Professional Documents
Culture Documents
(Skripsi)
Oleh
ZULFA LABIBAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
MIKROORGANISME PENYEBAB INFEKSI LUKA OPERASI (ILO) DAN
KEPEKAANNYA TERHADAP ANTIBIOTIK
DI RSUD DR. H. ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
Oleh
ZULFA LABIBAH
Skripsi
Pada
By
Zulfa Labibah
Oleh
Zulfa Labibah
Latar Belakang Infeksi luka operasi (ILO) merupakan infeksi nosokomial yang
penyebaran mikroorganismenya melalui luka bedah. Pencegahan ILO dapat dilakukan
dengan penggunaan antibiotik profilaksis yang tepat. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui mikroorganisme penyebab ILO nosokomial di RSUD Dr. H. Abdoel
Moeloek Bandar Lampung dan pola kepekaannya terhadap antibiotik.
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengambilan sampel
dilakukan di RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek Bandar Lampung pada September-Oktober
2016. Sampel merupakan swab luka operasi yang berjumlah 26 sampel. Variabel bebas
dan terikat penelitian adalah bakteri yang berhasil diisolasi dari swab luka operasi dan
pola kepekaannya. Antibiotik yang digunakan adalah Ceftriakson, Cefazolin, Ampisilin-
Sulbaktam, Ciprofloksasin, Amikasin, dan Gentamisin. Hasil uji kepekaan dibandingkan
dengan tabel CLSI. Hasil penelitian di analisis secara deskriptif.
Hasil Penelitian Mikroorganisme penyebab ILO yang banyak didapatkan adalah
Klebsiella sp. (26,7%), Staphylococcus epidermidis (16,7%), Pseudomonas aeruginosa
(13,3%), Staphylococcus saprophyticus (13,3%), Staphylococcus aureus (10%). Hasil
pola kepekaan mikroorganisme penyebab ILO adalah resisten terhadap Ampisilin-
Sulbaktam (56,7%), Ceftriakson (73,3%), Cefazolin (83,3%), Gentamisin (60%), dan
Ciprofloksasin (60%). Sedangkan pola kepekaan terhadap Amikasin adalah sensitif
(70%).
Simpulan penelitian Mikroorganisme yang paling banyak menyebabkan ILO adalah
Klebsiella sp. Pola kepekaan mikroorganisme penyebab ILO yang paling sensitif adalah
terhadap Amikasin, sedangkan yang paling resisten adalah terhadap Cefazolin.
pertama pasangan Mohamad Natsir dan Yuni Yuningsih. Penulis memiliki dua
pada tahun 2001, pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDS Angkasa
Negeri (SNMPTN).
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif dalam organisasi FSI Ibnu
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
yang telah melimpatkan anugrah, nikmat dan ridho-Nya. Shalawat beriring salam
tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para
sahabatnya.
Bandar Lampung Tahun 2016” ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar
semua pihak yang telah memberi dukungan moril dan spiritual kepada:
1. Kepada Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas
Lampung;
2. Kepada Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas
3. Kepada Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M.Kes., Sp. PA, selaku Dekan Fakultas
semangat untuk penulis selama skripsi ini. Terimakasih untuk bimbingan dan
7. Kepada dr. M. Ricky Ramadhian, S.Ked., M.Sc., selaku penguji yang telah
perkuliahan;
9. Kedua orangtua tercinta, Ibu dan Ayah, Yuni Yuningsih dan Mohamad Natsir
baik moral, spiritual dan materil yang diberikan. Semoga Allah SWT selalu
telah menjadi adik-adik yang pintar dan penurut. Semoga penulis bisa
11. Keluarga besar yang telah membantu dalam berbagai hal dan selalu
memberikan dukungan;
12. Kepada seluruh responden pasien ruang rawat Kutilang, Mawar, dan Delima
skripsi ini;
13. Kepada seluruh dokter dan perawat di ruang rawat Kutilang, Mawar, dan
Delima RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek Bandar Lampung yang telah bersedia
laboratorium;
15. Kepada Ka Ferina, Ka Edo, Ka Airi, ka Ria Rizki, dan kaka koas lain yang
