You are on page 1of 21

TUGAS KASUS

DIETETIK PENYAKIT INFEKSI


“SALURAN CERNA GASTROENTERITIS”

Dibuat oleh :

Nama : Noviyanti Puspita Putri

NIM : PO.62.31.3.15.100

PRODI : D III GIZI

REGULER : XVI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALANGKARAYA
2016 – 2017
Kasus SALURAN CERNA GASTROENTERITIS

An. GA, laki-laki 32 bulan, anak ke-3 dari 4 bersaudara dengan orang tua bekerja
sebagai karyawan pabrik sepatu ini mempunyai BB 10 kg, sehari-hari ia diasuh oleh
neneknya yang berusia 55 tahun dan bekerja sebagai pedagang sayur dirumahnya. Pola dan
kebiasaan makan sehari-hari sudah seperti keluarganya yang lain, makan 3 kali sehari,
diselingi jajan pasar maupun kue kering, biskuit dan roti dan kadang-kadang mau minum
susu. Mempunyai kebiasaan menghisap ibu jari tangan dan suka main di luar bersama teman-
temannya termasuk bermain pasir di rumah tetangga yang sedang membangun. Dua hari yang
lalu sepulang bermain air di dekat kolam ikan tetangga bersama saudara sepupunya (8 tahun)
yang sedang diganti airnya, sore harinya sering nangis, cengeng, muka tampak pucat, lesu,
susah tidur, gelisah, badan terasa panas. Malam harinya panas badan semakin meningkat,
tidak mau makan, susu yang diminumnya hanya setengah gelas (susu Dancow), muntah 1
kali. Untuk menurun panas tubuhnya, ibunya mengompres dengan air. Pagi harinya, panas
tidak turun, muntah setelah diberikan 3 sendok makan bubur ayam, BAB semakin sering 5
kali sampai dibawa ke RS dengan feses encer dan terus minum tapi dimuntahkan.
 Hasil pemeriksaan :
• Fisik : lemah, pucat, rewel, kulit kembali lambat > 2 detik, mata cekung, anemic -,
lidah kering, suhu tubuh 38,5oC, urine 25 cc/jam, KU cukup, BAB 5x, kuning,
berbusa putih, encer, tidak berbau menyengat, anus merah dan lecet.
• Laboratorium :
- Hb 8,9 gr/dl
- Leukosit 13.200 mm3
- MCV : 72 L μm3 (N : 80 – 97)
- MCH : 22,1 L pg (N : 26,5 – 33,5)
- MCHC : 24,4 g/dl (N : 31,5 – 35,0)
- Feses (mikroskopik) : lekosit ++, epitel +
- Urine : lekosit +
- Bakteri +
• Antropometri : PB 85 cm, BB 10 kg, LILA 16,4 cm
• Terapi :
- Oralit 1 bks/hari, antibiotika, istirahat
KaEN 3B : 24 tetes/mnt/7 jam
(macro) 16 tetes/mnt/16 jam
- Diet dan ekstra susu LLM dengan pengenceran 1 sd takar/30 cc
• Diet yang diberikan RS : bubur halus, TKTP. Tidak mengonsumsi makanan luar RS.
Makanan yang disajikan RS tidak dihabiskan. Hasil recall makanan hari sebelumnya
: energi 729 kalori, protein 24,5 gram, lemak 20,9 gram, KH 110,7 gram.
a. Hasil Pemeriksaan Biokimia
No Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Lab Interpretasi
1 Hemoglobin > 11 gr/dl 8,9 gr/dl Menurun
2 Leukosit 4 – 10 ribu/mm3 13.200 mm3 Meningkat
3 MCV 80 – 97 L μm3 72 L μm3 Menurun
4 MCH 26,5 – 33,5 L pg 22,1 L pg Menurun
5 MCHC 31,5 – 35,0 g/dl 24,4 g/dl Menurun

b. Pemeriksaan Feses, Urine dan Bakteri


Feses (mikroskopik) : lekosit ++, epitel +
Urine : lekosit +
Bakteri +
c. Data Fisik dan Klinis Pasien
Fisik : lemah, pucat, rewel, kulit kembali lambat > 2 detik, mata cekung, lidah kering,
suhu tubuh 38,5oC, urine 25 cc/jam, KU cukup, BAB 5x, kuning, berbusa putih, encer,
tidak berbau menyengat, anus merah dan lecet.
d. Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium
e. Hasil Recall 24 Jam : selama sakit pasien tidak nafsu makan, saat recall didapatkan
energi 729 kcal, protein 24,5 gr, lemak 20,9 gr dan karbohidrat 110,7 gr.

