You are on page 1of 7

STATUS EPILEPTIKUS ET CAUSA EPILEPSI

Penyusun:

Vera Amalia Lestari 130112160713

Preseptor:

Prof. Dr. H. Ponpon Idjradinata, dr., Sp. A(K)

DEPARTEMEN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN
BANDUNG
2017
A. IDENTITAS

• Nama : SHS
• Jenis kelamin : laki-laki
• Tanggal lahir : 25/11/2015
• Usia : 1 tahun 8 bulan
• Alamat : Jln Pelindung Hewan RT/RW 4/6 Astana Anyar,
Kota Bandung
• Nama orang tua : Ny. Y
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Usia : 22 thn
• Pend. Terakhir : SMA
• Tgl masuk RSHS : 29 Agustus 2017
• Tgl pemeriksaan : 30 Agustus 2017

B. ANAMNESIS

Keluhan utama : Kejang


Keluarga pasien mengeluhkan pasien kejang sejak sekitar 1 jam
SMRS. Kejang terjadi terus-menerus, saat kejang tangan dan kaki sebelah kanan
pasien kelonjotan, mulut mencong ke kanan, mata mendelik ke kanan, kejang
berulang dua kali dalam satu hari, jarak antar kejang lebih dari satu jam (kejang
pertama <3 menit sekitar pukul 8.00 dan kejang kedua >30 menit sekitar pukul 9.00),
sebelum kejang pasien sadar dan setelah kejang kemudian pasien tertidur. Sekitar 2
hari SMRS pasien mengalami batuk pilek, batuk disertai dengan dahak namun tidak
disertai muntah, panas badan, serta gangguan BAB dan BAK. Riwayat benturan
kepala (-), riwayat alergi (-). Pasien telah didiagnosis epilepsi sejak sekitar usia pasien
10 bulan, pada saat kejang pasien kelonjotan dan mata pasien menengok ke kanan,
namun pernah juga pasien hanya diam dan bengong saja. Paien biasanya mengalami
kejang sekitar 2-3 kali pertahun.
Karena keluhannya setahun yang lalu pasien dibawa berobat ke RS Imanuel
kemudian diberikan obat antikejang kemudian dirujuk ke RSHS dan dilakukan EEG,
dari hasil EEG pasien didiagnosis epilepsi, hingga saat ini pasien rutin berobat ke poli
neuropediatri RSHS. Ketika pasien kejang >3 menit ibu pasien rutin memberikan obat
antikejang yang diberikan dokter yang dimasukkan ke dalam dubur pasien, namun
apabila pasien kejang <1 menit dibiarkan saja. Namun karena saat ini kejang dialami
terus menerus selama >30 menit dan tidak membaik setelah diberikan obat, keluarga
pasien membawa pasien ke IGD RSHS. Terdapat riwayat keluhan yang sama di
keluarga, yaitu pada ayah pasien, namun tidak tau penyakitnya karena tidak
diperiksakan ke dokter.
Pasien tinggal bersama 6 orang anggota keluarga lainnya. Luas rumah sekitar
154 m2, terdiri dari 2 tingkat terdapat 4 kamar dan 1 kamar mandi, ventilasi udara
cukup karena banyak jendela, cahaya matahari dapat masuk ke rumah. Jarak rumah
dengan tetangga saling berdekatan. Rumah pasien jauh dari pabrik ataupun lokasi
pembangunan. Terdapat kontak dengan orang yang menderita batuk >2 minggu yaitu
nenek dan kakek pasien (belum berobat ke dokter).
Pasien lahir dari ibu G1P0A0, lahir normal cukup bulan, presentasi kepala,
ditolong dokter, langsung menangis spontan, BBL 2980 gram, tidak ada kebiruan dan
tidak dirawat. Namun waktu melahirkan pembukaan ibu pasien lama >12 jam dan saat
lahir ketuban berwarna hijau. Riwayat imunisasi dasar lengkap yaitu Hepatitis B,
DPT, BCG, polio dan campak (baru satu kali). Pasien diberikan ASI eksklusif selama
6 bulan, dan mulai diberikan MPASI pada usia 6 bulan dengan bubur promina.
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan sesuai umur dan sama dengan anak
seusianya.

