You are on page 1of 12

BAB V

OSILOSKOP
Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian dari osiloskop
2. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja osiloskop
3. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis osiloskop
4. Mahasiswa dapat memahami bagian-bagian dari osiloskop
Sub Pembahasan
5.1 Pengertian Osiloskop
5.2 Fungsi Osiloskop
5.3 Prinsip Kerja Osiloskop
5.4 Bagian Osiloskop
5.5 Langkah-Langkah Penggunaan Oscilloscope
5.6 Kesalahan Oscilloscope
5.7 Keselamatan Kerja Oscilloscope

5.1 Pengertian Osiloskop


Osiloskop adalah alat
ukur elektronika yang berfungsi
memproyeksikan bentuk
sinyal listrik agar dapat dilihat
dan dipelajari. Osiloskop
dilengkapi dengan tabung sinar
katode. Peranti pemancar
elektron memproyeksikan
sorotan elektron ke layar
tabung sinar katode. Sorotan
elektron membekas pada
layar. Suatu rangkaian khusus
dalam osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke
kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.
Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati bentuk gelombang yang tepat dari
sinyal listrik. Selain amplitudo sinyal, osiloskop dapat menunjukkan distorsi, waktu
antara dua peristiwa (seperti lebar pulsa, periode, atau waktu naik) dan waktu relatif dari
dua sinyal terkait.
Osiloskop terdiri dari tabung vacuum dengan sebuah cathode (electrode negative) pada
satu sisi yang menghasilkan pancaran electron dan sebuah anode (electrode positive)
untuk mempercepat gerakannya sehingga jatuh tertuju pada layar tabung. Susunan ini
disebut dengan electron gun. Sebuah tabunga juga mempunyai elektroda yang
menyimpangkan pancaran electron keatas/kebawah dan kekiri/kekanan
Semua alat ukur elektronik bekerja berdasarkan sampel data, semakin tinggi sampel data,
semakin akurat peralatan elektronik tersebut. Osiloskop, pada umumnya juga mempunyai
sampel data yang sangat tinggi, oleh karena itu osiloskop merupakan alat ukur elektronik
yang mahal. Jika sebuah osiloskop mempunyai sampel rate 10 Ks/s (10 kilo
sample/second = 10.000 data per detik), maka alat ini akan melakukan pembacaan
sebanyak 10.000 kali dalam sedetik. Jika yang diukur adalah sebuah gelombang
dengan frekuensi 2500 Hz, maka setiap sampel akan memuat data 1/4 dari
sebuah gelombang penuh yang kemudian akan ditampilkan dalam layar dengan grafik
skala XY.

5.2 Fungsi Osiloskop

a) Untuk meneyelidiki gejala yang bersifat periodik


b) Untuk menganalisis gelombang dan fenomena lain dalam rangkaian elektronika
c) Untuk melihat harga-harga momen tegangan dalam bentuk sinus maupun bukan
sinus
d) Untuk melihat bentuk gelombang kotak dari tegangan
e) Dapat melihat amplitude tegangan,periode, frekuensi dari sintyal yang tidak
diketahui
f) Digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah ubah terhadap
waktu, yang ditampilkan layar
g) Mengukur keadaan perubahan aliran (phase) dari sinyal input
h) Mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran
i) Mengukur tegangan AC/DC dan menghitung frekuensi
j) Mengukur Amplitudo Modulasi yang dihasilkan oleh pemancar radio dan
generator pembangkit sinyal
5.3 Prinsip Kerja Osiloskop

Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop terdapat
tabungpanjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Secara
prinsip kerjanya ada dua tipe osiloskop,yakni tipe analog (ART-analog real time
oscilloscope) dan tipe digital(DSO-digital storage osciloscope),masing-masing memiliki
kelebihan danketerbatasan. Para insinyur, teknisi maupun praktisi yang bekerja di
laboratorium perlu mencermati karakter masing-masing agar dapat memilih dengan tepat
osiloskop mana yang sebaiknya digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan
dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa atau diuji kinerjanya.