Tingkat
Asupan
Zat Gizi Kebutuhan Konsumsi Interpretasi
Makanan
(%)
Energi (kalori) 729 961,2 75 Kurang
Protein (gram) 24,5 36 68 Kurang
Lemak (gram) 20,9 26,7 78 Kurang
Karbohidrat (gram) 156,7 144,2 108 Baik

*) catatan : Karbohidrat  dilakukan penambahan sebesar 46 gram dari infus KaEN 3B

Kriteria intake energi dan zat gizi :

Tabel 1. 2 Standar % Asupan Menurut Widya Karya dan Gizi (WNPG,2004)

Status Tingkat Konsumsi


Lebih >110%
Baik 80 – 110 %
Kurang < 80%
FORMULIR SKRINING STRONG KIDS
Nama Pasien : An. GA
Diet : Diet TKTP
Diagnosis Penyakit : Diare + laktosa intolerance + dehidrasi ringan/sedang
Jawablah pernyataan dibawah ini sesuai dengan kondisi Pasien !
Kuisioner STRONG KIDS Poin
Dijawab oleh tenaga kesehatan
Apakah ada penyakit yang mendasari dengan risiko malnutrisi atau apakah
ada pembedahan besar ? Ya = 2 poin
Apakah pasien dalam kondisi status gizi buruk berdasarkan pemeriksaan
klinis secara subjektif ? ya = 1 poin
Dijawab oleh pengasuh anak
Apakah hal dibawah ini ditemukan pada anak :
- Diare yang berlebihan > 5x/hari dan/atau muntah > 3x/hari. Ya = 1 poin 1
- Penurunan asupan makan selama beberapa hari. Ya = 1 poin 1
- Intervensi gizi yang sudah ada sebelumnya. Ya = 1 poin
- Ketidakcukupan asupan gizi karena sakit. Ya = 1 poin 1
Apakah ada penurunan berat badan atau tidak adanya penambahan berat
badan (bayi < 1 tahun) selama beberapa minggu/bulan terakhir ? Ya = 1 poin
Resiko tinggi 4-5 poin
Resiko sedang 1-3 poin
Resiko rendah 0 poin

Berdasarkan hasil skrining menggunakan STRONG KIDS diketahui bahwa An. GA


tergolong kategori resiko sedang dan membutuhkan pertimbangan rencana asuhan dan
intervensi gizi yang jika tidak ditangani dapat mengarah pada resiko tinggi.
ASSESMENT GIZI
“ANTROPOMETRI”

AD.1.1 Komposisi/Pertumbuhan tubuh/riwayat berat badan


AD. 1.1.1 Panjang Badan
 Panjang badan An. GA yang diperoleh dari pengukuran yaitu 85 cm.
AD 1.1.2 Berat Badan
 Berat badan An. GA yang diperoleh dari penimbangan yaitu 10 kg.
AD 1.1.5 IMT
 IMT An. GA yang diperoleh dari perhitungan yaitu 13,8 kg/m2 (IMT An. GA menurut
perhitungan Z-Score berstatus normal).
10 10
IMT = (0,85) 𝑥 (0,85) = 0,7225 = 13,8 𝑘𝑔/𝑚2
Indeks IMT menurut Umur
IMT = 13,8 kg/m2 Median = 15,7 kg/m2
+ 1SD = 17,0 kg/m2 - 1SD = 14,6 kg/m2
13,8−15,7 −1,9
Z-SCRORE = 15,7−14,6 = = −1,7 SD (normal)
1,1
 LILA An. GA yang diperoleh dari pengukuran yaitu 16,4 cm.
 BBI (Berat badan ideal) An. GA yang diperoleh dari perhitungan yaitu 12 kg
BBI =2n+8
= 2 (2) + 8
=4+8
= 12 kg
 Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa status gizi An. GA berdasarkan
perhitungan IMT (indeks massa tubuh) masuk kedalam kategori normal. Jika dilihat dari
berat badan aktual An. GA kurang dari berat badan idealnya.