16. Kepada Tante Yanti dan Om Firman selaku orang tua di tempat perantauan
ini, terimakasih atas dukungan dan doa yang diberikan, semoga Tante dan
17. Kepada sahabat terdekat, Gifari Alief Rahman, terimakasih atas dukungan,
18. Kepada Pondok E5, Dian, Dinda, Vera, dan Oci yang menjadi keluarga dan
19. Kepada Kuah Ketoprak, Hanum, Faridah, Sayyik, Fauziah, Nida, Zahra, Kak
Christine, Meti, Indrani, Wahid, Marco, Fadel, Tito, Fuad, Firza yang
menjadi keluarga tersayang di tempat perantuan ini, semoga persahabatan kita
20. Kepada Putri Dea, Rika P, Prizka, Nunung, dan Aci, Intan, Monik yang
menjadi keluarga dan sahabat, terimakasih atas semangat dan dukungan yang
21. Kepada Palemers, Erisa, Natasha, Mulya Dita, Analia, Restu, Gilang, Nando,
Benny, Anam, Asep, Ani, Mae, Tiwi, Rani, Elma, Rendika, adik-adik
Desti, ka Techa, Ria, Azrie, dan teman-teman BBQ, Indah, Ara, Riska,
Tifani, Dita, Riska, Tara, Ola, terimakasih atas dukungan, saran, dan pikiran
yang diberikan;
23. Kepada teman-teman satu bimbingan, Annisa A, Dessy, Ani, Jefri, Ega, Devi,
Fahrisal, Ara, Dika, dan Lisa, semoga dapat menjadi dokter yang amanah;
25. Kepada SC 08 dan keluarga besar PMPATD Pakis Rescue Team, keluarga
besar FSI Ibnu Sina, dan keluarga besar UKM Taekwondo Unila, terimakasih
26. Kepada KKN Desa Menggala ka Agatha, ka Shely, Vandu, Adi, Bani, dan ka
27. Kepada Bunda Family Yolla, Rani, Ayun, Sana, Resti, Riri, Yuki, sahabat
SMP Farrah, Naresh, Nunung, Sheila, Dewo, Rolan, dan teman-teman yang
tidak dapat disebutkan satu per satu, semoga kita dapat menjadi sahabat
selamanya;
semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga
segala keikhlasan, kebaikan dan dukungan selama ini mendapat balasan oleh
2017
Penulis
Zulfa Labibah
i
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 54
LAMPIRAN ....................................................................................................... 58
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Teori .....................................................................................................
24
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Data Tanda Infeksi Lokal dan Data Sekunder Responden Penelitian .................
59
4. Hasil Pengamatan Uji Biokimia Bakteri Penyebab ILO dari Swab Pasien
Suspect ILO ......................................................................................................65
pemeliharaan kesehatan (Kemenkes RI, 2014). Disisi lain, rumah sakit juga
infeksi selama pasien dirawat atau segera setelah pasien dipulangkan. Infeksi yang
diperoleh pasien selama dirawat di rumah sakit disebut infeksi nosokomial atau
meningkatkan biaya rumah sakit pasien (Diouf, Bèye, Diop, Kane, & Ka, 2007).
bahwa 9,8% pasien yang dirawat inap mengalami infeksi nosokomial (Nasution,
pada Juli 2009 sampai dengan Desember 2011 menunjukkan bahwa infeksi
nosokomial terbanyak adalah plebitis, infeksi luka operasi (ILO), dan dekubitus,
2
diikuti oleh infeksi saluran kemih (ISK) dan sepsis (Nugraheni, Suhartono, &
menunjukkan hasil yang sama bahwa ILO merupakan infeksi nosokomial yang
banyak ditemukan (Setianto, Lazuardi, & Dahesihdewi, 2013). Selain itu, sekitar
dengan ILO (National Collaborating Centre for Women’s and Children’s Health,
2008).
& Rudiman, 2010). Insiden ILO di Bangsal Kebidanan dan Kandungan RSCM
Ocvyanty, & Moehario, 2014). Penelitian yang dilakukan di RSUD Dr. H. Abdoel
ruang rawat kebidanan adalah Pseudomonas sp. 25%, Escherichia coli 19,44%,
bakteri pada luka operasi sehingga angka kejadian ILO dapat menurun. Angka
profilaksis tindakan bedah yang dikeluarkan oleh The American Society of Health-
penelitian di RS Islam Sultan Agung Semarang periode Januari 2012 sampai Juni
(Syachroni, 2015).
