Professional Documents
Culture Documents
OLEH
DRS. FIRDAUS, M.SI.
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
2015
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah Subhanallahu Wata’ala, Rabb semesta alam yang
telah menganugerahkan, hidayah dan taufik-Nya dan Salam dan Sholawat kami
kirimkan kepada Rasulullah Solallahu ‘alaihi Wasallam sebagai junjungan penulis,
sehingga buku ajar ini dapat diselesaikan.
Buku ajar matakuliah Metode Geofisika Eksplorasi I (MGE-I), ini disusun
sebagai bahan ajar untuk mahasiswa Jurusan Fisika FMIPA dalam minat Fisika
Bumi. Mata kuliah Metode Geofisika Eksplorasi (MGE), pada dasarnya dibagi dua,
yaitu mata kuliah MGE-I dan MGE-II, yang ditawarkan pada semester berbeda.
Untuk mata kuliah MGE-I, berisi metode eksplorasi yang meliputi : metode
gravitasi, metode magnetik, metode seismik refleksi dan metode seismik refraksi.
Dalam penyelesaian buku ajar ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
ketua Jurusan Fisika FMIPA Unhalu yang telah mengalokasikan dana dari Program
SP4 Jurusan Fisika Tahun 2005 untuk penyusunan buku ajar MGE-I ini. Disisi lain
penulis menyadari ketidaksempurnaan buku ajar ini, untuk itu penulis mengharapkan
sumbangsi pemikiran untuk kesempurnaan buku ajar MGE-I ini dikemudian hari.
Akhirnya penulis berharaf semoga buku ajar ini dapat bermanfaat.
Isi halaman
Halaman Sampul i
Kata pengantar ii
Daftar Isi iii
Daftar Pustaka 70
Metode Geofisika Eksplorasi I
BAB I
TEORI METODE GRAVITASI
Metode Gravitasi 1
Metode Geofisika Eksplorasi I
m1 m 2
F = −γ r1 (1. 1)
r2
Dimana F adalah gaya pada m2 , r1 adalah vektor satuan dari m1 ke m2. r jarak antara
m1 dan m2, γ adalah konstanta gravitasi universal (Dalam SI nilai dari γ adalah 6,672 x
10-11 Nm2/Kg2 atau dalam cgs 6,672 x 10-8 dyne cm2/ gr2)
Percepatan gravitasi pada m2 akibat adanya m1 dapat ditentukan dengan
membagi F dengan m2 . Jika m1 massa bumi (Me) maka percepatan gravitasi m2 pada
permukaan bumi yaitu :
F M
g= = − γ 2e r1 (1. 2)
m2 Re
B. Potensial Gravitasi.
a. Potensial 3 Dimensi
Medan gravitasi merupakan medan konservatif, yang menyatakan bahwa kerja
yang dilakukan suatu massa yang bergerak dalam medan gravitasi tidak bergantung
pada lintasannya dan hanya bergantung pada titik akhir. Gaya yang terjadi dalam
suatu medan konservatif dapat diturunkan dari fungsi potensial skalar U(x,y,z), yaitu :
F ( x, y, z)
∇U ( x, y, z) = − = −g( x, y, z) (1. 3)
m2
F ( r, θ, φ )
∇ U ( r, θ, φ) = − = −g (r, θ, φ)
m2
Metode Gravitasi 2
Metode Geofisika Eksplorasi I
r r
U ( r, θ, φ ) = ∫ (∇ U )dr
∞
=− ∫ g dr
∞
(1. 4)
pernyataan ini menyatakan bahwa kerja yang dilakukan suatu unit massa yang
bergerak dari suatu titik tak berhingga ke suatu titik berjarak r dari suatu titik massa
menghasilkan medan gravitasi. Dengan menggunakan persamaan (1.2) dalam bentuk
skalar, diperoleh,
r
⎛1⎞ m
U ( r ) = − γ ∫ m ⎜ 2 ⎟dr = γ (1. 5)
∞ ⎝r ⎠ r
z y
dm( x , y, z)
P(0,0,0) r
x
Gambar 1.1. Potensial untuk massa 3D
Tinjau suatu massa tiga dimensi dengan sembarang bentuk seperti pada
gambar 1.1. Potensial dan percepatan gravitasi pada suatu titik diluar massa itu dapat
ditentukan dengan membagi-bagi massa dalam bentuk elemen yang selanjutnya
diintegrasikan untuk memperoleh efek totolnya. Dari persamaan (1.5), potensial
elemen massa dm di titik (x, y, z) dengan jarak r dari P(0, 0, 0) adalah
dm γρdxdydz
dU = γ =
r r
Metode Gravitasi 3
Metode Geofisika Eksplorasi I
dimana ρ(x,y,z) adalah densitas, dan r2 = x2 + y2 + z2. Potensial dari total massa m
adalah
⎛ρ⎞
U = γ∫ ∫ ∫ ⎜⎝ r ⎟⎠ dx dy dz (1.6a)
x y z
karena g adalah percepatan gravitasi dalam arah z (mengarah kebawah dengan tegak
lurus positif), dan mengasumsikan ρ konstan, maka
⎛ ∂U ⎞ ⎛z⎞
g=−⎜ ⎟ = γρ ∫x ∫y ∫z⎜ 3 ⎟ dx dy dz (1.7a)
⎝ ∂Z ⎠ ⎝r ⎠
⎛ r0 ⎞
U = γρ ∫ ∫ ∫ ⎜⎝ r ⎟⎠ dr
r0 θ z
0 dθ dz (1.6b)
⎛ r0 z ⎞
g = γρ ∫ ∫ ∫ ⎜⎝ r
r0 θ z 3
⎟ dr0 dθ dz
⎠
(1.7b)
U = γρ ∫ ∫ ∫ r sin θ dr dθ dφ
r θ φ
(1.6c)
⎛ ∂U ⎞ ⎛z⎞
g =−⎜ ⎟ = − γρ
⎝ ∂Z ⎠
∫ ∫ ∫ ⎜⎝ r ⎟⎠ sin θ dr dθ dφ
r θ φ
= − γρ ∫∫∫ r θ φ
sin θ cos θ dr dθ dφ (1.7c)
karena z/r = cos θ. (tanda minus menunjukkan bahwa g arah kebawah kearah massa
dm pada pusat bola).
Metode Gravitasi 4
Metode Geofisika Eksplorasi I
b. Potensial 2-dimensi
Jika massa dalam arah y (arah strike) tak berhingga maka dapat dianggap
massa 2 dimensi. Dari persamaan (1.6a) menjadi :
∞
⎛1⎞
U = γρ∫ ∫ dx dz ∫ ⎜⎝ r ⎟⎠ dy
x z
−∞
⎛1⎞
U = 2γρ∫ ∫ ln ⎜⎝ r' ⎟⎠ dx dz (1. 8)
x z
dimana r’2 = x2 + z2. Efek gravitasi untuk benda dua dimensi adalah
⎛ ∂U ⎞ ⎛ z ⎞
g =−⎜ ⎟ = 2γ
⎝ ∂Z ⎠
∫ ∫ ρ ⎜⎝ r '
x z 2 ⎟
⎠
dx dz (1. 9)
∫V
∇ ⋅ g dv = ∫g
S
n ds (1.10)
jika tidak ada yang attraksi dari dalam volume, integralnya adalah nol dan ∇ ⋅ g = 0.
Akan tetapi persamaan (1.3) gaya gravitasi merupakan gradien potensial skalar U,
sehingga
− ∇ ⋅ g = ∇ ⋅ ∇U = ∇ 2 U = 0 (1.11a)
ini menunjukan potensial didalam ruang bebas yang memenuhi persamaan Laplace.
