You are on page 1of 21

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Alat merupakan salah satu pendukung dari pada keberhasilan suatu pekerjaan
di laboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan melancarkan berlangsungnya
praktikum, pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat diperlukan ( Hafsah,
2011).
Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat,
prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa
kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Dengan mengenal alat dan
bahan juga dapat melakukan tahapan demi tahapan demi tahapan dapat berjalan
lancer (Balbach, 1996).
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting dan tidak bisa diganti perannya
bagi makhluk hidup. Kualitas air merupakan penentu kelangsungan kehidupan
makhluk hidup kedepannya, khususnya manusia. Pencemaran air memiliki
pengertian bahwa adanya penyimpangan sifat air dari keadaan normal, bukan dari
kemurnian air tersebut. Air yang tersebar di bumi ini tidak pernah terdapat dalam
bentuk murni. Namun bukan berarti bahwa semua sudah tercemar. Sebagai
contoh, walaupun di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil dengan udara
yang bebas dan bersih dari pencemaran, air hujan yang turun di atasnya selalu
mengandung bahan terlarut, seperti CO2, O2, dan N2, serta bahan tersuspensi
seperti debu dan partikel lainnya yang terbawa air hujan dari atmosfer. Biasanya
air tersebut mengandung zat-zat kimia dalam kadar tertentu, baik zat-zat kimia
anorganik maupun zat-zat kimia organik. Apabila kandungan zat-zat kimia
tersebut terlalu banyak jumlahnya didalam air, air tersebut dapat menjadi sumber
bencana yang dapat merugikan kelangsungan hidup semua makhluk sekitarnya.
Kini dengan adanya pencemaran- pencemaran air oleh pabrik maupun rumah
tangga, kandungan zat-zat kimia di dalam air semakin meningkat dan pada
akhirnya kualitas air tersebut menurun. Oleh karena itu, diperlukan analisa air
untuk menentukan dan menghitung zat-zat kimia yang terkandung di dalam air
sehingga dapat diketahui air tersebut membahayakan kesehatan, layak tidaknya
dikonsumsi maupun sudah tercemar atau belum.
Analsia air termasuk ke dalam kimia analisa kuantitatif karena menentukan
kadar suatu zat dalam campuran zat-zat lain. Prinsip analisa air yang digunakan
adalah prinsip titrasi dan metode yang digunakan adalah metode indikator warna
dan secara umum termasuk ke dalam analisa volumetrik.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari laporan ini adalah bagaimana menegenal peralatan
analisa air, cara kerja dan fungsinya.
1.3 Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui peralatan analisa air, fungsi serta prinsip kerjanya.
1.4 Manfaat Praktikum
Praktikan dapat mengetahui alat-alat yang digunakan dalam analisa air cara
kerja dan fungsinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisa Air
Analsia air termasuk ke dalam kimia analisa kuantitatif karena menentukan
kadar suatu zat dalam campuran zat-zat lain. Prinsip analisa air yang digunakan
adalah prinsip titrasi dan metode yang digunakan adalah metode indikator warna
dan secara umum termasuk ke dalam analisa volumetrik.
Air merupakan sumber daya alam yang mempunyai fungsi sangat penting
bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya serta sebagai modal dasar
dalam pembangunan. Dengan perannya yang sangat penting, air akan
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi atau komponen lainnya.
Definisi air minum di dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.
