You are on page 1of 6

KHUTBAH

(Idul Adha)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Khutbah niki judule Idul Adha.
Ibadah Kurban dimilai saking cerios prenta Allah dhumateng Nabi Ibrahim
ngangge nyembeleh pecil kesayangane, Ismail (alaihissalam). Setiyang pecil
ingkang diidam-idamaken bertaun-taun sebab semah sekian lami mandul. Lebet
surat ash-shaffat jelasaken bahwa nabi ibrahim dedonga:

“Ya rabbku, anugerahaken dhumateng kula ingkang termasuk tiyang-tiyang


ingkang shalih.”

Hadakumullah,
Ibadah kurban taunan ingkang umat Islam laksanaaken yaniku bentuk I’tibar.
Sekabeh tiyang ibarang satunggal tubuh ingkang diciptaaken Allah lebet kemuliaan,
diwajibaken kurban ingkang mampu mergi esensi kurban yaniku solidatitas
ngangge ngarepaken keridaan Allah SWT.
Pengorbanan merupakan manifestasi saking kesadaran kula sedaya sebagai
makluk sosial.
AKHLAK TERHADAP TEMAN

A. Mencintai Teman
Sungguh beruntung jika seseorang yang dalam kesehariaunya banyak ditemani
oleh orang-orang yang mengasihinya. Kitapun bisa merasakan betapa penting
kehadiran seorang teman dalam pergaulan, dengan teman-teman kita bisa berbagi
pengalaman, bermain, dan bekerja sama. Namun kita perlu sedikit waspada karena
tidak semua teman yang kita kenal memiliki perilaku atau budi perkerti yang baik,
jangan sampai karena pertemanan yang sangat dekat kemudian kita terbawa oleh
perilaku teman yang buruk. Tidak sedikit teman kita yang semula rajin ibadah, taat
pada prang tua, sekolahnya disiplin, jujur, sultan dan lemah lembut kemudian
perilakunya berubah menjadi buruk.
Apabila kita mencintai teman, maka janganlah berlebihan, dan apabila kita
membenci seseorang yang tidak disukai, maka janganlah berlaku sewenang-
wenang. Sahabat Ali r.a. berkata:

"Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, barangkali ia akan menjadi orang yang


engkau benci pada suatu hari nanti, dan bencilah orang engkau benci sekedarnya
saja, bisa jadi ia akan menjadi kekasihmu suatu hari nanti."

Wahai anak yang baik, hiasilah hidupmu dengan ibadah yang lurus, iringi
hidupmu dengan restu orang tua, raih cita-citamu dengan belajar yang baik, jaga
hati dengan kejujuran, santun dan lemah lembut perilakumu membawa
kehormatanmu.
Dalam bergaul janganlah kita menganggap seseorang sebagai teman sebelum
kita mengetahui perihal dirinya. Jika kita sudah mengenal jati diri seseorang itu
baik, maka bolehlah ia jadikan sebagai teman atau bahkan sebagai bagian dari
saudara kita.
Beberapa hal yang harus dipelihara oleh kita selaku hamba Allah SWT adalah
menyampaikan ucapan salam pada hamba yang lain, bila kalian bertemu dengan
teman, panggil dengan panggilan yang menyenangkan, sempatkanlah waktumu
untuk hadir bila terman mengundang atau mengajakmu, doakanlah dengan
mengucapkan yarhamukallah bila ia bersin, kunjungilah bila ia sakit. Bantulah bila
ia berbuat kebaikan, gembirakan hatinya manakala tertimpa musibah, nasihatilah ia
jika membutuhkan nasihatmu, lindungi dari marabahaya dan jaga nama baik
temanmu sekalipun temanmu tidak ada di hadapahmu, antarkan janazahnya jika ia
meninggal dunia. Tetapi jika temanmu berbuat dosa tegurlah dengan tegas karena
teman yang baik tidak akan membiarkan temanya berbuat dosa, mohonkan
ampunan untuk temanmu manakala tidak disengaja berbuat dosa.
Firman Allah

Artinya:
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan
dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama
mereka". (Q.S. Al Fath 48: 29)

