You are on page 1of 3

BERJABAT TANGAN SETELAH SHOLAT

Drs. Kiai Muhyiddin Masykur

Berjabat tangan antar sesama muslim itu sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Imam An-Nawawi menjelaskan:

.)387 : ‫ (األذكار النّووية‬.‫ اعلم أنّها سنّة مجمع عليها عند التّالقى‬,‫ في المصافحة‬: ‫فصل‬
“Bab berjabat tangan: Ketahuilah, berjabat tangan ketika berjumpa adalah
amalan sunnah yang telah disepakati (oleh ulama’).” (Al-Adzkar An-Nawawiyyah:
387).
Dalam sebuah Hadits, Rasulullah SAW bersabda:
ُ ّ‫ ما ِمن مسلمين يلتقيان فيتصافحان إال‬: ‫البرء بن عازب قال قال رسول هللا ﷺ‬
‫غفر‬ ّ ‫عن‬
.)‫ (رواه أبو داود وأحمد واتّرميذى وص ّححه‬.‫يتفرقا‬
ّ ‫لهما قبل أن‬
“Diriwayatkan dari Al-Barra’ bin Azib, ia berkata: Rasullah SAW bersabda:
tidaklah dua orang laki-laki bertemu kemudian keduanya berjabat tangan, kecuali
diampuni dosanya sebelum mereka berpisah.” (HR. Abu Daud, Ahmad, At-Tirmidzi,
dan ia mengatakan shahihnya).
Mengenai berjabat tangan setelah sholat itu hukumnya juga sunnah menurut
ulama’ syafi’iyyah. Dalam kitab Bughya Al-Mustarsyidin, disebutkan bahwa:

‫ وينبغى التّفصيل بين َمن كان‬,‫ي‬


ّ ‫(فائدة) المصافحة من البدع المباحة واستحسنه النّوو‬
‫ وقال‬,‫معه قبل صالة فمباحة ومن لم يكن معه فمستحبّه إذ هي سنّة عند اللّقاء إجماعا‬
.‫إن المصلّي كالغائب فعليه ت ُستحبّ عقيب الخمس مطلقا‬
ّ ‫بعضهم‬
“Bersalaman (setelah sholat) itu termasuk bid’ah yang mubah, dan Imam An-
Nawawi menganggapnya sesuatu yang baik. Tetapi hendaknya diperinci antara orang
yang sebelum sholat sudah bertemu, maka berjabat tangan itu hukumnya mubah (boleh).
Jika memang sebelumnya tidak bertemu, maka diajurkan (untuk berjabat tangan setelah
sholat), karena berjabat tangan disunnahkan menurut ijma’ ulama’. Sebagian ulama’
berpendapat bahwa orang yang sholat seperti orang yang ghaib (tidak bertemu), maka
baginya disunnahkan berjabat tangan setelah selesai sholat lima waktu secara muthlaq
(baik sesudah bertemu atau tidak.” (Bughya Al-Mustarsyidin: 50-51).

1
Disebutkan dalam kitab Fath Al-Bari:

‫وأصل المصافحة سنّة وكونهم حافظوا عليها فى بعض األحوال ال يخرج ذلك عن‬
.‫سنّة‬
ّ ‫أصل ال‬
“Asal hukum bersalaman itu ialah sunnah. Bahwa ada orang-orang yang
bersalaman pada waktu-waktu tertentu (misalnya setelah selesai sholat), maka itu tidak
mengeluarkan dari asal hukum sunnah.” (Fath Al-Bari, Juz XI: 55).
Di antara Hadits yang menjelaskan kesunnahan berjabat tangan ialah sebagai
berikut:

‫ (رواه البخري في أداب‬.‫ "من تمام التّحيّة أن تصافح أخاك‬: ‫البراء بن عازب قال‬
ّ ‫عن‬
.)‫المفرد‬
“Diriwayatkan dari AL-Barra’ bin ‘Azib, ia berkata: di antara kesempurnaan
penghormatan adalah engkau berjabat tangan dengan saudaramu.” (HR. Bukhari
dalam Adab Al-Mufrad).
Hadits lainnya ialah sebagai berikut:

‫ (رواه‬.‫ نعم‬: ‫ي ﷺ؟ قال‬


ّ ‫ قلت ألنس أكانت المصافحة فى أصحاب النب‬: ‫عن قتادة قال‬
.)‫ي‬
ّ ‫البخار‬
“Dari Qatadah, ia berkata: Saya bertanya kepada Anas bin Malik: ‘Apakah para
sahabat Nabi SAW berjabat tangan?’ Anas menjawab: ‘Ya.’” (HR. Bukhari).
Hadits yang lain juga menyebutkan sebagai berikut:

‫ ث ّم ثار النّاس‬: ‫ي ﷺ وقال‬ ّ ‫ أنّه صلّى ال‬: ‫عن يزيد بن األسواد رضي هللا عنه‬
ّ ‫صبح مع النّب‬
‫ فأخذت بيده فمس ّحت بها وجهى فوجدتها أبرد من‬,‫يأخذون بيده يمسحون بها وجوههم‬
.)17147 : ‫ (رواه ااإلمام أحمد فى المسند الرقم‬.‫الثّلج وأطيب ريحا من المسك‬
“Dari Yazid bin Al-Aswad r.a. bahwasanya ia sholat shubuh bersama Nabi
Muhammad SAW. dan ia berkata: ‘Kemudian ummat manusia berdiri, mereka menarik
tangan Rasulullah SAW, lalu mengusapkannya ke wajah mereka, lalu aku pun menarik
tangan Rasulullah SAW. Aku mengusapkannya ke wajahku, dan aku mendapati bahwa
tangannyalebih dingin dari pada es dan lebih harum dari pada minyak misik.” (HR.
Ahmad dalam Al Musnad. Nomor: 17147).

2
Hadits-hadits tersbeut menyatakan bahwa bersalaman itu ialah perbuatan yang
dianjurkan oleh Rasulullah SAW. mengandung makna umum, tanpa ditentukan waktunya
baik ketika bertemu atau ketika datang dari perjalanan, sebelum sholat atau sesudah
sholat. Tidak ada dalil yang mengkhususkan hal tersebut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hukum berjabat tangan atau
bersalaman itu ialah sunnah baik sebelum sholat atau sesudahnya. Namun jika dilakukan
sesudah sholat sebaiknya setelah wirid dan berdo’a. Hal tersebut agar tidak mengganggu
kekhusyukan berdzikir dan berdo’a setelah salam dari sholat.

You might also like