907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Minum, disebutkan bahwa air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung di minum. 1.2 persyaratan air minum Walaupun air dari sumber alam
dapat diminum oleh manusia, tetapi terdapat resiko kalau air ini telah tercemar
oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri
dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, tetapi banyak zat berbahaya,
terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara mendidihkan air. Jadi, air
yang akan digunakan untuk air minum tidak bisa sembarang air, misalnya di
rumah anda, sumber air berasal dari air tanah, yang diambil dengan menggunakan
jetpump, meskipun secara kasat mata tampak jernih, tetapi belum tentu memenuhi
syarat, karena kondisi lingkungan disekitarnya akan sangat menentukan kualitas
air tersebut. Untuk memastikan apakah air tanah yang ada di rumah anda
memenuhi syarat untuk di minum atau tidak, sebaiknya anda membawa sampel air
tersebut ke laboratorium pengujian seperti Sucofindo, atau lab-lab swasta lain
yang banyak menjual jasa untuk pemeriksaan air, tapi cek juga, apakah lab yang
akan anda gunakan sudah terakreditasi atau belum. Ini untuk menjamin akurasi
hasil pemeriksaan. Jika lab-nya sudah terakreditasi, maka validitas hasil pengujian
tentunya lebih terpercaya(anonim, 2009).
Alkalinitas Alkalinitas merupakan suatu parameter kimia perairan yang
menunjukan jumlah ion karbonat dan bikarbonat yang mengikat logam golongan
alkali tanah pada perairan tawar. Nilai ini menggambarkan kapasitas air untuk
menetralkan asam, atau biasa juga diartikan sebagai kapasitas penyangga (buffer
capacity) terhadap perubahan pH. Perairan.mengandung alkalinitas ≥20 ppm
menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan asam/basa
sehingga kapasitas buffer atau basa lebih stabil. Selain bergantung pada pH,
alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion. Nilai
alkalinitas alami tidak pernah melebihi 500 mg/liter CaCO3. Perairan dengan nilai
alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik karena
biasanya diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium
yang tinggi(Anonim, 2009).
Teori Sampel Air merupakan senyawa kimia yang paling aman dan paling
dibutuhkan seluruh makhluk hidup karena tanpa air, makhluk hidup tidak akan
dapat bertahan hidup. Laporan Kimia Dasar Fakultas Pertanian UNIB
@GracebylimbongIlmu yang mempelajari tentang kandungan, sifat-sifat, proses
penyebaran, dan kebiasaan alami air dikenal dengan hidrologi. Hidrologi
merupakan induk ilmu untuk percabangan teknik sipil, dan hidrologi mempelajari
masalah persediaan air dan penyaluran kotoran, sistem pengaliran air dan irigasi,
peraturan navigasi dan sungai, dan pengendalian banjir dan tenaga air (anonim,
2009).
2.2 Analisa-Analisa Yang Dapat Dilakukan Pada Air
1. Jar Test
Jar test adalah suatu percobaan yang berfungsi untuk menentukan dosis
optimal dari koagulan (biasanya tawas/alum) yang digunakan pada proses
pengolahan air bersih.
Kekeruhan air dapat dihilangkan melalui pembubuhan koagulan. Umumnya
koagulan tersebut berupa Al2(SO4)3, namun dapat pula berupa garam FeCl3
atau sesuatu poli-elektrolit organis (Hanum, 2002).
2. Turbiditas
Turbiditas merupakan suatu ukuran yang menyatakan sampai seberapa
jauh cahaya mampu menembus air , dimana cahaya yang menembus air akan
mengalami pemantulan oleh bahan-bahan tersuspensi dan bahan koloidal.
Satuannya adalah Jackson Turbidity Unit (JTU), dimana 1 JTU sama dengan
turbiditas yang disebabkan oleh 1 mg/l SiO2 dalam air. Dalam danau atau