“BIOKIMIA”
BD 1.4 Profil Gastrointestinal
BD 1.4.19 Kultur Feses
 Dari hasil pemeriksaan An. GA BAB sebanyak lebih dari 5 kali dengan kultur feses
An. GA berwarna kuning, berbusa putih, encer dan tidak berbau menyengat.
BD 1.10 Profil Anemia Gizi
BD 1.10.3 Mean Corpuscular Volum (MCV)
 Dari pemeriksaan Mean Corpuscular Volum (MCV) An. GA didapatkan hasil sebesar
72 L μm3.
BD 1.12 Profil Urine
BD 1.12.4 Tes Urine
 Dari hasil pemeriksaan urin An. GA mengandung leukosit +.
BD 1.12.5 Volume Urine
 Dari hasil pemeriksaan volume urine An. GA yaitu 25 cc/jam atau dalam sehari yaitu
600 cc.
 Identifikasi : Dari data hasil pemeriksaan kesehatan tersebut diketahui bahwa :
Pemeriksaan Nilai Normal Hasil Interpretasi Dampak Klinis
Hemoglobin > 11 gr/dl 8,9 gr/dl Menurun Penurunan nilai Hb dapat
terjadi pada anemia
(terutama anemia karena
kekurangan zat besi),
sirosis, hipertiroidisme,
perdarahan, peningkatan
asupan cairan dan
kehamilan.
Leukosit 4 – 10 ribu/mm3 13.200 Meningkat Peningkatan nilai leukosit
dapat mengindikasikan
mm3
bahwa sedang terjadi infeksi
di dalam tubuh
MCV 80 – 97 L μm3 72 L μm3 Menurun Penurunan nilai MCV
terlihat pada pasien anemia
kekurangan besi,
anemia pernisiosa dan
talasemia, disebut juga
anemia mikrositik.
MCH 26,5 – 33,5 L pg 22,1 L pg Menurun Penurunan MCH
mengindikasikan anemia
mikrositik.
MCHC 31,5 – 35,0 g/dl 24,4 g/dl Menurun MCHC menurun pada
pasien kekurangan besi,
anemia mikrositik,
anemia karena piridoksin,
talasemia dan anemia
hipokromik.

“FISIK KLINIS”
PD 1.1 Nutrition-Focused Physical Findings
PD 1.1.1 Penampilan keseluruhan
 An. GA terlihat lemah, pucat dan rewel.
PD 1.1.5 Sistem Pencernaan (mulut sampai rektum)
 Lidah An. GA terlihat kering.
 Rektum An. GA tampak merah dan lecet.
PD 1.1.6 Kepala dan Mata
 Tampak mata An. GA cekung.
PD 1.1.8 Kulit
 Kulit An. GA kembali lambat > 2 detik.
PD 1.1.9 Tanda-tanda vital
a. Suhu tubuh : 38,5oC
 Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa An. GA mengalami tanda-tanda
dehidrasi ringan/sedang. Dari data tersebut juga diperoleh suhu tubuh An. GA meningkat
yaitu diatas normal (> 37oC)
“DIETARY HISTORY (Riwayat Gizi)”
FH 1.1.1 Asupan Energi
FH 1.1.1.1 Asupan Energi Total
 Asupan energi total An. GA saat dilakukan recall yaitu 729 kalori (75% dari total
kebutuhan energi 961,2 kalori)
 Identifikasi : Dari hasil tersebut diketahui bahwa asupan energi total An. GA masuk
kedalam kategori kurang dengan tingkat konsumsi 75% dari kebutuhan energi 961,2
kalori
FH 1.2.2 Asupan Makanan
FH 1.2.2.2 Jenis Makanan
 Makanan yang dikonsumsi An. GA pada saat melakukan recall adalah dalam bentuk
makanan lunak.
FH 1.3 Asupan Enteral dan Parenteral
FH 1.3.2 Asupan Parenteral
FH 1.3.2.2 Cairan Intravena (IV)
 Pada saat di RS An. GA mendapatkan cairan intravena yaitu :
KaEN 3B : 24 tetes/mnt/7 jam
(macro) 16 tetes/mnt/16 jam
 Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa An. GA mendapatkan terapi tersebut
dengan fungsi untuk menyalurkan atau memelihara keseimbangan air dan elektrolit pada
keadaan dimana asupan makanan melalui oral tidak mencukupi.
FH 1.5 Asupan Zat Gizi Makro
FH 1.5.1 Asupan Lemak
FH 1.5.1.1 Lemak Total
 Asupan lemak total An. GA saat dilakukan recall yaitu 24,5 gram (68% dari total lemak
kebutuhan yaitu 36 gram)
FH 1.5.2 Asupan Protein
FH 1.5.2.1 Protein Total
 Asupan protein total An. GA saat dilakukan recall yaitu 20,9 gram (78% dari protein
total kebutuhan yaitu 26,7 gram)
FH 1.5.3 Asupan Karbohidrat
FH 1.5.3.1 Karbohidrat Total
 Asupan karbohidrat total An. GA saat dilakukan recall yaitu 156,7 gram (108% dari
karbohidrat total kebutuhan yaitu 144,2 gram)
 Identifikasi : Dari data tersebut diketahui bahwa asupan zat gizi makro yaitu :
a. Asupan lemak total An. GA memiliki interpretasi kurang dengan tingkat
konsumsi 68% dari kebutuhan lemak total.
b. Asupan protein total An. GA memiliki interpretasi kurang dengan
tingkat konsumsi 78% dari kebutuhan protein total.
c. Asupan karbohidrat total An. GA memiliki interpretasi baik dengan
tingkat konsumsi 108% dari kebutuhan karbohidrat total.
FH 2. Asupan Makanan dan Zat Gizi
FH 2.1 Riwayat Diet
FH 2.1.4 Pemberian Enteral dan Parenteral
FH 2.1.4.2 Akses Parenteral
 Akses pemberian parenteral An. GA melalui akses intravena.
 Identifikasi : Diketahui bahwa An. GA mendapatkan cairan parenteral atau cairan infus
yaitu jenis infus KaEN 3B yang diberikan melalui akses intravena (melalui pembuluh
darah).
FH 3. Penggunaan Suplemen Obat dan Jamu
FH 3.1 Suplemen Obat dan Jamu
FH 3.1.1 Obat yang diresepkan
 Saat berada di rumah sakit An. GA diresepkan oralit 1 bks/hari dan antibiotika.
 Identifikasi : An. GA menerima obat yang diresepkan saat berada di RS yaitu oralit 1
bks/hari dan antibiotika. Oralit berfungsi sebagai pengganti elektrolit tubuh yang terbuang
saat diare dan dapat mengurangi kondisi dehidrasi. Sedangkan antibiotika berfungsi untuk
mengobati infeksi yang terjadi dalam tubuh.