C. PEMERIKSAAN FISIK

• KU : tampak sakit berat


• Kesadaran : E3M5V2
• Tanda vital :
T : 100/60 mmhg
N :123x/m
R : 32x/m
S : 36,5◦C
SpO2 : 93% (nasal canule)
• BB : 15 kg
• PB : 88 cm
• LK : 47 cm
• PB/U : normal range
• BB/U : >2 SD
• BB/PB : >2 SD (overweight)
• LK/U : Normal range
• Rambut : warna hitam, kuat, distribusi merata, alopecia (-)
• Muka : simetris, tidak ada parese wajah
• Mata : palpebra edema (-/-), konjungtiva anemis (-), sklera tidak ikterik,
demie morgan infraorbital fold (-), pupil RC (+), isokor
• Hidung : pernafasan cuping hidung (-), allergic salute(-), sekret (+/+)
• Mulut : Bibir kering, tidak sianosis Mukosa basah, stomatitis (-)
• Lidah : papil atrofi (-), tifoid tongue (-)
• Faring dan tonsil : sulit dinilai
• Telinga : CAE tenang, sekret (-)
• Leher : KGB tidak teraba, JVP tidak meningkat, kaku kuduk (-)
• Thorax :
Inspeksi : bentuk dan gerak simetris, retraksi intercostal, suprastrnal, substernal,
supraclavicular (-)
Palpasi : ekspansi dada (N), vocal fremitus (sulit dinilai)
Perkusi : sonor, kanan kiri sama
Auskultasi : Cor= S1 S2 normal , murmur (-), pulmo VBS kanan= kiri, wheezing (-),
ronchi (-),crackles (-), slam (+/+)
• Abdomen : datar, lembut, bising usus normal, hepatomegali (-), splenomegali (-)
• Anogenital : laki-laki, anus (+) , terpasang kateter urin
• Ekstrimitas: akral hangat, crt <2s, edema (-/-), BCG scar (+), terpasang infus,
acrocyanosis (-)
• Status neurologis
- Kaku kuduk (-)
- Brudzinski I, II, III = (-)
- Babinski (-/-)
- Chaddoks (-/-)
- CN III = pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)
- CN III, IV, V = sulit dinilai
- CN VII = wajah simetris, tidak ada parese wajah
- Refleks fisiologis = patellar refleks (normal tidak meningkat)

D. DIAGNOSIS BANDING
• Status epileptikus e.c Epilepsi + infeksi saluran nafas akut + overweight
• TB meningitis + infeksi saluran nafas akut + overweight

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium :
- Darah : Hb, eritrosit, leukosit, trombosit, hematokrit, MCH, MCHC, diff.
count
- Kimia darah : kolesterol total, glukosa, SGOT, SGPT, Albumin,
Ureum dan keratinin , Na, K, Ca
- Tes mantoux
2. Pungsi lumbal :
- Makroskopis : warna dan kejernihan, tekanan
- Mikroskopis : jumlah sel, protein, glukosa
- Pewarnaan gram
3. Radiologi : Thoraks PA
4. MRI : untuk melihat lesi pada otak, tumor, malformasi vaskular

F. DIAGNOSIS KERJA
Status epileptikus e.c Epilepsi + infeksi saluran nafas akut + overweight

G. TATALAKSANA
1. Edukasi dan pencegahan
• Edukasi kepada keluarga apa yang harus dilakukan saat pasien kejang :
longgarkan pakaian ketat, baringkan dengan posisi miring, cegah lidah pasien
tergigit.
• Edukasi kepada pasien dan keluarga pasien tentang penyakit epilepsi penyulitnya
yang mungkin terjadi serta pentingnya berobat secara teratur.
• Mengedukasi pasien untuk diet seimbang yaitu mengkonsumsi makanan yang
terdiri dari protein, lipid dan karbohidrat, vitamin serta mineral untuk menjaga
lipid dan tekanan darah tetap stabil untuk menurunkan risiko CAD. kebutuhan
kal/hari = 1125-1350 kcal/hari, protein 180kcal/hari (45 gr/hari) , lemak 180
kcal/hari (20 gr/hari), karbohidrat 900 kcal/hari (225 gr/hari)
• Kebutuhan cairan 1800 – 2100 cc/hari (iv)
• Jauhkan pasien dari orang yang memiliki riwayat batuk lama dan sarankan untuk
case finding.
2. Farmakologi
• Ambroxol 18 – 24 mg/ hari = 1 ½ cth/ hari
H. PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad bonam


Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanantionam : dubia ad bonam

You might also like