perairan lainnya yang relatif tenang, turbiditas terutama disebabkan oleh
bahan koloidan dan bahan-bahan hakus yang terdispersi dalam air. Dalam
sungai yang mengalir , turbiditas terutama disebabkan oleh bahan-bahan kasar
yang terdispersi. Turbiditas penting bagi kualitas air permukaan, terutama
berkenaan dengan pertimbangan estetika, daya filter, dan disinfeksi. Pada
umumnya kalau turbiditas meningkat, nilai fisik menurun, filtrasi air lebih
sulit dan mahal, dan efektivitas desinfeksi berkurang. Turbiditas dalam
perairan mungkin terjadi karena material alamiah, atau akibat aktivitas
proyek, pembuangan limbah, dan operasi pengerukan.
Selain pembubuhan koagulan diperlukan pengadukan sampai terbentuk
flok. Flok-flok ini mengumpulkan partikel-partikel kecil dan koloid yang
tumbuh dan akhirnya bersama-sama mengendap (Anonim, 2010).
3. Analisa kesadahan
Kesadahan adalah air yang mengandung garam-garam mineral seperti
garam kalsium dan magnesium. Kesadahan dalam air terutama disebabkan
oleh ion-ion Ca2+, Mg2+, Mn2+, Fe2+, dan semua kation yang bermuatan
dua (Hanum, 2002).
4. Analisa Alkalinitas
Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menentukan asam tanpa penurunan
nilai pH larutan. Alkalinitas dalam air yaitu : ion karbonat (CO32-), ion
bikarbonat (HCO3), ion borat (BO32-), ion fosfat (PO43-), dan ion silikat
(SiO42-).
Alkalinitas ditetapkan melalui titrasi asam basa. Asam kuat seperti H2SO4
dan HCl dapat menetralkan zat-zat alkalinitas yang merupakan zat basa
sampai titik akhir titrasi yaitu kira-kira pH 8,3 dan 4,5 (Hanum, 2002).
2.3 Peralatan Analisa Air
 Gelas Ukur
Fungsi gelas ukur adalah sebagai alat untuk mengukur volume larutan,
mulai dari volume 10mL hingga 2L. Gelas ukur berbentuk pipa dan umumnya
terbuat dari bahan plastik (polipropilen) yang dilengkapi dengan bagian
bawah yang lebar, sebagai kaki untuk menjaga kestabilan gelas ukur.
 Tabung Reaksi
Tabung reaksi adalah peralatan gelas yang terbuat dari kaca atau plastik.
bentuknya kira kira sebesar jari tangan manusia. Tabung reaksi tersedia dalam
berbagai macam ukuran. Namun pada umumnya memiliki ukuran berdiameter
10-20 dengan panjang 50-200 mm.
Fungsi tabung reaksi adalah untuk mencampur, menampung dan
memanaskan bahan-bahan kimia cair atau padat, utamanya untuk uji
kualitatif. Selain berukuran kecil ada juga Tabung reaksi yang memiliki
ukuran besar. Alat tersebut dinamakan “Labu didih”.
 Labu Ukur
Labu ukur (Volumetric Flask) atau labu takar adalah alat kimia, yang
digunakan untuk mengencerkan larutan hingga mencapai volume tertentu.
Alat yang terbuat dari kaca berbentuk labu ini juga bisa digunakan untuk
menyisakan larutan kimia analitik dengan konsentrasi dan jumlah yang
berakurasi tinggi.
Keakuratan yang tinggi ini dikarenakan oleh bagian lehernya yang terdapat
sebuah lingkaran gradasi, volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas gelas.
Pada lehernya juga terdapat tanda batas yang menunjukkan ukuran volume,
mulai 1 mL hingga 2 L. Umumnya, labu ukur ini berwarna transparan,
sehingga sangat memudahkan pemantauan. Namun, ada pula yang berwarna
gelap serta dilengkapi dengan penutup yang tahan terhadap bahan dan reaksi
kimia, seperti bahan polietilen.
 Gelas Beaker
Gelas yang sering disebut gelas piala dan gelas kimia ini adalah alat
laboratorium yang berfungsi sebagai penampung. Alat berbentuk silinder
dengan alas datar ini, biasa digunakan untuk bahan kimia dengan sifat korosif
yang terbuat dari PPTE. Dan untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau
hilangnya cairan, gelas ini biasa dipasangkan dengan gelas arloji sebagai