“RIWAYAT PERSONAL”
CH 1.1 Data Personal
CH 1.1.1 Umur
 An. GA berusia 32 bulan atau 2 tahun 8 bulan.
CH 1.1.2 Jenis Kelamin
 An. GA berjenis kelamin laki-laki
CH 2.1 Riwayat medis/kesehatan pasien/klien/keluarga
CH 2.1 Riwayat medis kesehatan terkait gizi dari pasien/klien atau keluarga
CH 2.1.1 Keluhan pasien/klien terkait gizi
 An. GA tidak nafsu makan.
CH 2.1.14 Lain-Lain Sebutkan
 An. GA mengalami diare, dehidrasi ringan/sedang dan intoleransi laktosa.
CH 2.2 Perawatan/terapi/pengobatan alternatif
CH 2.2.1 Perawatan/terapi medis
 An. GA menerima terapi medis berupa pemberian infus KaEN 3B, oralit dan antibiotik.
CH 3.1.2 Situasi Rumah/Hidup
 An. GA adalah anak ke-3 dari 4 bersaudara, An. GA sehari-hari ia diasuh oleh
neneknya yang berusia 55 tahun dan bekerja sebagai pedagang sayur dirumahnya. An.
GA mempunyai kebiasaan menghisap ibu jari tangan dan suka main di luar bersama
teman-temannya termasuk bermain pasir di rumah tetangga yang sedang membangun.
DIAGNOSIS GIZI
I. Domain Intake
1. NI 1.4 Kekurangan Intake Energi
Berkaitan dengan : Pasien tidak nafsu makan dan memuntahkan makanan yang
dimakannya
Dibuktikan dengan :  Hasil recall asupan energi An. GA yaitu 729 kalori dengan
tingkat konsumsi yaitu 75% dari total kebutuhan energi
sebesar 961,2 kalori, dan asupan energi An. GA memiliki
interpretasi kurang.

2. NI 5.6.1 Kekurangan Intake Lemak


Berkaitan dengan : Pasien tidak nafsu makan dan memuntahkan makanan yang
dimakannya
Dibuktikan dengan :  Hasil recall asupan lemak An. GA yaitu 20,9 gram dengan
tingkat konsumsi yaitu 78% dari total kebutuhan lemak
sebesar 26,7 gram, dan asupan lemak An. GA memiliki
interpretasi kurang.

3. NI 5.7.1 Kekurangan Intake Protein


Berkaitan dengan : Pasien tidak nafsu makan dan memuntahkan makanan yang
dimakannya
Dibuktikan dengan :  Hasil recall asupan protein An. GA yaitu 24,5 gram dengan
tingkat konsumsi yaitu 68% dari total kebutuhan protein
sebesar 36 gram, dan asupan protein An. GA memiliki
interpretasi kurang.

II. Domain Klinis


1. NC 2.2 Perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Gizi Khusus
Berkaitan dengan : Pasien mengalami gangguan pada fungsi hati
Dibuktikan dengan :  Ditemukannya penurunan pada pemeriksaan hemoglobin,
MCV, MCH dan MCHC, peningkatan leukosit pada hasil
pemeriksaan laboratorium pasien.
2. NC 3.1 Berat Badan Kurang
Berkaitan dengan : Intake energi pasien kurang dan terjadi peningkatan
kebutuhan akibat sakit
Dibuktikan dengan :  Berat badan aktual pasien kurang dari berat badan ideal
pasien.