Osiloskop Analog
Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti; harganya relatif
lebih murah daripada osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang
mudah dilakukan karena tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat dengan
peragaan di layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang
diharapkan untuk melihat gelombang-gelombang yang kompleks,misalnya sinyal video
di TV dan sinyal RF yang dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah tidak dapat
menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya event picu serta adanya kedipan
(flicker) pada layar untuk gelombang yang frekuensinya rendah(sekitar 10-20 Hz).
Penjelasan untuk skema prinsip kerja osiloskop analog:

1. Saat kita menghubungkan probe (kabel penghubung yang ujungnya


diberi penjepit) ke sebuah rangkaian, sinyal tegangan mengalir dari probe menuju
ke pengaturan vertikal dari sebuah sistem osiloskop (Vertical System),
sebuah attenuator akan melemahkan sinyal
tegangan input sedangkan amplifier akan menguatkan sinyal tegangan input.
Pengaturan ini ditentukan oleh kita saat menggerakkan kenop "Volt/Div"
pada user interface Osiloskop.
2. Tegangan yang keluar dari sistem vertikal lalu diteruskan menuju pelat defleksi
vertikal pada sebuah CRT (Catode Ray Tube), sinyal tegangan yang dimasukkan
ke pelat ini nantinya akan digunakan oleh CRT untuk menggerakkan berkas-
berkas elektron secara bidang vertikal saja (ke atas atau ke bawah).
3. Sampai point ini dapat disimpulkan bahwa sistem vertikal pada osiloskop analog
berfungsi untuk mengatur penampakan amplitudo dari sinyal yang diamati.
4. Selanjutnya sinyal masuk ke dalam pelat defleksi vertikal. Sinyal tegangan yang
teraplikasikan disini menyebabkan berkas-berkas elektron bergerak. Tegangan
positif mengakibatkan berkas elektron bergerak ke atas, sedangkan tegangan
negatif menyebabkan elektron terdorong ke bawah.
5. Sinyal yang keluar dari vertical system tadi juga diarahkan ke trigger system untuk
memicu sweep generator dalam menciptakan apa yang disebut dengan "Horizontal
Sweep" yaitu pergerakan elektron secara sweep - menyapu ke kiri dan ke kanan -
dalam dimensi horizontal atau dengan kata lain adalah sebuah ungkapan untuk
aksi yang menyebabkan elektron untuk bergerak sangat cepat menyeberangi layar
dalam suatu interval waktu tertentu. Pergerakan elektron yang sangat cepat (dapat
mencapai 500,000 kali per detik) inilah yang menyebabkan elektron tampak
seperti garis pada layar (misalnya seperti daun kipas pada kipas angin yang
tampak seperti lingkaran saja saat berputar).
6. Pengaturan berapa kali elektron bergerak menyebrangi layar inilah yang dapat kita
anggap sebagai pengaturan Periode/Frekuensi yang tampak pada layar, bentuk
konkretnya adalah saat kita menggerakkan kenop Time/Div pada Osiloskop.
7. Pengaturan bidang vertikal dan horizontal secara bersama-sama akhirnya dapat
mempresentasikan sinyal tegangan yang diamati ke dalam bentuk grafik yang
dapat kita lihat pada layar CRT.
Tahapan Penyetaraan (Kalibrasi) Osiloskop Analog
a) Sesuaikan tegangan masukan sumber daya AC 220 yang ada di belakang
osiloskop sebelum kabel daya AC dimasukkan stop kontak PLN.
b) Nyalakan osiloskop dengan menekan tombol power.
c) Set saluran pada tombol CH1.
d) Set mode pada Auto.
e) Atur intensitas, jangan terlalu terang pada tombol INTEN.
f) Atur posisi berkas cahaya horizontal dan vertikal dengan mengatur tombol
yang bernama horizontal dan vertikal.
g) Set level mode pada tengah-tengah (-) dan (+).
h) Set tombol tegangan (volt/div) bertanda V pada 2 V, sesuaikan dengan
memperkirakan terhadap tegangan masukan.
i) Pasang probe pada salah satu saluran, (misal CH1) dengan tombol
pengalih AC/DC pada kedudukan AC.
j) Atur saklar/switch pada pegangan probe dengan posisi pengali 1x.
k) Tempelkan ujung probe pada titik kalibrasi.
l) Atur Time/Div pada posisi 1 ms agar tampak kotak-kotak garis yang cukup
jelas.
m) Setelah tahapan 11, osiloskop siap digunakan untuk mengukur tegangan.