penutup. Terdapat beberapa ukuran untuk gelas ini, mulai dari 25 mL hingga
3 L. Gelas beaker terbuat dari bahan borosilikat atau plastik.
 Pipet Tetes
Pipet digunakan untuk memindahkan volume cairan yang telah terukur.
Pipet tetes, sesuai dengan namanya, pipet yang satu ini mampu memindahkan
cairan dalam jumlah yang sangat kecil yaitu berupa tetesan. Hal ini
dikarenakan bentuk dari pipet ini yang berupa pipa kecil yang ditutupi dengan
karet di bagian atasnya.
 Pipet Ukur
Fungsi Pipet ukur adalah untuk memindahkan larutan secara terukur sesuai
dengan volume. Pada pipet ini juga terdapat skala yang menunjukan volume
tersebut. Ukuran volume terbesat pipet ukur sendiri adalah 50 ml.
 Pipet Volume
Pipet gondok atau pipet volume. Berbeda dengan pipet tetes, pipet volume
memiliki ukuran yang lebih besar sehingga mampu memindahkan cairan dari
wadah ke wadah. Peralatan laboratorium ini merupakan alat ukur kuantitatif
dengan tingkat ketelitian tinggi. Pipet volume memiliki bagian
menggelembung ditengahnya. Fungsinya adalah untuk mengambil larutan
dengan volume yang tepat dan sesuai dengan label yang tertera pada bagian
yang menggelembung tersebut.
 Corong Pisah
Peralatan laboratorium berbentuk kerucut dengan tutup setengah bola ini
biasanya digunakan dalam proses ekstraksi cair. Yaitu proses
memisahkankomponen-komponen fase pelarut dengan densitas yang berbeda.
Corong pisah atau corong pemisah memiliki bagian penyumbat di atasnya dan
keran dibawahnya. Alat lab kimia ini dibuat dari kaca borosilikat. Sedangkan
kerannya terbuat dari teflon ataupun kaca.
 Buret
Alat dengan bentuk silindris memanjang ini biasanya digunakan untuk
titrasi dengan presisi tinggi, atau bisa juga untuk mengukur volume suatu
larutan. Alat yang dilengkapi dengan skala pada sisi luarnya ini memang
dirancang dengan ketelitian yang sangat tinggi, sehingga cocok digunakan
untuk keperluan analisis volumetrik kuantitatif. Kini, meski dalam
perkembangannya telah banyak ditemukan alat titrasi berbasis teknologi, buret
masih menjadi alat laboratorium yang selalu digunakan.
 Corong Gelas
Fungsi corong gelas adalah sebagai alat bantu untuk memindah atau
memasukkan larutan ke wadah yang mempunyai dimensi pemasukkan
sampel bahan kecil dan untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.
Corong Gelas juga memiliki ukuran dari terkecil hingga terbesar
Panjangnya sesuai dengan diameter atas corong, ukuran diameter 50, 75, 100,
150, dan 200 mm. sehingga dalam prakteknya dapat dengan mudah
memasukkan cairan ke dalam wadah. Secara umum alat ini terbagi menjadi
dua jenis yaitu corong yang menggunakan karet atau plastik dan corong yang
menggunakan gelas. Bagian dari corong terdiri dari mulut dan batang corong.
2.4 Beberapa Metode Analisa Kadar Air
1) Metode Pengeringan (Oven)
Metode oven biasa/ pengeringan yang digunakan merupakan salah satu
metode pemanasan langsung dalam penetapan kadar air suatu bahan pangan.
Dalam metode ini bahan dipanaskan pada suhu tertentu sehingga semua air
menguap yang ditunjukkan oleh berat konstan bahan setelah periode
pemanasan tertentu. Kehilangan berat bahan yang terjadi menunjukkan jumlah
air yang terkandung. Metode ini terutama digunakan untuk bahan-bahan yang
stabil terhadap pemanasan yang agak tinggi, serta produk yang tidak atau
rendah kandungan sukrosa dan glukosanya seperti tepung-tepungan dan
serealia (AOAC 1984).
2) Metode Destilasi
Metode destilasi adalah suatu metode yang digunakan untuk menetapkan
kadar air suatu bahan pangan yang mudah menguap, memiliki kandungan air