III. Domain Perilaku


1. NB 1.4 Kurangnya Kemampuan Memonitor Diri Sendiri
Berkaitan dengan : Kurangnya pengetahuan mengenai masalah-masalah gizi dan
kesehatan
Dibuktikan dengan :  Kebiasaan hidup sehat pasien yang kurang

 PRIORITAS DIAGNOSA
 Domain Intake
Kekurangan asupan dari intake makanan merupakan faktor penting yang harus
ditangani dalam upaya memperbaiki dan membantu penyembuhan penyakit pasien.
Karena kondisi penyakit pasien akan selalu mempengaruhi asupan zat gizi dalam tubuh
pasien. Oleh karena itu maka dilakukan perbaikan terhadap asupan energi, protein dan
lemak serta tetap mempertahankan asupan karbohidrat An. GA dimana saat
memperbaiki asupan energi menjadi normal, maka asupan protein dan lemak pun akan
mengikuti yaitu menjadi normal. Dengan memperhatikan penyakit yang sedang diderita
oleh pasien makan diberikan diet TKTP dengan bentuk makanan lunak serta diet
Rendah Laktosa dengan memperhatikan kondisi fisik dan klinis pasien. Selain itu juga
hal lain yang perlu dilakukan adalah memberikan edukasi gizi tentang mengatur menu
makan dalam sehari agar jumlah atau porsi serta jenis makanan yang dikonsumsi sesuai
dengan kebutuhan zat gizi An. GA serta sesuai dengan penyakit yang sedang dialami
An. GA yaitu diare dan dehidrasi ringan/sedang serta intoleransi laktosa.
INTERVENSI GIZI
A. Tujuan Diet
1) Memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan zat gizi pasien untuk memenuhi
zat gizi makro dan mikro baik dari makanan (enteral) serta parenteral.
2) Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dan pola pertumbuhan normal.
3) Memberikan makanan yang tidak merangsang saluran cerna dan tidak
memberatkan kerja dari saluran cerna.
4) Mengurangi kondisi dehidrasi pasien.
5) Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap makanan bagi pasien
dan keluarganya.
6) Menangani penyakit yang dialami pasien dengan memberikan makanan yang
membantu penyembuhan penyakit yang dialami pasien
7) Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang kesehatan dan gizi yang
berkaitan dengan penyakit pasien
B. Jenis Diet
 Diet lunak
 Diet susu LLM
 Diet TKTP
C. Perhitungan Zat Gizi Dan Cairan
Diketahui :
1. BB : 10 kg
2. PB : 85 cm
3. Umur : 32 bulan = 2 tahun 8 bulan
4. BBI : 52,2 kg
5. IMT : 25,63 kg/m2 (berstatus gemuk atau kelebihan BB tingkat ringan)
 Perhitungan infus
Infus KaEN 3B :
Diketahui kandungan infus Per 1000 ml :
1. Natrium : 50 mEq  1150 mg
𝑚𝐸𝑞 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑡𝑜𝑚
Mg =
𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
50 𝑥 23
=
1
= 1150 mg
2. Kalium : 20 mEq780 mg
𝑚𝐸𝑞 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑡𝑜𝑚
Mg =
𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
20 𝑥 39
=
1
= 780 mg
3. Clorida : 50 mEq 250 mg
𝑚𝐸𝑞 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑡𝑜𝑚
Mg =
𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
50 𝑥 35
=
7
= 250 mg
4. Glukosa/Karbohidrat: 27 gram
Sehingga jumlah cairan yang berasal dari infus KaEN 3B yang didapatkan selama 1
hari/24 jam dengan 24 tetes/menit/7 jam
1 cc = 20 tetes mikro (anak-anak)
24 𝑥 60 𝑥 24
Cairan Infus = 20
34560
= 20