Dalam koordinat kartesian, persamaan Laplace adalah
Metode Gravitasi 5
Metode Geofisika Eksplorasi I
∂2 U ∂2 U ∂2 U
∇ U= 2
+ + = 0 (1.11b)
∂ x2 ∂ y2 ∂ z2
⎛ ∂U ⎞
karena g = − ⎜ ⎟ , maka diperoleh solusi
⎝ ∂z ⎠
∇ 2g = 0 (1.11c)
Disisi lain jika terdapat suatu partikel pada pusat bola dengan radius r, maka
⎛γm⎞
∫g n ( )
ds = − ⎜ 2 ⎟ 4 π r 2 = - 4 π γ m (1.12a)
S
⎝ r ⎠
tanda minus menunjukan bahwa gn berlawanan arah normal. Jika bola tertutup massa
M, maka dapat dituliskan
∫V
∇ ⋅ g dv = ∫g
S
n ds = − 4 π γ M (1.12b)
Jika volume V sangat kecil, hanya berupa titik, maka integral dapat dihilangkan
menjadi
∇ ⋅g = − 4 π γ ρ (1.13a)
dimana ρ adalah densitas pada titik tersebut, maka dari persamaan (1.3)
∇2 U = 4π γ ρ (1.13b)
∫ (− 4π γ ρ ) dv = ∫
V S
g n ds (1.14)
Metode Gravitasi 6
Metode Geofisika Eksplorasi I
Kuantitas yang sering digunakan dalam analisis gravitasi dapat diperoleh dari
turunan potensial. Berdasarkan persamaan 1.7a, turunan pertama :
∂g ∂2 U
=−
∂z ∂z 2
= - Uzz
⎛1 3z 2 ⎞
= γρ∫ ∫∫ ⎜⎜ 3 − 5 ⎟⎟ dx dy dz (1.15)
x y z ⎝r r ⎠
∂2 g ∂3 U
= −
∂z 2 ∂z 3
= - Uzzz
⎛ 5 z3 3z ⎞
= 3γρ ∫ ∫∫ ⎜⎜ 7 − 5 ⎟⎟ dx dy dz (1.16)
x y z ⎝ r r ⎠
Turunan kedua ini sering kali digunakan untuk interprestasi data gravitasi pada
pemisahan anomali dan kontinuasi keatas atau kebawah.
D. Gravitasi Bumi.
Bentuk bumi tidak bulat dan homogen sempurna melainkan berbentuk
elipsoid, sehingga percepatan gravitasi tidak konstan di sepanjang permukaan bumi.
Besarnya percepatan gravitasi bergantung pada 5 faktor: garis lintang, ketinggian,
topografi, pasang surut bumi, dan variasi rapat massa bawah permukaan. Variasi
rapat massa bawah permukaan merupakan tujuan dari metode gravitasi, namun efek
gravitasi yang ditimbulkan lebih kecil dibandingkan dengan efek garis lintang,
ketinggian, pasang surut dan topografi. Sebagai contoh perubahan gravitasi dari
katulistiwa kedaerah kutub sekitar 5 Gal, atau 0,5 % dari rata-rata g (980 Gal), dan
Metode Gravitasi 7
Metode Geofisika Eksplorasi I
efek ketinggin lebih besar dari 0,1 gal atau 0,01 % g. Dalam eksplorasi minyak,
anomalinya sebesar10 mgal atau 0,001 % g dan untuk mineral sebesar 1 mgal.
Bentuk bumi dapat ditentukan dengan pengukuran geodetic, yaitu berbentuk
sferoidal. Bentuk ini berbentuk bola, membesar di katulistiwa dan berbentuk flat
(flattening) di daerah kutub. Flattening di kutub adalah ( Req – Rp ) / Req = 1/298,25,
dimana Req dan Rp adalah radius ekuator dan radius kutub.
Sferoid adalah suatu permukaan bumi yang berbentuk elipsoid yang dapat
didekati dengan permukaan laut rata-rata. Sedangkan permukaan laut rata-rata
merupakan efek ekipotensial gravitasi bumi dengan efek sentrifugal bumi yang
selanjutnya disebut Geoid. Speroid dan geoid tidak sama. Gambar 1.2. menunjukan
perbedaan sferoid dan geoid.
sferoid geoid
massa
sferoid
geoid
kontinen
laut
Akibat adanya anomaly massa lokal membua geoid melengkung seperti pada
gambar, dan adanya kelebihan massa (di kontinental), geoid cenderung tertarik keatas
dan adanya kekosongan massa (di laut) cenderung melengkung ke bawah. Sedangkan
sferoid tidak dipengaruhi oleh adanya massa.
Metode Gravitasi 8
Metode Geofisika Eksplorasi I
Metode Gravitasi 9
Metode Geofisika Eksplorasi I
BAB II
PROSESING DATA GRAVITASI
a. Koreksi Lintang.
Koreksi lintang diperlukan karena bumi tidak bulat sempurna tetapi berbentuk
elipsoid. Koreksi garis lintang (∆gl) diperoleh dengan mendeferensialkan persamaan
1.17, yaitu :
∆g l ⎛ 1 ⎞ ∆g l
=⎜ ⎟ = 0.811 sin 2φ mGal/km = 1.305 sin 2φ mGal/mil (2. 1)
∆s ⎜⎝ R e ⎟⎠ ∆φ
dimana ∆s = jarak horizontal U–S = Re ∆φ dan Re adalah radius bumi (6368 km).
Koreksi maksimum pada lintang 450 dimana sama dengan 0,01 mGal/(13 m) dan nol
pada equator dan kutub. Koreksi ini ditambahkan pada g bila bergerak ke arah
ekuator.
Metode Gravitasi 9
Metode Geofisika Eksplorasi I
∆g FA 2 γM e 2g
= = = 0.3086 mGal/m = 0.09406 mGal/ft (2. 2)
∆R R 3e Re
koreksi udara bebas ditambahkan pada hasil pengukuran bila stasiun berada diatas
permukaan datum.
c. Koreksi Bouguer
Koreksi Bouguer digunakan untuk menghitung pengaruh material diantara
satsiun dan permukaan datum dengan telah diabaikan pada koreksi udara bebas.
Koreksi bouguer diberikan oleh :
∆ gB
= 2 π γ ρ = 0,04192 ρ mGal/m = 0,01278 ρ mGal / ft (2. 3)
∆R
dimana ρ adalah densitas material antara stasiun dengan datum dalam gr/cm3.
Penggunaan koreksi Bouguer kebalikan dari koreksi udara bebas, dikurangkan bila
stasiun diatas datum, dan sebaliknya.
⎧ ⎫
( ) ( )
1 1
δ g T (r, θ) = γ ρ θ⎨(r0 − r1 ) + r12 + ∆ z 2 2 − r02 + ∆ z 2 2
⎬ (2. 4)
⎩ ⎭
dimana θ adalah sudut sektor (radian), ∆z = |zs – za|, zs adalah elevasi (ketinggian)
stasiun, za adalah elevasi rata-rata pada setiap sector, r0 jari-jari sektor luar dan r1
adalah radius sekor dalam. Koreksi medan ∆ gT adalah jumlah koreksi semua sektor :
Metode Gravitasi 10
Metode Geofisika Eksplorasi I
∆ gT = ∑ ∑ δ g (r , θ)
r θ
T (2. 5)
Dimana gobs adalah nilai pembacaan di tiap stasiun, gt gravitasi teoritis, ∆gT adalah
koreksi lintang, ∆gFA adalah koreksi udara bebas, ∆gB adalah koreksi Bouguer,dan
∆gT adalah koreksi medan.
Anomali Bouguer setiap titik stasiun ini masih terletak dipermukaan
topografi, untuk prosesing data lebih lanjut maka anomali tersebut harus dibawa ke
suatu bidang yang datar. Salah satu metode yang digunakan dalam proyeksi data
anomali ke suatu bidang yang datar digunakan metode Dampney. Pada metode ini
anomali gravitasi yang terletak pada permukaan topografi dengan ketinggian yang
bervariasi dibuat suatu sumber ekuivalen titik-titik massa diskrit [ρ(α,β,h)] pada
suatu bidang datar (gambar 2.1). Efek gravitasi [gz(x,y,z)] akibat sumber ekuivalen
titik-titik massa diskrit [ρ(α,β,h)] tersebut adalah :
Metode Gravitasi 11
Metode Geofisika Eksplorasi I
Dari persamaan (2.7) terlihat bahwa anomali medan gravitasi dapat diperoleh
dari suatu distribusi kontras densitas kontinu pada bidang z = h. Teknik sumber
ekuivalen titik massa didasarkan oleh pendekatan distribusi kontinu tersebut menjadi
suatu jajaran massa diskrit, sehingga dapat dinyatakan dalam bentuk matriks berikut :
gi = aik mk (2. 8)
G( h − z i )
dengan a ik =
[(x i − α k ) + (y i − β k ) + (z 0 − h )
2 2
]
2 3/ 2
dan z = h adalah bidang datar yang mengandung titik-titik massa mk pada (αk, βk, h)
serta posisi gi adalah (xi, yi, zi).