tinggi, dan bahan yang mudah teroksidasi. Metode ini digunakan untuk bahan-
bahan yang memiliki ciri-ciri di atas agar pengeringan yang dilakukan tidak
menghilangkan kadar air seluruhnya.
Metode destilasi ini diguanakan suatu pelarut yang immiscible yaitu
pelarut yang tidak dapat saling bercampur dengan air dan diisuling bersama-
sama dari contoh yang telah ditimbang dengan teliti. Pelarut tersebut memiliki
titik didih sedikit di atas titik didih air. Pelarut yang biasa digunakan adalah
toluene, xylene, dan campuran pelarut-pelarut ini dengan pelarut lain. Metode
ini sering digunakan pada produik-produk bahan pangan yang mengadung
sedikit air atau mengandung senyawa volatil, diantaranya adalah keju biru,
kopi dan bahan volatil seperti rempah-rempah yang banyak mengandung
minyak volatile (Guenther 1987).
3) Metode Desikasi Kimia
Metode analisis ini cukup sederhana. Contoh yang akan dianalisis
ditempatkan pada cawan kemudian diletakkan dalam desikator. Bahan
pengering ditaburkan atau dituangkan pada alas desikator. Proses pengeringan
berangsung pada suhu kamar sampai berat konstan/tetap. Untuk mencapai
berat konstan dibutuhkan waktu lama dan keseimbangan kadar airnya
tergantung pada reaktivitas kimia komponen dalam contoh tersebut terhadap
air.
Metode ini sangat sesuai untuk bahan yang mengandung senyawa volatil
(mudah menguap) tinggi, seperti rempah-rempah. Penggunaan suhu kamar
dapat mencegah hilangnya senyawa menguap selama pengeringan
4) Metode Karl Fischer
Metode ini digunakan untuk mengukur kadar air contoh dengan metode
volumetri berdasarkan prinsip titrasi. Titran yang digunakan adalah pereaksi
Karl Fischer (campuran iodin, sulfur dioksida, dan pridin dalam larutan
metanol). Pereaksi karl fischer pada metode ini sangat tidak stabil dan peka
terhadap uap air oleh karena itu sebelum digunakan pereaksi harus selalu
distandarisasi.
Selama proses titrasi terjadi reaksi reduksi iodin oleh sulfur dioksida
dengan adanya air. Reaksi reduksi iodin akan berlangsung sampai air habis
yang ditunjukka munculnya warna coklat akibat kelebihan iodin. Penentuan
titik akhir titrasi sulit dilakukan karena kadang-kadang perubahan warna yang
terjadi tidak terlalu jelas.
5) Metode Termogravimetri
Metode ini dilakukan dengan cara mengeluarkan air dari bahan dengan
bantuan panas. Perubahan berat (karena hilangnya air dari bahan selama
pemanasan) dicatat oleh neraca termal (thermobalance) secara otomatis
sebagai fungsi dari waktu dan suhu. Diperoleh kurva perubahan berat selama
pemanasan untuk suatu program suhu tertentu.
Pencatatan berlangsung sampai bahan mencapai berat konstan/tetap.
Penimbangan dilakukan secara otomatis di dalam alat pengering dan
kesalahan akibat penimbangan sangat kecil. Analisis dilakukan dalam waktu
yang singkat. Jumlah sampel yang digunakan hanya sedikit yaitu berkisar mg
sampai 1 gram. Kurva perubahan berat air selama pengeringan dapat
menunjukkan sifat fisiko kimia tentang gaya yang mengikat air pada
komponen di dalam contoh serta data kinetik dari proses pengeringan
(Guenther 1987).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat
1. Tabung reaksi
2. Gelas ukur
3. Gelas beker
4. Pipet tetes
5. Pipet volume
6. Pipet ukur
7. Buret
8. Corong pisah
9. Corong gelas
10. Labu ukur
3.2 Prosedur Kerja
1. Siapkan alat yang akan digunakan
2. Gambar alat yang ada dan berikan keterangan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No Nama dan Gambar alat Fungsinya
1 Tabung reaksi Digunakan apabila tabung
elemeyer terbatas. Tabung
reaksi dapat digunakan untuk
melakukan analisis suspensi.