Osiloskop Digital (DSO)


Jika dalam osiloskop analog gelombang yang akan ditampilkan langsung
diberikan ke rangkaian vertikal sehingga berkesan “diambil” begitu saja (real time), maka
dalam osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling
(dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai tegangan ini
bersama sama dengan skala waktu gelombangnya di memori. Pada prinsipnya, osiloskop
digital hanya mencuplik dan menyimpan demikian banyak nilai dan kemudian berhenti.
Ia mengulang proses ini lagi dan lagi sampai dihentikan.
Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih jumlah cuplikan yang disimpan
dalam memori per akuisisi (pengambilan) gelombang yang akan diukur.Seperti ART,
DSO melakukan dalam satu event pemicuan. namun demikian ia secara rutin
memperoleh, mengukur dan menyimpan sinyal masukan, mengalirkan nilainya melalui
memori dalam suatu proses kerja dengan cara; pertama yang disimpan, yang pertama
pula yang akan dikeluarkan, sambil menanti picu terjadi. Sekali osiloskop ini mengenali
event picu yang didefinisikan oleh penggunanya, osiloskop mengambil sejumlah cuplikan
yang kemudian mengirimkan informasi gelombangnya ke peraga (layar). Karena kerja
pemicuan yang demikian ini, ia dapat menyimpan dan meragakan informasi yang
diperoleh sebelum picu (pretrigger) sampai 100 persen dari lokasi memori yang
disediakan.

5.4 Bagian Osiloskop


Bagian-bagian Osiloskop (Kontrol dan Indikator Osiloskop)

Tombol/Sakelar Kontrol dan Indikator yang terdapat pada sebuah Osiloskop pada
dasarnya hampir sama antara satu model dengan model lainnya. Namun karena fitur-fitur
Osiloskopya dan produsennya yang berbeda-beda, maka jumlah dan tata letak kontrol dan
indikator tersebut juga beragam sesuai dengan fitur dan model yang diterapkan oleh
produsen.

Dibawah ini adalah bentuk salah satu model Osiloskop yang tersedia di pasaran.

Tombol/Sakelar dan Indikator Osiloskop

Tombol/Sakelar Kontrol dan Indikator Osiloskop berdasarkan gambar diatas adalah


seperti berikut ini :