Dengan dihasilkannya massa-massa diskrit mk pada (αk, βk, h), maka anomali
medan gravitasi g(x,y,z0) pada ketinggian z tertentu dapat diperoleh dengan
menggunakan persamaan berikut.
Metode Gravitasi 12
Metode Geofisika Eksplorasi I
N
m k (h − z)
g z (x, y, z 0 ) = G ∑ (2. 9)
k =1 [(x i − α k ) + (y i − β k ) + (z 0 − h )
2 2
]
2 3/ 2
a. Kontinuasi Keatas
Metode kontinuasi ke atas merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan untuk memisahkan anomali lokal dan anomali regional. Pada prinsipnya
kontinuasi ke atas merupakan suatu transformasi medan potensial dari suatu bidang
permukaan ke bidang permukaan lain diatasnya. Kontinuasi ke atas pada dasarnya
cenderung menonjolkan anomali yang disebabkan oleh sumber yang dalam (efek
regional) dengan mengabaikan anomali yang disebabkan oleh sumber yang dangkal
(efek lokal). Dengan demikian hasil dari metode ini adalah anomali berupa
kecenderungan regionalnya. Untuk memperoleh anomali lokalnya adalah dengan
cara menghitung selisih antara anomali Bouguer hasil proyeksi ke bidang datar
dengan anomali regionalnya. Persamaan yang digunakan untuk melakukan kontinuasi
ke atas (Blakely, 1995) adalah :
Metode Gravitasi 13
Metode Geofisika Eksplorasi I
∞ ∞
∆z U ( x ' , y' , z 0 )
2π −∫∞ ∫ [( x − x' )
U ( x, y, z 0 − ∆z ) = dx ' dy' (2.10)
−∞
2
+ ( y − y' ) 2 + ∆z 2 ]
3/ 2
dimana ∆z > 0.
dimana :
∆z 1
ψ u ( x, y, ∆z ) = (2.12)
2π ( x + y + ∆z 2 ) 3 / 2
2 2
∫
−∞
f ( x ) dx < ∞,
Metode Gravitasi 14
Metode Geofisika Eksplorasi I
dimana F(Uu) dan F(Ψu) adalah transformasi Fourier dari medan kontinuasi ke atas
dari transformasi medan potensial U yang diukur pada permukaan z = z0. Untuk
memperoleh F(Uu) diperlukan suatu rumusan analitik dari F(Ψu) yang dapat diperoleh
dari transformasi Fourier persamaan (2.12). Persamaan (2.12) dapat ditulis kembali
dalam bentuk berikut :
1 ∂ 1
ψ u ( x, y, ∆z ) = − (2.14)
2π ∂∆z r
Metode Gravitasi 15
Metode Geofisika Eksplorasi I
i menyatakan indeks data (i = 1,2,3,…,N) maka selisih antara anomali Bouguer dan
anomali regional hasil perhitungan menggunakan polinomial adalah
Ri = ∆g i − Z i R i = ∆ g i - Z i (2.17)
∑R
i =1
i
2
= minimum (2.18)
dimana ∆g = sebagai anomali medan gravitasi yang sudah berada pada bidang datar
pada titik grid (xi,yi) dan Z adalah komponen regional. Komponen regional
direpresentasikan kembali dengan persamaan polinomial:
p n
Z(x, y) = ∑∑ a
n =0 x =0
5
n xin − s y is (2.20)
di sini, a ns adalah ½(p+l) koefisien dan p adalah derajat polinominal, sedangkan x dan
y adalah koordinat.
Bila titik-titik pengamatan tersebut dihubungkan oleh suatu fungsi yang
kemudian fungsi pengamatannya adalah ∆g i (x i , y i ), maka bila fungsi ∆ g (x,y) ini
Metode Gravitasi 16
Metode Geofisika Eksplorasi I
Syarat pada persamaan (2.21) terpenuhi apabila turunan parsial terhadap masing-
masing a ns adalah nol.
⎡N ⎧ 2
⎤
∂ s n−s s ⎫
p n
⎢∑ ⎨∆g i ( xi , y i ) − ∑∑ a n xi y i ⎬ ⎥ = 0 (2.22)
∂a ns ⎢⎣ i =1 ⎩ n =0 s =0 ⎭ ⎥⎦
1
yang mana memberikan ( p + 1)( p + 2) persamaan linier dan a ns dapat ditentukan, n
2
adalah jumlah titik
Orde polinomial Z(x i ,y i ) yang lebih tinggi memungkinkan adanya bagian
residual yang masuk ke dalam regional yang digambarkan. Ketika orde semakin
tinggi, maka residual menjadi tajam dan lebih kecil (Nettleton, 1976). Orde yang
lebih besar menegaskan noise dan error dalam data pengamatan, yang memungkinkan
adanya bagian residual yang tergambar pada regional. Sebaliknya orde polinomial
yang paling rendah memungkinkan adanya bagian regional yang tergambar pada
residual.
Metode Gravitasi 17
Metode Geofisika Eksplorasi I
γMz kρa 3 z
g = g r cos θ = 3 = mGal (2.23)
r (
x2 + z2 )
3/ 2
Metode Gravitasi 18
Metode Geofisika Eksplorasi I
g / gmax
2x 1 / 2
x/z
x
P
θ
z r g
a
ρ
dimana k = 4πγ/3 = 27.9 x 10-3 dimana a, x, z dalam meter, z adalah kedalaman pusat
bola.
Nilai maksimum g adalah :
kedalaman pusat bola dapat ditentukan dari profil. Bila g = gmaks/2, z = 1,3x1/2,
dimana x1/2, adalah setengah lebar profil. Massa bola juga dapat dinyatakan dalam
x1/2, dan g maks, yaitu :
Metode Gravitasi 19
Metode Geofisika Eksplorasi I
⎛ r dφ ⎞
γm⎜⎜ 1 2 ⎟⎟
γmdl
dg r = 2 = ⎝ cos φ ⎠ = γmdφ
r r2 r1
γm cos φdφ
dg1 = dg r cos φ =
r1
ym ⎡ 1 1 ⎤
= −
{ (
⎢
)
z(1 + x 2 / z 2 ) ⎣ 1 + x 2 + z 2 / (y + L ) 2
1
} { ( ) } ⎥
1 + x 2 + z 2 / (y − L ) 2 ⎦
1
jika batang panjangnya tak berhingga, maka batas integrasinya adalah ± π/2 dan
diperoleh :
2 γm
g= (2.24)
⎛ x2 ⎞
z⎜⎜1 + 2 ⎟⎟
⎝ z ⎠
Metode Gravitasi 20
Metode Geofisika Eksplorasi I
ini merupakan nilai pendekatan yang baik bila L > 10z. Kedalaman z pada pusat
batang dari persamaan 2.24, dapat ditentukan dengan menggunakan setengah lebar
profile x1/2
z = x1/2
jika batang horizontal ini menyerupai silinder dengan jari-jari a , maka m dalam
persamaan (2.24) berubah m = π a3ρ
P y o P x o
φ θ g1
r z
r1 L L g r1
θ
dl
l
g / g mx
x1
2
z
radius a
Metode Gravitasi 21
Metode Geofisika Eksplorasi I
δg = 2πργ dl sin φ dφ
g / gmax
φ
z
g
θ
r1
l
r2
x/z
x
0 P
r
dr dl θ
L
z r g
R ρ L >> z
g = 2πγρ∫
z
z+l
{1 − l /(l 2
+ R2 )
1/ 2
}dl
[
g = 2πγρ L + (z 2 + R 2 )
1/ 2
{
− (z + L ) + R 2
2
}
1/ 2
] (2.25)
Metode Gravitasi 22
Metode Geofisika Eksplorasi I
g = 2πγρL (2.25)
ini merupakan penurunan untuk koreksi bouger dengan catatan bahwa g
independen terhadap kedalaman dan hanya bergantung pada ketebalan slab.
2. koreksi terrain dapat di peroleh dengan menggunakan sektor silinder seperti
pada gambar 2.3, dan elemen massa sektor δm = ρ(rθ) dr dl jadi efek
gravitasi
γ (ρrθdrdl)cos φ
δg =
(r 2 + l 2 )
Dengan mengeliminasi r, diperoleh :
δg = γ ρθ dl sin φ dφ
Integrasi pertama dari φ = tan-1 (r1/l) ke tan-1 (r2/l) dan dari l = 0 ke L.
