembuatannya berindikasi perbuatan pidana para pihak yang berkaitan dengan akta. Adanya hak
sangatlah ditentukan dari aspek formal serta materiil ingkar dan kewajiban ingkar melindungi terbukanya
terhadap akta notaris itu sendiri. Terhadap perkara isi akta dari hal-hal yang dapat merugikannya.
yang melibatkan notaris berkedudukan sebagai
tersangka berdasarkan alat bukti diawal pada KESIMPULAN
laporan kepolisian yang terkait dengan akta yang Mahkamah Konstitusi membatalkan ketentuan
menjadi tanggungjawab notaris dilakukan penilaian MPD kaitannya dengan pemanggilan terhadap
ternyata terindikasi tindak pidana, mengakibatkan notaris yang berkedudukan saksi harus melalui
notaris diperlukan pemanggilan guna menjelaskan persetujuan MPD (MPD) sebagaimana diatur dalam
bagaimana proses akta tersebut terjadi, serta dasar Psl. 66 (1) UU No. 30 Thn. 2004 tentang Jabatan
bukti yang merupakan dasar dalam dibuatnya akta Notaris karena bertentangan dengan Psl. 27 (1)
tersebut.12 dan Psl. 28 D (1) UU Dasar 1945 mengenai
Salah satu subyek hukum yang mendapatkan persamaan kedudukan warga negara di muka
perlindungan hukum yaitu notaris. Perlindungan hukum. Pembatalan tersebut dimaksudkan untuk
hukum terhadap notaris berkaitan dengan tugas dan memperlancar proses peradilan pidana agar
tanggungjawabnya sebagai pejabat umum pembuat terwujud keadilan masyarakat. Hal ini sesuai dengan
akta. Disamping perlindungan terhadap tugas dan penegakan hukum progresif yang mempunyai
tanggung jawabnya sebagai pejabat umum, tujuan empunyai mewujudkan kesejahteraan
perlindungan terhadap notaris juga merupakan masyarakat.
bagian dari perlindungan hukum bagi para Peran notaris sebagai saksi dalam perkara
penghadap terhadap akta-akta yang dibuat notaris. pidana yaitu memberikan keterangan, di mana
Sebagai contoh notaris disebabkan oleh jabatan keterangan tersebut dapat sebagai aspek formil
yang diemban maka akan mempunyai hak ingkar ataupun aspek materiil kaitannya berhubungan akta
(verschoningrecht), dan kewajiban ingkar yang menjadi tanggungjawabnya dalam
(verschoningsplicht), serta mempunyai kewajiban pembuatannya berdasarkan laporan terhadap
memberikan keterangan atas akta yang dibuat adanya suatu pihak tertentu menderita rugi atas
akta otentik.
11
Habib Adjie, 2008, Hukum Notaris Indonesia, Perlindungan terhadap notaris sebagai saksi
(Tafsir Tematik Terhadap Psl. No. 30 Thn. 2004 Tentang dalam perkara pidana sebelum setelah keluarnya
Jabatan Notaris), Refika Aditama, Bandung, hlm. 24
12 putusan MK No. 49/PUU-X/2012 yaitu pemanggilan
Pricilia Yuliana Kambey, 2013, Peran Notaris dalam
terhadap notaris melalui MKN selaras aturan Psl. 66
Proses Peradilan Pidana, Lex et Societatis, Vol. I/No.2/Apr-
Jun/2013, hlm. 33 UU No. 2 Thn. 2014 tentang Perubahan Atas UU