1. Tombol Power ON/OFF


Tombol Power ON/OFF berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan Osiloskop
2. Lampu Indikator
Lampu Indikator berfungsi sebagai Indikasi Osiloskop dalam keadaan ON (lampu
Hidup) atau OFF (Lampu Mati)
3. ROTATION
Rotation pada Osiloskop berfungsi untuk mengatur posisi tampilan garis pada
layar agar tetap berada pada posisi horizontal. Untuk mengatur rotation ini,
biasanya harus menggunakan obeng untuk memutarnya.
4. INTENSITY
Intensity digunakan untuk mengatur kecerahan tampilan bentuk gelombang agar
mudah dilihat.
5. FOCUS
Focus digunakan untuk mengatur penampilan bentuk gelombang sehingga tidak
kabur
6. CAL
CAL digunakan untuk Kalibrasi tegangan peak to peak (VP-P) atau Tegangan
puncak ke puncak.
7. POSITION
Posistion digunakan untuk mengatur posisi Vertikal (masing-masing
Saluran/Channel memiliki pengatur POSITION).
8. INV (INVERT)
Saat tombol INV ditekan, sinyal Input yang bersangkutan akan dibalikan.
9. Sakelar VOLT/DIV
Sakelar yang digunakan untuk memilih besarnya tegangan per sentimeter
(Volt/Div) pada layar Osiloskop. Umumnya, Osiloskop memiliki dua saluran (dual
channel) dengan dua Sakelar VOLT/DIV. Biasanya tersedia pilihan 0,01V/Div
hingga 20V/Div.
10. VARIABLE
Fungsi Variable pada Osiloskop adalah untuk mengatur kepekaan (sensitivitas)
arah vertikal pada saluran atau Channel yang bersangkutan. Putaran Maksimum
Variable adalah CAL yang berfungsi untuk melakukan kalibrasi Tegangan 1 Volt
tepat pada 1cm di Layar Osiloskop.
11. AC – DC
Pilihan AC digunakan untuk mengukur sinyal AC, sinyal input yang mengandung
DC akan ditahan/diblokir oleh sebuah Kapasitor. Sedangkan pada pilihan posisi
DC maka Input Terminal akan terhubung langsung dengan Penguat yang ada di
dalam Osiloskop dan seluruh sinyal input akan ditampilkan pada layar Osiloskop.
12. GND
Jika tombol GND diaktifkan, maka Terminal INPUT akan terbuka, Input yang
bersumber dari penguatan Internal Osiloskop akan ditanahkan (Grounded).
13. VERTICAL INPUT CH-1
Sebagai VERTICAL INPUT untuk Saluran 1 (Channel 1)
14. VERTICAL INPUT CH-2
Sebagai VERTICAL INPUT untuk Saluran 2 (Channel 2)
15. Sakelar MODE
Sakelar MODE pada umumnya terdiri dari 4 pilihan yaitu CH1, CH2, DUAL dan
ADD.
CH1 = Untuk tampilan bentuk gelombang Saluran 1 (Channel 1).
CH2 = Untuk tampilan bentuk gelombang Saluran 2 (Channel 2).
DUAL = Untuk menampilkan bentuk gelombang Saluran 1 (CH1) dan Saluran 2
(CH2) secara bersamaan.
ADD = Untuk menjumlahkan kedua masukan saluran/saluran secara aljabar. Hasil
penjumlahannya akan menjadi satu gambar bentuk gelombang pada layar.
16. x10 MAG
Untuk pembesaran (Magnification) frekuensi hingga 10 kali lipat.
17. POSITION
Untuk penyetelan tampilan kiri-kanan pada layar.
18. XY
Pada fungsi XY ini digunakan, Input Saluran 1 akan menjadi Axis X dan Input
Saluran 2 akan menjadi Axis Y.
19. Sakelar TIME/DIV
Sakelar TIME/DIV digunakan untuk memilih skala besaran waktu dari suatu
periode atau per satu kotak cm pada layar Osiloskop.
20. Tombol CAL (TIME/DIV)
ini berfungsi untuk kalibrasi TIME/DIV
21. VARIABLE
Fungsi Variable pada bagian Horizontal adalah untuk mengatur kepekaan
(sensitivitas) TIME/DIV.
22. GND
GND merupakan Konektor yang dihubungkan ke Ground (Tanah).
23. Tombol CHOP dan ALT
CHOP adalah menggunakan potongan dari saluran 1 dan saluran 2.
ALT atau Alternate adalah menggunakan saluran 1 dan saluran 2 secara
bergantian.
24. HOLD OFF
HOLD OFF untuk mendiamkan gambar pada layar osiloskop.
25. LEVEL
LEVEL atau TRIGGER LEVEL digunakan untuk mengatur gambar yang
diperoleh menjadi diam atau tidak bergerak.
26. Tombol NORM dan AUTO
27. Tombol LOCK
28. Sakelar COUPLING
Menunjukan hubungan dengan sinyal searah (DC) atau bolak balik (AC).
29. Sakelar SOURCE
Penyesuai pemilihan sinyal.
30. TRIGGER ALT
31. SLOPE
32. EXT
Trigger yang dikendalikan dari rangkaian di luar Osiloskop.

