PERBANDINGAN PERSAMAAN KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR
| KESELURUHAN UNTUK PERANCANGAN PENUKAR KALOR
Yuli Setyo Indartono
‘Mahasiswa Program Sarjana Jurusan Teknik Mesin ITB
Ari Darmawan Pasek
Laboratorium Termodinamika PAU-IR ITB
ABSTRAK
‘Makalah ini membafas perbandingan bermacan-macam persamaan koetisien perpindahan kalor
keseluruhan yang dapat digunakan untuk perancangan penukarKalor janis cangkang pipa dengan
fluid kefja gas has! pembakaran dan udara. Untuk memadahkan proses perbandingan tersobut
ibuet suatu program komputer yang memuat juga sfatsifat tormodinamika gas hasil
pembakeran den udara yang diprlukan. Uniuk suatu kondisi operas fertntu, perukar kalorhasi
perancangan kemuclan albandingkan dengan penukar kalor yang ada di indusbi. Berdasarkan
has studi yang dbuatciketahui bahwa persamaan koefsien perpindahan kalor Keseluruhan yang
‘erbaik adalah persamaan yang dusulkan oleh Babcock & Wilcox,
ABSTRACT
This paper concer with comparison of various heat transfer equations which can be used in the
design of a sholl end tube heat exchanger for combustion gas and air. A computer programme
which also includes the thermodynamics properties ofthe gas and air was made for that purpose.
Characteristics of the heat exchangers are then compared with the existing industrial heat
exchanger. it wes found thatthe overal heat transfer coefcient equation proposed by Babcock &
)
|
|
|
|
Wilcock gives the best resuts.
KEYWORDS: HEAT EXCHANGER, OVERALL HEAT TRANSFER COEFFICIENT
4, PENDAHULUAN,
Dalam perencengan penukar kalor ciperukan perhitungan
besamya koefisien perpindahan panas keselruan (U). Untuk
keperluan tersobut tordapat beberapa persamaan teortk dan
‘empirik yang dapat digunakan. Dalam makelah ini aken
bandingken beberapapersamaan koefisien perpindahan
peanas keseluruhan yang ditemui pada bebarapa itealur untuk
perancangan penukar Kelor khususrya penukar Kalor jnis
ceangkang pipa dengan fluid kerja gas has! pembakaran dan
dara. Dengan menagunakan persamaan-persamaan tarsebut
‘ken dihitung luas permuaan perpindahen panas penukar
‘alor cangkang - pipa pada suatu konds! operas tetentu
Hasitpethitungen Kemudian cbandingkan dengan vas
permukaan penpindahan kalor penukar Kalor yang ada. of
industt pada kondisi oparasi yang sama. Dengan demikian
persamaan kosfisien parpindahan panas kesoluruhan yang
‘erbelk dapat ciketahui
2. METODOLOGI PERANCANGAN
Dalam perancengan penukar kalor biesanya digunaken
‘metoda LMTD atau NTU - efektivitas. Metoda LMTO biasanya
cigunaken jka semua Kondis luda pada stasion masuk dan
keluar diketahui, sedangkan metoda NTU-fektivitas dapat
digunakan meskipun Kondisi fuide pada stasion masuk dan
keluar tidak serwanya. diketahui. Pada makalah ini akan
sibahas penggunaan metoda LMTD untuk konds! yang
MESIN Vol. XI No. 2
biasanya hanya berlaku bagi motoda NTU-efektivites. Hasi
pereneangan dbandinglan dengan hail yang diperolch
dengan menggunakn metoda NTU-cfetivitas.
Dengan mengetahuijenis penuikarKalor, jenis fica, dan lau
‘massa fluid, serta beberapa kondisl pada stesion masuk dan
kel.uar dapat dhitung efektvitas dan perbandingan kapasias|
ppanas. Kemudian dengan menggunakan hubungan NTU dan
cefektvtas dapat ditentukan besemya NTU. dengan demixen
dai defiisi NTU dapat diitung besamya vas peimukean
porpindahn penas,
Untuk metoda LMTD, Stoecker [3] mentrunkan persanan
Untuk mencari femperatur Keluar salah satu fluida dengan
20
1000 < Recmar < 2x10"
07 < Pr< 500
semua parameter pada Persemean (22) dievaluasi pada
temperatur ratzvela aitmatk, Kecuall Pre dievaluasi pada
ternperatur permukaan. Untuk jumizh baris pipa kureng dati
20, maka hargabitangan Nusselt pada Persamaan (2a) harus
cdkoreksi dengan suatu konstenta [1].
Aran internal
‘Aran intemal terjac pada fuida yang mengalir & dalam pipe.
Perpindahan Kelor paca alan intemal cibedakan atas kasus
‘fuks panes Konstan den temperatur pormukaan Konstan.
