You are on page 1of 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HARGA DIRI RENDAH DAN PERAN KELUARGA DENGAN PASIEN


DI RUANG 23 EMPATI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Disusun Oleh :
Kelompok 14
Nadia Kusuma Dewi
Raga Suryansyah
Akhmad Rofiq Rudiansyah

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. Saiful Anwar
November 2017
LEMBAR PERSETUJUAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


HARGA DIRI RENDAH DAN PERAN KELUARGA DENGAN PASIEN
DI RUANG 23 EMPATI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Telah disetujui oleh pembimbing dan disajikan pada:


Hari : Senin
Tanggal : 20 November 2017
Pukul : 08.00 WIB
Tempat : Ruang 23 Empati

Malang, 20 November 2017

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

Saifulah Fuji Mas, S.Kep. Ns


NIP: NIP: 19680911 198901 1 003

Mengetahui,

Kepala Ruangan 23 Empati

Rus Yuliati. S.Kep. NS


NIP: 196207281986032005
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Harga Diri Rendah Dan Peran Keluarga Dengan Pasien


Penyuluh : Mahasiswa Diploma III Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Sasaran : Pasien Dan Keluarga
Tempat : Ruang 23 Empati
Hari / Tanggal : Senin, 20 November 2017
Waktu : 30 Menit
Metode : 1. Ceramah
2. Tanya Jawab
Media : 1. LCD
2. Leaflet
Materi : 1. Pengertian Harga Diri Rendah
2. Penyebab Harga Dirti Rendah
3. Tanda dan Gejala Harga Diri Rendah
4. Akibat Lanjut Harga Diri Rendah
5. Cara Merawat Keluarga Dengan Harga Diri Rendah
(Terlampir Di Bab II)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi sehat, emosional, psikologis, dan
sosiologis yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan
koping yang efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional. Kesehatan
jiwa memiliki banyak komponen dan di pengaruhi oleh berbagai faktor (Johnson,
1997). Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang
diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan
dengan orang lain (Stuart dan Sudeen, 1998). Harga diri adalah pandangan
keseluruhan dari individu tenang dirinya sendiri. Penghargaan diri juga kadang
dinamakan martabat diri atau gambaran diri. Misalnya, anak dengan penghargaan
diri yang tinggi mungkin tidak hanya memandang dirinya sebagai seseorang, tetapi
juga sebagai seseorang yang baik.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah
diri berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri.Harga diri merupakan evaluasi diri negatif yang berkepanjangan/perasaan
tentang diri atau kemampuan diri (Herdman,2012). Harga
diri rendah berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat mental karena dapat
menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain, terutama kesehatan jiwa. Dampak
yang dapat ditimbulkan oleh pasien yang mengalami harga diri rendah adalah
kehilangan kontrol dirinya.
Pasien akan mengalami panik dan perilakunya. Pada situasi ini pasien dapat
melakukan bunuh diri (suicide), membunuh orang lain (homicide),bahkan merusak
lingkungan Untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan harga diri rendah,
dibutuhkan penanganan yang tepat. Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau
merupakan Rumah Sakit Jiwa satu-satunya yang ada di Provinsi Riau. Berdasarkan
data akuntabilitas 2014 di Rumah Sakit Jiwa Tampan pasien gangguan jiwa yang
menderita Skizofrenia Paranoid (F20.0) 3.890 kasus (39,06%), Skizofrenia Residual
(F20.5) 2.105 kasus (21,14%).
Berdasarkan data akuntabilitas Rumah Sakit Jiwa Tampan Januari-
September 2015, penderita skizofrenia Paranoid (f.20.0) 4.400 kasus (66,3%),
sedangkan skizofrenia Residual (F20.5) 2.230 kasus (33,6%). Keluarga sebagai
orang terdekat dengan klien merupakan sistem pendukung utama dalam
memberikan pelayanan langsung pada saat klien berada dirumah. Oleh karena
itu,keluarga memiliki peran penting didalam upaya merawat anggota keluarga
dengan harga diri rendah. Melihat fenomena diatas, maka keluarga perlu
mempunyai pemahaman mengenai cara perawatan anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwakhususnya harga diri rendah ini.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah perawat dapat melaksanakan
penyuluhan guna memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga. Oleh karena
itu dalam praktek Keperawatan Jiwa Program Ners STIKes Tengku Maharatu, kami
akan melakukan penyuluhan mengenai peran keluarga dalam merawat anggota
keluarga dengan harga diri rendah.