Hasilnya adalah
{
δg T = γρθ (r2 − r1 ) + (r12 + L2 )
1/ 2
− (r22 + L2 )
1/ 2
}
Sebagai turunan dari koreksi terain
Metode Gravitasi 23
Metode Geofisika Eksplorasi I
BAB III
TEORI METODE MAGNETIK
Metode Magnetik 24
Metode Geofisika Eksplorasi I
A. Teori Dasar
Teori magnetik klasik memiliki kemiripan dengan teori gravitasi dan dan
elektrostatika. Kutub-kutub titik magnetik analogi dengan muatan titik listrik dan titik
massa di dalam hukum kuadrat-terbalik (inverse-square law) yaitu gaya-gaya antara
kutub, muatan, atau massa. Gaya antara kutub-kutub magnetik diberikan oleh hukum
Coulomb :
⎛ 1 p1 p 2 ⎞
F = ⎜⎜ ⎟⎟r1 (3. 1)
⎝µ r
2
⎠
dimana F adalah gaya pada p2, dalam dyne, jarak antara kutub p1 dan p2 adalah r
centimeter, µ adalah permeabilitas magnetic, dan r1 adalah suatu vektor satuan
dengan arah dari p1 ke p2. Seperti halnya dalam kasus listrik, gaya magnetostatik
untuk kutub yang berlawanan tanda, akan tarik menarik dan tolak menolak untuk
kutub-kutub yang sama.
Medan magnet H (disebut juga kuat medan magnet) didefinisikan sebagai
gaya per satuan kutub :
F ⎛ p1 ⎞
H' = =⎜ ⎟r1 (3. 2)
p 2 ⎜⎝ µr 2 ⎟⎠
m = 2lpr1 (3. 3)
m adalah suatu vektor dalam arah vektor satuan r1 yang memanjang dari kutub
negatif ke kutub positif.
Medan magnet merupakan akibat adanya aliran arus listrik. Sebagaimana ditunjukan
oleh hukum Ampere (juga disebut hukum Biot-Savart), suatu arus I dalam konduktor
Metode Magnetik 25
Metode Geofisika Eksplorasi I
dengan panjang ∆l menghasilkan, pada titik P, suatu medan magnet H yang diberikan
oleh
∆H = (I ∆l ) x r1 / 4π r 2 (3.4)
∆H
P
r1
∆l
Gambar 3.1. Hukum Ampere. Suatu arus I melalui satu panjang konduktor ∆l
menghasilkan medan magnet ∆H pada titik P;
Suatu benda magnetis yang ditempatkan dalam suatu medan magnet eksternal
akan mengalami termagnetisasi. Magnetisasi disebut juga polarisasi magnet (M) atau
intensitas magnetisasi atau momen dipol per satuan volume. Jika M konstan dan
memiliki arah yang sama secara keseluruhan, benda dikatakan termagnetisasi
Metode Magnetik 26
Metode Geofisika Eksplorasi I
M = k H (3. 5)
Kerentanan magnetik dalam emu berbeda dengan dalam satuan SI oleh faktor 4π,
yakni,
k SI = 4π k 'emu (3. 6)
B = µ 0 (H + M ) = µ 0 (1 + k )H = µ µ 0 H (3.7a)
Metode Magnetik 27
Metode Geofisika Eksplorasi I
1γ = 10-9 T = 1 nT (3. 8)
r p
A(r ) = − ∫ F(r ) ⋅ dr = (3. 9)
−∞ r
Akan tetapi, karena kutub magnetik tidak ada, dianggap ada dipol magnet sebagai
entitas realistik. Berdasrakan Gambar 1.2, kita menghitung A pada titik eksternal :
Metode Magnetik 28
Metode Geofisika Eksplorasi I
⎛p p⎞ ⎧⎪ 1 1 ⎫⎪
A = ⎜⎜ − ⎟⎟ = p⎨ 2 2 − 2 2 1/ 2 ⎬
(3.10)
⎪⎩ (r + l − 2lr cos θ) (r + l + 2lr cos θ) ⎪⎭
1/ 2
⎝ r1 r2 ⎠
⎧⎪ r + l cos θ r − l cos θ ⎫⎪
Fr = − p ⎨ 2 − 2 3/ 2 ⎬
(3.12a)
⎪⎩ ( r + l + 2lr cos θ) ( r + l − 2lr cos θ) ⎪⎭
2 3/ 2 2
⎧⎪ l sin θ l sin θ ⎫⎪
Fθ = p ⎨ 2 2 + ⎬ (3.12b)
⎪⎩ (r + l + 2lr cos θ) (r 2 + l 2 − 2lr cos θ) 3 / 2 ⎪⎭
3/ 2
cos θ
A ≈ m (3.13)
r2
dimana m adalah momen dipol dengan magnitudo m = 2lp. Persamaan (3.11) dan
(3.13) memberikan
⎛m⎞
F = ⎜ 3 ⎟(2 cos θ r1 + sin θ1 ) (3.14a)
⎝r ⎠
dimana vektor satuan r1 dan θ1 dalam arah r dan θ . Resultan magnitudonya adalah
⎛m⎞
F = F = ⎜ 3 ⎟(1 + 3 cos 2 θ)1 / 2 (3.14b)
⎝r ⎠
Fe ⎛1⎞
tan α = = ⎜ ⎟ tan θ (3.14c)
Fr ⎝2⎠
Metode Magnetik 29
Metode Geofisika Eksplorasi I
Dua kasus khusus, θ = 0 dan π/2 pada persamaan (3.12), disebut posisi Gauss-
A (end-on) dan Gauss-B (side-on). Dari persamaan (3.12) ia diberikan oleh
2mr
Fr = Fθ = 0 θ=0 (3.15a)
(r 2
− l2 )
2
m
Fr = 0 Fθ = θ = π/2 (3.15b)
(r 2
+ l2 )
3/ 2
cos θ ⎛1⎞
A = M(r ) 2
= − M ( r ) ⋅ ∇⎜ ⎟ (3.16)
r ⎝r⎠
Potensial untuk semua benda di titik sebelah luar benda (Gbr. 1.4) adalah
Metode Magnetik 30
Metode Geofisika Eksplorasi I
⎛ 1 ⎞
A = − ∫ M(r ) ⋅ ∇⎜⎜ ⎟ dv
⎟ (3.17)
⎝ r0 − r
V
⎠
Resultan medan magnet diperoleh dengan memakai persamaan (3.11) dan persamaan
(3.17). Ini memberikan
⎛ 1 ⎞
F(r0 ) = ∇ ∫ M(r ) ⋅ ∇⎜⎜ ⎟ dv
⎟ (3.18)
⎝ r0 − r
V
⎠
∂ ⎛ ∂ ∂ ∂ ⎞
M ⋅ ∇ = −M = M⎜⎜ l + m + n ⎟⎟ (3.19)
∂α ⎝ ∂x ∂y ∂z ⎠
Metode Magnetik 31
Metode Geofisika Eksplorasi I
∂ ⎛ dv ⎞
A = −M
∂α ∫ ⎜⎜ r
V − r
⎟
⎟ (3.20)
⎝ 0 ⎠
Medan magnet dalam persamaan (3.20) ada dengan kehadiran medan bumi Fe,
yakni, total medan F diberikan oleh
F = Fe + F(ro)
Dimana arah Fe dan F (ro) tidak mesti sama. Jika F (ro) lebih kecil daripada Fe atau
jika benda tidak memiliki magnetis sisa, F dan Fe kira-kira arahnya akan sama.
Dimana F (ro) adalah suatu fraksi Fe yang besar (katakanlah, 25 % atau lebih) dan
mempunyai arah yang berbeda, komponen F (ro) dalam arah Fe, FD, menjadi [Pers.
(3.20)]
∂A ∂2 dv
FD = −f 1 ⋅ ∇A = −
∂f
= M
∂α ∂f ∫V r0 − r
(3.21a)
dimana f1 adalah suatu vektor satuan dalam arah Fe. Jika magnetisasi utamanya
diinduksi oleh Fe, maka
∂2 dv ∂2 dv
FD = M
∂f 2 ∫
V r0 − r
= kFe 2
∂f ∫
V r0 − r
(3.21b)
Masalah interpretasi magnetik adalah jelas lebih kompleks daripada masalah gravitasi
karena medan dipolar.