2 Gelas ukur 1. Untuk mengukur volume


larutan yang tidak
memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi,
menampung zat kimia,
3. memanaskan cairan,
4. media pemanasan cairan.

3 Pipet tetes Untuk membantu


memindahkan cairan atau
larutan dari tempat satu
ketempat lainnya dengan
jumlah kecil tetes demi tetes.
4 Pipet volume Untuk memindahkan cairan
atau larutan dengan volume
tertentu.

5 Pipet ukur Untuk mengukur cairan atau


larutan dengan jumlah kecil.

6 Buret Digunakan untuk


meneteskan sejumlah reagen
cair dalam eksperimen yang
memerlukan presisi, seperti
pada eksperimen titrasi.
7 Corong gelas Digunakan untuk membantu
dalam proses penyaringan
serta digunakan untuk
membantu memindahkan
cairan atau larutan dari
tempat satu ketempat lain.

8 Corong pisah Digunakan untuk


memisahkan dua larutan
yang tidak bercampur karena
adanya perbedaan massa
jenis.

9 Labu ukur Digunakan untuk


menyimpan dan
menghomogenkan suatu
larutan yang memerlukan
tingkat ketelitian tinggi.
10 Gelas Beker Alat ini digunakan untuk
mengukur volume larutan
atau bahan yang tidak
membutuhkan tingkat
ketelitian yang tinggi dan
sebagai wadah untuk
menyimpan dan membuat
larutan.

4.2 Pembahasan
Berdasarkan dari hasil praktikum yang dilakukan, pengenalan alat analisis air
ini bertujuan untuk memberi pengetahuan tentang alat-alat yang di gunakan untuk
proses analisa air, Analisa air menggunakan peralatan labolatorium kimia dan
beberapa alat khusus lainnya. Peralatan laboratorium kimia tersebut diantaranya
adalah tabung reaksi, gelas ukur, gelas kimia, pipet tetes, pipet volume, pipet ukur,
buret, corong gelas, corong pisah, dan labu ukur.
Analsia air termasuk ke dalam kimia analisa kuantitatif karena menentukan
kadar suatu zat dalam campuran zat-zat lain. Prinsip analisa air yang digunakan
adalah prinsip titrasi dan metode yang digunakan adalah metode indikator warna
dan secara umum termasuk ke dalam analisa volumetrik.
Peralatan untuk analisa air yaitu Gelas Ukur Fungsi gelas ukur adalah sebagai
alat untuk mengukur volume larutan, mulai dari volume 10mL hingga 2L. Gelas
ukur berbentuk pipa dan umumnya terbuat dari bahan plastik (polipropilen) yang
dilengkapi dengan bagian bawah yang lebar, sebagai kaki untuk menjaga
kestabilan gelas ukur.
Tabung reaksi adalah peralatan gelas yang terbuat dari kaca atau plastik.
bentuknya kira kira sebesar jari tangan manusia. Tabung reaksi tersedia dalam
berbagai macam ukuran. Namun pada umumnya memiliki ukuran berdiameter 10-
20 dengan panjang 50-200 mm. Fungsi tabung reaksi adalah untuk mencampur,
menampung dan memanaskan bahan-bahan kimia cair atau padat, utamanya untuk
uji kualitatif. Selain berukuran kecil ada juga Tabung reaksi yang memiliki ukuran
besar. Alat tersebut dinamakan “Labu didih”.
Labu ukur (Volumetric Flask) atau labu takar adalah alat kimia, yang
digunakan untuk mengencerkan larutan hingga mencapai volume tertentu. Alat
yang terbuat dari kaca berbentuk labu ini juga bisa digunakan untuk menyisakan
larutan kimia analitik dengan konsentrasi dan jumlah yang berakurasi tinggi.
Keakuratan yang tinggi ini dikarenakan oleh bagian lehernya yang terdapat sebuah
lingkaran gradasi, volume, toleransi, suhu kalibrasi dan kelas gelas. Pada lehernya
juga terdapat tanda batas yang menunjukkan ukuran volume, mulai 1 mL hingga 2
L. Umumnya, labu ukur ini berwarna transparan, sehingga sangat memudahkan
pemantauan. Namun, ada pula yang berwarna gelap serta dilengkapi dengan
penutup yang tahan terhadap bahan dan reaksi kimia, seperti bahan polietilen.
Gelas yang sering disebut gelas piala dan gelas kimia ini adalah alat
laboratorium yang berfungsi sebagai penampung. Alat berbentuk silinder dengan
alas datar ini, biasa digunakan untuk bahan kimia dengan sifat korosif yang terbuat
dari PPTE. Dan untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau hilangnya cairan,
gelas ini biasa dipasangkan dengan gelas arloji sebagai penutup. Terdapat
beberapa ukuran untuk gelas ini, mulai dari 25 mL hingga 3 L. Gelas beaker
terbuat dari bahan borosilikat atau plastik.
