You are on page 1of 10

EBM

CRITICAL APPRAISAL

“Clinical Study on Safety of Cantharidin Sodium and Shenmai


Injection Combined with Chemotherapy in Treating Patients with
Breast Cancer Postoperatively”

Disusun oleh :
Fahira Adipramesti Lubis 1102015068
Faras Qodriyyah Sani 1102015074

Pembimbing:
dr. Ida Ratna Nurhidayati, Sp.S

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2018
EBM

Fahira Adipramesti Lubis 1102015068


Faras Qodriyyah Sani 1102015074

TUGAS EVIDENCE BASED MEDICINE

SKENARIO

Seorang perempuan berusia 60 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan benjolan


di payudara kanan sejak 6 bulan yang lalu. Awalnya benjolan sebesar telur puyuh, kemudian
lama kelamaan membesar sebesar bola tenis. Benjolan tidak terasa sakit. Selain di payudara,
pada ketiak kanan juga terdapat benjolan sebesar kacang tanah yang dirasakan pasien sejak 3
bulan yang lalu. Berat badan pasien turun 10 kg dalam 1 bulan terakhir. Pasien tidak
mempunyai anak. Ibu pasien juga mengalami kanker payudara.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal. Pada
payudara kanan terdapat benjolan berukuran 5x4x5 cm3 di kuadran lateral atas, konsistensi
keras, permukaan berbenjol-benjol, batas tidak tegas dan tidak dapat digerakan. Pada perabaan
aksila kanan, teraba benjolan berukuran 1x1x2 cm3 dengan konsistensi keras, permukaan
berbenjol-benjol, batas tidak tegas, dan terfiksasi dengan jaringan lain. Dokter mendiagnosis
pasien dengan tumor payudara suspek ganas. Dokter menyarankan pemeriksaan Mamografi,
USG Mamae, rontgen thorax, dan biopsi.
Hasil mamografi menunjukan benjolan berbentuk tidak reguler, terdapat kalsifikasi dan
densitas tinggi. Pada USG ditemukan gambaran batas tidak beraturan, bentuk longitudinal, dan
efek retrotumoralnya membentuk bayangan. Hasil rontgen tidak ditemukan kelainan. Pada
biopsi insisi didapatkan sel-sel tumor dengan inti pleomorfik dan hiperkromatik. Dari hasil
pemeriksaan penunjang, dokter mendiagnosis pasien dengan kanker payudara stadium 3 dan
pasien disarankan untuk operasi mastektomi radikal. setelah pasien menjalani mastektomi
radikal, dokter menyarankan untuk terapi adjuvan berupa kemoterapi dan herbal. Dokter ingin
mengetahui perbandingan quality of life antara pasien yang menggunakan kemoterapi + herbal
dan kemoterapi saja.

Pertanyaan (Foreground Question)


Adakah perbedaan quality of life pasien kanker payudara yang menggunakan terapi adjuvan
herbal + kemoterapi dengan terapi adjuvant kemoterapi saja?
PICO
 Population : Perempuan dengan kanker payudara.
 Intervention : Kemoterapi + herbal.
 Comparisson : Kemoterapi
 Outcome : Quality of life pasien kanker payudara lebih tinggi dengan konsumsi
herbal + kemoterapi

Pencarian Bukti Ilmiah


Alamat website : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
Kata kunci : Breast cancer AND Herbal AND Chemotherapy AND Quality of life
Limitasi : 5 tahun

HasilPencarian
1. Treatment of triple-negative breast cancer with Chinese herbal medicine: A prospective
cohort study protocol.
2. Exploring an herbal “wonder cure” for cancer: a multidisciplinary approach.
3. Anti-Cancer Activity of Solanum Nigrum (AESN) through Suppression of Mitochondrial
Function and Epithelial-Mesenchymal Transition (EMT) in Breast Cancer Cells.
4. Effectiveness of Chinese herbal medicine for cancer palliative care: overview of
systematic reviews with meta-analyses
5. Recent perspectives on the anticancer properties f aqueous extracts of Nigerian Vernonia
amygdalina.
6. Preclinical and clinical effects of mistletoe against breast cancer
7. Effect of modified taohongsiwu decoction on patients with chemotherapy-induced hand-
foot syndrome.
8. Clinical study on safety of cantharidin sodium and shenmai injection combined with
chemotherapy in treating patients with breast cancer postoperatively.
9. Effects of the traditional Chinese medicine Yi Shen Jian Gu granules on aromatase
inhibitor-associated musculoskeletal symptoms: a study protocol for a multicenter,
randomized, controlled clinical trial.
10. Herbal medicine and acupuncture for breast cancer palliative care and adjuvant therapy.