Untuk kasus fluks panes Konstan, Ineropera [1] menurunkan
korelas bilangan Nussett dari persamaan energi untuk daerah
borkembang mantap, sebagai berkut
»D :
Muy = 52 = 436. gt =konstan ®
Sodang untuk kasus temperatur pormukaan Konstan, Kays [1],
‘memberikan Korelasi bagi bilangan Nusselt sebagai berkut :
AD
Mp = FP = 366 Te konstan 4
Karena pada daerah masuit harga koefisien perpindahan kelor
‘konveXsi relat lebih besar dibanding harga koofisien konveksi
pada daerah berkembang mantap, meka untuk harga,
[(Rep Pero)" (urn,)"]a2
dimana
Rep =2P @
Hu
r= bilangan Prandtl, L = panjang pina, D = diameter dalam
pipa, V = kecepatan fhida di dalam pipa, dan 1 = viskositas
dinamrik fuida pada tomperatur rata-ala fluida, Sieder and
Tate {1}, merumuskan harga bilangan Nusselt sebagai berikut:
a3
*) 8 (4) 7
LID) (ug
Pada persamaan tersebut semua paremeter devalues! pada
temperatur ratavata artmatk, Kecuali yx diovaluasi pada
temperatur_ pemukean. Sedangkan untuk aliran turbulen
dalam plpa, Kirlloy dan Popov {1} memberkan dua korelash
bilangan Nusselt. Untuk 10*< Re <5 X 10°, bilangan Nussalt
dlfornulasikan sebagai berkut
MDSIN Vol. XI No. 2(/18)Rep Pr
1,074 12,7(7 8)" (Pr*—1)
Untuk 2300 < Re < 5 X 10° Grialinski [1] memformulasikan
bilangan Nusselt sebagal berkut :
Nup =
(£/8)(Re p -1000) Pr
Tas)" 7—1)
-dengan harga faktor friksi dapat diperoleh dari Diagram Moody
atau dari persamaan :
S=(0.791nRep-164)* @)
Nap = ®
Koefision Perpindahan Kalor Keseluruhan
Dalam perancangan cigunekan lima jenis pereamaan
koefisien perpindatian kalor keseluruhan, Persamean pertama
citurunkan berdasarkan koefsien parpindahan kalor gebungan
dari oefisien perpindahan kalor Konveksi, konduksi, dan
fakior pengotor pada dinding pipa. Koefison perpindehan
kalor keseluruhan tersebut cformulasikan [1] sebagal berkut:
1
I 7 (109)
1 in’? “(i 1)
+R, tind + LR, 9+
4 TEE NSO,
Ry menyatakan faktor pengotor sisi dalam pipa, Rte
‘manyatakan faktor pengotor pada sisi luar pipa. Harga kedua
faktor fersebutterganiung pada jenis fluda yang digunakan
[1], Parameter h menyatakan Koefisien perpindshan kalor
onveksi, k menyatakan konduktiitas ermal pipa,
‘menyatakan jarijari pipa, Harga U biasanya juga tergantung
pada jnisfuda yang mempertukarkan kalomya [1]
Persemaen di atas tidak melbatkan rediasi. Empat
‘persamaan Kefisien perpindahan panas keseluuhan lainnya
‘merupakan persamaan korelasl yang melbatkan perpindahan
panas radiesi.
‘Untuk pemanas udara, Babcock & Wileox [5] secara umum
memberikan besamya koetision perpindahan panas raciasi
ssebesar 1,1356 Wine K. Dengan demikian Persamaan (10a)
‘mengalami modifikasi sebagei berkut :
Persameen korelasi ketiga mir Persamaan (10b), akan total
koefsien perpindahan ppanas radiasi (U)) merupakan fungs!
LMTD dan konduktvitas material
MBSIN Vol. XI No. 2
Persaraan korles!keempat dpercich dari Babcock & Wilcox
FB] dengan mengebeikan faktor geometti (perbendingan
ameter) dan konduktvitas material.
if (U4) Fen A
“(G40 tea)
U, merupekan koofision’ perpindahan panes radiasi_ yang
merupakan fungsi deri LMTD dan tomperatur ratarata
‘material. Ug dan Use merupakan kosfisien perpindahan panas
onveks! pada kedua sisi flida yang mempertukarken
kalorya,
Persamaan korelasi kelima mirp dengan Persamaan (10c),
‘ken tetapi harga Ur dgantixan dengan harga yang bissa
‘digunakan untuk pemanas dara.
ge Cette en a
(11356+0 Veg)
Has peritungan luas permukaen perpindahen panes dengan
menggunaken persemaan-persamaan koefsien perpindahan
olor Kesoluruhan tersebut akan dbandingkan dengan vas
‘permukaan_perpindahan kelor pada penukar kalor indus
‘yang tal cfsebutkan sebelumnya.
4, PROSEDUR PERHITUNGAN
JJahap-tahap pethitungan yang dilekukan oleh komputer
‘ureken dalam tabel berikut ini;
‘Tabel 1 Prosedur perhitungan
TARA. PROSEDUR
v1 Tmasukan yang dpertkan bapa
jens alan fida
démensippa
jeri fuida
susunan berkas pipa
porkraan aval harga U
2 | marin cara petitungan
* cara
Masukan yeng detiuken:
temperatur masuk dan Keluar fuida pada
cangkang,fompealur kelvarfuia sis
Pipa dan harga w =(x