1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Pada akhir proses penyuluhan, peserta penyuluhan dapat mengetahui tentang
peran serta keluarga pada klien dengan harga diri rendah.
B. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga klien ruang 23
empati RSSA Malang dapat :
1. Menjelaskan tentang pengertian harga diri rendah.
2. Menjelaskan tentang tanda dan gejala harga diri rendah.
3. Menjelaskan tentang penyebab harga diri rendah.
4. Menjelaskan tentang cara meningkatkan harga diri.
5. Menjelaskan tentang peran keluarga dalam meningkatkan harga diri.
1.3 Manfaat
a. Dapat mempercepat penyembuhan pada pasien
b. Dapat mempermudah proses pemulihan pasien kedalam kondisi semuala dengan
adanya bantuan keluarga setelah memahami perannya
c. Dapat melaksanakan tugas dengan baik dan memperkecil presentase jumlah
pasien dengan gangguan harga diri rendah di rmah sakit
d. Penyuluhan dapat dijadikan referensi baru dalam memberikan ilmu bagi
mahasiswa
e. Dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan yang luas bagi mahasiswa
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian HDR


Harga diri rendah adalah perasaan tidah berharga, tidak berarti, dan rendah
diri berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri.Harga diri kronik merupakan evaluasi diri negatif yang berkepanjanga/perasaan
tentang diri atau kemampuan diri (Keliat, 2005)
Harga diri rendah muncul akibat dari penilaian internal individu maupun
penilaian eksternal yang negatif. Penilaian internal adalah penilaian yang berasal
dari diri individu itu sendiri, sedangkan penilaian eksternal merupakan penilaian
dari luar dir individu (misal: lingkungan) yang mempengaruhi penilaian individu
tersebut.
2.2 Penyebab HDR
Harga diri dan konsep diri tidak bisa dipisahkan dari memandang diri
sendiri. Harga diri merupakan penilaian seseorang terhadap diri sendiri, baik
bersidat positif maupun negatif. Sementara konsep diri merupakan penilaian yang
berasal dari dalam diri sendiri.Seseorang yang memilki harga diri rendah maka akan
membatasi pergaulannya, kurang percaya diri, kurang aktif, dan tidak bisa
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Faktor yang menyebabkan seseorang mengalami harga diri rendah, yakni:
a. Pola Asuh Keluarga
Pola asuh yang diterapkan di keluarga sangat berpengaruh terhadap bagaimana
seseorang memandang dirinya sendiri. Pola asuh yang permisif cenderung kurang
terkontrol sehingga seseorang menjadi tidak bisa membedakan mana yang baik
dan mana yang tidak bisa diterima masyarakat. Sebaliknya, pola asuh otoriter
kadang menyebabkan masalah maladaptif dalam menilai diri.
b. Tekanan/Trauma
Banyak faktor yang bisa menyebabkan timbulnya trauma, misalnya kekerasan
fisik, seksual, dan peristiwa lain yang bisa mengancam seseorang hingga tidak
bisa lepas dari bayang-bayang kejadian yang tidak menyenangkan tersebut.
c. Keadaan Fisik
Harga diri seseorang juga dipengaruhi oleh kondisi fisik. Kondisi fisik yang
mempunyai kekurangan atau cacat akan membuat seseorang merasa minder.
Akibatnya mereka cenderung menarik diri untuk menyembunyikan
kekurangannya.
d. Ketidakberfungsian Secara Sosial
Ketidakberfungsian secara sosial disini adalah tidak mampunya seorang individu
menempatkan dirinya dalam fungsi sosial. Misalnya seorang kepala rumah
tangga yang menganggur, akan merasa rendah diri dalam kehidupan sosialnya.

2.3 Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala HDR dapat di lihat dari ungkapan pasien yang menunjukan
penilaian negatif tentang dirinya dan di dukung dengan data hasil wawancara dan
observasi.
1. Data subjektif
Pasien mengungkapan tentang :
a. Hal negatif diri sendiri atau orang lain
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penolakan terhadap kemampuan diri
2. Data objektif
a. Penurunan produktifitas
b. Tidak berani menatap lawan bicara
c. Libik banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
d. Bicara lambat dengan nada suara lemah

2.4 Akibat Lanjut HDR


Klien yang mengalami harga diri rendah bisa mengakibatkan gangguan interaksi
sosial: menarik diri, memicu munculnya perilaku kekerasan yang berisiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Isolasi social merupakan keadaan
dimana individu dan kelompok mengalami kebutuhan meningkat keterlibatan
dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk melakukan kontak.
2.5 Cara Merawat Keluarga Dengan HDR
Tindakan keluarga dengan pasein saat melakukan pelayanan di rumah,
perawat menemui keluarga (pelaku rawat) terlebih dahulu sebelum menemui pasien.
Bersama keluarga perawat mengidentifikasi masalah yang di alami pasien dan
keluarga. Tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga dilakukan pada setiap
pertemuan, minimal 4x pertemuan dan dilanjutkan hingga pasien mampu mengatasi
harga diri rendah dan keluarga mampu merawat harga diri rendah.
1. Meningkatkan harga diri klien

 Menjalin Hubungan saling percaya

 Memberi kegiatan ssesuai kemampuan klien

 Meningkatkan kontrak dengan orang lain

2. Menggali kekuatan klien

 Dorong mengungkapkan pikiran dan perasaannya

 Bantu melihat kebolehan dan kemampuan klien

 Bantu mengenal harapan.