ILO adalah 96,55% (Desiyana, Soemardi, & Radji, 2008). Survey pendahuluan
berkaitan dengan penurunan infeksi maternal setelah tindakan sesar (Tita et al.,
2009). Penggunaan antibiotik profilaksis setiap rumah sakit berbeda sesuai dengan
pola bakteri dan kepekaan di rumah sakit yang bersangkutan (Bratzler et al.,
2013). Hasil yang berbeda ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan di RSUD
Penelitian pola sensitvitas antibiotik terhadap pasien Rawat Inap Bedah dan
Kebidanan RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek Bandar Lampung pada tahun 2011
(Samuel, 2013). Tetapi belum diketahui pola sensitivitas bakteri penyebab ILO
penelitian pola bakteri penyebab ILO di RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek Bandar
profilaksis yang sering digunakan di rumah sakit lain dan antibiotik yang
masalah yaitu:
Gentamisin pada pasien infeksi luka operasi (ILO) di RSUD Dr. H. Abdoel
Amikasin dan Gentamisin pada pasien infeksi luka operasi (ILO) di RSUD
timbul setelah pasien mendapatkan perawatan di rumah sakit lebih dari 72 jam
Infeksi saluran kemih (ISK) nosokomial adalah infeksi yang terjadi setelah
pemasangan kateter urin selama 72 jam dan ditemukan koloni bakteri pada urin
sebanyak 105/ml. Bakteri yang sering ditemukan adalah Eschericia coli dan
urin dibatasi hanya sampai 3 hari untuk mengurangi risiko infeksi (Sjamsuhidajat,
Infeksi luka operasi (ILO) merupakan infeksi nosokomial yang terjadi pada
mempengaruhi terjadinya ILO, seperti daya tahan tubuh pasien. Salah satu
Infeksi saluran napas bawah yang paling sering terjadi pada pasien rawat inap
risiko tinggi terkena pneunomia nosokomial adalah penderita luka bakar dan
adalah Pseudomonas sp., Klebsiella sp., dan Escherichia coli, sedangkan bakteri
sepsis dan kegagalan organ ganda. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan
Infeksi luka operasi (ILO) atau Surgical Site Infection (SSI) adalah infeksi
yang menyebabkan tanda dan gejala lokal seperti panas, kemerahan, nyeri, dan
Prasetyono, & Rudiman, 2010; National Collaborating Centre for Women’s and
yang sering ditemukan pada isolat ILO adalah Pseudomonas sp., dan Escherichia
10
coli (Bereket et al., 2012; Nasution, 2012). Penelitian yang dilakukan di RSUD
adalah Pseudomonas sp. 25%, Escherichia coli 19,44%, Klebsiella sp. 16,67%,
usus dan kulit manusia. Bakteri ini merupakan penyebab terbanyak infeksi
nosokomial dan banyak terdapat di lingkungan rumah sakit yang lembab. Bakteri
patogen yang sering dijumpai dari spesies ini adalah Pseudomonas aeruginosa.
dan menimbulkan pus hijau kebiruan (Ryan & Ray, 2014; Brooks, Carroll, Butel,
Bakteri lain yang ditemukan pada isolat ILO merupakan flora normal manusia.
infeksi nosokomial adalah Streptococcus sp. Bakteri ini dapat menghemolisis sel
bakteri dan α hemolitik yang ditandai oleh reduksi hemoglobin dan pembentukan
yang terdapat di traktus intestinal manusia. Selain kedua bakteri ini, bakteri
dan Enterobacter sp. (Ryan & Ray, 2014). Pada penelitian Samuel tahun 2011,
Proteus sp. dan Enterobacter sp. juga didapatkan, tetapi tidak sebanyak Klebsiella
terhadap manusia apabila berpindah tempat dari habitat alaminya atau pejamu
2010).
a. Operasi Bersih
Luka operasi bersih adalah luka operasi yang tidak terinfeksi dimana
tidak terdapat inflamasi dan saluran pernapasan, pencernaan, dan kemih atau
genitalia tidak dibuka selama operasi. Biasanya luka operasi bersih tertutup
pernapasan, pencernaan dan kemih atau genitalia dibuka selama operasi dan
pencernaan dan kemih atau genitalia dibuka. Luka operasi terbuka dan
disengaja seperti operasi usus besar, operasi kulit, operasi pijat jantung, dan
Luka operasi kotor atau terinfeksi adalah luka operasi dimana luka
terinfeksi akibat luka traumatis lama yang terjadi di daerah operasi atau akibat
keadaan klinis seperti perforasi atau abses. Infeksi yang terjadi pada kategori
Infeksi luka operasi (ILO) dipengaruhi oleh dua faktor risiko, yaitu faktor
pasien dan faktor operasi. Faktor pasien yang meningkatkan risiko ILO adalah
status nutrisi, diabetes tidak terkontrol, merokok, obesitas, infeksi yang terjadi
pada area selain area operasi sebelum operasi, imunodefisiensi, kolonisasi bakteri,
dan riwayat rawat inap lama sebelum operasi (Wardoyo et al., 2014).
adalah persiapan sebelum operasi seperti cukur rambut atau persiapan kulit, lama
yaitu ILO superfisial, ILO insisi dalam, dan ILO organ atau rongga tubuh. Setiap
Seseorang dikatakan mengalami ILO jika meemiliki tiga kriteria dibawah ini:
a. Infeksi yang terjadi dalam waktu 30 hari setelah tindakan operasi (hari ke-1
2. Insisi jaringan lunak dalam, yaitu fascia atau lapisan otot (ILO insisi
dalam).
3. Jaringan tubuh yang lebih dalam dari lapisan otot atau fascia, yang dibuka
atau dimanipulasi selama tindakan operasi (ILO organ atau rongga tubuh).