Potensial magnetik A, seperti potensial gravitasi U, memenuhi persamaan
Laplace dan Poisson. Lanjutkan metode yang digunakan untuk menurunkan
persamaan (2.12) dan (2.13), kita dapatkan
∇ ⋅ F = −∇ 2 A = 4π µ p
p adalah kuat kutub positif per satuan volume pada suatu titik. Kita mengatakan
bahwa suatu medan F menghasilkan suatu reorientasi parsial sepanjang arah medan
acak dipol dasar yang terorientasi. Kasus ini, pada efeknya, suatu pemisahan kutub
Metode Magnetik 32
Metode Geofisika Eksplorasi I
positif dan kutub negatif. Untuk contoh, komponen x dari F memisahkan kuat +q dan
–q dengan suatu jarak ξ sepanjang sumbu x dan menyebabkan suatu kuat kutub
positif (qξ) dy dz = Mx dy dz untuk mendapatkan yang tampak belakang pada gambar
A.2a. Oleh karena kuat kutub melalui permukaan yang berlawanan adalah {Mx +
(∂Mx/∂x) dx} dy dz, kuat kutub positif per satuan volume (p) yang dihasilkan pada
suatu titik oleh medan F adalah − ∇ ⋅ M . Jadi,
∇ 2 A = 4π µ ∇ ⋅ M ( r ) (3.22)
D. Hubungan Poisson
Jika kita memiliki suatu volume yang sangat kecil dengan momen magnet M
= Mα1 dan densitas ρ, kemudian suatu titik yang jauh yang kita punya, dari
persamaan (3.16),
⎛1⎞ ⎛1⎞
A = − M ⋅ ∇⎜ ⎟ = − M∇⎜ ⎟ . α1 (3.24)
⎝r⎠ ⎝r⎠
Sementara itu dari persamaan (2.3a), (2.5), komponen g dalam arah α1 adalah
dU
gα = − = −∇U •α1 (3.25)
dα
Jadi,
⎛M⎞
A = ⎜⎜ ⎟⎟ g α (3.26)
⎝ γρ ⎠
Jika kita memakai hubungan ini untuk suatu benda yang panjang, kita mesti
menjumlahkan kontribusi tiap elemen volume. Diberikan bahwa M dan ρ tidak
merubah benda secara keseluruhan, potensial A dan U akan seperti ini untuk benda
Metode Magnetik 33
Metode Geofisika Eksplorasi I
yang panjang. Oleh karena itu, persamaan (3.24) sampai (3.26) adalah sah untuk
suatu benda yang panjang dengan densitas konstan dan magnetisasi seragam.
Dalam rumusan medan,
⎛M⎞
F = −∇A = −⎜⎜ ⎟⎟ ∇g α
⎝ λρ ⎠
⎛M⎞
= ⎜⎜ ⎟⎟ ∇(∇U • α1)
⎝ γρ ⎠
⎛M⎞
= ⎜⎜ ⎟⎟ ∇U α (3.27a)
⎝ γρ ⎠
dimana Uα = dU/dα. Untuk suatu komponen F dalam arah β1, ini menjadi
Fβ = (M / γρ) U αβ (3.27b)
Hubungan ini digunakan untuk membuat peta pseudogravitasi dari data magnetik.
Metode Magnetik 34
Metode Geofisika Eksplorasi I
BAB IV
MEDAN MAGNET BUMI
Metode Magnetik 35
Metode Geofisika Eksplorasi I
Fe = H e2 + Z e2 = X e2 + Ye2 + Z e2
2
H e = Fe cos I Z e = Fe sin I
tan D = Ye / X e tan I = Z e / H e
Asal dari medan magnet utama ini disebabkan oleh arus listrik yang mengalir
berputar di dalam inti luar bumi yang membentang dari jari-jari 1300 km hingga 3500
km. Inti bumi diasumsikan merupakan campuran besi dan nikel, keduanya konduktor
listrik yang baik. Sumber magnetik bumi dapat dianggap sebagai dinamo-
pembangkit-sendiri (self-excited dynamo) dalam fluida konduktif yang bergerak yang
disebabkan oleh arus konveksi.
Metode Magnetik 36
Metode Geofisika Eksplorasi I
Medan magnet utama ini tidak konstan dalam waktu dan berubah relatif
lamban dan asal perubahan dari perubahan internal bumi, yang dapat dihubungkan
dengan perubahan arus konveksi dalam inti, perubahan kopling inti-mantel,
perubahan laju perputaran bumi. Inklinasi telah terjadi 10o (75o sampai 65o) dan
deklinasi sekitar 35o (10o timur dan 25o barat dan kembali lagi 10o barat). Variasi
sekuler ini mempunyai sifat regional bukan terjadi diseluruh dunia. Magnitudo Fe
pada kutub magnet utara sebesar 60 µT dan pada kutub selatan 70 µT. Nilai
minimum, ~ 25 µT, terjadi di selatan Brazil-Atlantik Selatan. Pada beberapa lokasi,
Fe adalah sangat jauh lebih besar daripada 300 µT karena magnetik dekat permukaan.
Medan magnetik bumi juga mengalami pembalikan selama beberapa kali. Banyaknya
waktu pembalikan medan diketahui melalui suatu skala waktu magnetokronografik.
Metode Magnetik 37
Metode Geofisika Eksplorasi I
1) Diamagnetik
Dalam batuan diamagnetik atom-atom pembentuk batuan mempunyai kulit
elektron yang telah jenuh yaitu tiap elektron berpasangan dan mempunyai spin yang
berlawanan dalam tiap pasangan. Jika mendapat medan magnet dari luar orbit,
elektron tersebut akan membuat putaran yang menghasilkan medan magnet lemah
yang melawan medan magnet luar tadi. Dengan demikian dapat dikatakan material
magnetik tadi mempunyai sifat :
Metode Magnetik 38
Metode Geofisika Eksplorasi I
2) Paramagnetik
Di dalam bahan paramagnetik terdapat kulit elektron terluar yang belum jenuh
yakni ada elektron yang spinnya tidak berpasangan dan mengarah pada arah spin
yang sama. Jika terdapat medan magnetik luar, spin tersebut akan membuat putaran
menghasilkan medan magnet yang mengarah searah dengan medan tersebut sehingga
memperkuatnya. Akan tetapi momen magnetik yang terbentuk terorientasi acak oleh
agitasi termal. Oleh karena itu bahan tersebut dapat dikatakan mempunyai sifat :
a. Suseptibilitas k positif dan sedikit lebih besar dari satu.
b. Suseptibilitas k tergantung kepada temperatur
contoh : piroksen, olivin, gamet, biotit, amfibolit dll.
Mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dan kecil
3) Ferromagnetik
Pada bahan terromagnetik tedapat banyak kulit elektron yang hanya diisi oleh
satu elektron sehingga mudah terinduksi oleh medan luar. Keadaan ini diperkuat lagi
oleh adanya kelompok-kelompok bahan berspin searah yang membentuk dipol-dipol
niagnet (domain) menmpunyai arah searah, apalagi jika di dalam medan magnet luar.
Sifat bahan ferromagnetik :
a. suseptibilitas positif dan jauh lebih besar dari satu
b. suseptibilitas bergantung pada temperutur
contoh : besi, nikel, kobalt.
4) Antiferromagnetik
Pada bahan antiferromagnetik domain-domain tadi menghasilkan dipol
magnetik yang saling berlawanan arah sehingga momen magnetik secara keseluruhan
Metode Magnetik 39
Metode Geofisika Eksplorasi I
sangat kecil. Bahan antiferromagnetik yang mengalami cacat kristal akan mengalami
medan magnet kecil dan suseptibilitasnya seperti pada bahan paramagnetik.
Contoh ; hematit (Fe2O3)
5) Ferrimagnetik
Pada bahan ferrimagnetik domain-domain tadi juga saling antiparalel tetapi
jumiah dipol pada masing-masing arah tidak sama sehingga masih mempunyai
resultan magnetisasi eukup besar. Suseptibilitasnya tinggi dan tergantung pada
temperatur.
Contoh ; magnetik (Fe3O4), ilmenit (FeTiO3), pirhotit (FeS), hematit (FeO2)
Metode Magnetik 40
Metode Geofisika Eksplorasi I
reakasi kimia pada temperatur dibawah titik Curie. Proses ini cukup signifikan
pada batuan sedimen dan metamorf.
4. Isothermal remanent magnetization (IRM), yakni adalah residual yang terjadi
setelah medan eksternal dihilangkan. Magnetik bumi sangat kecil untuk
menghasilkan IRM yang cukup. Sambaran halilintar merupakan penghasil IRM
untuk sauatu daerah yang kecil.