3. Mengevaluasi diri

 Membantu klien mengungkapkan upaya yang biasa digunakan dalam

menghadapi masalah baik yang positif maupun yang agresif

4. Menetapkan tujuan yang nyata

 Membantu klien mengungkapkan beberapa rencana menyelesaikan masalah

 Membantu memilih cara yang sesuai untuk klien

5. Mengambil keputusan

 Membantu klien untuk mengubah perilaku negatif dan mempertahankan

perilaku positif

6. Sikap keluarga: empati, mengontrol klien, memberi pujian pada klien.


BAB III
PENGORGANISASIAN

3.1. Pengorganisasian Tugas Kelompok


Penyuluhan dilakukan oleh kelompok dengan pengorganisasian sebagai berikut :
Moderator : Raga Suryansyah
Penyaji : Nadia Kusuma Dewi
Fasilitator : Akhmad Rofiq Rudiansyah
Observer : Akhmad Rofiq Rudiansyah

3.2. Jadwal Kegiatan


No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan 5 menit  Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan diri dan mendengarkan
 Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
 Melakukan kontrak
waktu
 Menyebutkan materi
penyuluhan yang
akan diberikan
2 Pelaksanaan 15 menit  Menjelaskan tentang  Mendengarkan dan
pengertianharga diri memperhatikan
rendah.  Bertanya tentang
 Menjelaskan tentang materi yang kurang
tanda dan gejala jelas
harga diri rendah.
 Menjelaskan tentang
penyebab harga diri
rendah.
 Menjelaskan tentang
cara meningkatkan
harga diri.
 Menjelaskan tentang
peran keluarga dalam
meningkatkan harga
diri.
3 Evaluasi 5 menit  Menanyakan pada  Menjawab dan
keluarga pasien menjelaskan
tentang materi yang pertanyaan
diberikan dan
reinforcement
kepada keluarga
pasien bila dapat
menjawab dan
menjelaskan kembali
pertanyaan / materi.
4 Penutup 5 menit  Mengucapkan terima  Menjawab salam
kasih
 Mengucapkan salam

3.3. Pengorganisasian
Penyaji : Nadia Kusuma
Tugas : Memberi penyuluhan tentang harga diri rendah
Fasilitator : 1. Raga Suryansyah
2. Akhmad Rofiq
Tugas : Memfasilitasi keluarga klien di saat melakukan pendidikan kesehatan
harga diri rendah
Moderator : Raga Suryansyah
Tugas : Memandu jalannya penyuluhan
Observer : Akhmad Rofiq
Tugas : Mengobservasi jalannya pendidikan kesehatan tentang harga diri
Rendah
3.4. Setting Tempat

Keterangan:

: Leader
: Co leader
V
: Observer

: Fasilitator
: Klien

3.5. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang 23 Empati RSSA
Malang.
b. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Keluarga dank lien memperhatikan terhadap materi penyuluhan.
b. Keluarga dan klien bertanya tentang materi penyuluhan.
c. Keluarga dan klien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara benar.
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 80% Peserta mampu :
a. Menyebutkan pengertian HDR dengan bahasanya sendiri dengan benar.
b. Menyebutkan bagaimana proses terjadinya HDR dengan bahasanya sendiri
dengan benar.
c. Menyebutkan tanda dan gejala HDR dengan bahasanya sendiri dengan
benar.
d. Menjelaskan cara merawat anggota keluarga HDR dengan bahasanya
sendiri dengan benar
OBSERVASI PENYULUHAN

Topik : Harga Diri Rendah Dan Peran Keluarga Dengan Pasien


Hari/ Tanggal : Selasa, 22 November 2016
Tempat : Ruang 23 Empati
1. Struktur
a. SAP
b. Waktu dan tempat
c. Sasaran
d. Organisasi
2. Proses
a. Kesesuaian implementasi SAP
b. Dinamika penyuluhan
3. Hasil
a. Pencapaian tujuan khusus
b. Ketuntasan materi
c. Jumlah peserta penyuluhan
d. Antusiasme peserta

Malang, 20 November 2017

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Observer

Saifulah Fuji Mas, S.Kep. Ns Akhmad Rofiq Rudiansyah


NIP: 19680911 198901 1 003 NIM: 2015103005110
DAFTAR PUSTAKA

Keliat budi, ana. 2005. Peran serta keluarga dalam perawatan klien gangguan jiwa.
EGC.

Modul keperawatan jiwa

You might also like