Teman adalah orang yang paling dekat dengan kita setelah keluarga. Disebut
teman biasanya karena sebaya dengan kita. Baik karena seumur, sekelas,
sepermainan maupun lainnya. Hubungan antar teman harus senantiasa dijaga dan
dipelihara, karena dengan merekalah kita selalu bersama di luar rumah. Ada pepatah
mengatakan, teman seribu kurang, musuh satu terlalu banyak. Artinya, lebih baik
memperbanyak teman dari pada memperbanyak musuh.
Teman terkadang ada yang baik tapi ada pula yang buruk, kita boleh memilih-
milih teman bahkan harus. Akan tetapi pemilihan itu bukan berdasarkan kekayaan
atau banyaknya harta, atau ketampanan dan keelokan rupa. Bukan pula karena
kepintaran serta kepandaian belaka melainkan berdasarkan akhlak atau budi
pekertinya. Orang yang bergaul dengan teman yang tidak baik akan terbawa
menjadi tidak baik, sebaliknya orang yang bergaul dengan teman yang baik akan
terbawa pula baiknya. Faktor lingkungan dalam hal ini adalah teman, dengan siapa
kita bergaul sangat menentukan siapa diri kita.

B. Menghormati Yang Lebih Tua dan Menyayangi Yang Muda


Orang yang lebih tua adalah orang yang di atas kita umurnya atau lebih dari
kita. Orang yang umurnya berada di atas kita umumnya lebih pula pengetahuan
maupun pengalamannya. Karena mereka telah melewati masa-masa yang tengah
kita jalani sekarang. Oleh karena itu kita mesti membiasakan menghormati yang
lebih tua. Pada suatu saat kelak entah kapan kita memerlukan bimbingan, arahan
atau bahkan petunjuk dari mereka. Dalam salah satu hadits Nabi dinyatakan bahwa:

"Salah satu tanda memuliakan Allah adalah menghormati orang muslim yang lebih
tua" (HR. Abu Daud).

Terhadap orang-orang tersebut hendaknya kita menghormatinya dengan cara:


 Mempersilahkan tempat duduk kita untuk orang yang lebih tua
 Tidak memanggil dengan nama alias maupun nama sebenarnya
 Jika ia bawahan, karyawan, pembantu hindari ucapan membentak
 Mempersilahkannya terlebih dahulu untuk berbicara atau berpendapat
 Tidak berkata-kata kasar atau mengejek mereka
 Tidak menyela pembicaraannya ketika mereka sedang berbicara
Adapun orang muda adalah, orang yang umurnya lebih muda dari kita. Orang
yang umurnya di bawah kita pada umumnya pengetahuan serta pengalamannya pun
tidak lebih banyak dari kita. Meski tidak selalu demikian. Sebuah riwayat
mengatakan bahwa:
“Tidak termasuk ke dalam golongan umatku orang yang tidak menyayangi yang
lebilh muda dan menghormati orang yang lebih tua" (HR. Turmudzi).
Sikap menyayangi yang lebih muda dapat dilakukan dengan:
 Tidak meremehkan karyanya
 Memberikan bimbingan
 Memberikan motivasi
 Memberi keteladanan
 Mendengar pendapatnya
 Sikap toleransi

C. Menjaiin Hubungan Baik


Menjaga hubungan baik dengan teman adalah hal yang mutlak perlu
dilakukan. Memang ada sebuah riwayat yang mengatakan bahwa katakanlah
kebenaran itu meskipun pahit. Akan tetapi untuk menjaga hubungan pertemanan
alangkah lebih bijaknya jika kita bisa mengatakan hal yang pahit denga cara yang
paling manis. Menyampaikan hal yang kasar dengan cara yang paling halus dan
mengatakan sesuatu yang tidak baik dengan cara yang paling enak.
Hak seorang teman terhadap teman yang lainnya ada tiga yakni:
1. Mengingatkan kalau sedang lupa
2. Menolong kalau dibutuhkan
3. Menghibur kalau sedang sedih
Dengan tiga hal tersebut di atas hubungan baik dengan teman akan terjaga,
karena teman yang baik adalah yang saling menghormati, saling pengertian dan
peduli tentang keberadaan satu dengan yang lain, hindari sikap masa bodoh atau
tidak peduli terhadap teman. Tingkatkan dan kembangkan sikap empati dan simpati
terhadap sesama teman dalam pergaulan.

D. Saling Menasehati dan Membantu


Memberikan nasehat kepada teman adalah perlu bila ia sedang lupa. Tapi
dengan cara yang baik agar tidak tersinggung. Sebab ada orang yang dinasehati
justru marah dan sakit hati. Maksud kita baik malah ditanggapi jelek oleh teman.
Demikian pula sebaliknya kita mesti berterima kasih jika ada teman yang
menasehati kita. Karena itu tandanya bahwa dia peduli dengan kita, dia sayang
dengan kita.
Membantu teman yang sedang dalam kesulitan juga perlu kita lakukan. Kita
boleh menolong dan membantu hanya dalam hal kebaikan bukan hal kejelekan.
Kalau menolong teman dengan cara memberikan contekan jawaban soal ulangan,
jelas pertolongan yang demikian tidak baik.