Penampilan pada Layar (Display)

A. Layar Osiloskop
B. Trace, garis yang digambar oleh Osiloskop yang mewakili sinyal
C. Garis Grid Horizontal
D. Garis Grid Vertical
E. Garis Tengah Horizontal dan Vertikal

5.5 Langkah-Langkah Penggunaan Oscilloscope

1. Tombol ON-OFF pada posisi OFF


2. Posisikan semua tombol yang memiliki tiga posisi pada posisi tengah.
3. Putar tombol INTENSITY pada posisi tengah.
4. Dorong tombol PULL 5X MAG ke dalam untuk memperoleh posisi normal.
5. Dorong tombol TRIGGERING LEVEL pada posisi AUTO
6. Sambungkan kabel saluran listrik bolak balik ke stop-kontak ACV
7. Putar tombol ON-OFF pada posisi ON. Kira-kira 20 detik kemudian satu jalur garis
akan tergambar pada layar CRT. Jika garis ini belum terlihat, putar tombol
INTENSITY searah jarum jam.
8. Atur tombol FOCUS dan INTENSITY untuk memperjelas jalur garis
9. Atur ulang posisi vertikal dan horisontal sesuai dengan kebutuhan.
10. Sambungkan probe ke input saluran-A/ channel -A (CH-A) atau ke inputsaluran B/
channel -B (CH-B) sesuai kebutuhan.
11. Sambungkan probes ke terminal CAL untuk memperoleh kalibrasi 0,5Vp-p.
12. Putar pelemah vertikal (vertical attenuator), saklar VOLTS/DIV pada posisi 10 mV,
dan putar tombol VARIABLE searah jarum jam. Putar TRIGGERING
SOURCE ke CH-A, gelombang persegi empat (square-wave) akan terlihat di layar.
13. Jika tampilan gelombang persegi empat kurang sempurna, atur trimmer yang ada
pada probe sehingga bentuk gelombang terlihat nyata.
14. Pindahkan probe dari terminal CAL 0,5Vp-p. Oscilloscope sudah dapat digunakan.

5.6 Kesalahan Oscilloscope

1. Dapat tarjadi kebakaran pada lapisan fosfor layar jika membiarkan ada titik terang
pada layar walaupun sesaat
2. Lupa memastikan alat yang diukur dan oscilloscope ditanahkan (digroundkan).
Disamping untuk keamanan hal ini juga untuk mengurangi noise dari frekuensiradio
atau jala-jala.
3. Lupa memastikan probe dalam keadaan baik
4. Dapat merusak oscilloscope jika pada saat menyalakan, power saklar masih dalam
keadaan on
5. Dapat terjadi sengatan listrik jika pada saat memperbaiki atau membersihkan
Oscilloscope masih terhubung dengan jaringan listrik 220V

5.7 Keselamatan Kerja Oscilloscope

1. Sebelum di pasangkan ke sumber arus oscilloscope lalukan pengaturan baseline


trace
2. Groundkan oscilloscope ke tanah agar tidak terjadi kecelakaan tersengat listrik yang
tidak diinginkan pada saat melakukan kerja
3. Tempatkan oscilloscope di tempat yang datar agar tidak jatuh
4. Matikan arus listrik pada saat membersihkan oscilloscope agar tidak tersengat arus
listrik

Rangkuman
1. Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk
sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung
sinar katode.