Dipilih Artikel Berjudul:


Clinical study on safety of cantharidin sodium and shenmai injection combined with
chemotherapy in treating patients with breast cancer postoperatively.
REVIEW JURNAL
Pendahuluan
Cantharidinate adalah salah satu herbal Cina dengan aktivitas anti-kanker yang sering
digunakan untuk pengobatan tumor, sedangkan Shenmai dapat mengurangi kelelahan,
kehausan, dan kelemahan. Penelitian ini menilai kegunaan Cantharidin sodium dan Shenmai
sebagai terapi adjuvant yang dapat mengurangi efek samping dari kemoterapi.
Terdapat 4 grup dalam penelitian ini yaitu Grup A yang diberikan kemoterapi dengan
injeksi Cantharidin, Grup B diberikan kemoterapi dengan injeksi Shemai, Grup C diberikan
kemoterapi dengan injeksi Cantharidin dan Shemai, dan Grup D hanya diberikan kemoterapi
tunggal. Hasil penelitian yang didapat adalah injeksi Cantharidin dan Shemai dapat
menurunkan efek samping dari kemoterapi yang akan menaikan kualitas hidup pasien dengan
kanker payudara.

Metode
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 dengan sampel pasien kanker payudara di
Rumah Sakit Nanjing di Cina yang masuk dalam kriteria inklusi yaitu pasien kanker payudara
yang telah menjalani mastektomi radikal, berusia 18-75 tahun, prediksi survival rate lebih dari
3 bulan, jumlah sumsum tulang yang adekuat (Leukosit > 4.0x109 dan trombosit >100x109),
fungsi hati normal, dan tidak mempunyai penyakit jantung dan ginjal. Kriteria ekslusi adalah
pasien yang gagal melengkapi 3 siklus kemoterapi, memiliki penyakit berat lain selain
keganasan, hamil dan menyusui.

Hasil
Insiden efek samping (mual muntah, leukopenia dan kelelahan) dari
kemoterapi Grup C (kemoterapi dengan injeksi Cantharidin dan Shenmai)
mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan grup lainnya.
Penurunan insiden ini bisa meningkatkan Quality of Life pasien dengan kanker
payudara.
Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit
POPULASI
Nanjing

Jumlah Sampel 78 Orang

A B C D

Kesimpulan Jurnal: Herbal Cantharidin Sodium dan Shenmai dapat


meningkatkan kualitas hidup pasien yang menjalani kemoterapi
I. APAKAH HASIL PENELITIAN TERSEBUT VALID?
1. Apakah ada sample pasien yang representatif dan didefinisikan secara jelas pada
titik yang sama (similar point) dalam perjalanan penyakit (course of the disease)?
Ya, karena pasien masuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu pasien kanker
payudara dengan mastektomi radikal, umur 60 tahun.

2. Apakah follow-up lengkap dan cukup lama (sufficiently long and complete)?
Ya, lengkap karena pasien telah di follow-up setelah menyelesaikan tiga siklus
kemoterapi dengan pemeriksaan radiologi.
3. Apakah digunakan kriteria outcome yang obyektif dan tidak berbias?

4. Apakah ada penyesuaian/adjustment terhadap faktor prognostik yang penting?


Ya, karena terdapat eksklusi dari penelitian ini yaitu pasien yang gagal melengkapi tiga
siklus kemoterapi, pasien dengan penyakit lain selain keganasan, hamil dan menyusui.

II. APAKAH HASIL PENELITIAN INI PENTING?


1. Bagaimana gambaran outcome menurut waktu?
Setelah menjalani lebih dari tiga siklus kemoterapi, kebotakan, abnormalitas fungsi
ginjal dan neuritis perifer pada setiap grup tidak mengalami penurunan yang signifikan.
Insiden mual muntah, supresi sumsum tulang dan rasa letih berkurang terutama pada
grup C yang menjalani kemoterapi dengan Catharidin sodium dan shenmai.
2. Seberapa tepat perkiraan prognosis?
Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat, terjadi pengurangan efek samping yang
ditimbulkan oleh kemoterapi saat mengkombinasikannya dengan pengobatan herbal
cina (Cantharidin dan Shenmai).
III. APAKAH HASIL PENELITIAN INI DAPAT DI APLIKASIKAN?
1. Apakah pasien dalam penelitian ini serupa dengan pasien kita?
Ya, karena pasien tersebut masuk kriteria inklusi.

2. Apakah simpulan kita terhadap hasil studi bermanfaat apabila disampaikan kepada
pasien dalam tata laksana secara keseluruhan?
Ya, bermanfaat. Penelitian tersebut menyatakan bahwa, kelompok yang
mengkombinasikan kemoterapi dengan pengobatan herbal cina (Cantharidin dan
Shenmai) mengalami penurunan insidensi efek samping dari kemoterapi (leukopenia,
mual, muntah, dan kelelahan). Penurunan insidensi ini bisa meningkatkan kualitas hidup
pasien dengan kanker payudara setelah prosedur mastektomi.

You might also like