= 1728 cc
Berikut nilai zat gizi yang didapat dari cairan infus KaEN 3B untuk 1 hari per 1000 ml
dari kandungan infus adalah sebagai berikut :
1. Natrium : 1150 mg per 1000 ml
= 1728/1000
= 1,728 x 1150
= 1987,2 mg
2. Kalium : 780 mg per 1000 ml
= 1728/1000
= 1,728 x 780
= 1347,84 mg
3. Clorida : 250 mg per 1000 ml
= 1728/1000
= 1,728 x 250
= 432 mg
4. Glukosa (karbohidrat) : 27 gram per 1000 ml
= 1728/1000
= 1,728 x 27
= 46 gram (karbohidrat)
 Perhitungan Kebutuhan Energi
1. Kebutuhan energi menggunakan rumus Nelson
EMB 55 kcal x 12 kg
= 660
Koreksi suhu 12% x 660 = 79,2 +
= 739,2
SDA 10% x 739,2 = 73,9 +
= 831,1
Perumbuhan 12% x 831,1 = 97,6 +
= 928,7
Aktifitas fisik 15% x 928,7 = 139,3 +
= 1068
Terbuang melalui feses 10% x 1068 = 106,8 -
Kebutuhan energi sehari = 961,2
 Perhitungan Kebutuhan dan kecukupan Zat Gizi Makro
Perhitungan kebutuhan dan kecukupan zat gizi lainnya menggunakan energi dengan
perhitungan Nelson
1. Protein 15 % 𝑥 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖
=
4
0,15 𝑥 961,2
=
4
= 36 gram

2. Lemak 25 % 𝑥 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖
=
9
0,25 𝑥 961,2
=
9
= 26,7 gram

3. Karbohidrat 60% 𝑥 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖


=
4
0,60 𝑥 961,2
=
4
= 144,2 gram

 Perhitungan Kebutuhan dan Kecukupan Zat Gizi Mikro


𝐵𝐵𝐴
Rumus perhitungan : Zat gizi mikro = 𝐵𝐵 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 x zat gizi mikro (AKG)

No. Zat gizi mikro Perhitungan ± 5%

1. Vit. A (mcg) 10
x 400 mcg = 307,7 mcg 292,3 – 323,1 mcg
13

2. Vit. D (mcg) 10
x 15 mcg = 11,5 mcg 10,9 – 12,1 mcg
13
3. Vit. E (mg) 10
x 6 mg = 4,6 mg 4,7 – 4,8 mg
13
4. Vit. K (mcg) 10
x 15 mcg = 11,5 mcg 10,9 – 12,1 mcg
13
5. Vit B1 (mg) 10
x 0,6 mg = 0,5 mg 0,47 – 0,52 mg
13
6. Vit B2 (mg) 10
x 0,7 mg = 0,53 mg 0,50 – 0,55 mg
13

7. Vit B3 (mg) 10
x 6 mg = 4,6 mg 4,7 – 4,8 mg
13

8. Vit B5 (mg) 10
x 2,0 mg = 1,5 mg 1,4 – 1,5 mg
13
9. Vit B6 (mg) 10
x 0,5 mg = 0,38 mg 0,36 – 0,39 mg
13

10. Vit B9 (mcg) 10


x 160 mcg = 123,1 mcg 116,9 – 129,2 mcg
13
11. Vit B12 (mcg) 10
x 0,9 mcg = 0,69 mcg 0,65 – 0,72 mcg
13
12. Biotin (mcg) 10
x 8 mcg = 6,15 mcg 5,84 – 6,45 mcg
13

13. Kolin (mg) 10


x 200 mg = 153,8 mg 146,1 – 161,5 mg
13
14. Vit C (mg) 10
x 40 mg = 30,7 mg 29,1 – 32,2 mg
13

15. Besi (mg) 10


x 8 mcg = 6,15 mcg 5,84 – 6,45 mcg
13

16. Flour (mg) 10


x 0,6 mg = 0,5 mg 0,47 – 0,52 mg
13

17. Fosfor (mg) 10


x 500 mg = 384,6 mg 365,4 – 403,8 mg
13

18. Iodium (mcg) 10


x 120 mcg = 92,3 mcg 87,7 – 96,9 mcg
13

19. Kalium (mg) 10


x 3000 mg = 2307,7 mg 2129,3 – 2423,1 mg
13

20. Kalsium (mg) 10


x 650 mg = 499,9 mg 474,9 – 524,9 mg
13

21. Kromium (mcg) 10


x 11 mcg = 8,46 mcg 8,04 – 8,88 mcg
13
Magnesium 10
x 60 mg = 46,1 mg 43,8 – 48,4 mg
22. 13
(mg)
23. Mangan (mg) 10
x 1,2 mg = 0,92 mg 0,87 – 0,96 mg
13