1. Sekret purulen yang berasal dari insisi superfisial (ILO superfisial), insisi
dalam (ILO insisi dalam), atau drainase organ atau rongga tubuh (ILO
3. Insisi sengaja dibuka oleh dokter bedah atau dokter lain dan pemeriksaan
4. Dokter bedah atau dokter lain yang menangani pasien mendiagnosis terjadi
ILO superfisial, insisi dalam, ataum organ atau rongga tubuh (CDC, 2016).
mendrainase pus, membuang jaringan yang sudah mati dan dibalut dengan kassa
melebihi 2 cm dari tepi luka. Penatalaksanaan ILO luka dalam dapat dilakukan
dengan drainase perkutan jika tidak ditemukan sumber infeksi yang berkelanjutan
Rudiman, 2010).
mikroorganisme yang dapat bertransmisi melalui kulit dan pakaian pasien dan
15
tenaga kesehatan, kamar operasi, dan peralatan medis. Pencegahan ILO terbagi
a. Fase Prabedah
Pada fase prabedah dilakukan persiapan pasien bedah dan tenaga kesehatan.
Persiapan pasien bedah terdiri dari mandi atau membersihkan tubuh, mencukur
rambut yang menjadi area operasi, dan menggunakan pakaian ruang operasi. Pada
pasien bedah kolorektal juga dilakukan persiapan usus mekanik dan pengeluaran
feses. Selain itu, pasien bedah diberikan antibiotik profilaksis single dose secara
intravena beberapa saat sebelum operasi. Persiapan tenaga kesehatan terdiri dari
alas kaki khusus ruang operasi, dan masker, dekontaminasi nasal, dan
b. Fase Intrabedah
Fase intrabedah terdiri dari menggunakan incise drapes yang merupakan film
perfusi, gula darah, dan temperatur tubuh pasien, melakukan irigasi luka dan bilas
dan antibiotik topikal pada luka insisi sebelum penutupan luka, memilih
c. Fase Pascabedah
Fase pasca operasi terdiri dari mengganti pembalut dengan teknik aseptik,
membersihkan luka operasi dengan sterile saline solution sampai 48 jam setelah
setelah tindakan diagnosis, terapi, atau bedah untuk mencegah komplikasi infeksi.
riwayat alergi yang dialami pasien. Pasien yang memiliki riwayat anafilaksis,
terhadap Beta-laktam. Oleh karena itu, pasien tidak boleh diberikan antibiotik
harus diberikan secara single dose kecuali dalam keadaan tertentu, seperti operasi
dalam waktu yang berkepanjangan, kehilangan banyak darah, atau indikasi lain
a. Sangat Direkomendasikan
b. Direkomendasikan
antara lain craniotomi, operasi spinal, operasi glaukoma, operasi lakrimal, operasi
c. Perlu Dipertimbangkan
pasien terutama pasien dengan risiko rendah infeksi karena dapat meningkatkan
d. Tidak Direkomendasikan
device), reseksi transuretra pada tumor kandung kemih, dan nefrektomi (SIGN,
2014).
bakteri lokal yang biasanya menyebabkan ILO, seperti bakteri Gram negatif pada
ginjal dan hati, kekebalan tubuh pasien, riwayat alergi, dan biaya antibiotik
a. Antibiotik spektrum luas yang efektif terhadap agen infeksi yang biasa
c. Waktu paruh antibiotik harus dicapai saat insisi, sehingga waktu pemberian
d. Duration of action (DoA) antibiotik pendek, single dose, dan efek toksisitas
minimal.
a. Ampisilin-Sulbaktam
Antibiotik ini efektif terhadap bakteri Gram positif, Gram negatif, dan bakteri
b. Ceftriakson
generasi ketiga. Antibiotik ini efektif terhadap bakteri Gram negatif dan
digunakan untuk terapi infeksi berat akibat resistensi antibiotik (Katzung, 2010).
20
c. Cefazolin
Sefalosporin generasi pertama memiliki aktivitas spektrum luas dan relatif tidak
toksik. Antibiotik ini sangat efektif terhadap bakteri kokus Gram positif, seperti
sebagian besar jaringan dengan baik dan merupakan pilihan untuk profilaksis
bedah. Antibiotik ini merupakan alternatif untuk pasien yang alergi terhadap
Berikut ini adalah antibiotik yang sering digunakan di ruang rawat inap
bagian bedah dan kebidanan RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek Bandar Lampung
a. Ciprofloksasin
dengan menghambat sintesis DNA bakteri. Antibiotik ini memiliki efek yang
sangat baik terhadap bakteri Gram negatif tetapi terbatas terhadap Gram positif.
dapat digunakan pada pasien yang berusia dibawah 18 tahun karena memiliki efek
artropati.
b. Amikasin
cincin heksosa. Antibiotik ini efektif terhadap bakteri enterik Gram negatif,
nefrotoksik dan ototoksik, oleh karena itu kadarnya dalam serum harus dipantau.