5. Viscous remanent magnetization (VRM), yang dihasilkan oleh eksposur yang
lama dalam medan eksternal, terbentuknya remanen sebagai fungsi logaritmik
waktu. VRM lebih karakteristik untuk batuan berbutir halus daripada batuan yang
berbiji kasar. Remanen ini cukup stabil.
Metode Magnetik 41
Metode Geofisika Eksplorasi I
BAB V
PROSESING DATA MAGNETIK
Metode Magnetik 42
Metode Geofisika Eksplorasi I
besaran fisis yang diukur dapat berupa komponen vertikal medan magnet (survei
permukaan tanah) dan medan magnet total (survey airborne).
Untuk tujuan interpretasi langkah pertama yang dilakukan adalah menyususn
peta magnetik yaitu harga intensitas pada beberapa stasion dipetakan dan dibuat garis
kontur ∆Z yang sama (isoanomali) untuk selang-selang tertentu. Untuk ini diperlukan
interpolasi, yaitu dibuat garis isoanomali percobaan untuk memperoleh trend yang
selanjutnya dikoreksi dengan melakukan interpolasi eksak.
Fp = ⎜ − 2 ⎟ r1 = ⎜ 3 ⎟(− xi − yj+ z p k )
⎛ p⎞ ⎛p⎞
⎝ r ⎠ ⎝r ⎠
Dimana r1 adalah vektor satuan dari P (x,y,0) dengan arah ke kutub (–p). Anomali
vertikalnya adalah
⎛ pz p ⎞
Z = ⎜⎜ 3 ⎟⎟ (5. 1a)
⎝ r ⎠
Biasanya medan kutub Fp, lebih kecil dari pada medan bumi Fe, dan medan total
anomali dapat didekati dengan komponen Fp dalam arah Fe. Dengan menggunakan
persamaan (3.29).
Metode Magnetik 43
Metode Geofisika Eksplorasi I
(Catatan bahwa medan total anomali F, yang mana hanya komponen Fp, dan ini lebih
x max,min =
{ (
z p 3 ± 9 + 8 cot 2 I )
1/ 2
} (5. 2a)
4 cot I
Dimana tanda positif menunjukan nilai Fmax. Nilai maksimum dan minimum F (ingat
bahwa kutub –p merupakan lawan dari kutub +p) adalah :
⎧⎪ p sin I ⎫⎪
⎨ 2 ⎬
⎪ 4z p ⎪⎭
{ (
1 ± 9 + 8 cot 2 I )
1/ 2
}
Fmax,min =⎩ (5. 2b)
{
1 + (x max,min / z p )
2 3/ 2
}
Ada beberapa hubungan antara karakteristik profil dan kedalaman kutub. Bila
Z max Z
Z= , x 1 / 2 = 0,75z p ( Gambar 5.1a) dan bila Z = max , x 1 / 3 = z p , dimana x 1 / 2
2 3
Z max Z
setengah lebar , dan x 1 / 3 setengah lebar max .
2 3
Metode Magnetik 44
Metode Geofisika Eksplorasi I
(a)
Gambar 5.1. Efek magnetik suatu pole (a) Profil F,Z, dan H untuk I = 45o,
(b) kontur Hg = |H+He| untuk Hmax=He=0,38, (c) Profil F
untuk beberapa inclinasi.
Metode Magnetik 45
Metode Geofisika Eksplorasi I
4(x o − x max )
zp = (5. 3b)
(
tan I + 8 + 9 tan 2 I )
1/ 2
F = Fr cos θ − Fθ sin θ =
m
3
( )
3 cos 2 θ − 1
r
=
m
3
(3 cos 2 (I + φ) − 1 )
r
=
m
5
{( ) ( ) }
3 cos 2 I − 1 x 2 − 6 xz m sin I cos I + 3 sin 2 I − 1 z 2m (5. 4a)
r
m
= (2 cos θ sin φ + sin θ cos φ)
r3
=
m
{(2z 2m − x 2 )sin I − 3xz m cos I} (5. 4b)
r5
Metode Magnetik 46
Metode Geofisika Eksplorasi I
H = Fr cos φ − Fθ sin φ
m
= (2 cos θ cos φ + sin θ sin φ)
r3
=
m
5
{( )
2x 2 − z 2m cos I − 3xz m sin I} (5. 4c)
r
Gambar 5.2. Efek magnetic suatu dipole (a) Geometri (b) Profil untuk I = 45o
Metode Magnetik 47
Metode Geofisika Eksplorasi I
Gambar 5.2a menunjukkan geometri model dipole. Untuk suatu lintasan arah
dip, F, H dan Z dapat ditentukan dengan menyelesaikan Fr dan Fθ persamaan (3.14a)
sepanjang dipole dalam arah vertikal dan horizontal, maka :
F = Fr cos θ − Fθ sin θ =
m
3
(3 cos 2 θ − 1)
r
=
m
3
(3 cos 2 (I + φ) − 1)
r
=
m
5
{( ) ( ) }
3 cos 2 I − 1 x 2 − 6 xz m sin I cos I + 3 sin 2 I − 1 z 2m (5. 4a)
r
m
= (2 cos θ sin φ + sin θ cos φ)
r3
=
m
{(2z 2m − x 2 )sin I − 3xz m cos I} (5. 4b)
r5
H = Fr cos φ − Fθ sin φ
m
= (2 cos θ cos φ + sin θ sin φ)
r3
=
m
5
{(2x 2 − z 2m )cos I − 3xz m sin I} (5. 4c)
r
Gambar 5.2b merupakan profil efek magnetik dipole untuk I = 45o. Kurva
dipole lebih tajam daripada kurva untuk monopole. Lebar x* dari kurva Z (Gambar
5.2b) pada ∼Zmax / 2 adalah x* ≈ zm . Hubungan yang sama terjadi juga pada kurva F
Metode Magnetik 48
Metode Geofisika Eksplorasi I
pada jangkauan 30o ≤ I ≤ 90o. Untuk I = 0, profil lebih tajam dan x* ≈ 0,7 zm pada
Fmax / 2.
Bila dipole terpolarisasi secara vertikal, dan untuk kasus I ≥70o, diperoleh :
m(2z 2m − x 2 ) 3mxz m
F=Z= 5
dan H = − (5. 5a)
r r5
m(2x 2 − z 2m ) 3mxz m
F≈H= 5
dan Z = − (5. 5b)
r r5
Bentuk kurva untuk kasus ini ditunjukkan dalam gambar 5.2c dan 5.2d.
• Pada x = 0, ⇒ Z, F maximum :
2m
Z max = Fmax =
z 3m
0,036m
Z min = Fmin = − (5. 6a)
z 3m
• Pada x = ± zm / 2 ⇒ Z = F = 0
m
• Pada x = 0 H min = Fmin = −
z 3m
0,20m
• Pada x = ± 1,2 zm H max = Fmax = (5. 6b)
z 3m
• Pada x = ± zm / √2 H=F=0
Metode Magnetik 49
Metode Geofisika Eksplorasi I
(e)
Gambar 5.2. (c) Profil untuk dipole vertical, (d) Profil untuk dipole
horizontal, (e) Profil F untuk inclinasi medan dan dipole
yang berbeda.
Metode Magnetik 50
Metode Geofisika Eksplorasi I
r32 = d 2 + ( x + d cot ξ - b ) 2
r42 = D 2 + ( x + D cot ξ - b ) 2
φ1 = tan -1 {d/ + ( x + d cot ξ ) }
⎛M⎞ ⎛M⎞
A = ⎜⎜ ⎟⎟g f = −⎜⎜ ⎟⎟∇U. f 1 (5. 7)
⎝ γρ ⎠ ⎝ γρ ⎠
Dimana f1 = ( cos I sin βi’ sin + sin I k). Dengan menggunakan persamaan (3.27a)
diperoleh :
⎛M⎞
F = −∇A = ⎜⎜ ⎟⎟∇(∇U. f 1 )
⎝ γρ ⎠
⎛M⎞
= ⎜⎜ ⎟⎟∇(U x cos I sin β + U z sin I )
⎝ γρ ⎠
⎛ kF
= ⎜⎜ e
⎞
{
⎟⎟ (U xx cos I sin β + U xz sin I )î + (U xz cos I sin β + U zz sin I )k̂ } (5. 8)
⎝ γρ ⎠
Metode Magnetik 51
Metode Geofisika Eksplorasi I
Gambar 5.3. Profil untuk model dike L = ∞, (a) Profil F dan Z untuk I=60o,
β = 45o ξ = 45o, b = 2d, D = 3,5d (b) Profil Z untuk I = 75o β =
0o, ξ = 45o dan ξ = 90o, b = 2d, D = ∞.