24. Natrium (mg) 10


x 1000 mg = 769,2 mg 730,7 – 807,6 mg
13

25. Selenium (mcg) 10


x 17 mcg = 13,1 mcg 12,4 – 13,7 mcg
13

26. Seng (mg) 10


x 4 mg = 3,1 mg 2,9 – 3,2 mg
13

27. Tembaga (mcg) 10


x 340 mcg = 261,5 mcg 248,4 – 274,6 mcg
13

28. Serat (gram) 10


x 16 gr = 12,3 gr 11,7 – 12,9 gr
13

 Kebutuhan Cairan = 120 ml x 10 kg = 1200 ml/hari

D. Prinsip Diet
1. Energi tinggi
2. Protein tinggi
3. Lemak cukup
4. Karbohidrat cukup
5. Kalium, kalsium dan natrium tingkatkan secara bertahap
6. Vitamin dan mineral lain diberikan cukup
7. Serat rendah
8. Cairan tinggi
E. Syarat Diet
1. Energi diberikan tinggi sesuai kebutuhan energi total yaitu sebesar 961,2 kalori.
Energi berfungsi untuk memenuhi kebutuhan energi bagi tubuh yang digunakan
tubuh untuk menjalankan proses metabolik, mencegah terjadinya pemecahan
protein dan untuk membantu meningkatan kesembuhan penyakit yang diderita
pasien.
2. Protein diberikan tinggi sesuai kebutuhan protein total yaitu sebesar 36 gram.
Protein akan digunakan tubuh sebagai zat pertumbuhan untuk memenuhi
kebutuhan, membangun sel-sel dalam tubuh, pembentukan hormon, cadangan
energi serta membantu dalam mempercepat kesembuhan penyakit pasien.
3. Lemak yang diberikan cukup yaitu sesuai dengan kebutuhan total lemak yaitu
sebesar 26,7 gram. Lemak berfungsi untuk menyediakan alat transpor atau pelarut
untuk berbagai vitamin dan mineral serta sebagai cadangan energi dan lemak juga
dapat berguna untuk mempertahankan sistem imun tubuh.
4. Karbohidrat yang diberikan cukup yaitu sesuai dengan kebutuhan karbohidrat
total yaitu sebesar 144,2 gram berasal dari makanan dan sisanya berasal dari infus.
Berfungsi untuk menyediakan energi yang bisa digunakan langsung oleh tubuh
untuk melakukan aktifitas.
5. Serat diberikan rendah karena anak sedang mengalami diare.
6. Cairan diberikan tinggi karena pasien mengalami demam dan dehidrasi
ringan/sedang.
7. Kalium, kalsium dan natrium tingkatkan secara bertahap untuk mengantikan
elektrolit yang terbuang dari tubuh karena diare.
8. Vitamin dan mineral lain diberikan cukup sesuai dengan kebutuhan untuk
mencegah pasien mengalami defisiensi zat gizi mikro.
9. Bentuk makanan yaitu makanan lunak yang sesuai dengan kondisi pasien dan
keadaan penyakit.
10. Makanan diberikan secara PKTS karena pasien masih mengalami mual, muntah
dan dalam proses pembangkitan nafsu makan.
11. Hindari makanan yang merangsang saluran cerna atau hindari makanan yang
bergas.
12. Hidangan makanan menarik dan dapat meningkatkan selera makan pasien.
13. Memberikan informasi makanan apa saja yang sebaiknya dipenuhi untuk menjaga
kesehatan tubuh.
F. Bentuk Makanan
Makanan yang diberikan yaitu makanan lunak
G. Frekuensi
 3 kali makanan utama (pagi, siang, malam)
 2 kali selingan atau snack (pagi, sore, malam)
H. Rute
Makanan diberikan dengan cara oral.
I. Edukasi
Edukasi yang diberikan untuk pasien yaitu berupa konseling yang terdiri dari :
1. Materi atau penjelasan yang diberikan yaitu “Diet untuk penyakit diare dan
laktosa intolerance”.
2. Konseling diberikan kepada An. GA dan keluarganya.
3. Membantu An. GA dalam menyusun menu makanan yang sesuai dengan
kebutuhan setiap hari yang terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati,
sayur, buah dan susu untuk di makanan utama (pagi, siang dan malam hari).
Selain itu juga mengkonsumsi selingan atau snack sebanyak 2x/hari dengan
memperhatikan kandungan zat gizi di dalamnya.
4. Menganjurkan pola makan yang tepat bagi penderita penyakit diare dan laktosa
intolerance seperti bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
5. Memberitahukan kepada An. GA bahan makanan apa saja yang tidak dianjurkan
pada kondisi penyakit yang sedang dideritanya.
6. Memberitahukan kepada An. GA bahan makanan apa saja yang dianjurkan dan
dapat memperbaiki kondisi penyakit yang sedang dideritanya.
7. Memberikan tips untuk mencegah terkena penyakit diare terulang dan mengatasi
intoleransi laktosa.
PERENCANAAN MENU
A. Pembagian Kedalam Penukar
 Range ± 5% :
Energi = 913,1 – 1009,3
Protein = 34,2 – 37,8
Lemak = 25,36 – 28,03
Karbohidrat = 136,9 – 151,4