21
c. Gentamisin
terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif. Antibiotik ini tidak bekerja
antibiotik. Saat ini, peningkatan resistensi bakteri terjadi di semua rumah sakit
(SIGN, 2014).
resistensi antibiotik. Oleh sebab itu, diperlukan uji kepekaan terhadap antibiotik
concentration/MBC). Uji kepekaan yang rutin dilakukan adalah uji kepekaan MIC
(Katzung, 2010). Selain uji MIC, uji kepekaan dengan metode difusi cakram yang
Antibiotika yang diuji biasanya diwakili oleh satu jenis obat dari masing-
obat yang menunjukkan kerentanan dari suatu isolat dengan teknik difusi cakram.
intermediet (I), atau resisten (R) (Brooks, Carroll, Butel, Morse, & Mietzner,
2010).
Luka Operasi
Infeksi Sembuh
Gambar 1. Kerangka Teori (CDC, 2016; Wardoyo, Tjoa, Ocvyanty, & Moehario, 2014;
Bereket et al., 2012; Brooks, Carroll, Butel, Morse, & Mietzner, 2010; Sjamsuhidajat,
Karnadihardja, Prasetyono, & Rudiman 2010; National Collaborating Centre for
Women’s and Children’s Health, 2008)
25
Antibiotik
1. Ampisilin-Sulbaktam
2. Ceftriakson
3. Cefazolin
4. Gentamisin
5. Amikasin
6. Ciprofloksasin
(Sastroasmoro, 2011).
Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek Bandar Lampung yang
merawat pasien pasca operasi. Penelitian identifikasi bakteri dan uji kepekaan
Populasi penelitian ini adalah semua pasien yang telah mendapatkan tindakan
operasi dan masih mendapatkan perawatan di ruang rawat inap RSUD Dr. H.
Abdoel Moeloek Bandar Lampung. Sampel penelitian ini adalah pasien yang telah
a. Kriteria Inklusi
operasi.
operasi.
5. Pasien pasca operasi yang memiliki tanda infeksi lokal berupa pus, nyeri,
b. Kriteria Eksklusi
2. Pasien yang tidak bersedia dilakukan pengambilan pus pada daerah luka
operasi.
28
deskriptif dan skala yang digunakan adalah kategorik yang akan menggambarkan
Keterangan:
Q = 1-P
Besar sampel yang digunakan adalah 24,01 dan dibulatkan menjadi 24 sampel.
sampling, dimana sampel adalah semua pasien yang memenuhi kriteria inklusi
(Dahlan, 2013).
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kapas lidi steril,
autoklaf, inkubator, pinset, pipet hisap, cawan petri, kapas, lampu bunsen, hockey
stick L, gelas ukur, labu erlenmeyer, ose bulat, mikropipet, rak dan tabung reaksi,
a. Isolat bakteri aerob dari swab luka operasi pasien suspect ILO di ruang rawat
inap bedah dan kebidanan RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek Bandar Lampung.
c. Media yang digunakan adalah nutrient agar miring, agar darah, agar Mac
Conkey, agar DNAse, TSIA, agar SIM, agar SC, Simmon citrate agar, media
BHI yang digunakan untuk pembuatan suspensi bakteri dan agar Muller
antibiotik.
d. Larutan Standar Mac Farland, aquades, larutan pewarnaan Gram, dan larutan
glukosa.
30
a. Sterilisasi Alat
alat-alat gelas seperti tabung reaksi ditutup dengan menggunakan kapas lalu
Sterilisasi ose bulat dilakukan dengan membakarnya diatas lampu bunsen hingga
Djajaningrat, 2014).
agar miring sebagai media perbenihan dan inkubasi pada suhu 370C selama 24
jam. Setelah itu, identifikasi sifat bakteri dengan melakukan pewarnaan Gram.
mengetahui sifat bakteri merupakan Gram positif atau Gram negatif. Setelah
inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Penanaman bakteri Gram positif
31
dilakukan pada media selektif agar darah dan Gram negatif pada agar Mac
1. Tes Katalase
glass. Kemudian teteskan cairan H2O2. Hasil positif jika terdapat gelembung
udara yang menandakan Staphylococcus sp. dan hasil negatif jika tidak terdapat
2. Tes DNAse
agar plate, lalu inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Selanjutnya, genangi
koloni yang tumbuh dengan HCl 10% selama 1-2 menit. Hasil positif jika terdapat
3. Uji Novobiosin
Hinton, lalu diletakkan disk Novobiosin diatas koloni bakteri. Kemudian media
diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam. Hasil positif jika terdapat diameter
fermentasi glukosa, laktosa dan sukrosa. Hasil positif jika terdapat perubahan
warna agar dari orange menjadi hitam pada bagian miring dan dasar. Kemampuan
bakteri dalam desulfurasi asam amino dan metion akan menghasilkan H2S yang
sulfida, timbulnya indol karena aktivitas enzim triptopanase. Hasil positif jika
larutan kovac berubah menjadi merah serta terdapat motilitas atau pergerakan
bakteri.