386
Peran Notaris Sebagai Saksi....
(Irawam Arief Firmansyah)
Vol. 4 No. 3 September 2017

Jabatan Notaris No. 30 Thn. 2004. Selain itu notaris Pejabat Publik, Refika Aditama, Bandung.
masih mendapat perlindungan dari hak dan ------------------------------, 2009, Sekilas Dunia
kewajiban ingkar notaris sebagaimana dimaksud Notaris & PPAT Indonesia (Kumpulan
dalam Psl. 1909 (3) KUH Perdata dan Psl. 322 Tulisan), Badar Maju, Bandung
KUHP.
------------------------------,2010, Aspek
Pertanggungjawaban Notaris dalam
Saran Pembuatan Akta, Mandar Maju, Bandung
Rekomendasi dari pemaparan diatas
menyangkut Lingkup perlindungan hak dan Ira Koesoemawati dan Yunirman Rijan, 2009, Ke
kewajiban ingkar notaris dalam Psl. 4, Psl. 15, Psl. Notaris (Mengenal Profesi Notaris, Memahami
16, dan Psl. 17 berlaku pula bagi Notaris Pengganti, Praktek Kenotariatan, Ragam Dokumen
Pejabat Sementara Notaris, emeritus notaris Penting Yang Di Urus Notaris, Tips Agar Tidak
maupun werda notaris sebaiknya dimasukkan pula Tertipu Notaris), Raih Asa Sukses, Depok
ke aturan Psl. 66 (1) UU No. 2 Thn. 2014
Perubahan Atas UU Jabatan Notaris No. 30 Thn. Lawrence M. Friedman, 2000, Sistem Hukum
2004 sehingga bukan hanya notaris yang Perspektif Ilmu Sosial, cet. Keempat,
mendapatkan perlindungan akan tetapi juga Notaris Bandung, Nusa Media.
Pengganti dan Pejabat Sementara Notaris karena
mempunyai lingkup bidang tugas yang sama. Liliana Tedjosaputro, 2003, Etika Profesi dan Profesi
Pemanggilan notaris berkaitan dengan proses Hukum, Aneka Ilmu, Semarang
perkara pidana hendaknya diberitahukan MPD
(MPD) agar dapat diambil langkah-langkah dalam M. Yahya Harahap, 2002, Pembahasan
menjaga kewibawaan dan kehormatan notaris. Permasalahan dan Penerapan KUHAP,
Penyidikan dan Penuntutan, edisi ke-dua,
Sinar Grafika, Ja
DAFTAR PUSTAKA
B. Karya Ilmiah
A. Buku
Pricilia Yuliana Kambey, 2013, Peran Notaris dalam
G.H.S. Lumban Tobing, 1996, Peraturan Jabatan Proses Peradilan Pidana, Lex et Societatis,
Notaris, Erlangga, Jakarta Vol. I/No.2/Apr-Jun/2013.

-------------------------------, 1983, Peraturan Jabatan Sulistyono, Pelaksanaan Sanksi Pelanggaran Kode


Notaris, Erlangga, Jakarta. Etik Profesi Notaris oleh Dewan Kehormatan
Ikatan Notaris Indonesia di Kabupaten
Habib Adjie, 2007 Hukum Notaris Indonesia (Tafsir Tangerang, Jurnal, UNDIP, Semarang 2009.
Tematik Terhadap Undang-Undang Nomor
30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris), C. Webiste
Refik Aditama, Bandung,
Agus Sahbani, 2013, Pemeriksaan Notaris Tidak
------------------------------, 2008, Hukum Notaris Perlu Persetujuan MPD : Persetujuan MPD
Indonesia, (Tafsir Tematik Terhadap Undang- Bertentangan dengan Prinsip Independensi
Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Peradilan, http://www. hukumonline.com/
Jabatan Notaris), Refika Aditama, Bandung berita/baca/lt51a4b3374d208/pemeriksaan-
notaris-tak-perlu-persetujuan-mpd.
-----------------------------, 2008, Sanksi Perdata dan
Administratif Terhadap Notaris sebagai Darwan Prinst,1998:135, Pengertian Alat Bukti Yang

387
Vol. 4 No. 3 September 2017 : 381 - 388

Sah Dalam Pembuktian Hukum Acara Pidana,


http://politkum.blogspot.co.id/2013/05/penge Sri Endah Wahyuningsih, Rismanto, 2015, Kebijakan
rtian-alat-bukti-yang-sah-dalam.html. Penegakan Hukum Pidana Terhadap
Penanggulangan Money Laundering Dalam
Narotama, 2016, Kewenangan Majelis Pengawas Rangkapembaharuan Hukum Pidana Di
Daerah Melaksanakan Pengawasan Kepada Indonesia http://jurnal.unissula.ac.id/ index.
Notaris Sebelum dan Sesudah Putusan php/index/search/search?simpleQuery=pemb
Mahkamah Konstitusi Nomor 49PUU-X2012 aharuan+hukum&searchField=query
http://m-notariat.narotama.ac.id/wp-
content/uploads/2016/05/KEWENANGAN- Sri Endah Wahyuningsih,2014,Urgensi Pembaharuan
MAJELIS-PENGAWAS-DAERAH- Hukum Pidana Materiel Indonesiaberdasarkan
MELAKSANAKAN-PENGAWASAN-KEPADA- Nilai–Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
NOTARIS-SEBELUM-DAN-SESUDAH- http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/index/s
PUTUSAN-MAHKAMAH-KONSTITUSI-NOMOR- earch/search?simpleQuery=pembaharuan+h
49PUU-X2012.docx, ukum&searchField=query

388

You might also like