Pipet digunakan untuk memindahkan volume cairan yang telah terukur. Pipet
tetes, sesuai dengan namanya, pipet yang satu ini mampu memindahkan cairan
dalam jumlah yang sangat kecil yaitu berupa tetesan. Hal ini dikarenakan bentuk
dari pipet ini yang berupa pipa kecil yang ditutupi dengan karet di bagian atasnya.
Fungsi Pipet ukur adalah untuk memindahkan larutan secara terukur sesuai
dengan volume. Pada pipet ini juga terdapat skala yang menunjukan volume
tersebut. Ukuran volume terbesat pipet ukur sendiri adalah 50 ml.
Pipet gondok atau pipet volume. Berbeda dengan pipet tetes, pipet volume
memiliki ukuran yang lebih besar sehingga mampu memindahkan cairan dari
wadah ke wadah. Peralatan laboratorium ini merupakan alat ukur kuantitatif
dengan tingkat ketelitian tinggi. Pipet volume memiliki bagian menggelembung
ditengahnya. Fungsinya adalah untuk mengambil larutan dengan volume yang
tepat dan sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang menggelembung
tersebut.
Corong Pisah Peralatan laboratorium berbentuk kerucut dengan tutup setengah
bola ini biasanya digunakan dalam proses ekstraksi cair. Yaitu proses
memisahkankomponen-komponen fase pelarut dengan densitas yang berbeda.
Corong pisah atau corong pemisah memiliki bagian penyumbat di atasnya dan
keran dibawahnya. Alat lab kimia ini dibuat dari kaca borosilikat. Sedangkan
kerannya terbuat dari teflon ataupun kaca.
Buret alat dengan bentuk silindris memanjang ini biasanya digunakan untuk
titrasi dengan presisi tinggi, atau bisa juga untuk mengukur volume suatu larutan.
Alat yang dilengkapi dengan skala pada sisi luarnya ini memang dirancang dengan
ketelitian yang sangat tinggi, sehingga cocok digunakan untuk keperluan analisis
volumetrik kuantitatif. Kini, meski dalam perkembangannya telah banyak
ditemukan alat titrasi berbasis teknologi, buret masih menjadi alat laboratorium
yang selalu digunakan.
Fungsi corong gelas adalah sebagai alat bantu untuk memindah atau
memasukkan larutan ke wadah yang mempunyai dimensi pemasukkan sampel
bahan kecil dan untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi. Corong Gelas
juga memiliki ukuran dari terkecil hingga terbesar Panjangnya sesuai dengan
diameter atas corong, ukuran diameter 50, 75, 100, 150, dan 200 mm. sehingga
dalam prakteknya dapat dengan mudah memasukkan cairan ke dalam wadah.
Secara umum alat ini terbagi menjadi dua jenis yaitu corong yang menggunakan
karet atau plastik dan corong yang menggunakan gelas. Bagian dari corong terdiri
dari mulut dan batang corong.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Analsia air termasuk ke dalam kimia analisa kuantitatif karena menentukan
kadar suatu zat dalam campuran zat-zat lain. Prinsip analisa air yang digunakan
adalah prinsip titrasi dan metode yang digunakan adalah metode indikator warna
dan secara umum termasuk ke dalam analisa volumetrik. Dalam analisa air
terdapat beberapa metode anatara lain metode pengeringan, metode destilasi dan
masih ada beberapa metode lagi.
5.2 Saran
Pada saat praktikum diharapkan agar semua praktikan dapat memperhatikan
penjelasan dosen tentang peralatan analisa air, agar pada saat melakukan
praktikum analisa air praktikan bisa menggunakan alat-alat analisa air dengan
tepat agar hasil yang sesuai dengan yang kita harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013, Pengertian dan Fungsi Buret (online), (http://www.alatlabor.com/art
icle/detail/67/pengertian-dan-fungsi-burret), diakses pada tanggal 12
November 2017
Anonim.2013.Alat Alat Analisa Air. (online), (http://tekkimunnes.blogspot.com/2013/
03/sp ektrofotometer.html), diakses pada tanggal 12 November 2017.

Anonim, 2009. Materi Kimia: Alat Praktikum, (online), (http://chemiemylove.blogsp


ot.com/2008/08/materi-kimia-alat-praktikum.html), diakses pada tanggal 12
November 2017.

Balbach,M & L.C.Bliss. 1996. A Laboratory manual For Botany. Saunders collage
publishing, New York.

Hafsah, 2011. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Umum. Fakultas Sains dan


Teknologi UIN. Makassar.
LAMPIRAN

You might also like