Bahan Energi Protein Lemak Karbohidrat


Penukar
Makanan (kalori) (gram) (gram) (gram)
Makanan Pokok 1¾ 306,25 7 0 70
Lauk Hewani 1 95 10 6 0
Lauk Nabati ½ 40 3 1,5 4
Sayur 2 100 6 0 20
Buah ½ 20 0 0 5
Susu 1½ 195 10,5 10,5 13,5
Minyak 1 45 0 5 0
Gula 3 120 0 0 30
JUMLAH 921,25 36,5 23 142,5

B. Pembagian penukar dalam sehari


Bahan Makanan Penukar Pagi Snack Siang Snack Malam
pagi sore
Makanan Pokok 1¾ ¼ ½ ½ ½ ½
Lauk Hewani 1 ½ - ½ - -
Lauk Nabati ½ - - - 1 ½
Sayur 2 - - 1 - 1
Buah ½ - - - ½ -
Susu 1½ ½ - ½ - ½
Minyak 1 - - 1 ½ -
Gula 3 1 - 1 - 1
C. Menu Makanan
Berat
Waktu Menu Bahan Makanan Penukar Urt
(gram)
Nasi tim Nasi tim ¼ ¼ gls 50
Pagi Telur ceplok air Telur ½ 1 btr 30
07.00 WIB Susu kedelai bubuk ½ 2½ sdm 12,5
Susu
Gula 1 1 sdm 13
Snack Pagi
Makaroni Makaroni ½ ¼ gls 25
10.00 WIB
Nasi tim Nasi tim ½ ½ gls 100
Wortel ½ ½ gls 50
Kacang panjang ½ ½ gls 50
Siang Tumis sayur
Daging ayam ½ ½ ptg sdg 25
13.00 WIB
Minyak goreng 1 ½ sdm 5
Susu kedelai bubuk ½ 2½ sdm 12,5
Susu
Gula 1 1 sdm 13
Snack sore
Buah Pepaya ½ ½ ptg sdg 50
16.00 WIB
Nasi tim Nasi tim ½ ½ gls 100
Tahu ½ ½ bj bsr 50
Wortel ½ ½ gls 50
Sup tahu
Malam Seledri ¼ ¼ gls 25
18.00 WIB Daun bawang ¼ ¼ gls 25
Susu kedelai bubuk ½ 2½ sdm 12,5
Susu
Gula 1 1 sdm 13
TABEL PERBANDINGAN KEBUTUHAN DENGAN ASUPAN RECALL II

(Audit Gizi)
Zat Gizi Asupan Gizi Kebutuhan Tingkat Interpretasi
Konsumsi (%)
Energi (kalori) 968,75 961,2 100 Baik
Protein (gram) 41,5 36 115 Lebih
Lemak (gram) 26 26,7 97 Baik
Karbohidrat (gram) 142,5 144,2 98 Baik
MONITORING EVALUASI
Dampak Asuhan Gizi Asupan Zat Gizi Makro dan Zat Gizi Mikro
Outcome
Indikator Outcome Asupan zat gizi makro pada saat recall I, yaitu :
1. Energi 729 kcal
2. Protein 24,5 gr
3. Lemak 20,9 gr
4. Karbohidrat  156,7 gr
Asupan zat gizi makro pada saat recall II, yaitu :
1. Energi 968,75 kalori
2. Protein 41,5 gram
3. Lemak 26 gram
4. Karbohidrat  142,5 gram
Kriteria Berdasarkan asupan recall I tersebut, asupan zat gizi makro memiliki
interpretasi sebagai berikut :
1. EnergiKurang
2. ProteinKurang
3. Lemak  Kurang
4. KarbohidratBaik
Berdasarkan asupan recall II tersebut, asupan zat gizi makro memiliki
interpretasi sebagai berikut :
1. Energi Baik
2. Protein Lebih
3. Lemak Baik
4. KarbohidratBaik
Dokumentasi Pada Saat dilakukan recall I, dengan asupan zat gizi makro
Monitoring Evaluasi Kujungan sebagai berikut :
Awal a. Energi 729 kalori dengan tingkat konsumsi
75% dari total kebutuhan energi
b. Protein 24,5 gram dengan tingkat konsumsi
68% dari total kebutuhan protein
c. Lemak 20,9 gram dengan tingkat konsumsi
78% dari total kebutuhan lemak
d. Karbohidrat 156,7 gram dengan tingkat
konsumsi 108% dari total kebutuhan
karbohidrat
Pada tahap selanjutnya akan dilakukan monitoring
pada klien

You might also like