3. Uji Sitrat
Uji sitrat yang menggunakan media Simmon citrate agar bertujuan untuk
warna akibat suasana asam. Hasil positif jika terjadi perubahan warna dari hijau
menjadi biru.
4. Uji Urea
Uji urea digunakan untukidentifikasi bakteri Gram negatif batang. Uji ini
ammonia dan karbon dioksida. Hasil positif menunjukkan bakteri memiliki enzim
urease untuk memecah urea. Hasil positif jika terdapat perubahan warna agar dari
inkubasi pada suhu 370C selama 4-6 jam atau kekeruhannya sama dengan standar
kekeruhan Mac Farland 0,5 ke seluruh permukaan media agar Muller Hinton
secara merata dengan hockey stick L dan diamkan selama 5 menit agar bakteri
2. Meletakkan disk/cakram yang terdiri dari 6 jenis antibiotik pada media agar
Muller Hinton yang sudah diolesi bakteri isolat luka pasca operasi dengan
menggunakan pinset. Jarak antara cakram yang satu dengan cakram yang lain
kurang lebih 3cm dan 2cm dari pinggir sehingga terdapat kontak yang baik
antara cakram obat dengan bakteri, kemudian inkubasi pada suhu 370C
4. Mengulangi percobaan yang sama untuk bakteri dari isolat bakteri luka pasca
Pewarnaan Gram
Diamkan 5 menit
Intermediet (I):
Zona hambat antibiotik
pada media Muller
Hinton menunjukkan
bakteri dapat dihambat
pertumbuhannya
dengan antibiotik
Resisten (R):
Zona hambat antibiotik
pada media Muller
Hinton menunjukkan
bakteri tidak dapat
dihambat
pertumbuhannya
dengan antibiotik atau
pertumbuhan bakteri
tidak terpengaruh
dengan adanya
antibiotik
Sumber: Brooks, Carroll, Butel, Morse, & Mietzner, 2010; Katzung, 2010;
Sjamsuhidajat, Karnadihardja, Prasetyono, & Rudiman, 2010
37
Nomor: 075/UN/268/DI./2017.
Data disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif dengan
(Dahlan, 2012).
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
swab luka operasi pasien suspect infeksi di RSUD Dr. H. Abdoel Moeloek
diidentifikasi dari swab luka operasi pasien suspect infeksi di RSUD Dr. H.
5.2 Saran
secara berkala.
kejadian ILO.
DAFTAR PUSTAKA
Bratzler DW, Dellinger EP, Olsen KM, Perl TM, Auwaerter PG, Bolon MK, et al.
2013. Clinical practice guidelines for antimicrobial prophylaxis in
surgery. American Journal of Health-System Pharmacy. 70(3):195–283.
Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse SA, Mietzner TA, penyunting. 2010.
Jawetz, melnick, & adelberg’s medical microbiology. Edisi 25. USA:
McGraw Hill Professional.
CDC. 2016. Surgical site infection (SSI) event. CDC [Online] [diunduh 19 Mei
2016]. Tersedia dari: http://www.cdc.gov/.
Diouf E, Bèye MD, Diop NM, Kane O, Ka SB. 2007. Nosocomial infections:
definition, frequence and risk factors [Online Journal] [diunduh 18
Agustus 2016]. Tersedia dari: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/.
Goldman E, Green LH, penyunting. 2009. Practical handbook of microbiology.
Second Edition. Boca Raton: CRC Press.
55
Katzung BG, penyunting. 2010. Farmakologi dasar dan klinik. Edisi 10. Jakarta:
EGC.
Kumar V, Cotran RS, Robbins S L, penyunting. 2007. Buku ajar patologi robbins.
Edisi 7. Jakarta: EGC.
Lantang D, Paiman D. 2012. Bakteri aerob penyebab infeksi nosokomial di ruang
bedah RSU abepura, kota jayapura, papua. Jurnal Biologi Papua. 4(2);63-
68.
Okon KO, Osundi S, Dibal J, Ngbale T, Bello M, Akuhwa T, Balogun ST, Uba A.
2011. Bacterial contamination of operating theatre and other specialized
are unit in a tertiary hospital in northeastern nigeria. African Journal of
Microbiology Research. 6(13): 3092-3096.
Raihana N. 2011. Profil kultur dan uji sensitivitaas bakteri aerob dari infeksi luka
operasi laparatomi di program bangsal bedah RSUP Dr. M. djamil
padang [Thesis]. Padang: Universitas Andalas.