2. Fungsi Osiloskop

 Untuk meneyelidiki gejala yang bersifat periodic


 Untuk menganalisis gelombang dan fenomena lain dalam rangkaian
elektronika
 Untuk melihat harga-harga momen tegangan dalam bentuk sinus maupun
bukan sinus
 Untuk melihat bentuk gelombang kotak dari tegangan
 Dapat melihat amplitude tegangan,periode, frekuensi dari sintyal yang tidak
diketahui
 Digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah ubah
terhadap waktu, yang ditampilkan layar
 Mengukur keadaan perubahan aliran (phase) dari sinyal input
 Mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran
 Mengukur tegangan AC/DC dan menghitung frekuensi
 Mengukur Amplitudo Modulasi yang dihasilkan oleh pemancar radio dan
generator pembangkit sinyal
3. Prinsip Kerja Osiloskop
Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop
terdapat tabungpanjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray
Tube (CRT). Secara prinsip kerjanya ada dua tipe osiloskop,yakni tipe
analog (ART-analog real time oscilloscope) dan tipe digital(DSO-digital
storage osciloscope),masing-masing memiliki kelebihan danketerbatasan.
Para insinyur, teknisi maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu
mencermati karakter masing-masing agar dapat memilih dengan tepat
osiloskop mana yang sebaiknya digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang
berkaitan dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa atau diuji
kinerjanya.
4. Langkah-Langkah Penggunaan Oscilloscope
a) Tombol ON-OFF pada posisi OFF
b) Posisikan semua tombol yang memiliki tiga posisi pada posisi tengah.
c) Putar tombol INTENSITY pada posisi tengah.
d) Dorong tombol PULL 5X MAG ke dalam untuk memperoleh posisi
normal.
e) Dorong tombol TRIGGERING LEVEL pada posisi AUTO
f) Sambungkan kabel saluran listrik bolak balik ke stop-kontak ACV
g) Putar tombol ON-OFF pada posisi ON. Kira-kira 20 detik kemudian satu
jalur garis akan tergambar pada layar CRT. Jika garis ini belum terlihat,
putar tombol INTENSITY searah jarum jam.
h) Atur tombol FOCUS dan INTENSITY untuk memperjelas jalur garis
i) Atur ulang posisi vertikal dan horisontal sesuai dengan kebutuhan.
j) Sambungkan probe ke input saluran-A/ channel -A (CH-A) atau ke
inputsaluran B/ channel -B (CH-B) sesuai kebutuhan.
k) Sambungkan probes ke terminal CAL untuk memperoleh kalibrasi 0,5Vp-p.
l) Putar pelemah vertikal (vertical attenuator), saklar VOLTS/DIV pada
posisi 10 mV, dan putar tombol VARIABLE searah jarum jam. Putar
TRIGGERING SOURCE ke CH-A, gelombang persegi empat (square-
wave) akan terlihat di layar.
m) Jika tampilan gelombang persegi empat kurang sempurna, atur trimmer
yang ada pada probe sehingga bentuk gelombang terlihat nyata.
n) Pindahkan probe dari terminal CAL 0,5Vp-p. Oscilloscope sudah dapat
digunakan.

5. Kesalahan Oscilloscope

A. Dapat tarjadi kebakaran pada lapisan fosfor layar jika membiarkan ada titik
terang pada layar walaupun sesaat
B. Lupa memastikan alat yang diukur dan oscilloscope ditanahkan
(digroundkan). Disamping untuk keamanan hal ini juga untuk mengurangi
noise dari frekuensiradio atau jala-jala.
C. Lupa memastikan probe dalam keadaan baik
D. Dapat merusak oscilloscope jika pada saat menyalakan, power saklar masih
dalam keadaan on
E. Dapat terjadi sengatan listrik jika pada saat memperbaiki atau membersihkan
Oscilloscope masih terhubung dengan jaringan listrik 220V

6. Keselamatan Kerja Oscilloscope

a) Sebelum di pasangkan ke sumber arus oscilloscope lalukan pengaturan


baseline trace
b) Groundkan oscilloscope ke tanah agar tidak terjadi kecelakaan tersengat
listrik yang tidak diinginkan pada saat melakukan kerja
c) Tempatkan oscilloscope di tempat yang datar agar tidak jatuh
d) Matikan arus listrik pada saat membersihkan oscilloscope agar tidak tersengat
arus listrik