E. Santun Dalam Bicara


Ketika kita menjumpai seseorang yang berbicara lemah lembut penuh
kesantunan pada siapapun yang dihadapai dan jumpai sungguh indah sekali.
Pembicaraan yang penuh keceriaan, kebersahajaan, dan keakraban pertemanan yang
terjalin orang tersebut sangat harmonis. Pembicaraan yang selaht menyenangkan
dan membahagiakan teman-temannya, ucapannya selalu diiringi senyuman dan
kejujuran sehingga teman yang diajak bicarapun merasakan kedamaian. Ketika
bertemu dengan teman berbicaralah seperlunya, sebab jika seseorang banyak bicara
biasanya banyak pula kebohongannya. Berbicara lemah lembut juga berarti
berbicara dengan sopan santun sesuai dengan etika atau tata krama yang ada di
daerah masing-masing, karena diyakini orang yang tidak beretika dalam pergaulan,
maka dia tidak akan bisa menuai rasa simpati dan empati dari lingkungannya. Bagi
teman-teman yang lahir dan dibesarkan di lingkungan yang berbahasa Jawa
Cirebon, tentu bisa saja ketika berbicara menggunakan bahasa Cirebon dengan baik
yang kita kenal dengan "bebasan". Begitupun teman kita yang lahir dan dibesarkan
di lingkungan yang berbahasa Sunda tentunya dalam berbicara sedikit banyak
menggunakan bahasa Sunda yang baik. Sebab tiap bahasa daerah memiliki tata
krama atau etika yang sangat kuat dijaga. Seperti dalam peribahasa Sunda berikut:

"Hade ku omong goreng ku omong"


Artinya bahwa, sesuatu menjadi baik atau buruk karena perkataannya.

"Hade gogok hade tagog"


Artinya, santun bicaranya, anggun tampilannya.

"Ratu kudu saciduh metu saucap nyata"


Artinya, antara ucapan dan perilaku seseorang harus berkesesuaian.

Dalam berbicara dengan siapapun hindari mengucapkan kata-kata yang


merendahkan seseorang dan tidak perlu pula menggunakan kata-kata yang
mengandung kesombongan, jauhi ucapan yang tidak pantas, jika kita melihat dan
mendengar perkataan teman yang kasar, jorok, merendahkan teman yang lain,
intonasinya tinggi seperti teriak-teriak, menyinggung perasaan, kita yang
mendengarkan pasti merasa risih dan terganggu dengan kehadiran teman yang
demikian. Kita tidak perlu berbicara dengan suara yang nyaring ketika di depan
orang, atau berbicara berbagai hal yang menjijikan.

F. Menghindari Perilaku Buruk

Dalam pergaulan seseorang dihormati atau tidak adalah bergantung bagaimana


ia bersikap dan menyikapi interaksi dengan teman bergaulnya. Jika dalam pergaulan
tidak atau kurang harmonis kita dapat merasakan ketidaknyamanan merusak
hubungan dalam bermasyarakat maupun dalam lingkungan kerja. Oleh karenanya
perilaku maupun ucapan yang menjadikan masalah dalam bergaul singkirkan jauh-
jauh.
Perilaku buruk yang dengan sadar atau tidak tapi terkadang dilakukan dengan
tanpa beban bahkan dengan bangganya kalau dia bisa menghina, berprasangka
buruk, menceritakan keburukan orang lain, mengadu domba, iri hati, dengki, dusta,
khianat, fitnah, menjilat, korupsi, sumpah serapah bahkan mengucapkan sumpah
palsu dan keburukan-keburukan lainnya. Orang tersebut menganggap dirinya
mendapatkan keberuntungan dari perbuatan kejinya. Dia tidak sadar bahwa apa
yang dilakukannya adalah dalam keadaan mempertontonkan keburukannya serta
menghinakan dirinya sendiri di hadapan orang lain. Dengan perilaku buruk seperti
itu sebenarnya sedang berusaha memupuk untuk menyuburkan pundi-pundi
dosanya.
Sebagai landasan dalam bergaul agar terhindar dari sifat keji, ada baiknya
hadits Nabi ini kita jadikan sebagai tuntunan;

Artinya :
"Tanda-tanda orang munafik ada tiga yaitu ketika berbicara ia berbohong, ketika
berjanji ia rnengingkari dan ketika dipercaya ia berkhianat" (HR. Muslim)

You might also like