Rihansyah A, Putera HD, Budiarti LY. 2014. Pola resistensi bakteri kontaminan
luka pasien di bangsal bedah ortopedi RSUD ulin banjarmasin periode
juli-september 2013: tinjauan in vitro pola resistensi isolat bakteri
kontaminan asal swab luka pasien di bangsal bedah ortopedi rsud ulin
banjarmasin terhadap gentamisin, kloramfenikol, sefotaksim dan
seftriakson. Berkala Kedokteran. 10(12):111-123.
Samuel A. 2013. Pola resistensi antibiotik terhadap isolat bakteri aerob penyebab
infeksi luka operasi di ruang rawat inap bagian bedah dan kebidanan
RSUD Dr. H. abdul moeloek bandar lampung [Skripsi]. Lampung:
Universitas Lampung.
SIGN. 2014. SIGN 104: Antibiotic prophylaxis in surgery. NHS - SIGN Clinical
Guideline. 104(4):1–67.
Tita ATN, Rouse DJ, Blackwell S, George R, Spong CY, Andrews WW, et al.
2009. Evolving concepts in antibiotic prophylaxis for cesarean delivery:
a systematic review. Obstet Gynecol. 113(3):675–682.
Wardoyo EH, Tjoa E, Ocvyanty D, Moehario LH. 2014. Infeksi luka operasi
(ILO) di bangsal kebidanan dan kandungan RSUP cipto mangunkusumo
(RSCM): laporan serial kasus bulan agustus-oktober 2011. CDK-216.
41(5):332–335.
Lampiran 1. Data Tanda Infeksi Lokal dan Data Sekunder Responden Penelitian
Lama
No. Jenis Usia Tanda Infeksi Lokal
Diagnosis Operasi Operasi
Sampel Kelamin (tahun) (menit) Pus Nyeri Bengkak Eritema Jahitan Dibuka
1 Laki-laki 40 Ca Colon Sigmoid 120 v v v
2 Laki-laki 22 Kanker Parotis 30 v v v v
3 Laki-laki 57 BPH 60 v v
4 Perempuan 55 Ca Colon Sigmoid 90 v v
5 Perempuan 73 SDH + ICH + Ca Ganglia Basal 60 v v
6 Perempuan 48 CKB + EDH Luas 120 v v
7 Perempuan 57 CKB + EDH Luas 180 v v
8 Perempuan 61 Peritonitis Difusa 60 v v
9 Perempuan 57 Ca Colon Sigmoid 60 v v
10 Laki-laki 43 Hidrosefalus 105 v v
11 Perempuan 45 CKB + EDH Luas 60 v
12 Perempuan 46 Ca Colon Sigmoid 60 v
13 Perempuan 33 G3P2 Hamil 21 minggu Inpartu 60 v v
14 Laki-laki 27 Ileus Obstruksi et causa Tumor Intra Abdomen 140 v v
15 Laki-laki 80 Fistula Rektovesika et causa Suspect Tumor Buli 120 v
16 Perempuan 31 G2P1A0 Hamil 8 minggu Inpartu 45 v
17 Laki-laki 46 CKB + EDH Luas 100 v v
60
Lama
No. Jenis Usia Tanda Infeksi Lokal
Diagnosis Operasi Operasi
Sampel Kelamin (tahun) (menit) Pus Nyeri Bengkak Eritema Jahitan Dibuka
G2P1H0 Hamil 40 mingggu Belum Inpartu dengan
18 Perempuan 25 60 v v
Aritmia + Makrosomia
19 Perempuan 36 SNNT 65 v
20 Perempuan 41 Efusi Pleura et causa Metastase Ca Mammae 20 v v
21 Perempuan 16 CKS + EDH 120 v
22 Perempuan 56 Apendisitis Infiltrat 45 v v
23 Laki-laki 21 CKB + EDH 120 v v
24 Laki-laki 71 Tumor Colon Ascendens 90 v v v
25 Perempuan 48 Efusi Pleura et causa Metastase Ca Mammae 45 v
61
Lampiran 2. Hasil Identifikasi Mikroorganisme Penyebab ILO dan Kepekaannya Terhadap Antibiotik
Lampiran 3. Hasil Pengamatan Pemeriksaan Mikrobiologi Bakteri Penyebab ILO dari Swab Pasien Suspect ILO pada Media
BHI, Agar Darah, dan Mac Conckey
Lampiran 4. Hasil Pengamatan Uji Biokimia Bakteri Penyebab ILO dari Swab Pasien Suspect ILO
Spesies Bakteri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Klebsiella sp 8 26,7 26,7 26,7
Pseudomonas aeruginosa 4 13,3 13,3 40,0
Proteus morganii 1 3,3 3,3 43,3
Proteus mirabilis 1 3,3 3,3 46,7
Proteus vulgaris 1 3,3 3,3 50,0
Proteus retgeri 1 3,3 3,3 53,3
Enterobacter sp 1 3,3 3,3 56,7
Staphylococcus aureus 3 10,0 10,0 66,7
Staphylococcus epidermidis 5 16,7 16,7 83,3
Staphylococcus
4 13,3 13,3 96,7
saprophyticus
Streptococcus sp 1 3,3 3,3 100,0
Total 30 100,0 100,0
Bakteri Gram
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Negatif 17 56,7 56,7 56,7
Positif 13 43,3 43,3 100,0
Total 30 100,0 100,0
Ampisilin Sulbaktam
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 17 56,7 56,7 56,7
I 2 6,7 6,7 63,3
S 11 36,7 36,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
68
Ceftriakson
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 22 73,3 73,3 73,3