Latihan Soal

1. Jelasakan pengertian osiloskop !


2. Sebutkan fungsi dari osiloskop, minimal 5 !
3. Sebutkan apa saja yang ada pada layar display !
4. Jelaskan langkah-langkah penggunaan osiloskop !
5. Sebutkan kesalahan yang biasa terjadi saat menggunakan osiloskop !
Pembahasan
1. Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk
sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung
sinar katode. Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar
tabung sinar katode. Sorotan elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian
khusus dalam osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri
ke kanan. Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat
dipelajari.
2.
 Untuk meneyelidiki gejala yang bersifat periodic
 Untuk menganalisis gelombang dan fenomena lain dalam rangkaian
elektronika
 Untuk melihat harga-harga momen tegangan dalam bentuk sinus maupun
bukan sinus
 Untuk melihat bentuk gelombang kotak dari tegangan
 Dapat melihat amplitude tegangan,periode, frekuensi dari sintyal yang tidak
diketahui
 Digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah ubah
terhadap waktu, yang ditampilkan layar
 Mengukur keadaan perubahan aliran (phase) dari sinyal input
 Mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran
 Mengukur tegangan AC/DC dan menghitung frekuensi
 Mengukur Amplitudo Modulasi yang dihasilkan oleh pemancar radio dan
generator pembangkit sinyal
3.
 Layar Osiloskop
 Trace, garis yang digambar oleh Osiloskop yang mewakili sinyal
 Garis Grid Horizontal
 Garis Grid Vertical
 Garis Tengah Horizontal dan Vertikal
4.
 Tombol ON-OFF pada posisi OFF
 Posisikan semua tombol yang memiliki tiga posisi pada posisi tengah.
 Putar tombol INTENSITY pada posisi tengah.
 Dorong tombol PULL 5X MAG ke dalam untuk memperoleh posisi
normal.
 Dorong tombol TRIGGERING LEVEL pada posisi AUTO
 Sambungkan kabel saluran listrik bolak balik ke stop-kontak ACV
 Putar tombol ON-OFF pada posisi ON. Kira-kira 20 detik kemudian satu
jalur garis akan tergambar pada layar CRT. Jika garis ini belum terlihat,
putar tombol INTENSITY searah jarum jam.
 Atur tombol FOCUS dan INTENSITY untuk memperjelas jalur garis
 Atur ulang posisi vertikal dan horisontal sesuai dengan kebutuhan.
 Sambungkan probe ke input saluran-A/ channel -A (CH-A) atau ke
inputsaluran B/ channel -B (CH-B) sesuai kebutuhan.
 Sambungkan probes ke terminal CAL untuk memperoleh kalibrasi 0,5Vp-p.
 Putar pelemah vertikal (vertical attenuator), saklar VOLTS/DIV pada
posisi 10 mV, dan putar tombol VARIABLE searah jarum jam. Putar
TRIGGERING SOURCE ke CH-A, gelombang persegi empat (square-
wave) akan terlihat di layar.
 Jika tampilan gelombang persegi empat kurang sempurna, atur trimmer
yang ada pada probe sehingga bentuk gelombang terlihat nyata.
 Pindahkan probe dari terminal CAL 0,5Vp-p. Oscilloscope sudah dapat
digunakan.

5.
a) Dapat tarjadi kebakaran pada lapisan fosfor layar jika membiarkan ada titik
terang pada layar walaupun sesaat
b) Lupa memastikan alat yang diukur dan oscilloscope ditanahkan
(digroundkan). Disamping untuk keamanan hal ini juga untuk mengurangi
noise dari frekuensiradio atau jala-jala.
c) Lupa memastikan probe dalam keadaan baik
d) Dapat merusak oscilloscope jika pada saat menyalakan, power saklar masih
dalam keadaan on
e) Dapat terjadi sengatan listrik jika pada saat memperbaiki atau membersihkan
Oscilloscope masih terhubung dengan jaringan listrik 220V

You might also like