Metode Magnetik 52
Metode Geofisika Eksplorasi I
⎛ xz ⎞
U xz = 4γρ∫∫ ⎜ 4 ⎟dxdz
⎝r ⎠
(
⎧ z2 − x2
U zz = 2 γρ∫∫ ⎨
)⎫dxdz
4 ⎬
⎩ r ⎭
Dengan mengganti x dan z menjadi x’ dan z’, koordinat suatu titik dalam dike r2
akan menjadi ( x’2 + z’2 ), maka :
x + z 'cot ξ − b
⎧ −1 ⎫
U xz = 4 γρ∫ z' dz' ⎨ 2 ⎬
⎢
( )
⎩ 2 z' + x ' ⎭ x + z cot ξ
2
D
⎧⎪⎧ z' ⎫ ⎧ z' ⎫⎫⎪
U xz = 2 γρ∫ ⎨⎨ 2 ⎬ − ⎨ 2 ⎬⎬
dz'
⎩⎩ z' csc ξ + 2z' x cot ξ + x ⎭ ⎩ z' csc ξ + 2z' (x − b ) cot ξ + (x − b ) ⎭⎪⎭
2 2
d⎪
2 2
⎧ ⎛r r ⎞ ⎫
U xz = 2γρ sin ξ⎨sin ξ ln⎜⎜ 2 3 ⎟⎟ + cos ξ(φ1 − φ 2 − φ 3 + φ 4 )⎬
⎩ ⎝ r1 r4 ⎠ ⎭
Nilai Uzz dapat diperoleh dengan cara yang sama, dan hasilnya adalah :
⎧ ⎛r r ⎞ ⎫
U zz = 2 γρ sin ξ⎨cos ξ ln⎜⎜ 2 3 ⎟⎟ − sin ξ(φ1 − φ 2 − φ 3 + φ 4 )⎬
⎩ ⎝ r1 r4 ⎠ ⎭
Metode Magnetik 53
Metode Geofisika Eksplorasi I
⎧⎛ rr ⎞ ⎫
Z = 2kFe sinξ⎨⎜⎜ cosI sinξsinβ + sinI cosξ) ln 2 3 ⎟⎟ + (cosI cosξsinβ − sinI sinξ)(φ1 − φ2 − φ3 + φ4 )⎬
⎩⎝ r1r4 ⎠ ⎭
(5. 9a)
⎧⎛ rr ⎞ ⎫
H = 2kFe sin ξ sin β⎨⎜⎜ sin I sin ξ − cos I ln 2 3 ⎟⎟ + (cos I sin ξ + sin I cos ξ )(φ1 − φ 2 − φ 3 + φ 4 )⎬
⎩⎝ r1 r4 ⎠ ⎭
(5. 9b)
⎧⎛ r2 r3 ⎞ ⎫
(
⎪⎜⎜ sin 2 I sin ξ sin β − cos ξ cos I sin β − sin I ln
2 2 2
)
⎟⎟ + ⎪
F = 2 kFe sin ξ ⎨⎝ r1 r4 ⎠ ⎬
⎪
( ) ⎪
⎩sin 2 I cos ξ sin β + sin ξ cos I sin β + sin I (φ 1 − φ 2 − φ 3 + φ 4 )⎭
2 2 2
(5. 9c)
Parameter hasil dalam persamaan ini kadang kadang dapat ditemukan dari interpretasi
survey ground, tapi secara umum ini tidak dapat dilakukan eksplorasi airborne.
Metode Magnetik 54
Metode Geofisika Eksplorasi I
BAB VI
METODE SEISMIK REFLEKSI
A. Reflektor Horizontal.
Gambar 6.1 menunjukan suatu reflector horizontal (dip=0). Bidang refleksi
AB dengan kedalaman h dibawah sumber S. Gelombang dipancarkan dari S
direfleksikan dengan membentuk sudut sebesar sudut datang gelombang. Analisis
penjalaran gelombang refleksi ini lebih mudah dengan menggunakan titik bayang I.
t
M
N to
x
x tD =
tD = − V
V
0 x
x
R' S R
α D
h α α
A B
C
α
I
Metode Seismik 55
Metode Geofisika Eksplorasi I
panjang lintasan SCR. Oleh karen t = IR/V dan x sebagai jarak sumber ke geophone
(offset) maka dapat tulis :
V 2 t 2 = x 2 + 4h 2
V2r 2 x2 (6. 1)
− =1
4h 2 4h 2
h = 12 Vt 0 (6. 2)
x 2 4h 2 x 2
t2 = + 2 = 2 + t0
2
2
(6. 3)
V V V
Jika diplot t2 terhadap x2 akan diperoleh suatu garis lurus dengan kemiringan
(1/V2) dan intercept to2. “Metode X2- T2” ini merupakan metode dasar untuk
menentukanV.
Metode Seismik 56
Metode Geofisika Eksplorasi I
2h ⎧⎪ ⎛ x ⎞ ⎫⎪ 2
2 ⎧⎪ ⎛ x ⎞
2
⎫⎪ 2
t= ⎨1 + ⎜ ⎟ ⎬ = t ⎜
0 ⎨1 + ⎜
⎟⎟ ⎬
V ⎪⎩ ⎝ 2h ⎠ ⎪⎭ ⎪⎩ ⎝ vt 0 ⎠ ⎪⎭
⎧⎪ 1 ⎛ x 2
⎞ 1⎛ x ⎞
4
⎫⎪
= t 0 ⎨1 + ⎜⎜ ⎟⎟ − ⎜⎜ ⎟⎟ + ...⎬ (6. 4)
⎪⎩ 2 ⎝ Vt 0 ⎠ 8 ⎝ Vt 0 ⎠ ⎪⎭
x 22 − x 12
∆t = t 2 − t 1 = (6. 5)
2V 2 t 0
Bila salah satu geophone berada pada sumber, maka ∆ t dikenal sebagai moveout
normal yang ditandai sebagai ∆ tn, maka,
x2
∆t n = (6. 6)
2V 2 t 0
x
2
x
4
x2 ⎧⎪ ⎛ x ⎞ 2 ⎫⎪
∆t n = − = ⎨1 − ⎜ ⎟ ⎬ (6. 7)
2V 2 t 0 8V 4 t 30 2V 2 t 0 ⎪⎩ ⎝ 4h ⎠ ⎪⎭
Metode Seismik 57
Metode Geofisika Eksplorasi I
⎛π ⎞
V 2 t 2 = IR 2 = x 2 + 4h 2 − 4hx cos⎜ + ξ ⎟
⎝2 ⎠
V2t2
−
( x + 2h sin ξ )
2
=1
(2h cos ξ)2 (2h cos ξ)2
t
M
∆t d
N
x = −2h sin ξ
x
x tD =
tD = − V
V
0 x
∆x ∆x
R' S R
⎛1 ⎞
⎜ π + ξ⎟
⎝2 ⎠
A ξ h
C" C' C
h B
I
Gambar 6.2. Geometri dan kurva traveltime untuk reflektor miring
Metode Seismik 58
Metode Geofisika Eksplorasi I
Seperti halnya reflektor horizontal, kurva traveltime untuk reflektor miring ini
juga berbentuk hyperbola, namun sumbu simetrinya berada pada garis x = -2h sin ξ
sebagai pengganti pada sumbu t. Dengan mengambil x = 0 pada persamaan (6.8)
akan diperoleh hasil seperti persamaan (6.2). Sebagai catatan bahwa h disini bukan
kedalaman vertikal. Selanjutnya untuk memperoleh dip ξ , persamaan (6.8)
diselesaikan untuk t dengan asumsi bahwa 2h lebih besar dari pada x dan
mengekspansikannya, maka
1/ 2
2h ⎧⎪ ⎛ x 2 + 4hx sin ε ⎞⎫
t= ⎨1 + ⎜ ⎟⎟⎬
V ⎪⎩ ⎜⎝ 4h 2 ⎠⎭
⎛ x 2 + 4hx sin ε ⎞
⎜
= t 0 ⎜1 + 2
⎟⎟
⎝ 8 h ⎠
⎛ ∆x sin ξ ⎞ 2∆x
∆t d = t 1 − t 2 ≈ t 0 ⎜ ⎟≈ sin ξ
⎝ h ⎠ V
Metode Seismik 59
Metode Geofisika Eksplorasi I
Besaran ( ∆td / ∆x) disebut dip moveout. Dip ditentukan dari persamaan berikut :
v ⎛ ∆t d ⎞
sin ξ = ⎜ ⎟ (6. 9)
2 ⎝ ∆x ⎠
Untuk sudut kecil ξ = sin ξ , jadi dip berbanding langsung ∆td / ∆x .