I 1 3,3 3,3 76,7
S 7 23,3 23,3 100,0
Total 30 100,0 100,0
Cefazolin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 25 83,3 83,3 83,3
I 1 3,3 3,3 86,7
S 4 13,3 13,3 100,0
Total 30 100,0 100,0
Amikasin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 7 23,3 23,3 23,3
I 2 6,7 6,7 30,0
S 21 70,0 70,0 100,0
Total 30 100,0 100,0
Gentamisin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 18 60,0 60,0 60,0
I 2 6,7 6,7 66,7
S 10 33,3 33,3 100,0
Total 30 100,0 100,0
Ciprofloksasin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 18 60,0 60,0 60,0
I 1 3,3 3,3 63,3
S 11 36,7 36,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
69
Ampisilin Sulbaktam
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 6 75,0 75,0 75,0
S 2 25,0 25,0 100,0
Total 8 100,0 100,0
Ceftriakson
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 7 87,5 87,5 87,5
S 1 12,5 12,5 100,0
Total 8 100,0 100,0
Cefazolin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 8 100,0 100,0 100,0
Amikasin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 2 25,0 25,0 25,0
I 2 25,0 25,0 50,0
S 4 50,0 50,0 100,0
Total 8 100,0 100,0
Gentamisin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 7 87,5 87,5 87,5
I 1 12,5 12,5 100,0
Total 8 100,0 100,0
Ciprofloksasin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 6 75,0 75,0 75,0
S 2 25,0 25,0 100,0
Total 8 100,0 100,0
70
Ampisilin Sulbaktam
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 2 50,0 50,0 50,0
I 1 25,0 25,0 75,0
S 1 25,0 25,0 100,0
Total 4 100,0 100,0
Ceftriakson
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 3 75,0 75,0 75,0
S 1 25,0 25,0 100,0
Total 4 100,0 100,0
Cefazolin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 4 100,0 100,0 100,0
Amikasin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 2 50,0 50,0 50,0
S 2 50,0 50,0 100,0
Total 4 100,0 100,0
Gentamisin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 3 75,0 75,0 75,0
S 1 25,0 25,0 100,0
Total 4 100,0 100,0
Ciprofloksasin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 2 50,0 50,0 50,0
S 2 50,0 50,0 100,0
Total 4 100,0 100,0
71
Ampisilin Sulbaktam
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 2 40,0 40,0 40,0
S 3 60,0 60,0 100,0
Total 5 100,0 100,0
Ceftriakson
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 2 40,0 40,0 40,0
I 1 20,0 20,0 60,0
S 2 40,0 40,0 100,0
Total 5 100,0 100,0
Cefazolin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 1 20,0 20,0 20,0
I 1 20,0 20,0 40,0
S 3 60,0 60,0 100,0
Total 5 100,0 100,0
Amikasin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid S 5 100,0 100,0 100,0
Gentamisin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 1 20,0 20,0 20,0
S 4 80,0 80,0 100,0
Total 5 100,0 100,0
Ciprofloksasin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 2 40,0 40,0 40,0
S 3 60,0 60,0 100,0
Total 5 100,0 100,0
72
Ampisilin Sulbaktam
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 3 75,0 75,0 75,0
S 1 25,0 25,0 100,0
Total 4 100,0 100,0
Ceftriakson
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 3 75,0 75,0 75,0
S 1 25,0 25,0 100,0
Total 4 100,0 100,0
Cefazolin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 4 100,0 100,0 100,0
Amikasin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 1 25,0 25,0 25,0
S 3 75,0 75,0 100,0
Total 4 100,0 100,0
Gentamisin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 3 75,0 75,0 75,0
S 1 25,0 25,0 100,0
Total 4 100,0 100,0
Ciprofloksasin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid R 3 75,0 75,0 75,0
S 1 25,0 25,0 100,0
Total 4 100,0 100,0
73
Ampisilin Sulbaktam
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Foto 11. Hasil Uji Biokimia Gram Negatif Foto 12. Hasil Uji Biokimia
DNAse
76
Foto 13. Hasil Uji Novobiocin dan Uji Foto 14. Pengolesan Bakteri
Katalase pada Media Muller Hinton
Foto 15. Peletakkan Disk Antibiotik Foto 16. Hasil Uji Sensitivitas
77