Metode Seismik 60
Metode Geofisika Eksplorasi I
BAB VII
METODE SEISMIK REFRAKSI
V1 ∆t V1
sin θ = = = sin θ c . (7. 1)
V2 ∆t V2
x'
O O N
θc z θ c θc R
θ
V1∆t
V1 θ
P V2 ∆t Q
M V2 M
Metode Seismik 61
Metode Geofisika Eksplorasi I
Gelombang refraksi yang sampai di geophone R melalui lintasan OMPR. Waktu jalar
t gelombang adalah :
Metode Seismik 62
Metode Geofisika Eksplorasi I
OM MP PR MP OM
t= + + = +2
V1 V2 V1 V2 V1
x − 2z tan θ c 2z
t= +
V2 V1 cos θ c
x 2z ⎛ V ⎞
t= + ⎜⎜1 − 1 sin θ c ⎟⎟
V2 V1 cos θ c ⎝ V2 ⎠
x 2z cos θ c
t= + (7. 2)
V2 V1
x
t= + t1 (7. 3)
V2
(2z cos θ c ) V1 t 1
dimana t 1 = atau z =
V1 2 cos θ c
Persamaan (7.3) merupakan persamaan garis lurus dengan kemiringan 1/V2
dan intercept dengan sumbu t adalah ti. Hal ini disajikan pada gambar 7.2 di mana
OMQ dan OMPR adalah dua lintasan gelombang refraksi dan kurvanya dilukiskan
garis DWS.
Masalah yang akan dipecahkan pada metode seismic refraksi pada umumnya
menentukan kedalaman z dan kecepatan rambat gelombang medium V1 dan V2.
Kecepatan rambat ini dapat diperoleh dengan menentukan kemiringan kurva.
Kemiringan kurva travel-time gelombang langsung merupakan kebalikan V1 dan
kemiringan kurva travel-time gelombang refraksi merupakan kebalikan V2. Dengan
mengetahui kecepatan rambat gelombang selanjutnya dikalkulasi sudut kritis θ c , dari
⎛V ⎞
hubungan θ c = sin −1 ⎜⎜ 1 ⎟⎟ dan dengan menggunakan perpotongan kurva pada sumbu
⎝ V2 ⎠
t (intercept ti) dapat ditentukan z dari persamaan (7.3). Gelombang refleksi pada
Metode Seismik 63
Metode Geofisika Eksplorasi I
bidang batas AP, digambarkan pada kurva travel-time sebagai kurva hiperbola CDE
sedangkan gelombang langsung digambarkan sebagai garis lurus OF.
Persamaan (7.3) dapat digeneralisir untuk kasus lebih dari satu reflector
horizontal. Pada gambar 7.3. ada tiga medium dengan kecepatan jalar gelombang V1,
V2, dan V3. Bila V2 > V1, lintasan gelombang refraksi adalah OMPR dan kurva
travel-time-nya dilukiskan sebagai garis WS. Bila V3> V2> V1, gelombang akan
direfraksikan lebih dalam. Lintasan gelombang refraksi OM'M''P''P'R'. Pernyataan
untuk kurva travel time ST diperoleh,
Metode Seismik 64
Metode Geofisika Eksplorasi I
2z 1 2z 2 x − 2z 1 tan θ1 − 2z 2 tan θ c
t= + +
V1 cos θ1 V2 cos θ C v3
x 2z 2 ⎛ V2 ⎞ 2z 2 ⎛ V1 ⎞
t= − ⎜⎜1 − sin θ c ⎟⎟ + ⎜⎜1 − sin θ1 ⎟⎟
V3 V2 cos θ1 ⎝ V3 ⎠ V1 cos θ1 ⎝ V3 ⎠
x 2z 2 2z
t= + cos θ c + 1 cos θ1
V3 V2 V1
x
t= + t2 (7. 4)
V3
Dari persamaan ini tampak bahwa juga merupakan garis lurus. Kemiringan kurva
adalah 1/V3 yang merupakan kecepatan jalar gelombang sesmik lapisan ketiga. Suku
t2 dari persamaan 7.4. merupakan intercept kurva dengan sumbu t, yang merupakan
jumlah suku ( 2zi / Vi cos θi). Berdasarkan hal ini maka dapat digeneralisir untuk n
lapisan horizontal, yaitu :
x n −1 2z i
t= +∑ cos θ i (7. 5)
Vn i =1 Vi
Metode Seismik 65
Metode Geofisika Eksplorasi I
AM + BP MP
t= +
V1 V2
z + z B AQ − (z A + z B ) tan θ c
= A +
V1 cos θ c V2
x cos ξ z A + z B
= + cos θ c
V1 V2
Gambar 7.4. Penjalaran gelombang dan kurva travel-time untuk reflektor miring
Untuk kasus downdip, jarak dari shotpoint ke refraktor itu adalah zA. Dengan
mengeliminasi zB dari hubungan Z B = Z A + X sin ξ , maka diperoleh waktu jalar
downdip td adalah :
Metode Seismik 66
Metode Geofisika Eksplorasi I
x cos ξ x 2z
td = + cos θ c sin ξ + A cos θ c
V2 V1 V1
2z
sin (θ c + βξ ) + A cos θ c
x
= (7. 6)
V1 V1
sin (θ c + ξ ) + t A
x
=
V1
dimana
2z A
tA = cos θ c
V1
Sedangkan bila pada titik B merupakan shootpoint dan titik A merupakan detector,
maka disebut dengan updip. Dengan mengeliminasi zA, diperoleh waktu jalar updip,
yaitu:
sin (θ c − ξ ) + t B
x
tu = (7. 7)
V1
dimana
2z B
tB = cos θ c
V1
Persamaan (7.6) dan (7.7) ini dapat dinyatakan dalam bentuk yang sama dengan
persamaan (7.4), yaitu :
x ⎫
td = + tA ⎪
Vd ⎪
⎬ (7. 8)
x
tu = + tB ⎪
Vu ⎪⎭
Di mana
V1 V1
Vd = dan Vu = (7. 9)
sin (θ c + ξ ) sin (θ c − ξ )
Metode Seismik 67
Metode Geofisika Eksplorasi I
⎧ −1 ⎛ V1 ⎞ ⎞ ⎫⎫
⎛V
1 ⎪sin ⎜⎜ ⎟⎟ + sin −1 ⎜⎜ 1
⎟⎟⎬⎪
θc = ⎨ ⎝ Vd ⎠ ⎠ ⎭⎪
⎝ Vu
2⎪ ⎪
⎩ ⎬ (7. 10)
⎪
1 ⎧⎪ −1 ⎛ V1 ⎞ −1 ⎛ V1 ⎞
⎫ ⎪
ξ = ⎨sin ⎜⎜ ⎟⎟ − sin ⎜⎜ ⎟⎟⎬
2 ⎪⎩ ⎪
⎝ Vd ⎠ ⎝ Vu ⎠⎭ ⎭
Jarak kepada refraktor zA dan zB, dapat ditentukan dari intercept dengan
menggunakan persamaan (7.6) dan (7.7).
Persamaan (7.9) dapat disederhanakan bila ξ cukup kecil dan memenuhi cos
ξ = 1 dan sin ξ = ξ . Dengan penyederhanaan ini, persamaan (7.9) menjadi
V1
= sin (θ c + ξ ) ≈ sin θ c + ξ cos c
Vd
V1
= sin (θ c − ξ ) ≈ sin θ c − ξ cos c
Vu
Karena,
V1 V1 ⎛ 1 1 ⎞
sin θ c = ≈ ⎜⎜ + ⎟
V2 2 ⎝ Vd Vu ⎟⎠
dimana,
1 1⎛ 1 1 ⎞
≈ ⎜⎜ + ⎟⎟.
V2 2 ⎝ Vd Vu ⎠
Metode Seismik 68